Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Produktivitas Tebu (Saccharum officinarum L.) Asal Bibit Bud Chips (Ujung, Tengah, Pangkal) Akibat Aplikasi Mulsa Bagasse Nalendra Andeva; Wiwik Indrawati; Any Kusumastuti
Jurnal Agro Industri Perkebunan Volume 6 No. 2, Oktober 2018
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.25181/jaip.v6i2.815

Abstract

The use of bud chip seeds in meeting the needs of quality seeds in an effort to increase the production and yield of sugar cane. The use of bagasse will be a source of nutrients for plants, so that the optimum cane growth and increase sugar cane production. The objective of this study was to obtain the highest yield between bud chip position, bagasse mulch dose, and to know the interaction between bud chip budding treatment with bagasse mulch treatment on sugar cane rendement.. This research was conducted in teaching farm of Politeknik Negeri Lampung from June 2016 until February 2017. The experiments were performed using Randomized Block Design (RBD) in factorial pattern consisting of two factors. The first factor is the position of bud chips consisting of 3 levels i.e. top, middle, and base. The second factor is bagasse mulch dosage consisting of 4 levels i.e. 0 ton.ha-1, 3 ton.ha-1, 6 ton.ha-1, and 9 ton.ha-1. The result of this research showed that the position of bud chips on the top stem has an effect on the number of stem and the productivity of sugarcane compared to the midle and base stem position. The position of bud chips treatment result showed no effect on the yield of sugarcane. The dose of bagasse 3 ton.ha-1, 6 ton.ha-1, and 9 ton.ha-1 showed no effect on the stem diameter, the number of stem, and the rendement of sugarcane, but affected by the dose mulch of bagasse 0 ton. ha-1. The dose of bagasse 3 ton.ha-1 showed the best effect on the number of stem per row and the productivity of sugarcane compared to all bagasse mulch treatments. There was no interaction between the treatment of sugarcane bud chips and mulch bagasse on all observation variables. Keywords: bud chips, bagasse mulch, sugarcane yield
EFEK KOMBINASI PUPUK NITROGEN DAN ZEOLIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BAGAL TEBU (Saccharum officinarum L.) Darsiman Darsiman; Any Kusumastuti; Wiwik Indrawati
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.92 KB) | DOI: 10.24853/jat.5.1.36-45

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sumber utama produksi gula komersial. Gula adalah komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia baik sebagai kebutuhan dasar maupun bahan baku industri makanan atau minuman. Permintaan gula meningkat dengan pertumbuhan populasi dan beragam makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik pupuk Nitrogen dan zeolit untuk mengetahui interaksi antara distribusi pupuk Nitrogen dan zeolit dengan pertumbuhan benih tebu. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, dari Oktober 2018 hingga Maret 2019. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Nitrogen (Urea) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu: N1: 2.1 g.ember-1, N2: 3 g.ember-1 dan N3: 4 g.ember-1. Faktor kedua adalah dosis zeolit yang terdiri dari empat level, yaitu: Z1: 0 g.ember-1, N2: 100 g.ember-1, N3: 200 g.ember-1 dan N4: 300 g. ember-1. Hasilnya dianalisis menggunakan analisis varians kemudian dilanjutkan dengan uji perbedaan paling signifikan (LSD) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk Nitrogen 4 g.ember-1 berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit bagal tebu pada pengamatan 135 hari setelah tanam yaitu pada variabel diameter batang, jumlah anakan, jumlah ruas, dan bobot kering akar, dosis zeolit tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit bagal tebu. Interaksi terjadi pada kombinasi dosis pupuk Nitrogen (4 g.ember-1) dan dosis zeolit (100 g. ember-1) berpengaruh terhadap pertumbuhan benih tebu hingga diameter batang untuk pengamatan 135 hari setelahtanam.
Perbandingan Respons Dan Produksi Tanaman Karet (Hevea brasilliensis M.) Klon PB 260 Dan Rric 100 Terhadap Aplikasi Stimulan Dewi Sartika Andriyani; Muhammad Tahir; Any Kusumastuti
AGRITROP Vol 18, No 2 (2020): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v18i2.3787

