Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kacang Koro (Canavalia ensiformis) Menggunakan Uji 1,1-difenil 1,2-dipikrilhidrazil (DPPH) Tantan Widiantara; Yusman Taufik; Yudi Garnida; Dwi Yulianti
Chimica et Natura Acta Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.667 KB) | DOI: 10.24198/cna.v6.n1.16785

Abstract

Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang mempunyai elektron tidak berpasangan. Radikal bebas akan terus terbentuk di dalam tubuh sehingga tubuh membutuhkan senyawa penting yang disebut dengan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat meredam efek negatif dari oksidan, termasuk dalam penghambatan dan penghentian kerusakan oksidatif terhadap molekul target. Salah satu tanaman  yang mengandung senyawa antioksidan adalah Canavalia ensiformis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik aktivitas antioksidan dari ekstrak C. ensiformis dengan pelarut yang berbeda menggunakan metode DPPH. Penelitian ini dimulai dengan merendam C. ensiformis menggunakan metanol kemudian dilakukan evaporasi pada suhu 40°C, dipartisi dengan n-heksana, etil asetat dan air. Semua fraksi kemudian di evaporasi, fraksi kering kemudian diuji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH. Aktivitas antioksidan ekstrak metanol, n-heksana, etil asetat dan fraksi air masing-masing adalah 0,26%; 0,22%; 0,03%; Dan 0,27%.
IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAGU MUTIARA DI PASAR INDUK KOTA BANDUNG TAHUN 2019 Tantan Widiantara
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 7 No 1 (2020): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/pftj.v7i1.2691

Abstract

Sagu mutiara merupakan hasil olahan pati sagu yang berbentuk butiran(bulat-bulat) dengan warna merah, putih atau hijau. Warna pada sagu mutiara yang umum dijual tersebut sering kali terang dan mencurigakan. Penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya masih marak terjadi karena ketidaktahuan masyarakat terhadap hal ini, terutama dalam hal penggunaan zat pewarna sintetik berbahaya rhodamin B, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penambahan rhodamin B pada sagu mutiara di Pasar Induk Kota Bandung dan untuk mengetahui jumlah kontaminasi rhodamin B pada sagu mutiara yang dijual di Pasar Induk Kota Bandung. Pasar Induk dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan pasar terbesar yang biasanya menyalurkan berbagai kebutuhan kepada pasar lain disekitarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel sehingga menghasilkan 13 sampel terpilih dari 12 pedagang. Sebanyak 4 sampel didapatkan dari Pasar Induk Gede Bage dan 9 sampel dari 12 pedagang didapatkan dari Pasar Induk Caringin. Analisis kualitatif zat pewarna dilakukan dengan metode spot test. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian secara kualitatif menunjukkan bahwa sagu mutiara tidak mengandung rhodamin B, namun teridentifikasi pewarna jenis lain yaitu crystal panceau, amaranth dan azorubin A, sehingga tidak dilakukan analisis lebih lanjut secara kuantitatif. Crystal panceau dan Amaranth merupakan bahan pewarna yang dilarang sedangkan azorubin A atau karmoisin merupakan bahan pewarna yang diperbolehkan dalam batas tertentu. Sampel yang teridentifikasi sebagai produk yang mengandung pewarna crystal panceau sebanyak 10 sampel, sedangkan sampel yang teridentifikasi mengandung pewarna amaranth dan azorubin A masing-masing sebanyak satu sampel, lalu satu sampel lainnya tidak teridentifikasi jenis pewarnanya
PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG Tantan Widiantara
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 5 No 1 (2018): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.408 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v5i1.803

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan gula merah dengan sukrosa dan perbandingan tepung jagung, tepung ubi jalar dengan tepung kacang hijau terhadap karakteristik jenang. Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan informasi mengenai cara pembuatan jenang dari bahan baku yang bervariasi sebagai bentuk diversifikasi produk pangan serta untuk meningkatkan nilai gizi jenang dengan menggunakan bahan yang mengandung karbohidrat dan protein cukup tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 x 3 dan ulangan sebanyak 3 kali. Faktor yang pertama adalah perbandingan gula merah dengan sukrosa (A) terdiri dari a1 (5:2), a2 (5:3) dan a3 (5:4). Faktor kedua adalah perbandingan tepung jagung, tepung ubi jalar dengan tepung kacang hijau (B) terdiri dari b1 (1:1:1), b2 (1:1:2) dan b3 (2:1:1). Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini berupa analisis kimia (kadar air dan kadar gula reduksi) dan uji organoleptik (warna, rasa, aroma dan tekstur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan gula merah dengan sukrosa (A) hanya berpengaruh terhadap kadar air jenang. Sedangkan untuk kadar gula reduksi, faktor perbandingan gula merah dengan sukrosa (A) dan faktor perbandingan tepung jagung, tepung ubi jalar dengan tepung kacang hijau (B) serta interaksi antara kedua faktor tidak memberikan pengaruh. Berdasarkan uji organoleptik, kedua faktor dan interaksinya tidak berpengaruh pada penilaian panelis terhadap warna, rasa, aroma dan tekstur. Perlakuan terbaik adalah perlakuan a3b3 (perbandingan gula merah dengan sukrosa 5:4 serta perbandingan tepung jagung, tepung ubi jalar dengan tepung kacang hijau 2:1:1) yang memiliki kadar protein 6,33% dan nilai tekstur 3.128,27 gf.
KAJIAN PERBANDINGAN TEPUNG KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) DENGAN TEPUNG TAPIOKA DAN KONSENTRASI KUNING TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES KORO Tantan Widiantara
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 5 No 2 (2018): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.811 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v5i2.1045

