Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kajian Teknis Tahapan Persiapan Pengembangan Energi Laut di Indonesia Arief, Irfan Syarif; Fitri, Sutopo Purwono
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3428

Abstract

Potensi energi laut di Indonesia tersebar di berbagai wilayah kepulauan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Terdapat tiga potensi energi laut yang telah dilakukan penelitian dan implementasi di dunia yaitu 1) potensi energi arus laut 2) potensi energi gelombang laut dan 3) potensi konversi energi thermal laut  atau terkenal dengan istilah OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion). Indonesia memiliki potensi energi laut tersebut misal potensi energi arus laut yang terdapat di beberapa selat seperti selat Larantuka, Toyapakeh dan selat Alas. Sedangkan potensi energi gelombang di sepanjang pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Bali, Lombok , NTT dan NTB. Untuk potensi OTEC di laut utara pulau Bali , Lombok sepanjang arah ke timur serta sekitar pulau Sulawesi dan pulau Papua. Makalah ini akan memaparkan tentang persiapan apa yang harus dilakukan bagi pengembang energi laut diantaranya adalah 1) strategi pengembangan energi laut 2) penentuan lokasi 3) kelayakan proyek 4) desain proyek dan pengembangannya 5) fabrikasi dan instalasi proyek 6) operasi dan pemeliharaan 7) decommissioning. Tahapan-tahapan ini untuk membantu pemerintah, peneliti dan investor untuk mengoptimalkan potensi energi laut di daerahnya masing-masing.
Simulasi CFD Fluida Udara pada Reefer Container Yard yang Menggunakan Sistem Solar Panel Roof Ericson Posmanov Martua Silalahi; Sutopo Purwono Fitri; Achmad Baidowi
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56491

Abstract

Perdagangan peti kemas yang meningkat setiap tahunnya membuat pelabuhan harus meningkatkan fasilitas bongkar muat mereka. Adanya isu mengenai greenport yang mengharuskan penghematan energi serta pengurangan produksi CO2 juga mempengaruhi perkembangan pelabuhan. Oleh karena itu, selain menambah alat bongkar muat, pelabuhan juga mulai mengelektrifikasi hampir seluruh alat bongkar muat yang dimiliki. Akibatnya konsumsi listrik akan semakin meningkat. Konsumsi listrik paling besar pada pelabuhan ada pada lahan penumpukan reefer container. Untuk menangurangi penggunaan energi listrik tersebut, maka diaplikasikan solar panel roof menjadi alat untuk memanfaatkan matahari sebagai sumber alternatif energi listrik. Selain sebagai alat alternatif penghasil energi listrik, dengan adanya atap yang dipasangkan pada lahan penumpukan reefer container membuat panas pada dinding kontainer menjadi berkurang sehingga harapannya konsumsi listrik pada lahan penumpukan reefer container juga dapat berkurang. Pada studi ini disimulasikan penggunaan solar panel roof pada reefer container yard dengan bantuan aplikasi CFD untuk melihat persebaran panas pada fluida udara yang ada disekitar kontainer sebelum dan sesudah diaplikasikan. Selain itu pada studi ini juga dilihat penghematan yang terjadi setelah mengaplikasikan solar panel roof. Pada analisa transient thermal, udara sekitar kontainer berpendingin yang menggunakan atap dan tidak memiliki selisih rata-rata sebesar 21ºC. Pada analisa fluid flow, udara sekitar kontainer berpendingin yang menggunakan atap dan tidak memiliki selisih sebesar 26,482ºC. Pada simulasi tanpa atap, temperatur udara sekitar kontainer berpendinginnya adalah 57,532ºC pada analisa transient thermal dan 59,872ºC pada analisa fluid flow. Pada simulasi dengan atap, temperatur udara sekitar kontainer berpendinginnya adalah 31,808˚C pada analisa transient thermal dan 33,39ºC pada analisa fluid flow. Penghematan konsumsi energi yang didapat ketika mengaplikasikan solar panel roof pada container yard adalah sebesar 36,57% pada tier 4, 31,08% pada tier 3, 31,04% pada tier 2, dan 31,72% pada tier 1.
Simulasi Aliran Fluida (Minyak) Pada Hydraulic Wave Energy Converter Menggunakan Pendekatan CFD (Computational Fluid Dynamics) Sigit Purnomo Hadi; Sutopo purwono Fitri
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.657 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i1.5803

