Articles
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MELALUI KEGIATAN PERSEMBAHYANGAN SEHARI-HARI PADA SISWA HINDU DI SMA NEGERI 3 PALU
Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 5 No 1 (2014): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pelaksanaan dana punia pada hakekatnya dilaksanakan pada hari-hari tertentu yakni misalnya ketika hari punama, tilem, hari-hari raya serta ketika ada musibah. Namun berbeda dengan yang dilaksanakan oleh siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu, para siswa melakukannya setiap hari. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah yang melatarbelakangi siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu untuk berdana punia?, 2) Bagaimanakah proses implementasi dana punia pada siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu?, dan 3) Apakah kendala dalam proses implementasi dana punia pada diri siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu?. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui yang melatarbelakangi siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu untuk berdana punia, 2) Untuk mengetahui proses implementasi dana punia pada siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu, dan 3) Untuk mengetahui kendala dalam proses mengimplementasikan dana punia pada diri siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori hukum pengaruh yang berpandangan bahwa setiap respon yang diberikan karena adanya suatu stimulus. Teori kebudayaan yakni dimana kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia merupakan suatu warisan secara turun temurun. Teori keperibadian yakni pribadi setiap individu memiliki sifat yang khas dan unik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik penentuan informan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, yang melatarbelakangi siswa melakukan dana punia yakni karena kesadaran akan hakekat yadnya, dana punia yang terkumpul dipergunakan untuk menunjang kegiatan-kegiatan kerohanian di SMA Negeri 3 Palu. Proses pelaksanaannya ialah ketika jam istirahat kedua berlangsung, para siswa melakukan persembahyangan bersama terlebih dahulu, setelah usai persembahyangan bendahara kerohanian berkeliling memungut dana punia dari para siswa. Adapun kendala yang paling berarti bagi para siswa dalam melakukan dana punia ialah dimana ketika uang jajan yang dimiliki siswa mulai menipis ataupun ada kebutuhan lain yang sangat mendesak pada saat itu.
PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI BANJAR TUNJUNG SARI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha kepada anak sangat penting karena dalam ajaran tersebut diajarkan untuk berpikir, berkata, dan berbuat yang baik. Hal ini dimaksudkan agar anak memiliki tutur kata serta perilaku yang baik, sehingga perilaku yang diharapkan orang tua pada anak akan terlaksana, karena kehalusan budhi bahasa anak merupakan cermin dari apa yang ditanamkan dan diterapkan oleh orang tua. Dalam pembentukan perilaku anak itu sendiri perlu adanya pembinaan melalui pengendalian diri baik melalui pikiran, perkataan, maupun perbuatan yang merupakan ajaran etika untuk membentuk anak yang suputra. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua dalam penerapan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif atau tergolong pendekatan sosial. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif-kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa orang tua sebagai pengasuh dan pendidik anak mengajarkan pendidikan agama sedini mungkin dan memberikan contoh kepada anak. Orang tua sebagai panutan atau tauladan dalam keluarga karena orang tua harus bisa menjadi model dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua harus bisa memberikan contoh yang baik dalam berperilaku, berbuat dan berkata sehingga anak dapat menirunya. Upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak di Banjar Tunjung Sari adalah dengan memberikan nasehat atau saran dalam pergaulan agar anak tidak salah dalam pergaulan, mengawasi dan membatasi penggunaan media agar anak tidak salah mempergunakan media. Selain itu orang tua juga harus menjalin hubungan/komunikasi yang baik dan memberikan pendidikan yang layak pada anak.
