Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Semantic Broadening of the Word Sudah in the Spoken Use of Bahasa Indonesia in Sumba Raynesta Mikaela Indri Malo
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 6 No. 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.029 KB) | DOI: 10.22225/jr.6.2.2331.156-164

Abstract

This is a descriptive qualitative study which aims at studying the use of the word sudah in the spoken use of Bahasa Indonesia in Sumba. According to Kamus Besar Bahasa Indonesia, sudah is an adverb used mostly to inform that something has already happened or that something has already been done. The position of sudah in phrases or sentences precedes the verb or adjective that it modifies. However, there is a different use of sudah in Sumba, and probably in mostly eastern islands in Indonesia, where this adverb is placed after the verb. The purpose of this research is to study the meaning brought by this new arrangement of sudah. The data was spoken use of Bahasa Indonesia collected through note-taking at campus, houses, and public places (market and stores). The data collected was then analyzed using agih method or meaning-analysis method. There were also 2 informants asked to get information on the function of the new arrangement. The analysis showed that the adverb sudah underwent the semantic or meaning broadening in its use. This study revealed there were 3 new meanings as the result of broadening process, (1) to give order or to ask other people to do something, (2) to invite other people to do something, and (3) to inform that something is about to happen or to be done soon. With these new meanings, the adverb sudah can also function as an adverb to show that something has not happened yet or something has not been done yet, the contrast of what is suggested in the dictionary.
SOSIALISASI PENCEGAHAN PENYEBARAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) MENGGUNAKAN BAHASA LOKAL DI SUMBA TIMUR Lusianus H. Sinyo Kelen; Raynesta Mikaela Indri Malo; Sifra Varah Veronika Lena; Salmon Pandarangga; Itha Priyasthiti; Riwa Rambu H. Enda; Suryani K. K. L. Kapoe; Pingky Alfa Ray Leo Lede
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.27 KB) | DOI: 10.31949/jb.v2i1.660

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19). Kegiatan ini dilakukan dengan cara sosialisasi melalui penyebaran stiker materi pencegahan berbahasa lokal yang digunakan oleh masyarakat Sumba Timur di 8 lokasi terpilih. Bahasa lokal yang digunakan adalah bahasa Indonesia dialek Kota Waingapu, bahasa Kambera (dari Sumba Timur), dan bahasa Wewewa (dari Sumba Barat Daya). Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari ini diharapkan dapat mendukung pencegahan penyebaran COVID-19 di Kabupaten Sumba Timur khususnya di lokasi-lokasi sosialisasi tersebut.
PRELIMINARY STUDY OF THE DIALECTS OF KAMBERA Raynesta Mikaela Indri Malo
KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya Vol. 5 No. 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/kulturistik.5.2.3654

Abstract

Kambera language is a regional language used by speakers who live in the eastern part of the island of Sumba, in this case, East Sumba Regency. In previous studies, the claim stated by the researchers is that there is only 1 language spoken in East Sumba. However, the people of East Sumba, as native speakers, claim that there are several languages ​​used depending on the villages. This study aims to map these languages/dialects. This descriptive preliminary study is limited to make an inventory of basic vocabulary between 11 different locations determined based on the number of paraingu namely kabihu unions or ethnic clans in the past. The basic vocabularies are taken from Sawdesh 200-list and Leipzig-Jakarta 100-list. The combination of these lists results in 223 basic vocabularies which become the main data for this study. The data were collected through recording and note-taking.
Functions of Indirectness in American Idol Judges Comments Raynesta Mikaela Indri Malo
Journal of Language and Literature Vol 16, No 2 (2016): October
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1139.833 KB) | DOI: 10.24071/joll.v16i2.500

Abstract

Indirectness is one of the most efficient ways to communicate each other. People useindirectness in communication for different purposes. The most discussed and discovered purposeacross cultures is for politeness; people use language in indirect way to prevent hurting othersfeelings. In many cultures, indirectness is highly valued because saving face and harmony in socialrelationships are highly respected. This study is a descriptive study which is aimed at analyzing thefunctions or the purpose of using indirectness or indirect language in one of the rarely discussedrealm of language use, a TV show, specifically, American Idol. The findings also reveal the strategiesused in order to perform the functions. The data is limited to the audition of American Idol seasoneight (8) which was held in 2009. There were 7 recordings for the 8 cities of audition. The totalnumber of data used in this study was 50 indirect comments. The result shows that there were 3functions of the use of indirectness in the comments of the judges. The functions were (i) being ironic,(ii) being polite, and (iii) giving hints.Keywords: indirectness, politeness, judges comments
PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI DESA MATA WOGA DALAM BIDANG ADMINISTRASI, PENDIDIKAN, PERIKANAN, DAN PERTANIAN Raynesta Mikaela Indri Malo; Umbu Chelvin Wolutana, Sarce R.D. Ana; Egayasti Rambu Liaba; Jesta Ina; Septiani Jati Atahau; Anjeli Kalay; Hendra Jurumana; Astin Rambu Guna; Umbu Dimus K. Nggobi; Fernando U. Botu Pamaratana
Jurnal Abdi Insani Vol 9 No 3 (2022): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v9i3.715