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan perbandingan tepung koro dengan tepung tapioka dan konsentrasi kuning telur sehingga diperoleh karakteristik cookies koro yang paling baik. Penelitian pendahuluan dilakukan yaitu menentukan formulasi cookies yang terpilih dari tiga macam formulasi modifikasi. Penelitian utama merupakan penelitian lanjutan dari formulasi terpilih pada penelitian pendahuluan, yang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dan menggunakan rancangan perlakuan yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor A (perbandingan tepung koro dengan tepung tapioka) dan faktor B (Konsentrasi Kuning Telur). Hasil dari penelitian utama yaitu didapat produk cookies perbandingan tepung koro dengan tepung tapioka terbaik dengan perbandingan 1:1 dengan konsentrasi kuning telur 12%. Pada penelitian ini, cookies koro untuk analisis kimia mengandung kadar air berkisar 2,5% - 4,5%, kadar protein berkisar 16,92% - 36,60%, sedangkan untuk cookies yang terpilih memiliki kadar lemak 20,36%, dan kadar pati 28,53%, serta untuk analisis fisik menunjukkan bahwa nilai uji kekerasan diperoleh sebesar 0,97mm/10detik/100g dan uji warna menunjukkan parameter kecerahan sebesar 81.28, warna kromatik a* sebesar 7.39 dan warna kromatik b* sebesar 28.09. Kesimpulan yang didapat dari penelitian cookies perbandingan tepung koro dengan tepung tapioka berpengaruh terhadap karakteristik warna, tekstur, kadar air dan kadar protein cookies, konsentrasi kuning telur berpengaruh terhadap warna, tekstur dan kadar protein cookies, sedangkan interaksi perbandingan tepung koro dengan tepung tapioka dan konsentrasi kuning telur berpengaruh terhadap warna, tekstur, kadar air dan kadar protein cookies koro.
OPTIMALISASI FORMULASI MINUMAN JELLY LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DAN DAUN BLACK MULBERRY (Morus nigra L.) MENGGUNAKAN DESIGN EXPERT METODE MIXTURE D-OPTIMAL Yusman Taufik; Tantan Widiantara
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 4 No 3 (2017): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.44 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v4i3.669

Abstract

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh formulasi optimal dalam pembuatan minuman jelly lidah buaya dan daun black mulberry menggunakan program Design Expert metode Mixture D-Optimal. Penelitian ini meliputi lima tahap yaitu analisis bahan baku, penentuan variabel dan penentuan respon, penentuan formulasi dengan Design Expert metode Mixture D-Optimal, pembuatan produk dan pengujian respon produk minuman jelly lidah buaya dan daun black mulberry dengan formulasi dari program Design Expert metode Mixture D-Optimal, tahap terakhir penentuan formulasi terpilih dan pengujian formulasi terpilih. Formulasi optimal yang telah diprediksi oleh program Design Expert metode Mixture D-Optimal memiliki nilai ketepatan (desirability) 0,699 dengan kadar air 80,44%, kadar vitamin C 13,14 mg/100g, pH 5,1, viskositas 270 mpas, sineresis 6,78%, uji hedonik atribut warna 3,45, atribut aroma 3,32, atribut rasa 3,72, dan atribut tekstur 4,2. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa program Design Expert metode Mixture D-Optimal dapat menentukan formulasi optimal minuman jelly lidah buaya dan daun black mulberry.
PENGARUH SUBSTITUSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) SERTA PERBANDINGAN KACANG KORO (Canavalia ensiformis) DENGAN SUSU SKIM TERHADAP KARAKTERISTIK ES KRIM Tantan Widiantara
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 6 No 1 (2019): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.263 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v6i1.1506