PEMAHAMAN PENGGUNAAN BENANG TRI DATU PADA REMAJA HINDU DI KOTA PALU
Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (191.852 KB)
|
DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i2.221
Benang Tri datu merupakan benang tiga warna yaitu: warna merah, hitam, dan putih yang mewakili tiga simbol dari manifestasi Tuhan sebagai pencipta yakni Dewa Brahma dengan warna merah, Pemelihara yakni Dewa Wisnu dengan warna hitam, Dan Pelebur Yakni Dewa Siwa dengan warna putih. Di kota Palu banyak dijumpai remaja yang menggunakan benang Tri datu, remaja Hindu yang menggunakan benang Tri datu seharusnya memahami apa itu benang Tri datu namun masih banyak ditemukan remaja yang menggunakan benang tri datu tetapi tidak memahami apa sesungguhnya benang tersebut. oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini. Penelitian ini merumuskan dua permasalahan, yaitu 1) Bagaimanakah Pemahaman Remaja Hindu terhadap Penggunaan Benang Tri Datu di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah? 2) Bagaimanakah Nilai-Nilai Pendidikan yang terkandung dalam penggunaan benang Tri Datu pada remaja Hindu di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah ? Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui pemahaman remaja Hindu terhadap penggunaan benang Tri datu di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. 2) untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam penggunaan benang Tri Datu pada remaja Hindu di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan teori simbol dan teori nilai. Dengan menggunakan tehnik puroposive sampling serta menggunakan pengumpulan data yang terdiri dari metode observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan didapatkan pemahaman remaja hindu sebagai berikut: a. Tri datu Sebagai identitas orang bali, b. Sebagai perlindungan dari Tuhan c. Tri datu merupakan Benang tiga warna.Adapun nilai religius yang terkandung dalam penggunaan benang Tri datu seperti: a. Ketaatan dalam sembahyang. b. berperilaku baik dan sopan santun. c. Merasa tenang dan lebih nyaman
PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KEHADIRAN SISWA HINDU DI PASRAMAN WIDYA SANTHI BUANA DESA SAUSU PEORE KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 1 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (186.715 KB)
|
DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i1.235
Tujuan khusus penelitian yaitu: (1) Untuk mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan kehadiran Siswa Hindu Di Pasraman Widya Santhi Buana Desa Sausu Peore Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong. (2) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi orang tua dalam meningkatkan kehadiran Siswa Hindu Di Pasraman Widya Santhi Buana Desa Sausu Peore Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong. (3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan kehadiran Siswa Hindu Di Pasraman Widya Santhi Buana Desa Sausu Peore Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penentuan informan menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data adalah reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan adalah teori motivasi, teori tindakan beralasan dan teori behaviorisme. Hasil penelitian dinyatakan bahwa (1) Peran orang tua dalam meningkatkan kehadiran siswa Hindu di Pasraman Widya Santhi Buana Desa Sausu Peore Kabupaten Parigi Moutong sebagai berikut memotivasi anak, memberikan fasilitas belajar, menyediakan dan mencarikan alat transportasi. (2) Kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam meningkatkan kehadiran siswa Hindu di Pasraman Widya Santhi Buana Desa Sausu Peore Kabupaten Parigi Moutong sebagai berikut : kendala jarak, kendala waktu, kendala tenaga pengajar. (3) Upaya-upaya orang tua dalam meningkatkan kehadiran siswa Hindu di Pasraman Widya Santhi Buana Desa Sausu Peore Kabupaten Parigi Moutong sebagai berikut : membagi waktu, memberi perhatian, menambah jumlah tenaga pengajar.
