Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

IKLIM MIKRO TIGA PENGGUNAAN LAHAN BERBEDADI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Karyati Karyati; Nurul Kamila Assholihat; Muhammad Syafrudin
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 19, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v19i1.4576

Abstract

Penggunaan lahan berbedamenyebabkan perbedaan karakteristik iklim mikro di tempat tersebut.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik beberapa unsur cuaca (intensitas cahaya matahari, suhu udara, dan kelembaban udara relatif) dan menghitung indeks kenyamanan (Temperature Humidity Index, THI)pada tiga penggunaan lahan berbeda. Intensitas cahaya matahari rata-rata sebesar 16,6 lux di hutan sekunder muda, 594,8 lux di pemukiman penduduk, dan 830,4 lux di lahan terbuka. Suhu udara rata-rata paling kecil diukur dihutan sekunder muda (27,7°C), diikuti di pemukiman penduduk (28,7°C) danlahan terbuka (29,8°C). Kelembaban udara relatif rata-rata dihutan sekunder muda, pemukiman penduduk, dan lahan terbukamasing masing sebesar 77,7%, 71,9%, dan 68,8%.Indeks kenyamanan di hutan sekunder muda (26,47) dan pemukiman penduduk (26,99) tergolong nyaman, sedangkan lahan terbuka(27,90) tergolong tidak nyaman.
SUHU DAN KELEMBABAN TANAH PADA LAHAN REVEGETASI PASCA TAMBANG DI PT ADIMITRA BARATAMA NUSANTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Karyati Karyati; Rani Octaviani Putri; Muhammad Syafrudin
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 17, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v17i1.3280

Abstract

Upaya revegetasi pada lahan pasca tambang diharapkan dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, memulihkan kesuburan tanah, dan memperbaiki iklim mikro tanah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik suhu dan kelembaban tanah pada lahan revegetasi berbeda umur. Suhu dan kelembaban tanah diukur pada kedalaman 10 cm dan 20 cm pada revegetasi pasca tambang umur 3, 4, 5, 6, dan 7 tahun. Hasil menunjukkan bahwa suhu tanah tertinggi pada kedalaman 10 cm dan 20 cm masing-masing sebesar 27,7ºC dan 26,6ºC pada revegetasi umur 3 tahun. Sedangkan suhu tanah terendah pada revegetasi umur 7 tahun pada kedalaman 10 cm dan 20 cm berturut-turut sebesar 26,1ºC dan 24,9ºC. Kelembaban tanah tertinggi adalah 87,8% (pada kedalaman 10 cm) dan 88,0% (pada kedalaman 20 cm) pada lahan revegetasi umur 7 tahun. Ditambahkan, kelembaban tanah terendah pada kedalaman 10 cm (81,3%) dan 20 cm (81,5%) adalah pada kawasan revegetasi umur 3 tahun. Perbedaan umur tanam berpengaruh terhadap fluktuasi iklim mikro, termasuk suhu dan kelembaban tanah pada kedalaman tanah berbeda.
KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN ANATOMIS DAUN TUMBUHAN TINGKAT SEMAI PADA PAPARAN CAHAYA BERBEDA DI HUTAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS MULAWARMAN Karyati Kasiman; Dyna Syarofa Ramadhani; Muhammad Syafrudin
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.991 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v1i1.776

Abstract

The light intensity influences to morphological and anatomical characteristics of plant leaves in the process of plant growth. The objective of this study was to know morphological and anatomical characteristics of the seedling plant leaves in the different light intensities. The study was conducted in Education Forest of Forestry Faculty of Mulawarman University. The three study sites were selected to represent heavy, moderate, and little light intensities, respectively. The vegetation survey was done in 20 quadrants of 2 m × 2 m in three different light intensities. The analyses of morphological and anatomical characteristics were done to leaves of most five dominant species based on Important Value Index (IVI) in each study site. The morphological characteristics of seedling leaves in heavy, moderate, and little light intensities were leaves length of 13.4 cm, 13.9 cm, and 16.5 cm; leaves wide of 5.0 cm, 5.4 cm, and 6.1 cm, and leaves thick of 0.09 mm; 0.08 mm, and 0.06 mm, respectively. While anatomical characteristic of chlorophyll content of seedling leaves in heavy, moderate, and little light intensities were 45.5%, 46.0%, and 42.7%.
Biomassa dan Cadangan Karbon Tiga Jenis Tumbuhan Herba (Cyclosorus interruptus, Nephrolepis biserrata, dan Digitaria didactyla) pada Periode Penyiangan Berbeda Eni Susanti; Karyati Karyati; Muhammad Syafrudin
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v5i2.3638

