Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED LEARNING (KELAS TERBALIK) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA TEKS BAHASA INGGRIS MAHASISWA PGSD DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Puji Hariati; Nurul Husnah Harahap; Mery Silalahi
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/mutiara pendidik.v6i2.2299

Abstract

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan dalam pengajaran dan praktik pembelajaran bahasa asing di Indonesia, khususnya pada pembelajaran bahasa Inggris. Pengajaran atau penyampaian materi pelajaran yang seyogyanya dilakukan oleh dosen di dalam kelas kini dapat dilakukan di luar kelas oleh karena adanya teknologi. Teknologi sudah menjadi bagian yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penggunaan teknologi dalam pengajaran dianggap efektif mempermudah dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran dan juga mempermudah mahasiswa dalam memahami materi yang disampaikan. Lebih dari itu, teknologi juga mampu menciptakan peluang besar bagi setiap orang untuk mengembangkan diri melalui ilmu pengetahuan yang dapat diakses setiap saat, kapanpun dan dimanapun. Hal inilah yang menjadi alasan bagi para pendidik menciptakan model pembelajaran berbasis teknologi, terlebih dalam masa pandemi Covid-19. Pemanfaatan teknologi yang tepat dalam proses pembelajaran dirasa mampu meningkatkan kualitas ilmu yang dimiliki mahasiswa menjadi lebih baik. Teknologi telah mengubah wajah pendidikan, buktinya saat ini kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online. Walau demikian, mahasiswa dalam proses pembelajarannya masih sangat membutuhkan dosen yang mengajar secara langsung di dalam kelas sebagai pemberi ilmu pengetahuan dan motivasi untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Menyadari kenyataan ini, maka para pendidik mencoba memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran dengan tetap mempertahankan tatap muka antara dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas melalui model pembelajaran flipped learning. Flipped learning merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan teknologi berupa video dengan tetap mempertahankan tatap muka antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas. Flipped learning juga dikenal dengan istilah kelas terbalik dikarenakan mahasiswa dituntut untuk lebih aktif melakukan penyelidikan di rumah terhadap permasalahan yang ditemukan dalam setiap materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Mahasiswa juga diperkenankan untuk merekam video dosen yang sedang menyampaikan materi pelajaran, dan selanjutnya hasil rekaman video tersebut akan ditonton dirumah untuk diamati dan dianalisis sendiri. Dengan flipped learning mahasiswa diharapkan bisa lebih sering menerima paparan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan. Paparan bahasa Inggris secara lisan dapat dilihat dan didengarkan secara berulang-ulang lewat video yang direkam. Paparan secara lisan bahasa Inggris tersebut selanjutnya dapat dituliskan kembali menjadi teks tertulis, sehingga secara tidak langsung kompetensi mendengar (listening) dan menulis (writing) mahasiswa menjadi semakin terasah. Seluruh kegiatan melihat dan mendengar video serta menulis teks bahasa Inggris tersebut dilakukan di rumah. Hal ini dapat membuat mahasiswa menjadi lebih leluasa bereksperimen di rumah karena tidak perlu malu jika salah. Adapun hal-hal yang nantinya kurang dipahami oleh mahasiswa dari video tersebut, selanjutnya dapat disampaikan kepada dosen pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, flipped learning diyakini sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman membaca mahasiswa terhadap teks bahasa Inggris.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED LEARNING (KELAS TERBALIK) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA TEKS BAHASA INGGRIS MAHASISWA PGSD DI TENGAH PANDEMI COVID-19 Puji Hariati; Nurul Husnah Harahap; Mery Silalahi
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/mutiarapendidik.v6i2.2299