Abstract

This research was aimed to determine and to assess the influence of the substitution of purple sweet potato and the comparison between skim milk and jack bean extract to the characteristic of purple sweet potato ice cream. The benefits of this research are to diversifying local food-based products, to increase the value of jack bean and purple sweet potato, and as the reference for the researchers about the process of making purple sweet potato ice cream. This research consist of two stages. The first stage is preliminary research, then followed by the second stage; main research. The experiment was designed using Randomized Block Design (RBD) with (3x3) factorial pattern which is consist of 2 (two) factors. The first factor is the substitution of purple sweet potato (17,5% ; 22,5% ; 27,5%) and the second factor is the comparison between skim milk and jack bean extract (80%:20% ; 70%:30% ; 60%:40%), each combination was replicated three times. The results of the preliminary stages showed that jack bean extract contains HCN levels of 0.04968 mg/kg and protein content of 2.0499%, antioxidant activity of purple sweet potato paste of 178.218 ppm. The results of the main research showed that the substitution of purple sweet potato had an affect on protein content, fat content, overrun, attributes of color, aroma, taste, and texture of the ice cream. The comparison of skim milk and jack bean extract affect the protein content, attributes of color, aroma, taste, and texture of ice cream. The interaction between the two effects on protein content, fat content, attributes of color, taste, and texture of purple sweet potato ice cream. The antioxidant activity of the highest protein sample was 791.403 ppm.
PEMBUATAN KECAP ASIN KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L.) YANG DIPENGARUHI PERBANDINGAN TEMPE KORO PEDANG DENGAN TEMPE AMPAS TAHU DAN KONSENTRASI LARUTAN GARAM Tantan Widiantara
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 5 No 3 (2018): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.343 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v5i3.1266

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh proporsi antara kacang kedelai tempe dan tahu ampas tahu dan konsentrasi larutan garam yang memberikan pengaruh terbaik terhadap kualitas saus. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang proporsi yang tepat antara kacang kedelai dan ampas tahu serta konsentrasi larutan garam yang tepat dalam membuat saus kacang kedelai. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya jenis diversifikasi bahan baku dalam pembuatan kecap sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi bahan tersebut. Metode penelitian primer menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktorial 3x3 dan diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah proporsi kacang kedelai tempe dan ampas tahu tempe (k) terdiri dari tiga taraf yaitu k1 (1: 1), k2 (2: 1) dan k3 (1: 2). Faktor kedua adalah konsentrasi larutan garam (g) terdiri dari tiga level yaitu g1 (15%), g2 (20%) dan g3 (25%). Analisis dari penelitian ini adalah analisis kimia (protein dan kadar garam), analisis fisik (viskositas) dan uji organoleptik (warna, rasa dan rasa) menggunakan metode duo-trio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kacang kedelai tempe dan ampas tahu tempe, konsentrasi larutan garam dan interaksi mereka memberikan pengaruh yang signifikan terhadap semua respon. Perlakuan terbaik dari penelitian ini adalah k2g3 (proporsi tempe kacang kedelai dan ampas tahu tempe adalah 2: 1 dan konsentrasi larutan garam adalah 25%) yang terdiri dari 17,71% kandungan protein, 22,50% kadar garam dan viskositasnya adalah 12 m.Pas.
PEMANFAATAN KOMODITAS LOKAL MELALUI PEMBUATAN PRODUK MIE BERBASIS TEPUNG KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) TERMODIFIKASI SECARA FERMENTASI SPONTAN Tantan Widiantara; Yusman Taufik; Rizal Maulana Ghaffar
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 8 No 3 (2021): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/pftj.v8i3.4454

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik mie basah dari pencampuran tepung terigu dengan penambahan bahan tepung kacang koro pedang termodifikasi secara fermentasi spontan. Penelitian yang dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan tepung kacang koro pedang dengan berbagai variasi yaitu, 100% tepung koro pedang (p1), 80% tepung kacang koro pedang : 20% tepung terigu (p2), 70% tepung koro pedang : 30% tepung terigu (p3), 60% tepung kacang koro : 40% tepung terigu (p4), serta 50% tepung koro pedang : 50% tepung terigu (p5) dengan dilakukan 5 kali ulangan. Respon yang diamati meliputi kadar protein, abu, air, karbohidrat, serat, HCN, serta penilaian organoleptik meliputi warna, tekstur, aroma, rasa dan kekenyalan. Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan fermentasi spontan selama 24 jam menghasilkan tepung kacang koro dengan rendemen 48,8%, kadar air 11,85%, abu 2,27%, karbohidrat total 55,98%, protein 21,42%, lemak 2,34%, serat 1,13% dan HCN 17,72 mg/kg. Berdasarkan hasil analisis kadar air, protein dan uji organoleptik dengan atribut warna, aroma, kekenyalan dan rasa, maka produk mie basah substusi tepung kacang koro terpilih adalah perlakuan p5 (50%:50%), dengan profil mutu kadar air 51,85%, abu 1,67%, karbohidrat 33,19%, lemak 3,56%, protein 6,86%, serat kasar 1,95%, ALT 320 koloni/g, serta nilai kalori 192,19 sehingga memenuhi 9,61% AKG.
PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM Wisnu Cahyadi; Tantan Widiantara
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 4 No 3 (2017): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.999 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v4i3.649

