Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Karakterisasi Morfofisiologi dan Hasil Minyak 10 Genotip Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Retno Wulansari; Muhammad Tahir; Wiwik Indrawati; Dewi Riniarti
Jurnal Agro Industri Perkebunan Volume 6 No. 1, Mei 2018
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.25181/jaip.v6i1.657

Abstract

Characterization of morphophysiology and oil yield of 10 patchouli genotypes (Pogostemon cablin Benth.) aims to test the morphology and physiology character of nine genotypes Aceh patchouli and one comparative clone (Lhokseumawe), obtain high yield oil clones (weight plant and essential oil content), and obtain genetic and phenotypic variabilities that can be used as a new genotype selection indicators. The research was conducted at Experimental Field and Plant Laboratory of the State Polytechnic of Lampung in April until November 2016. This research used Randomized Block Design (RBD) with 10 treatment levels and 3 replications.The LSI test results on the physiological character of the nine genotypes and one comparative clone showed that NPL 9 genotypes superior to the variables of the angle of petiole, chlorophyll content, leaf area, specific leaf area, and leaf area index. The NPL 9 genotypes resulted higher yield and rendement yields than other genotypes tested and one comparator, that was 2,36%. The character of stem production and rendement has a genetic variant value greater than the environmental variant. For genetic variability and phenotypic variability in the variables observed relatively uniform so that can not be used as an indicator of selection.   Keywords: Aceh patchouli, leaf character, selection indicator, variability of genotype, variability of phenotype
Produktivitas Tebu (Saccharum officinarum L.) Asal Bibit Bud Chips (Ujung, Tengah, Pangkal) Akibat Aplikasi Mulsa Bagasse Nalendra Andeva; Wiwik Indrawati; Any Kusumastuti
Jurnal Agro Industri Perkebunan Volume 6 No. 2, Oktober 2018
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.25181/jaip.v6i2.815

Abstract

The use of bud chip seeds in meeting the needs of quality seeds in an effort to increase the production and yield of sugar cane. The use of bagasse will be a source of nutrients for plants, so that the optimum cane growth and increase sugar cane production. The objective of this study was to obtain the highest yield between bud chip position, bagasse mulch dose, and to know the interaction between bud chip budding treatment with bagasse mulch treatment on sugar cane rendement.. This research was conducted in teaching farm of Politeknik Negeri Lampung from June 2016 until February 2017. The experiments were performed using Randomized Block Design (RBD) in factorial pattern consisting of two factors. The first factor is the position of bud chips consisting of 3 levels i.e. top, middle, and base. The second factor is bagasse mulch dosage consisting of 4 levels i.e. 0 ton.ha-1, 3 ton.ha-1, 6 ton.ha-1, and 9 ton.ha-1. The result of this research showed that the position of bud chips on the top stem has an effect on the number of stem and the productivity of sugarcane compared to the midle and base stem position. The position of bud chips treatment result showed no effect on the yield of sugarcane. The dose of bagasse 3 ton.ha-1, 6 ton.ha-1, and 9 ton.ha-1 showed no effect on the stem diameter, the number of stem, and the rendement of sugarcane, but affected by the dose mulch of bagasse 0 ton. ha-1. The dose of bagasse 3 ton.ha-1 showed the best effect on the number of stem per row and the productivity of sugarcane compared to all bagasse mulch treatments. There was no interaction between the treatment of sugarcane bud chips and mulch bagasse on all observation variables. Keywords: bud chips, bagasse mulch, sugarcane yield
Aplikasi IAA Terhadap Kecepatan Tumbuh Asal Bibit Bud Chip Tebu (Saccharum officinarum L.) di Persemaian Pottray Sigit Eko Prasetyo; Wiwik Indrawati; Made Same
Jurnal Agro Industri Perkebunan Volume 8 No. 2, Oktober 2020
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jaip.v8i2.1391

Abstract

This study was conducted at the Politeknik Negeri Lampung in December to February 2019. The research used factorial Randomized Block Design (RBD) with two factor and three replication.The first factor is the source of bud chip derived from the 3 part: B1 (top), B2 (middle), B3 (bottom) and the second factor is the concentration of IAA with 4 levels of A0 (0 mg.l-1), A1 (150 mg.l-1), A2 (300 mg.l-1), and A3 (450 mg.l-1). The observed variable is speed of growing eye buds, percentage of growing buds, height of the plant, number of leaves, and diameter of stem. The results of study showed the origin of bud chip seed middle part has the best growth of variable speed grow, precentage of growth, high seeding, number of leaves, and diameter of the stem. IAA administration at concentrations 0-450 mg.l-1 which has been applied to the source of bud chip upper, middle, and lower with immersion treatment for 20 minutes does not give a noticeable impact on the growing speed, precentage of growing, height plant, number of leaves, diameter of stem. There is no interaction between the origin of bud chip seed (top, middle, bottom) and IAA concentration.
EFEK KOMBINASI PUPUK NITROGEN DAN ZEOLIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BAGAL TEBU (Saccharum officinarum L.) Darsiman Darsiman; Any Kusumastuti; Wiwik Indrawati
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.92 KB) | DOI: 10.24853/jat.5.1.36-45