Abstract

Pada era sekarang ini, banyak dikembangkan sistem pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga gelombang air laut. Untuk mendapatkan sistem yang efisien dalam penerapan sistem pembangkit listrik dimana semakin besar putaran yang dihasilkan maka semakin besar output daya yang didapatkan. .Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kapasitas, tekanan, dan kecepatan fluida sehingga dapat menghasilkan output yang tinggi sesuai dengan bentukan sudut bandul yang sudah direncanakan. Pada simulasi ini divariasikan sudut bandul ponton (20°,25°,30°,35°,40°). dengan rancangan ini akan dihasilkan putaran terendah 1790.148 rpm dan daya sebesar 44. 65 kW pada variasi sudut bandul ponton 20° serta putaran tertinggi 1922.185 rpm dan daya sebesar 73.69 kW pada variasi sudut bandul ponton 20°.
Kajian Teknis Sistem Konversi Pneumatis Energi Gelombang Laut Menggunakan Tanki Bertekanan Dan OWC (Oscillating Water Column) Achmad Achmad Kurniawan; Sutopo Purwono Fitri; Hari Hari Prastowo
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.483 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i1.6034

Abstract

Semakin tahun populasi penduduk di Indonesia selalu meningkat sehingga kebutuhan konsumsi energi listrik begitu tinggi. Di Indonesia, pembangkit listrik banyak menggunakan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar utama, padahal potensi energi alternatif dan ramah lingkungan di Indonesia dapat dimaksimalkan, misalnya energi gelombang laut. Pada penelitian ini difokuskan pada evaluasi kinerja sistem pembangkit listrik tenaga gelombang laut menggunakan tanki bertekanan dan multiple OWC (Oscillating Water Column). Pada percobaan yang telah dilakukan, dengan tekanan 4.5 bar pada tanki bertekanan dengan volume 0.5 m3, putaran yang dihasilkan generator adalah 1876 rpm dan daya luaran generator yang dihasilkan adalah 168 watt. Waktu pengisian tanki bertekanan lebih efektif jika menggunakan multiple OWC (Oscillating Water Column)
Analisa Tegangan Pada Vertical Subsea Gas Pipeline Akibat Pengaruh Arus dan Gelombang Laut dengan Metode Elemen Hingga Rafli Ramadani; Hari Prastowo; Sutopo Purwono Fitri
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.682 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i2.11755

Abstract

Pipa gas bawah laut merupakan salah satu cara utama yang paling cepat, aman, ekonomis, dan dapat diandalkan dalam pendistribusian gas dari offshore. Faktor tegangan pada jalur pipa gas bawah laut merupakan kunci utama dalam proses operasinya. Tegangan tersebut dapat disebabkan dari beban internal pada pipa ataupun beban eksternal yang berasal dari lingkungan dimana pipa tersebut beroperasi. Untuk mengetahui distribusi tegangan pada pipa akibat beban eksternal berupa arus dan gelombang laut maka dilakukan simulasi dengan metode Computational Fluid Dynamic (CFD) menggunakan software SOLIDWORKS untuk pembuatan obyek dan domain yang selanjutnya disimulasikan menggunakan software ANSYS FLUENT dan AQWA 14. Simulasi dilakukan pada pipa vertikal dimana dalam simulasi pipa tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Pipa bagian atas memiliki panjang pipa sebesar 7700 mm pada garis air 15400 mm – 23000 mm, pipa bagian tengah memiliki panjang 7700 pada garis air 7700 mm – 15400 mm, dan pipa bagian bawah memiliki panjang 4650 mm untuk pipa lurusnya dan memiliki tambahan elbow 90° dengan jari-jari sebesar 3050 m berada pada garis air 0 mm – 7700 mm. Selanjutnya, simulasi dilakukan dengan variasi kecepatan arus sebesar 0.48 m/s untuk potongan pipa bagian tengah dan 0.75 m/s untuk potongan pipa bagian bawah. Sedangkan untuk pipa bagian atas disimulasikan dengan periode gelombang sebesar 6.4 s dengan tinggi gelombang sebesar 2.3 m. dari hasil pemodelan dan simulasi didapatkan distribusi tegangan dan tegangan maksimum untuk setiap potongan pipa. Potongan pipa bagian bawah memiliki tegangan maksimum sebesar 1830.629 Pa. Potongan pipa bagian tengah memiliki tegangan maksimum sebesar 18.68415 Pa. potongan pipa bagian atas memiliki tegangan maksimum sebesar 6733.2 Pa. Dari ketiga simulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa beban gelombang yang paling besar dampaknya untuk pipa vertikal tersebut. Umur sisa kelelahan untuk pipa vertikal adalah sebesar 65982173.7 tahun untuk m = 4.0 dan 9775722903 tahun untuk m = 5.0.
Simulation of Double Walled Pipe Impact to Crude Oil Flow in Subsea Pipeline System Dhimas Permadi; Sutopo Purwono Fitri; Wolfgang Busse
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.771 KB) | DOI: 10.12962/j25481479.v2i3.2721

