Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Kesulitan Mahasiswa PGSD dalam Menyusun Instrumen Penilaian (Ranah Afektif dan Kognitif) Sri Lastuti; Anisah Anisah
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 7 No 1 (2017): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam menyusun instrumen penilaian baik pada ranah afektif maupun kognitif. Penelitian ini merupakan studi kasus kualitatif pada mahasiswa PGSD STKIP Taman Siswa Bima semester VI yang terdiri dari 100 mahasiswa. Data dikumpulkan melalui analisis tugas mahasiswa ketika menyusun instrumen penilaian. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa (a) pada umumnya mahasiswa sudah mampu menyusun instrumen penilaian pada aspek kognifif dan afektif namun masih memiliki kendala pada beberapa aspek, (b) mahasiswa memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam menyusun instrumen penilaian kognitif daripada instrumen penilaian afektif, (c) tingkat kesulitan yang tinggi terletak pada aspek menyusun indikator, membuat kisi-kisi, dan menyusun butir soal sesuai indikator, (d) pertanyaan maupun pertanyaan yang disusun mahasiswa pada aspek penilaian afektif belum mampu disusun secara jelas, tegas dan komunikatif, (e) pada soal pilihan ganda, daya pengecoh belum berperan maksimal karena alternatif jawaban yang disusun memberikan kecendrungan langsung memilih jawaban yang benar. Hal-hal tersebut diakibatkan karena minimnya pemahaman mahasiwa terkait pedoman menyusun instrumen penilaian, kurangnya penguasaan materi pembelajaran yang mengakibatkan terbatasnya kemampuan dalam menyusun instrumen penilaian, adanya kecenderungan mahasiswa dalam menyusun instrumen sekedar mengikuti contoh instrumen yang sudah ada tanpa dilandasi pemahaman yang kuat terkait pedoman dalam menyusun instrumen penilaian.
Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Mahasiswa PGSD Ditinjau dari Aspek Gender Anisah Anisah; Sri Lastuti
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 8 No 1 (2018): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v8i1.70

Abstract

Tujuan penelitian ini mendeskripsikan perbedaan antara kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa ditinjau dari aspek gender yaitu perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki. Penelitian ini merupakan penelitian survei. Subjek penelitian ini terdiri dari 35 mahasiswa PGSD STKIP Taman Siswa Bima yang terdiri dari 25 mahasiswa perempuan dan 10 mahasiswa laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 35 mahasiswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini memiliki kemampuan kemampuan pemecahan masalah matematika pada kategori sedang. Faktor-faktor yang menyebabkan keadaan tersebut karena mahasiswa kurang terbiasa dilatih meneyelesaikan masalah matematika berbasis HOTS dan berbasis pemecahan masalah. Hal tersebut ditunjukkan oleh rendahnya kemampuan dalam memahami soal, membuat pemodelan matematika, mengambil keputusan dalam peneyeleaian soal yang diberikan dan kurang teliti dalam meneyelesaikan masalah. Selain itu terdapat perbedaan antara kemampuan pemecahan laki-laki dan perempuan namun tidak terlalu signifikan. Adapun perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa perempuan dengan rata-rata 57, 68 dan kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa laki-laki adalah 53,72.
Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 di SDN Talabiu Kabupaten Bima NTB Sri Lastuti; Anisah Anisah
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 9 No 1 (2019): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v9i1.216

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 di SDN Talabiu kabupaten Bima yang terdiri dari implementasi perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam implementasi kurikulum 2013. Metode evaluasi yang digunakan adalah model Countenan Stake yang membagi komponen kurikulum dalam matrik observasi dan matrik pertimbangan meliputi tahap pendahuluan (antecedent), proses (transaction), dan hasil (outcomes). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan Mixed Method. Data hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, sedangkan data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif sesuai kriteria yang telah ditentukan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kesiapan sekolah yang dilihat dari ketersediaan Buku, kesiapan dokumen RPP dan kesiapan guru sebagai tenaga pengajar tergolong dalam kategori baik (telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah). Pelaksanaan proses pembelajaran termasuk dalam kategori baik. Implementasi penilaian autentik dan respon siswa dalam proses pembelajaran sudah menunjukkan respon yang positif. Meski demikian implementasi kurikulum 2013 pada ke-Tiga aspek tersebut harus selalu ditingkatkan agar ketercapaian termasuk pada kriteria sangat Baik. Kendala yang dihadapi guru dalam implementasi kurikulum 2013 sangat beragam mulai dari permasalahan terkait persiapan pembelajaran, permasalahan dalam proses pembelajaran hingga pada aspek penilaian otentik.
Identifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Mahasiswa Calon Guru SD di STKIP Taman Siswa Bima dan Cara Pengembangannya Anisah Anisah; Sri Lastuti
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 9 No 2 (2019): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v9i2.217