IMPLEMENTASI KEDUDUKAN ANAK LAKI-LAKI TARHADAP SISTEM PEMBAGIAN WARIS PADA MASYARAKAT HINDU DI KOTA PALU
Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (177.155 KB)
|
DOI: 10.36417/widyagenitri.v9i2.241
Waris memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Hukum waris adalah bagian dari hukum kekayaan, akan tetapi erat sekali kaitannya dengan hukum keluarga, karena seluruh pewarisan menurut undang-undang berdasarkan atas hubungan keluarga sedarah dan hubungan perkawinan. Masyarakat Hindu di kota Palu menganut sistem kekeluargaan patrilineal atau kebapaan yang lebih dikenal luas dalam masyarakat Hindu dengan istilah kepurusaan atau purusa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman atau pengetahuan masyarakat Hindu tentang kedudukan anak laki-laki terhadap sistem pembagian waris menurut Hukum Hindu di Kota Palu dan untuk mengetahui implementasi kedudukan anak laki-laki terhadap sistem pembagian waris pada masyarakat Hindu di Kota Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik penentuan informan porposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis datanya yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa masyarakat Hindu Kota Palu sebagian besar sudah memahami sistem pembagian waris menurut Hukum Hindu, pengetahuan tersebut didapat dari membaca buku-buku atau kitab suci yang mengatur tentang hal itu, ataupun dari pergaulannya dimasyarakat, selain itu anak laki-laki memiliki kedududkan tertinggi dibandingkan dengan pihak perempuan, hal ini dikarenakan anak laki-laki sebagai pewaris utama memiliki kewajiban untuk merawat orang tuanya, memiliki kewajiban dalam membangun dan merawat pura keluarga (sanggah), demikian juga kewajibannya dalam proses pengabenan para leluhurnya yang sudah meninggal dunia
ETIKA SISWA PADA PEMBELAJARAN AGAMA HINDU
Ayu Puja Astuti;
Ni Luh Ayu Eka Damayanti;
Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i1.329
Kewajiban siswa dalam sekolah yaitu, siswa harus taat kepada guru dan kepala sekolah, ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban sekolah, menghormati guru dan saling menghargai antar sesama siswa. Timbul permasalahan pada pembelajaran Agama Hindu siswa kelas XI di SMK Negeri 3 Palu yang diteliti yaitu : Etika Siswa Pada pembelajaran, kendala-kendala etika siswa pada Pembelajaran, upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pada pembelajaran sehingga mencapai tujuan yaitu mengetahui etika siswa pada pembelajaran, mengetahui kendala- kendala etika siswa pada pembelajaran teori yang digunakan yaitu teori Behavioristik (tingkah laku), mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pada pembelajaran, teori yang digunakan yaitu teori Perubahan Sosial. Penelitian ini bersifat kualitatif. Sumber data yaitu data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik studi kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi. Kesimpulanya setelah dilakukan upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pembelajaran Agama Hindu adalah menyiapkan waktu belajar di hari lain, lebih menghargai guru pendidikan, meningkatkan kesadaran siswa dan mengurangi penggunaan handphone pada pembelajaran dan terciptanya etika belajar siswa yang baik dan beretika dalam proses pembelajaran
PENGGUNAAN BANTEN PRAYASCITA DALAM UPACARA DEWA YAJNA DI PURA PENATARAN PED DI DESA TIRTA BUANA
Wayan Bagiana;
Gede Merthawan;
I Nyoman Suparman
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 2 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i2.331
Upacara Dewa Yajna adalah pemujaan atau persembahan sebagai perwujudan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dalam berbagai macam manifestasinya, yang diwujudkan dalam bermacam-macam bentuk upakara. Dengan menggunakan salah satu jenis Banten yaitu Banten Prayascita.Umat Hindu di Desa Tirta Buana selalu menggunakan Banten Prayascita Sari, pada Upacara Dewa Yajna di Pura Penataran Ped. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Banten Prayascita dalam Upacara Dewa Yajna di Pura Penataran Ped di Desa Tirta Buana Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat yaitu: digunakan pada saat purnama dan tilem, digunakan untuk memohon tirtha pengelukatan, pembersihan dan pabyakaonan, dan digunakan untuk matur piuning dalam upacara pujawali/piodalan. makna yang terkandung pada Banten Prayascita dalam Upacara Dewa Yajna di Pura Penataran Ped di Desa Tirta Buana Kecamatan Dapurang Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat yaitu : makna religius, makna ritual/upacara, dan makna estetika.