Abstract

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan dalam pengajaran dan praktik pembelajaran bahasa asing di Indonesia, khususnya pada pembelajaran bahasa Inggris. Pengajaran atau penyampaian materi pelajaran yang seyogyanya dilakukan oleh dosen di dalam kelas kini dapat dilakukan di luar kelas oleh karena adanya teknologi. Teknologi sudah menjadi bagian yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penggunaan teknologi dalam pengajaran dianggap efektif mempermudah dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran dan juga mempermudah mahasiswa dalam memahami materi yang disampaikan. Lebih dari itu, teknologi juga mampu menciptakan peluang besar bagi setiap orang untuk mengembangkan diri melalui ilmu pengetahuan yang dapat diakses setiap saat, kapanpun dan dimanapun. Hal inilah yang menjadi alasan bagi para pendidik menciptakan model pembelajaran berbasis teknologi, terlebih dalam masa pandemi Covid-19. Pemanfaatan teknologi yang tepat dalam proses pembelajaran dirasa mampu meningkatkan kualitas ilmu yang dimiliki mahasiswa menjadi lebih baik. Teknologi telah mengubah wajah pendidikan, buktinya saat ini kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online. Walau demikian, mahasiswa dalam proses pembelajarannya masih sangat membutuhkan dosen yang mengajar secara langsung di dalam kelas sebagai pemberi ilmu pengetahuan dan motivasi untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Menyadari kenyataan ini, maka para pendidik mencoba memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran dengan tetap mempertahankan tatap muka antara dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas melalui model pembelajaran flipped learning. Flipped learning merupakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan teknologi berupa video dengan tetap mempertahankan tatap muka antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas. Flipped learning juga dikenal dengan istilah kelas terbalik dikarenakan mahasiswa dituntut untuk lebih aktif melakukan penyelidikan di rumah terhadap permasalahan yang ditemukan dalam setiap materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Mahasiswa juga diperkenankan untuk merekam video dosen yang sedang menyampaikan materi pelajaran, dan selanjutnya hasil rekaman video tersebut akan ditonton dirumah untuk diamati dan dianalisis sendiri. Dengan flipped learning mahasiswa diharapkan bisa lebih sering menerima paparan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan. Paparan bahasa Inggris secara lisan dapat dilihat dan didengarkan secara berulang-ulang lewat video yang direkam. Paparan secara lisan bahasa Inggris tersebut selanjutnya dapat dituliskan kembali menjadi teks tertulis, sehingga secara tidak langsung kompetensi mendengar (listening) dan menulis (writing) mahasiswa menjadi semakin terasah. Seluruh kegiatan melihat dan mendengar video serta menulis teks bahasa Inggris tersebut dilakukan di rumah. Hal ini dapat membuat mahasiswa menjadi lebih leluasa bereksperimen di rumah karena tidak perlu malu jika salah. Adapun hal-hal yang nantinya kurang dipahami oleh mahasiswa dari video tersebut, selanjutnya dapat disampaikan kepada dosen pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, flipped learning diyakini sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman membaca mahasiswa terhadap teks bahasa Inggris.
Analisis Pengembangan Kurikulum Berbasis Teologi Dan Kebudayaan Pada Program Studi Pariwisata Budaya Dan Keagamaan – Institut Agama Kristen Negeri Tarutung Robert J.T Sitio Sitio; Yulia K.S Sitepu; Tio R.J Nadeak; Mery Silalahi; Denata Rajagukguk
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/mutiarapendidik.v7i2.3389

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kesesuaian materi dan sebaran mata kuliah yang terdapat pada Kurikulum Program Studi (Prodi) Pariwisata Budaya dan Keagamaan (PBK) - IAKN Tarutung berbasis Teologi dan Kebudayaan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari beberapa evaluasi yang dilakukan, pendapat dari ahli kurikulum, serta evaluasi kurikulum yang telah dikembangkan dalam instrumen kuesioner. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kualitas Kurikulum Prodi PBK – IAKN Tarutung apakah mampu mewujudkan program atau rencana pembelajaran yang terdiri dari isi dan materi pelajaran yang terstruktur, terprogram dan terencana dengan baik yang berkaitan dengan visi dan misi Prodi tersebut. Berdasarkan hasil analisis, kurikulum Prodi PBK – IAKN Tarutung ini memiliki tingkat relevansi atau keterkaitan dengan Teologi dan Kebudayaan dalam kategori cukup sehingga Kurikulumnya masih perlu dikembangkan agar mencapai kategori sangat baik dengan persentase nilai (81% < skor < 100%).
Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Pelatihan MICE di Desa Tarabunga, Kabupaten Toba MERY SILALAHI; Yulia K.S. Sitepu; David Fero; Bambang T. J. Hutagalung
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 3 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan ini dirancang berdasarkan masalah Sumber Daya Manusia (SDM) atau masyarakat di desa Tarabunga, Kab. Toba yang tidak sepenuhnya menyadari potensi yang ada di desa wisata tempat mereka tinggal, sehingga tidak nampak berkembang. Selain itu masyarakat tidak banyak mengetahui dan memahami kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam dunia pariwisata. Kegiatan yang dimaksudkan adalah MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition). MICE dianggap memiliki peran penting dalam mengembangkan suatu desa wisata. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan presentasi atau pemaparan materi dari seorang narasumber mengenai MICE. Setelah pemaparan materi selesai, maka dibuka sesi tanya-jawab antara narasumber dan peserta pelatihan. Kemudian dilanjutkan dengan workshop. Disini workshop adalah sebagai ruang diskusi dan pemecahan masalah. Narasumber akan memberikan beberapa cases untuk dipelajari dalam kelompok dan dicari solusi dalam setiap permasalahan yang ada. Masyarakat membentuk kelompok-kelompok mendiskusikan cases tersebut dan bermain peran jika diperlukan sambil mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Narasumber akan menilai kelompok mana yang paling kreatif dan inovatif dalam memberikan solusi pada setiap permasalahan. Selanjutnya untuk memberikan penghargaan pada kelompok yang kreatif dan inovatif tersebut, akan diberikan reward atau hadiah oleh tim pelaksana PkM.
Pengembangan Objek Wisata Tarabunga Kabupaten Toba Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Tahun 2023 Titi Rohani Napitupulu; Robert Juni Tua Sitio; Maringan Sinambela; Rusmauli Simbolon; Mery Silalahi
Jurnal Manajemen Pariwisata dan Perhotelan Vol. 1 No. 4 (2023): November : Jurnal Manajemen Pariwisata dan Perhotelan
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jmpp-widyakarya.v1i4.1476