Abstract

This study aims to get a higher cup lump production in rubber plants that are given a stimulant treatment compared to rubber plants that are not given a stimulant. Higher levels of dry rubber in PB 260 that has been given a stimulant compared to the RRIC 100 who has been given a stimulant and clone that provide the best responses to the stimulant. This research was conducted at Afdeling 5 PTPN VII Padang Pelawi starting from March to May 2019. The method used a t-test with PB 260 and RRIC 100 clones. The observed variables were stem girth, tapping angle, tapping depth, tapping thickness, skin consumption, cup production lumps, and dry rubber content. The results obtained by the use of stimulants increased cup lump production in two clones studied, RRIC 100 clones gave the best response to stimulants compared with PB 260 clones.
PENGARUH PUPUK ORGANIK KULIT BUAH KOPI DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin) Any Kusumastuti; muhamad irfan yasir; Made Same
AGRITROP Vol 18, No 1 (2020): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v18i1.3104

Abstract

Penelitian dilaksanakan dikebun Pembibitan Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung pada bulan Oktober 2018 sampai dengan  Maret  2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 x 3.  Faktor Faktor pertama adalah komposisi pupuk organik kulit buah kopi yang terdiri dari 3 taraf (42 , 84, dan 168 g.polybag-1  ). Faktor kedua adalah dosis pupuk urea ( 0, 1, dan 2 g.polybag-1  ). Variabel pengamatan adalah tinggi tanaman, jumlah cabang utama, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman dan rendemen. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian , pupuk organik kulit buah kopi dan pemberian pupuk urea  maupun interaksi keduanya.  .  Rendemen tertinggi didapatkan pada perlakuan dosis pupuk 1 g.polybag-1  urea tertinggi  yaitu 2.10%
Keanekaragaman Mesofauna Tanah dan Aktivitas Mikroorganisme Tanah pada Vegetasi Nilam di Berbagai Dosis Biochar dan Pupuk Majemuk NPK Any Kusumastuti; Wiwik Indrawati; Supriyanto; Almara Kurniawan
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i2.488

Abstract

Mesofauna tanah merupakan fauna tanah yang berperan dalam proses dekomposisi material organik di dalam tanah dan dapat menjadi bioindikator kesuburan tanah. Peningkatan bahan organik seperti biochar pada tanah dapat meningkatkan populasi dan aktivitas mesofauna tanah. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan keanekaragaman mesofauna tanah dan aktivitas mikroorganisme tanah terbaik pada berbagai dosis biochar, dosis pupuk majemuk NPK, dan interaksi antara biochar dan pupuk majemuk NPK. Penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung, pada Juli 2021 hingga Januari 2022. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara split-plot yang terdiri atas dua faktor perlakuan berupa dosis biochar (B0 = tanpa biochar, B1 = 10 ton/ha, dan B2 = 20 ton/ha) dan dosis pupuk majemuk NPK (P0 = tanpa pupuk, P1 = 350 kg/ha, dan P2 = 750 kg/ha), diulang 4 kali. Variabel pengamatan adalah populasi mesofauna tanah, indeks keanekaragaman mesofauna tanah, indeks dominasi mesofauna tanah, dan aktivitas mikroorganisme tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis biochar 20 ton/ha merupakan perlakuan terbaik terhadap populasi mesofauna tanah, indeks keanekaragaman mesofauna tanah, indeks dominasi mesofauna tanah, dan aktivitas mikroorganisme tanah. Perlakuan dosis pupuk majemuk NPK 700 kg/ha merupakan perlakuan terbaik terhadap populasi mesofauna tanah, indeks keanekaragaman mesofauna tanah, dan indeks dominasi mesofauna tanah, sedangakan pada aktivitas mikroorganisme tanah perlakuan tanpa pupuk majemuk NPK merupakan yang terbaik. Interaksi terbaik kombinasi perlakuan berbagai dosis biochar dan dosis pupuk majemuk NPK tarbaik yaitu pada perlakuan dosis biochar 20 ton/ha dengan dosis pupuk majemuk NPK 700 kg/ha.