Abstract

Sorbet merupakan salah satu makanan pencuci mulut dimana berasal dari pencampuran sari buah, sukrosa dan bahan penstabil yang memiliki bentuk menyerupai es krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan konsentrasi bahan penstabil dan sukrosa serta interaksi keduanya terhadap karakteristik sorbet murbei hitam. Metode penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah menentukan bahan penstabil yang terpilih menggunakan uji organoleptik. Pada uji organoleptik penelitian pendahuluan memiliki tahapan yang terdiri dari sortasi buah murbei, trimming, pencucian, penirisan, blanching, penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan penstabil, pemasakan, temperring, pembekuan dengan ice cream maker, penyimpanan beku. Sedangkan pada penelitian utama yaitu menentukan konsentrasi bahan penstabil CMC dan sukrosa menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok). Tahapan penelitian utama terdiri dari sortasi buah murbei, trimming, pencucian, penirisan, blanching, penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan penstabil CMC, pemasakan, temperring, pembekuan dengan ice cream maker, penyimpanan beku. Bahan penstabil yang terpilih di penelitian pendahuluan yaitu CMC. Hasil dari penelitian utama menunjukkan bahwa konsentrasi bahan penstabil berpengaruh terhadap tekstur, overrun, kadar air dan vitamin C. Konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap rasa, aroma, tekstur, kadar air dan vitamin C. Interaksi antara konsentrasi bahan penstabil CMC dan konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap tekstur dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk sorbet murbei hitam terpilih adalah perlakuan sampel a3b3 (konsentrasi CMC 0,3% dan konsentrasi sukrosa 25%), karena dilihat dari uji organoleptik merupakan sampel yang paling disukai panelis dengan aktivitas antioksidan 1954,388 ppm, kadar air 65,76%, vitamin C 22,16 mg/100 g bahan, dan overrun 25,30 %.
PEMANFAATAN KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L) TERHADAP PEMBUATAN TAHU KACANG KORO BERDASARKAN PERBEDAAN KONSENTRASI KOAGULAN Tantan Widiantara; WIsnu Cahyadi
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 4 No 3 (2017): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.112 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v4i3.644

Abstract

Tahu adalah makanan semi padat yang terbuat dari susu kedelai dengan proses pengendapan protein pada titik isoelektrik, yang dipenelitian ini kacang koro sebagai bahan baku utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh konsentrasi koagulan terhadap karakteristik tahu koro pedang tanpa penambahan atau penggantian bahan lainnya. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama, untuk tahap pendahuluan terdiri dari dua faktor yang menentukan jenis koagulan dan suhu yang dipilih, jenis koagulan adalah asam sitrat, asam asetat dan kalsium sulfat, yang menggunakan suhu 60 ° C, 70 ° C dan 80 ° C. Penelitian utama terdiri dari 1 faktor dengan jumlah taraf adalah 5 (variasi konsentrasi sebagai taraf ) yaitu ; 0,25%, 1%, 1,25%, 1,5%, 1,75% dengan temperatur pemasakan adalah 70 ° C. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan ulangan sebanyak 5 kali sehingga ada 25 satuan percobaan. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa kalsium sulfat adalah koagulan terpilih dengan pada suhu pemasakan 70°C, sedangkan penelitian utama menunjukkan bahwa kalsium sulfat koagulan pada konsentrasi 1,75% adalah perlakuan yang dipilih, berdasarkan respon kimia untuk mengetahui sebelum dan sesudah penggorengan yang mengandung kadar protein tinggi sebelum digoreng sebesar 26,41% dan 23,56% setelah penggorengan, Tingkat HCN sebelum digoreng pada 43,87 ppm dan 29,25 ppm setelah digoreng, kadar karbohidrat sebelum digoreng sebesar 26,06% dan 21,15% setelah menggoreng, menggoreng kandungan lemak 2% sebelum dan setelah menggoreng sampai 21% kadar air sebelum menggoreng sebesar 76, 92 % dan 36% setelah penggorengan, dan total mikroba sebelum menggoreng 5.45x105 cfu / ml, 5,32 x 103 cfu / ml.