PERSEPSI MASYARAKAT HINDU TERHADAP TERHADAP NGABEN MASSAL
Ratih Paraswati;
Gede Merthawan;
Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i3.336
Masyarakat merasa terbebani oleh biaya dalam melaksanakan ngaben namun setelah adanya ngaben massal masyarakat dapat melaksanakan ngaben tanpa memikirkan biaya yang terlalu tinggi. Namun lain halnya di Desa Solo yang menganggap biaya ngaben massal sama dengan ngaben individu. Pokok permasalahan: (1) Bagaimanakah persepsi masyarakat Hindu terhadap ngaben massal di Desa Solo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan?. (2) Bagaimanakah tata cara pelaksanaan terhadap ngaben massal bagi masyarakat di Desa Solo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan?. Tujuan penelitian : (1) Untuk mengetahui persepsi masyarakat Hindu terhadap ngaben massal di Desa Solo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. (2) Untuk mengetahui tata cara terhadap ngaben massal bagi masyarakat di Desa Solo, Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara , dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, model data, penarikan dan verifikasi kesimpulan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Persepsi masyarakat Hindu terhadap ngaben massal, (1) untuk membayar hutang, (2) ngaben sawa wedana, (3) ngaben asti wedana, (4) ngaben swasta, (5) upakara ditanggung oleh panitia. Sedangkan tata cara pelaksanaan ngaben bagi masyarakat (1) tahap persiapan dan (2) tahap pelaksanaan
PEMBELAJARAN AKSARA DEVANAGARI PADA SISWA HINDU DI SDN 2 TATURA PALU
Catur Rahayu Ning Susanti;
Sugiarti Sugiarti;
Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 2 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i2.390
Realitas yang terjadi adalah aksara Devanagari yang seharusnya dapat diperoleh anak sejak dini justru tidak diajarkan sama sekali di ketiga jenjang pendidikan yang ada (formal, informal dan non formal). Hal ini menyebabkan sebagian besar anak terkadang merasa asing dan bingung ketika pertama kali melihat kitab-kitab suci agama Hindu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pembelajaran aksara Devanagari pada siswa Hindu dan juga kendala yang dihadapi serta upaya yang dilakukan selama pembelajaran aksara Devanagari berlangsung. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori belajar kognitif dan teori belajar konstruktivisme. Penentuan sumber data menggunakan purposive sampling dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
IMPLEMENTASI DANA PUNIA MELALUI KEGIATAN PERSEMBAHYANGAN SEHARI-HARI PADA SISWA HINDU DI SMA NEGERI 3 PALU
Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 5 No 1 (2014): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Pelaksanaan dana punia pada hakekatnya dilaksanakan pada hari-hari tertentu yakni misalnya ketika hari punama, tilem, hari-hari raya serta ketika ada musibah. Namun berbeda dengan yang dilaksanakan oleh siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu, para siswa melakukannya setiap hari. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah yang melatarbelakangi siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu untuk berdana punia?, 2) Bagaimanakah proses implementasi dana punia pada siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu?, dan 3) Apakah kendala dalam proses implementasi dana punia pada diri siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu?. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui yang melatarbelakangi siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu untuk berdana punia, 2) Untuk mengetahui proses implementasi dana punia pada siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu, dan 3) Untuk mengetahui kendala dalam proses mengimplementasikan dana punia pada diri siswa Hindu di SMA Negeri 3 Palu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori hukum pengaruh yang berpandangan bahwa setiap respon yang diberikan karena adanya suatu stimulus. Teori kebudayaan yakni dimana kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia merupakan suatu warisan secara turun temurun. Teori keperibadian yakni pribadi setiap individu memiliki sifat yang khas dan unik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik penentuan informan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, yang melatarbelakangi siswa melakukan dana punia yakni karena kesadaran akan hakekat yadnya, dana punia yang terkumpul dipergunakan untuk menunjang kegiatan-kegiatan kerohanian di SMA Negeri 3 Palu. Proses pelaksanaannya ialah ketika jam istirahat kedua berlangsung, para siswa melakukan persembahyangan bersama terlebih dahulu, setelah usai persembahyangan bendahara kerohanian berkeliling memungut dana punia dari para siswa. Adapun kendala yang paling berarti bagi para siswa dalam melakukan dana punia ialah dimana ketika uang jajan yang dimiliki siswa mulai menipis ataupun ada kebutuhan lain yang sangat mendesak pada saat itu.