Abstract

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi. Dalam kegiatan KKN yang dilaksanakan di Desa Mata Woga, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, kelompok mahasiswa dan dosen Unkriswina Sumba melaksanakan berbagai kegiatan dengan sasaran utama pada pemetaan dan pengembangan potensi desa. Tujuan pelaksanaan kegiatan KKN ini adalah untuk menjawab berbagai isu sosial kemasyarakatan yang ditemukan antara lain dalam hal pelaksanaan administrasi desa, pendidikan, kesehatan, perikanan, dan pertanian. Terdapat 4 metode kegiatan yang dilaksanakan yaitu (1) pendataan penduduk dan pembuatan website desa, (2) peningkatan literasi dasar dalam bentuk kelompok belajar membaca dan berhitung, (3) budidaya ikan air tawar, dan (4) pembuatan pupuk bokasi. Hasil kegiatan ini adalah tersedianya data penduduk yang akurat dan lengkap dan tersedianya website desa yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi tentang desa Mata Woga. Selain itu, dalam hal pengembangan potensi masyarakat, hasil yang diperoleh adalah meningkatnya kemampuan membaca dan berhitung siswa sekolah, tersedianya kolam ikan air tawar yang juga diharapkan dapat membantu meningkatkan gizi masyarakat dan mencegah serta mempercepat penuruan angka stunting, dan meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan limbah dengan membuat pupuk bokasi. Selain itu, kelompok KKN juga terlibat dalam berbagai kegiatan lain yaitu pembuatan tempat sampah, pembuatan plang nama, pembuatan beden, kegiatan posyandu dan PKK, dan pembersihan lingkungan desa. Hasil kegiatan di atas menunjukkan bahwa kegiatan KKN ini telah mampu menjawab beberapa masalah yang ada di desa Mata Woga terkait pemetaan potensi desa serta pengembangan potensi-potensi yang ada dalam bidang pendidikan, kesehatan dan perikanan, serta pertanian.
The Prefix Ta-: From Kambera to Indonesian Raynesta Mikaela Indri Malo
Journal of Language and Literature Vol 23, No 2 (2023): October
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/joll.v23i2.5784

Abstract

This research explores the borrowing of prefix ta- from bahasa Kambera (BK) to bahasa Indonesia (BI). This study is exceptional since the borrowing is from the non-dominant (as donor) language to the dominant language (as recipient) which has never existed before (there is no data of words borrowed from BK to BI). Besides, most borrowing from local languages in Indonesia to BI are in forms of words, not affixes. This descriptive qualitative study finds that, as its function in BK, the prefix ta- also has the same role in BI. It is used to derive the agentless intransitive achievement verbs with no agent. The prefix ta- is attached directly to the roots. The roots mostly are transitive and intransitive verbs, as well as adjectives and the derived forms after ta- is attached are mostly intransitive verbs and limited adjective (used as modifier in noun phrase). The prefix ta- is borrowed through direct borrowing which rely on the knowledge of the speakers. The borrowing occurred in the past when native speaker of Kambera were insisted on using bahasa Indonesia as the formal language. The practical use of the prefix ta- could be the most prominent reason of why this phenomenon happened. 
Sistem Informasi Penjadwalan Ibadah Penelaahan alkitab dalam Rumah Tangga pada Jemaat Hibuwundu Sindi Asmiati Mudang; Fajar Hariadi; Raynesta Mikaela Indri Malo
JURNAL TEKNIK INFORMATIKA INOVATIF WIRA WACANA Vol 2 No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58300/inovatif-wira-wacana.v2i1.335