Abstract

The weeding duration influences the biomass and carbon content of herbaceous species. The objective of this study was to analyze the biomass and carbon content of three herbaceous species (Cyclosorus interruptus, Nephrolepis biserrata, and Digitaria didactyla) in terms of different wedding durations. The biomass of Cyclosorus interruptus that weeded for 2, 3, and 4 weeks were 26.50 grams, 35.50 grams, and 27.00 grams in a study plot sized 12 m2. Nephrolepis biserrata had biomass of 15.38 grams (weeding period of 2 weeks), 15.28 grams (weeding period of 3 weeks), and 19.90 grams (weeding period of 4 weeks). The biomass content of Digitaria didactyla were 76.67 grams, 74.00 grams, and 190.00 grams for weeding periods 2, 3, and 4 weeks, respectively. The carbon content of Cyclosorus interruptus with weeding periods of 2, 3, and 4 weeks were 0.062 tons/ha, 0.056 tons/ha, and 0.032 tons/ha, respectively. Nephrolepis biserrata had carbon contents of 0.067 tons/ha, 0.051 tons/ha, and 0.050 tons/ha in weeding periods 2, 3, and 4 weeks. Digitaria didactyla with the highest carbon content was weeded every 4 weeks (0.223 tons/ha), compared to weeding periods of 2 weeks (0.180 tons/ha) and 3 weeks (0.116 tons/ha).
IKLIM MIKRO LAHAN REVEGETASI PASCA TAMBANG DI PT ADIMITRA BARATAMA NUSANTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Rani Octaviani Putri; Karyati Karyati; Muhammad Syafrudin
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1087.632 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v2i1.1024

Abstract

Perubahan iklim global mempengaruhi iklim mikro pada suatu wilayah, termasuk areal pasca tambang. Perbedaan umur tanaman pada lahan revegetasi menyebabkan perbedaan iklim mikro. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa karakteristik suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya di lahan revegetasi yang berbeda umur. Suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya diukur pada lahan revegetasi umur 3, 4, 5, 6, dan 7 tahun (tahun tanam 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010), serta hutan sekunder. Hasil menunjukkan suhu udara terendah adalah pada areal revegetasi 7 tahun (26,6ºC) dan suhu tertinggi pada areal revegetasi 3 tahun (27,9ºC). Kelembaban udara tertinggi dan terendah masing-masing diukur pada areal revegetasi umur 7 tahun (87,6%) dan umur 3 tahun (81,1%). Intensitas cahaya tertinggi dan terendah sebesar 15514,5 lux (pada areal revegetasi 3 tahun) dan 2622,5 lux (pada areal revegetasi 7 tahun). Umur dan kerapatan tajuk berpengaruh terhadap karakteristik suhu udara, kelembaban relatif, dan intensitas cahaya.
ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI PADA KAWASAN REKLAMASI TAMBANG BATU BARA PT JEMBAYAN MUARABARA KALIMANTAN TIMUR Sri Sarminah; Dian Kristianto; Muhammad Syafrudin
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.359 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v1i2.793