Abstract

The aim of this research is to determine the supporting and inhibiting factors in developing a tarabunga tourist attraction based on local community participation. This research uses a qualitative method with a descriptive approach and data collection techniques through observations and interviews with nine informants. The results of this research describe the supporting and inhibiting factors in efforts to develop tourist attractions based on local community participation. Supporting factors include the provision of opportunities to the community, the will of the community, the ability of the community, cooperation and support from the government. The supporting factors for developing this tourist attraction are very good to be implemented and applied at the location of the Tarabunga tourist attraction and this is done well by some of the community. Meanwhile, inhibiting factors include different work backgrounds, causing individuals to be busy, lack of knowledge and insight regarding the development of the tarabunga tourist attraction, making it difficult for them to participate in the development of the tarabunga tourist attraction, lack of funds or limited funds making it difficult to implement tourism development programs and infrastructure is hampered. Efforts are being made to develop the Tarabunga tourist attraction based on community participation. We must pay attention to what are indicators of community participation-based tourist attraction development, namely the formation of Village-Owned Enterprises (BUMDES), deliberation and outreach, economic empowerment for local communities, and the importance of maintaining the culture and environment of tourist attractions. Community participation in efforts to develop the Tarabunga tourist attraction can be done through various forms of contribution, such as providing ideas, energy, expertise, money and goods.
Promosi Ulos Ragi Hotang dalam Meningkatkan Daya Tarik Wisatawan di Desa Meat Kabupaten Toba Ana Setya Sibagariang; Roida Lumbantobing; Hanna Dewi Aritonang; Mery Silalahi; Ade Putera Arif Panjaitan
Jurnal Manajemen Pariwisata dan Perhotelan Vol. 1 No. 4 (2023): November : Jurnal Manajemen Pariwisata dan Perhotelan
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jmpp-widyakarya.v1i4.1479

Abstract

The aim of this research is to determine the description and impact of promotion of Ulos Ragi Hotang on increasing tourist attraction in Meat Village, Toba Regency, because promotion is a very important thing to do in increasing tourist attraction. Mazid stated that promotion is a marketing activity to introduce, inform and offer a destination to the wider public so they want to come to visit. The method used in this research is qualitative with a descriptive approach, with 10 research subjects selected to collect data in the field. The results of this research show that the promotions that have been carried out by the government and the community through face-to-face sales (personal selling), publicity (Publicity), sales promotions, namely an increase in the attraction of tourists to come to visit the Meat Village, although not too much. However, there are changes from the previous year. In connection with the research results, the author provides input for the community government, Pokdarwis to maximize the promotion of Ulos Ragi Hotang in a sustainable manner, not just by activities carried out in the meat village such as the Meat art festival and the thousand tent activity as an annual event, but the government provides encouragement, especially to the community. weaving craftsmen to be more effective in promoting, then the community must maintain the beauty of the motifs and continue to preserve the culture of Ulos Ragi Hotang weaving as a superior product from Meat village
Strategi Pengembangan Objek Wisata Danau Anak Laut Guna Meningkatkan Minat Pengunjung di Desa Gosong Telaga Barat Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil Putra Bancin; Roida Lumbantobing; Hanna Dewi Aritonang; Mery Silalahi; Ade Putera Arif Panjaitan
Jurnal Manajemen Pariwisata dan Perhotelan Vol. 1 No. 4 (2023): November : Jurnal Manajemen Pariwisata dan Perhotelan
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jmpp-widyakarya.v1i4.1499