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah matematika dengan menggunakan tahap-tahap penyelesaian yang jelas. Kemampuan pemecahan masalah matematika menjadi aspek yng sangat penting bagi seseorang yang belajar matematika mengingat kemampuan pemecahan masalah matematika menjadi salah satu indicator seseorang dikatakan memahami matematika. Namun nyatanya kemampuan tersebut masih menjadi masalah bagi sebagian siswa tidak terkecuali mahasiswa calon guru SD STKIP Taman Siswa Bima. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa dan mengkaji lebih mendalam dan secara lebih detail sejauh mana tingkat dan level kemampuan pemecahan masalah matematika calon guru SD serta cara mengembangkannya. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa semester V kelas A dan Kelas B yang menempuh matakuliah pembelajaran matematika SD kelas awal. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa 1) kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa calon guru SD di STKIP Taman Siswa Bima dalam memahami masalah dan membuat rencana penyelesaian berada padakategori tinggi yang artinya sebagian mahasiswa tidak mengalami hambatan pada tahap tersebut. 2) Tahapan yang dianggap paling sulit bagi mahasiswa dalam menyelesaikan masalah matematika adalah pada tahap melaksanakan rencana dan menarik kesimpulan. Cara untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika adalah 1) mahasiswa harus dibiasakan untuk menyelesaikan soal-soal terbuka dan soal yang mampu merangsang berpikir kritis, 2) memilih metode yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DAN PBL DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DAN SIKAP ILMIAH Anisah Anisah
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.471 KB) | DOI: 10.36312/jime.v2i1.288

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan membandingkan keefektifan model pembelajaran Guided Inquiry dan PBL dalam pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar matematika dan sikap ilmiah siswa SMP Kelas VIII. Penelitian ini merupakan  penelitian eksperimen semu dengan pretest-posttest non-ekuivalen group design. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VIII SMP N 2 Godean yang terdiri dari empat kelas, yang dua kelasnya ditentukan secara acak sebagai sampel. Kelas VIII-B diberi perlakuan dengan model pembelajaran Guided Inquiry dalam pendekatan saintifik, sedangkan kelas VIII-A diberi perlakuan dengan model pembelajaran PBL dalam pendekatan saintifik. Instrumen penelitian terdiri dari soal tes prestasi belajar matematika dan angket sikap ilmiah dalam pembelajaran matematika. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Guided Inquiry dan PBL dalam pendekatan saintifik pada masing-masing variabel, digunakan uji one sampel t-test. Selanjutnya untuk membandingkan keefektifan model pembelajaran Guided Inquiry dan PBL dalam pendekatan saintifik di analisis secara multivariat menggunakan uji  T2 Hotelling’s pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran  Guided Inquiry dan PBL dalam pendekatan saintifik efektif ditinjau dari prestasi belajar matematika dan sikap ilmiah dalam pembelajaran matematika dan model pembelajaran Guided Inquiry dalam pendekatan saintifik tidak lebih efektif daripada model pembelajaran PBL dalam pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar matematika dan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran matematika
Dampak Pasca Covid_19 Terhadap Perkuliahan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP Taman Siswa Bima Sri Lastuti; Anisah
Journal of Classroom Action Research Vol. 4 No. 3 (2022): Agustus
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan IPA, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jcar.v4i3.2292

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) dampak positif dan dampak negatif dari proses pembelajaran yang dilakukan secara daring mada masa covid_19 terhadap perkuliahan mahasiswa PGSD STKIP Taman Siswa Bima. 2) upaya-upaya yang dilakukan oleh lembaga STKIP Taman Siswa Bima dalam hal ini yang diadopsi oleh prodi PGSD STKIP Taman siswa Bima dalam mengatasi berbagai dampak negatif pembelajaran daring pada masa covid_19. 3) dampak perkuliahan pasca covid_19 pada prodi PGSD STKIP Taman Siswa Bima. Jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif. Subyek dalam penelitian ini yaitu dosen dan mahasiswa prodi PGSD STKIP Taman siswa Bima yang berjumlah 250 mahasiswa dan 15 dosen PGSD. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara. Tehnik analis data terdiri dari penarikan data, display data, reduksi data dan Verifikasi atau penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Covid_19 membawa dampak positif maupun dampak negatif terhadap perkuliahan mahasiswa prodi PGSD STKIP Taman Siswa Bima. Adapun dampak positif diantaranya yaitu: mahasiswa dapat memaksimalkan peran tehnologi dalam penunjang perkuliahan (perkuliahan dengan menggunakan berbagai aplikasi seperti zoom. Watshap, goole meet dll., Proses perkuliahan lebih fleksibel dapat dilakukan kapan dan dimana saja., menuntut mahasiswa agarlebih mandiri. Sedangkan dampak negatifnya: perkuliahan kurang maksimal karena tidak dapat bertatap muka secara langsung dengan dosen maupun dengan mahasiswa lain sehingga tidak tercipta komunikasi multi arah., perkuliahan sangat bergantung pada ketersediaan jaringan/ paket internet. Mahasiswa menjadi lebih pasif., rentan mengalami stress dan kecemasan. Berbagai upaya dilakukan oleh prodi PGSD STKIP Taman siswa Bima dalam mengatasi berbagai dampak negatif perkuliahan pada masa covid_19 diantaranya: melaksanakan pembelajaran blended learning., output mata kuliah dialihkan ke projek., skripsi mahasiswa dialihkan ke artikel., pemberian bantuan kuota Internet, pemberian subsidi kuliah bagi mahasiswa., jam perkuliahan yang semula per SKS adalah 50 menit di kurangi menjadi 35 menit untuk mengurangi kerumunan. Dampak perkuliahan pasca covid_19 yaitu mahasiswa dan dosen lebih mahir dalam menggunakan tehnologi sebagai penunjang perkuliahan., menerapkan metode blended learning., proses perkuliahan dapat lebih fleksibel (tidak hanya tatap muka di kelas) lebih optimalnya pemanfaatan LMS Internal kampus untuk pembelajaran (mengisi daftar hadir, unggah materi, unggah penugasan dll).