Abstract

Penambangan batubara yang menggunakan teknik penambangan secara terbuka seperti yang dilakukan oleh PT Jembayan Muarabara Kalimantan Timur memiliki banyak dampak negatif,  yaitu berubahnya kondisi suatu lingkungan dengan penurunan produktivitas tanah, pemadatan tanah, terjadinya erosi dan sedimentasi, serta terjadinya gerakan tanah atau longsoran. Untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan dari model penambangan terbuka ini dilakukan kegiatan reklamasi dan rehabilitasi lahan bekas tambang untuk memperbaiki kondisi areal yang terbuka tersebut.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pada areal reklamasi pertambangan batubara PT Jembayan Muarabara.  Penelitian ini dilaksanakan di tiga areal reklamasi yaitu areal Disposal, areal Stock Soil dan areal Revegetasi  PT Jembayan Muarabara Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Penelitian laju erosi  menggunakan metode tongkat (stick) meliputi beberapa tahapan yaitu pembuatan plot ukur erosi (PUE) berukuran 20 m × 20 m sebanyak 3 buah yaitu  PUE Stock Soil, PUE Disposal dan PUE Revegetasi. Pada setiap  PUE tersebut dibuat sub PUE berukuran 5 m × 5 m dan pada setiap ujung sub PUE dipasang tongkat erosi berbahan stainless, dan pengambilan sampel tanah untuk sifat fisik tanah.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju erosi potensial tertinggi terjadi di areal disposal aktif  yaitu  sebesar 2822,40 ton/ha/thn, kemudian di areal Stock soil sebesar 884,40 ton/ha/thn, sedangkan laju erosi terendah yaitu  499,12 ton/ha/thn terdapat di areal Revegetasi dan termasuk Tingkat Bahaya Erosi sangat berat.  
KANDUNGAN POLUTAN DAUN PADA POHON-POHON DI ARBORETUM UPT LSHK UNIVERSITAS MULAWARMAN Helsa Yuliana; Karyati Karyati; Muhammad Syafrudin
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2021.7.1.1-10

Abstract

Pencemaran udara ditandai dengan keberadaan zat-zat yang mestinya bukan merupakan bagian dari atmosfer. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan polutan daun pohon-pohon di Arboretum UPT LSHK Universitas Mulawarman dalam menyerap besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), dan timbal (Pb). Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi jenis-jenis pohon hutan kota yang dapat menyerap polutan daun dalam bentuk logam berat paling tinggi dan sebagai bagian dari penyediaan data pendukung serta rekomendasi kebijakan pengurangan polusi udara di Kota Samarinda. Metode yang digunakan adalah metode destruksi basah dengan metode analisis Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) yang memiliki sensitivitas tinggi, mudah, murah, dan cepat. Sampel pada uji analisis logam berat menggunakan sampel daun pada sepuluh jenis dominan di Arboretum UPT LSHK Universitas Mulawarman dengan empat parameter logam berat yakni besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), dan timbal (Pb). Penelitian ini dilaksanakan di Arboretum UPT LSHK Universitas Mulawarman beralamatkan di Jalan Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur dengan luas sekitar ± 10 Ha. Hasil penelitian ini menunjukkan daun yang paling tinggi dalam menyerap besi (Fe) adalah jenis Karet (Hevea brasiliensis) sebesar 207 mg/L dan daun yang paling tinggi dalam menyerap mangan (Mn) adalah jenis Meranti Sarang Punai (Shorea parvifolia) sebesar 1.150 mg/L. Daun yang paling tinggi menyerap tembaga (Cu) dan timbal (Pb) tidak dapat diketahui karena nilai serapan setiap sampel daun yang relatif sangat rendah dan keterbatasan alat dalam mendeteksi hasil analisis atau Method Detection Level (MDL).
KANDUNGAN POLUTAN PADA DAUN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd.) DI KOTA SAMARINDA Sopian Gunawan; Karyati Karyati; Muhammad Syafrudin
JURNAL RISET PEMBANGUNAN Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36087/jrp.v3i2.72