Abstract

Crude oil contains mixed of hydrocarbons, the most commonly found molecules are alkanes (paraffins), cycloalkanes (naphthenes), aromatic hydrocarbons, or more complicated chemicals. In the process of taking crude oil in subsea pipeline system with depth 1200 meters, the contents of crude oil like sulfur, paraffin, asphalt could deposit in the wall of the pipe because of the different temperature between crude oil and wall of the pipe. The deposition can make blockage to the pipe and cause crude oil flow to be slow or stop. In this bachelor thesis, will be design double walled pipe for Subsea pipeline system with depth 1200 meters and simulation double walled pipe to knowing the impact of double walled pipe to crude oil flow in Subsea with depth 1200 meters. Based on the simulation that has been done, using double walled pipe could stabilize the temperature between crude oil and wall of the pipe. It shows that the average of temperature decrease using double walled pipe is only 0.125 K for 12 meters. So, it could get the conclusion based on the simulation of double walled pipe that the impact to crude oil flow is there’s no blockage in the pipe and the crude oil flow will steady.
Waste Heat Recovery from Exhaust Gas and Cooling Water as Water Heater on Domestic System of a Cruise Ship 48 meters Sutopo Purwono Fitri; Agoes Santoso; Nizar Febri Anggriawan
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.735 KB) | DOI: 10.12962/j25481479.v3i3.4880

Abstract

Cruise ship is a ship used for recreational and entertainment purposes. As a means of vacation and entertainment, the design of this transportation equipment requires more attention. The design of the ship itself must be able to make it comfortable for the passengers. One way to increase comfort for cruise ship passengers is by adding heating water to the domestic system. Will need a large amount of electrical energy if you use an electric heater. While in the engine room there is exhaust heat that can be utilized. The purpose of this final project is to plan the utilization of waste heat contained in the exhaust gas and cooling water system (high temperature) as a water heater on the domestic system. The method used is analysis of calculations and references from other sources. From the results of the calculation analysis it was found that the hot water requirements of this vessel were 3409 liters/day and needed a heat 167.12 kJ/s to increase the water temperature from 250C to 660C. From the calculation results, the 50% load engine has a heat 469 kJ/s, 75% load engine has a heat 645 kJ/s, 80% load engine has a heat 729 kJ/s, 100% load engine has a heat 781 kJ/s, while in cooling water system (high temperature) has a heat 252 kJ/s. Tank insulation using glasswool with thickness 610 mm. While the insulation on the pipe uses glasswool with thickness 50 mm. By replacing electric water heater by utilizing heeat waste can be minimize the cost up to Rp. 245,211.833 per day or Rp. 7,356,355.008 per month.
Simulasi CFD Sistem Pompa Pemadam Kebakaran di Terminal LPG Semarang Dalam Memenuhi Standard NFPA 14 Maulana Putera Mulya; Sutopo Purwono Fitri
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i1.103772