Abstract

Gereja dapat diartikan secara rohani dan jasmani. Secara rohani, gereja dapat diartikan sebagai perkumpulan orang-orang yang percaya dan beriman kepada Yesus. Secara fisik, gereja adalah sebuah bangunan tempat umat Kristiani melakukan peribadatan dan kegiatan rohani lainnya.Gereja Hibuwundu merupakan salah satu cabang dari gereja pusat yaitu GKS Lambanapu. Di GKS Hibuwundu terdapat warta mimbar yang memuat tentang pengumu Gereja dapat diartikan secara rohani dan jasmani. Secara rohani, gereja dapat diartikan sebagai perkumpulan orang-orang yang percaya dan beriman kepada Yesus. Secara fisik, gereja adalah sebuah bangunan tempat umat Kristiani melakukan peribadatan dan kegiatan rohani lainnya.Gereja Hibuwundu merupakan salah satu cabang dari gereja pusat yaitu GKS Lambanapu. Di GKS Hibuwundu terdapat warta mimbar yang memuat tentang pengumuman di gereja salah satunya ibadah Penelaahan Alkitab di dalam rumah tangga, yang biasa ditulis di sebuah buku dan tiap minggu dibacakan di warta mimbar. Permasalahan penyusunan jadwal ibadah masih menggunakan cara manual, dan menggunakan biaya yang besar karena harus membeli kertas, biaya fotocopy jadwal ibadah Penelaahan Alkitab yang untuk di bagikan ke setiap rumah jemaat, dan tenaga yang dikeluarkan juga lebih besar. Pembuatan Sistem Informasi Penjadwalan Ibadah Belajar Alkitab dengan metode Waterfall. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode SUS dan pengujian black box. Berdasarkan hasil pengujian Black box, fitur-fitur sistem berjalan sesuai dengan kegunaannya.Pada pengujian SUS masuk dalam kategori OK dan sistem bisa digunakan. Kesimpulannya, Sistem Informasi Penjadwalan Ibadah dapat digunakan untuk mempermudah majelis jemaaat dalam hal pembuatan jadwal ibadah Penelaahan Alkitab pada Gks Hibduwundu sehingga tidak lagi menggunakan cara manual dalam hal pembuatan jadwal ibadah. man di gereja salah satunya ibadah Penelaahan Alkitab di dalam rumah tangga, yang biasa ditulis di sebuah buku dan tiap minggu dibacakan di warta mimbar. Permasalahan penyusunan jadwal ibadah masih menggunakan cara manual, dan menggunakan biaya yang besar karena harus membeli kertas, biaya fotocopy jadwal ibadah Penelaahan Alkitab yang untuk di bagikan ke setiap rumah jemaat, dan tenaga yang dikeluarkan juga lebih besar. Pembuatan Sistem Informasi Penjadwalan Ibadah Belajar Alkitab dengan metode Waterfall. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode SUS dan pengujian black box. Berdasarkan hasil pengujian Black box, fitur-fitur sistem berjalan sesuai dengan kegunaannya.Pada pengujian SUS masuk dalam kategori OK dan sistem bisa digunakan. Kesimpulannya, Sistem Informasi Penjadwalan Ibadah dapat digunakan untuk mempermudah majelis jemaaat dalam hal pembuatan jadwal ibadah Penelaahan Alkitab pada Gks Hibduwundu sehingga tidak lagi menggunakan cara manual dalam hal pembuatan jadwal ibadah.
LEKSIKOLOGI KOSAKATA FAUNA BAHASA KAMBERA Raynesta Mikaela Indri Malo; Itha Priyastiti
Kulturistik: Jurnal Ilmu Bahasa dan Budaya Vol. 8 No. 2 (2024): July 2024
Publisher : Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/kulturistik.8.2.6062

Abstract

Linguistic studies show that half of the world's languages ??are on the verge of extinction, meaning they are no longer passed down to younger generations. One of the causes of language extinction is the minimum number and quality of documentation of local languages. Therefore, maintaining language as a form of preserving the culture of a society is very important. This research was conducted to document the Kambera language, especially the fauna lexicon including the names of livestock, poultry, and non-livestock or other wild animals in East Sumba. The aim of this research is to produce a list or inventory of the fauna in the Kamberan language. The results of this research are expected to become a form of language documentation for the Kambera language in order to support language maintenance. This research is a lexicological study that uses qualitative methods and data collection is done through observation, interviews, and documentation. Data were analyzed using the equivalent method with the determinant being the referent and another language, namely Indonesian. The results of the data analysis found 60 names of fauna and grouped by type of fauna, (1) livestock, (2) poultry, (3) birds (birds), (4) pets, (5) animals that live in water, (6) reptiles, and (7) other animals.