Abstract

Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan berbagai aktivitas kehidupan yang dinamis. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang tinggi sebesar 10% setiap tahunnya memiliki potensi menimbulkan pencemaran  udara. Tujuan penelitian adalah menganalisis kandungan beberapa polutan logam berat (timbal (Pb), besi (Fe), mangan (Mn), dan kadar debu) pada daun-daun pohon Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) pada tiga kategori tempat tumbuh berbeda (areal bervegetasi, jalan raya, dan areal perumahan) di Kota Samarinda. Analisis logam berat dilakukan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan proses destruksi basah. Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam berat timbal (Pb), besi (Fe), dan mangan (Mn) pada sembilan lokasi dengan tiga kategori berbeda bervariasi. Daun pohon Angsana yang mengandung logam berat Pb (39,62 mg/kg), Fe (317,29 mg/kg), dan Mn (106,97 mg/kg) paling tinggi berada pada kategori areal, serta kadar debu sebesar 7,81×10-6 grams /cm2. Informasi tentang kandungan polutan dan kadar debu pada daun pohon Angsana dapat menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan jenis pohon yang akan ditanam pada berbagai tipe tutupan lahan.
Pengetahuan Masyarakat Tentang Tanaman Hias Bonsai Kelapa di Kelurahan Bukit Biru Kabupaten Kutai Kartanegara Karyati Karyati; Muhammad Syafrudin; Kusno Yuli Widiati; Karmini Karmini; Nurlia Valentina Parapat; Riska Aulia Pertiwi Nuraisyiyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani Vol 3 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani (JPMM)
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Syariah Bina Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51805/jpmm.v3i1.104

Abstract

Bonsai kelapa merupakan salah satu upaya memanfaatkan hasil kebun kelapa sebagai tanaman hias. Pemanfaatan buah kelapa sebagai tanaman hias bonsai kelapa juga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat desa. Tujuan penyuluhan adalah untuk memberikan informasi  dan keterampilan tentang teknik pembuatan  tanaman hias bonsai kelapa sebagai sumber pendapatan baru bagi masyarakat Kelurahan Bukit Biru, Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode penyuluhan yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat, tahap evaluasi, dan pelaporan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan kepada 40 peserta penyuluhan yang dipilih sebagai responden. Data ditabulasi kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Sebanyak 70% peserta penyuluhan telah mempunyai pengetahuan tentang tanaman bonsai dan bonsai kelapa dan pembuatan tanaman hias bonsai kelapa dan manfaatnya telah dipahami  oleh 100% peserta penyuluhan. Sebagian besar peserta penyuluhan (90%) sangat antusias dan merencanakan untuk membuat tanaman hias bonsai kelapa sebagai sumber pendapatan baru.
Potensi dan Peluang Desa Selangkau Menuju Desa Tangguh dan Mandiri Muhammad Syafrudin; Andi Fitri Sakmiana; Anissa Riski Ayuni; Anugerah Nurfitriya Munawarah; Kamalin Mastura; Setiasih Setiasih
ABDIKU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Mulawarman Vol. 1 No. 2 (2022): ABDIKU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Mulawarman
Publisher : Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Tropis, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/abdiku.v1i2.413

Abstract

Desa Selangkau merupakan satu desa yang berada di Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Posisinya yang strategis berada pada kawasan pesisir dan luas wilayahnya yang begitu luas mempunyai potensi dan peluang untuk dikembangkan menjadi desa tangguh dan mandiri dalam menopang perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. Potensi dan peluang ini belum berjalan optimal karena adanya keterbatasan dan permasalahan yang dihadapi baik dari infrastruktur maupun sumberdaya yang ada. Kehadiran kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 47 Tahun 2021 membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan menuangkan ke dalam berbagai program kerja. Hasil capaian dan luaran program kerja adalah pembuatan peta desa, pembuatan profil destinasi wisata, video pembelajaran, analisa kualitas air tambak, video tutorial, dan analisa penggunaan Bisnis Model Canvas (BMC) untuk Rumah Inkubasi Bisnis (RIB). Harapannya masyarakat Desa Selangkau dapat memanfaatkan hasil luaran dari program kerja yang telah dilaksanakan untuk memajukan desanya menuju desa tangguh dan mandiri.