Abstract

Terminal LPG Semarang merupakan salah satu tempat distribusi LPG di Jawa Tengah yang bergerak di bidang P3 yaitu Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran LPG. Dalam pengoperasiannya, terminal LPG Semarang sangat berpotensi menimbulkan bahaya yang bisa ditimbulkan, seperti kebakaran. Untuk menanggulanginya, Terminal LPG Semarang terdapat instalasi jalur pemadam kebakaran. Instalasi tersebut menggunakan empat pompa dengan kapasitas masing-masing yaitu 3.000 GPM. Dalam menjalankan hal tersebut, belum adanya perhitungan nilai kapasitas aliran air yang keluar pada setiap nozzle telah sesuai standar atau tidak. Pada National Fire Protetion Association (NFPA) 14 diatur megenai Standard for the Installation of Standpipe and Hose Systems. Regulasi tersebut mengatur nilai minimum kapasitas aliran pada setiap pipa tegak yang terhubung dengan nozzle. Oleh karena itu, untuk mengetahui telah memenuhi standard tersebut perlu menganalisis desain sistem instalasi perpipaan dan kebutuhan setiap nozzle dengan menggunakan simulasi Computational Fluid Dinamic (CFD). Simulasi CFD yang digunakan yaitu Software Pipe Flow Expert dan Ansys. Hasil simulasi menunjukkan bahwa desain telah memenuhi standard NFPA 14 dimana nilai kapasitas aliran terkecil terdapat pada pipa SP1 120 yaitu sebesar 500,87 GPM dengan head setiap pompa yaitu 73,14 m. Karakteristik aliran pada salah satu nozzle yaitu fixed water canon didapatkan kecepatan rata-rata yaitu sebesar 23,04 m/s dan kecepatan maksimum bisa mencapai 32,6 m/s dengan sifat aliran turbulen. Tekanan outlet sebesar 6,9 bar, hal ini telah sesuai dengan kebutuhan pemadam kebakaran untuk mencapai tinggi tangki timbun yaitu sebesar 16,84 meter.
Desain Struktur Dinding Palka Kapal Ikan Dengan Lapisan Insulasi Berbahan Sabut Kelapa Vikha Agustiarini; Sutopo Purwono Fitri; Alam Baheramsyah
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i1.104197

Abstract

Penelitian ini berfokus pada penggunaan campuran bahan alami sebagai insulasi pada dinding palka ikan. Tujuan penelitian ini adalah mendesain komposisi dinding palka ikan dengan lapisan insulasi berbahan campuran polyurethane dan sabut kelapa dan menganalisa distribusi suhu pada dinding palka serta menganalisa suhu pendinginan di dalam ruang palka ikan. Metode yang digunakan adalah metode numerik berupa simulasi FEM (Finite Element Method) untuk melihat distribusi suhu pada dinding dan simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics) untuk melihat distribusi fluida dan ikan di ruang palka. Simulasi FEM dilakukan sebanyak 4 variasi yaitu polyurethane 100%, polyurethane 90% dan sabut kelapa 10%, polyurethane 80% dan sabut kelapa 20%, dan polyurethane 70% dan sabut kelapa 30%. Simulasi CFD dilakukan sebanyak 3 variasi yaitu ruang palka kosong, ruang palka berisi chilled water, dan ruang palka berisi chilled water dan ikan. Metode analisis data dilakukan dengan membandingkan data antara hasil simulasi dengan hasil perhitungan. Hasil simulasi FEM menunjukkan bahwa dinding palka dengan insulasi dari campuran polyurethane 90% dan sabut kelapa 10% dipilih sebagai desain dinding terbaik dengan suhu minimum yang didapatkan paling rendah yaitu bernilai -8,5265e-14°C. Hasil simulasi CDF menunjukkan terjadinya kenaikan suhu pada chilled water yang bermula bernilai 1,259°C kemudian menjadi 3,5°C ketika ditambahkan ikan dan suhu ikan menjadi 2,2°C. Perbandingan antara hasil simulasi dengan hasil perhitungan memiliki perbedaan. Data hasil simulasi memiliki nilai yang lebih rendah dari hasil perhitungan sehingga dapat dikatakan bahwa metode simulasi terbilang lebih akurat jika dibandingkan dengan metode perhitungan manual.
System Performance Characteristics of Darrieus Turbine with Tilted Blades in Current and Wave Conditions Suyanto, Eko Marta; Fitri, Sutopo Purwono; Erwandi, Erwandi; Rahuna, Daif; Kasharjanto, Afian
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 20, No 3 (2023): October
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kapal.v20i3.54524

Abstract

Indonesia has abundant sources of renewable energy from ocean currents and waves, or a mixture of currents and waves at certain times to be used as an energy source for power plants. So at the Indonesian Hydrodynamics Laboratory, a study has been carried out to determine the performance of the Darrieus-type vertical axis turbine model to utilize the energy of ocean currents and waves. But the Darrieus Turbine with the turbine blades positioned perpendicular to the turbine axis cannot rotate if there is only wave force. Then several turbine models were made with the placement of the blades in an inclined position, to produce optimal rotor rotation in current conditions or a mixture of currents and waves. This paper describes the testing of 3 turbine models by varying the angle of inclination of the turbine blades (45°, 60°, and 75°), but still having the same turbine rotor area and giving different input currents and wave periods to produce the best efficiency and rotation in absorb current energy or a mixture of current and wave energy. The test results show that the 3 models of slanted blade turbines can absorb both wave and current energy, but turbines with 75° blade inclination produce the best performance compared to the others when exposed to currents and waves