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah sumber utama produksi gula komersial. Gula adalah komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia baik sebagai kebutuhan dasar maupun bahan baku industri makanan atau minuman. Permintaan gula meningkat dengan pertumbuhan populasi dan beragam makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik pupuk Nitrogen dan zeolit untuk mengetahui interaksi antara distribusi pupuk Nitrogen dan zeolit dengan pertumbuhan benih tebu. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, dari Oktober 2018 hingga Maret 2019. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Nitrogen (Urea) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu: N1: 2.1 g.ember-1, N2: 3 g.ember-1 dan N3: 4 g.ember-1. Faktor kedua adalah dosis zeolit yang terdiri dari empat level, yaitu: Z1: 0 g.ember-1, N2: 100 g.ember-1, N3: 200 g.ember-1 dan N4: 300 g. ember-1. Hasilnya dianalisis menggunakan analisis varians kemudian dilanjutkan dengan uji perbedaan paling signifikan (LSD) 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk Nitrogen 4 g.ember-1 berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit bagal tebu pada pengamatan 135 hari setelah tanam yaitu pada variabel diameter batang, jumlah anakan, jumlah ruas, dan bobot kering akar, dosis zeolit tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit bagal tebu. Interaksi terjadi pada kombinasi dosis pupuk Nitrogen (4 g.ember-1) dan dosis zeolit (100 g. ember-1) berpengaruh terhadap pertumbuhan benih tebu hingga diameter batang untuk pengamatan 135 hari setelahtanam.
Respons Kalus Embriogenik Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum) Var. Kidang Kencana Terhadap Berbagai Modifikasi Media Kultur Dalam Proses Induksi Akar Sri Habsari Puji Astuti; Wiwik Indrawati; Dedi Supriyatdi; Jakty Kusuma
AGRITROP Vol 18, No 2 (2020): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v18i2.3631

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu bahan penghasil gula utama di Indonesia dan memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia dan menjadi sumber devisa negara.  Kemenperin mencatat, produksi gula nasional hanya mencapai angka 2,17 juta ton. Sementara, kebutuhan gula nasional mencapai 66 juta ton. Ini menandakan Indonesia baru mampu memenuhi 3,29% dari total kebutuhan nasional, sehingga lebih dari 96% defisit kebutuhan gula nasional yang belum mampu dan harus dipenuhi Indonesia.. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan komposisi media kultur yang tepat dan optimal untuk pertumbuhan akar dari kalus embriogenik tanaman tebu. Penelitian ini bertempat di Laboraturium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Lampung. Proses induksi akar ini dilakukan melalui modifikasi media MS dengan campuran IAA, Kinetin, CM, 2,4-D, dan sukrosa yang dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok. Variabel yang diamati adalah respons kalus, waktu tumbuh akar, panjang akar dan jumlah akar. Hasil penelitian dan pengujian menunjukkan bahwa komposisi media berpengaruh terhadap perkembangan akar. Media dengan  kombinasi IAA menghasilkan respons berupa akar, namun media dengan kombinasi 2,4-D memberikan respons berupa pelebaran kalus. Hasil pengamatan menunjukkan perlakuan terbaik untuk pengakaran adalah kombinasi media IAA 1 mg.l-1 baik berupa rata-rata panjang 1,56 cm dan jumlah akar 2,08.
Keanekaragaman Mesofauna Tanah dan Aktivitas Mikroorganisme Tanah pada Vegetasi Nilam di Berbagai Dosis Biochar dan Pupuk Majemuk NPK Any Kusumastuti; Wiwik Indrawati; Supriyanto; Almara Kurniawan
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i2.488

Abstract

Mesofauna tanah merupakan fauna tanah yang berperan dalam proses dekomposisi material organik di dalam tanah dan dapat menjadi bioindikator kesuburan tanah. Peningkatan bahan organik seperti biochar pada tanah dapat meningkatkan populasi dan aktivitas mesofauna tanah. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan keanekaragaman mesofauna tanah dan aktivitas mikroorganisme tanah terbaik pada berbagai dosis biochar, dosis pupuk majemuk NPK, dan interaksi antara biochar dan pupuk majemuk NPK. Penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung, pada Juli 2021 hingga Januari 2022. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara split-plot yang terdiri atas dua faktor perlakuan berupa dosis biochar (B0 = tanpa biochar, B1 = 10 ton/ha, dan B2 = 20 ton/ha) dan dosis pupuk majemuk NPK (P0 = tanpa pupuk, P1 = 350 kg/ha, dan P2 = 750 kg/ha), diulang 4 kali. Variabel pengamatan adalah populasi mesofauna tanah, indeks keanekaragaman mesofauna tanah, indeks dominasi mesofauna tanah, dan aktivitas mikroorganisme tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis biochar 20 ton/ha merupakan perlakuan terbaik terhadap populasi mesofauna tanah, indeks keanekaragaman mesofauna tanah, indeks dominasi mesofauna tanah, dan aktivitas mikroorganisme tanah. Perlakuan dosis pupuk majemuk NPK 700 kg/ha merupakan perlakuan terbaik terhadap populasi mesofauna tanah, indeks keanekaragaman mesofauna tanah, dan indeks dominasi mesofauna tanah, sedangakan pada aktivitas mikroorganisme tanah perlakuan tanpa pupuk majemuk NPK merupakan yang terbaik. Interaksi terbaik kombinasi perlakuan berbagai dosis biochar dan dosis pupuk majemuk NPK tarbaik yaitu pada perlakuan dosis biochar 20 ton/ha dengan dosis pupuk majemuk NPK 700 kg/ha.