Abstract

Each region must have a strategy for developing tourist attractions, this is used to realize progress in increasing tourist interest, such as Gosong Telaga Barat Village in North Singkil District which has the Lake Anak Laut tourist attraction. This research aims to describe the tourist attraction development strategy carried out by the village government for Lake Anak Laut tourism to increase visitor interest in Gosong Telaga Barat Village, North Singkil District. The method used in this research is a qualitative method that describes the subjects and objects studied from the strategy for developing the Lake Anak Laut tourist attraction in Gosong Telaga Barat Village, North Singkil District. The results of this research show that the village government's strategy in developing the Lake Anak Laut tourist attraction is to procure funds and land, build facilities and infrastructure, promote the tourist attraction, and preserve the environmental sustainability of the Lake Anak Laut tourist attraction. Meanwhile, the obstacles are the difficulty of procuring funds from the village budget and the lack of support from the tourism office and district government in the form of budget funds.
Pengaruh Pengelolaan Fasilitas Umum Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Objek Wisata Air Terjun Guruh Gemurai di Desa Kasang Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Provinsi Riau Nona Masni Boru Manalu; Rusmauli Simbolon; Mery Silalahi; Robert Juni Tua Sitio; Maringan Sinambela
Jurnal Manajemen Pariwisata dan Perhotelan Vol. 1 No. 4 (2023): November : Jurnal Manajemen Pariwisata dan Perhotelan
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jmpp-widyakarya.v1i4.1502

Abstract

The aim of this research is to determine the influence of public facilities on tourist interest in visiting the Guruh Gemurai Waterfall tourist attraction in Kasang Village, Kuantan Mudik District, Kuantan Singingi Regency, Riau Province. The method used in this research uses descriptive quantitative methods. The population is all tourists who visit the Guruh Gemurai Waterfall tourist attraction and the total average number of tourists in January-June 2023 is 100 tourists and the sample is set at 30 people. Data was collected using positive closed items totaling 22 items, namely 12 items for variable Riau Province: 1) Test analysis requirements: a) positive relationship test obtained by the value rxy = 0.461 > rtable(α=0.05,n=30) = 0.361, thus it is known that there is a positive relationship between variable X and variable Y. b) Testing a significant relationship obtained a value of tcount= 2.746 > ttable(α=0.05,dk=n-2=28)= 2.048, thus there is a significant relationship between variable X and variable Y. c) Test the regression coefficient of determination ( r2) = 21.2%. 2) Influence test: Regression equation test, obtained regression equation. Thus Ha is accepted and H0 is rejected.
Innovative Learning in Teaching Listening Comprehension Mery Silalahi
Bersatu: Jurnal Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika Vol 1 No 4 (2023): Juli : Jurnal Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika
Publisher : LPPM Politeknik Pratama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/bersatu.v1i4.387

Abstract

The concept of innovation is about something new; something different from what was practiced in teaching English all this time. Listening is one of the competencies that must be possessed in learning English. Along with the development of the times, teaching methods also developed. Educators are required to be able to develop teaching methods that can adjust to what is needed for this age, including in an effort to improve students' listening comprehension in learning English. Most of children have problems in listening. One of the listening’s problems is comprehension the speed of delivery is beyond the control of listeners. Besides, it is not always possible for learners to have words repeated. This is a main problem in learning situations. The small size of the learner vocabulary frequently impedes listening comprehension. The speaker does not always use words the listener knows. Sometimes when listeners encounter a new word, they stop to figure out the meaning of that word, and they therefore, miss the next part of the speech. Listeners may not recognize the signals that the speaker is using to move from one point to another especially if the learner is listening to a radio where he cannot see the facial expressions of the speaker. It can also be very challenging for listeners to concentrate in a foreign language. From this reason, educators should have an innovative way to overcome the problem. Students rarely listen to anything without an expectation of what’s coming next. So the innovative way to solve those problems is students need a bit of preparation before they get stuck into a listening task and they need a reason to listen. If the students have Internet access teacher can set longer listening tasks as homework. They can listen to extracts of 20 minutes or so in preparation for a class discussion the following lesson. Although students do sometimes become anxious when they hear the unfamiliar, texts downloaded from the Internet are easy for the students to access by themselves for personal study at another time.