Ni Luh Ayu Eka Damayanti
STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM MENINGKATKAN NILAI ETIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Luh Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementasi Pendidikan Tri Kaya Parisudha dalam meningkatkan nilai etika siswa di Sekolah Dasar Negeri Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong dilatar belakangi oleh fenomena bahwa di zaman sekarang bisa dilihat dari kenyataan di lapangan banyak anak yang kemampuan akademisnya tinggi, tetapi perilaku yang ditunjukkan terhadap teman-temannya, guru dan warga sekolah yang lain menyimpang atau tidak sesuai dengan aturan etika. Oleh karena itu adanya mata pelajaran pendidikan agama Hindu sangat membantu untuk perkembangan tingkah laku dan etika siswa menjadi lebih baik. Pendidikan agama Hindu di sekolah memiliki tujuan yaitu membina sikap dan perilaku siswa yang bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai moral Pancasila. Proses interaksi belajar mengajar dalam kelas membutuhkan suatu koordinasi kerja sama dan pengolahan yang baik di antara semua komponen pendidikan sehingga semua kegiatan siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan yang diharapkan yaitu mengaktualisasikan bentuk-bentuk perilaku yang beretika dan berbudhi pekerti luhur. Rumusan masalah yaitu bagaimanakah implementasi ajaran Tri Kaya Parisudha terhadap peningkatan etika siswa di SDN Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan yaitu Teori Belajar. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Hasil pembahasan menunjukkan pola pengajaran pendidikan Tri Kaya Parisudha terhadap pembentukan perilaku dan etika siswa SDN Purwosari dilakukan melalui beberapa pendekatan dan beberapa teknik-teknik terdiri dari: 1) Pendekatan integrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan, 2) Pendekatan kesadaran, 3) Pendekatan bersifat ajakan, 4) Pendekatan etika, 5) Pendekatan sosial keagamaan, 6) Pendekatan keteladanan, 7) Teknik instruktif, 8) Teknik stimulatif, 9) Teknik persuasif, dan 10) Teknik sugestif. Nilai-nilai ajaran Tri Kaya Parisudha yang diterapkan dalam meningkatkan etika siswa di SDN Purwosari yaitu nilai pendidikan agama Hindu, seperti Catur Paramitha, Catur Marga dan ajaran Sad Ripu yang bermanfaat membentuk perkembangan mental dan kepribadian siswa, pendidikan etika yang diberikan kepada siswa merupakan pendidikan kesusilaan, pendidikan etika ini bermanfaat untuk merubah prilaku siswa dari perbuatan yang tidak baik menjadi baik.
PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU TERHADAP ANAK DI DESA TOLAI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG N. L. Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peranan orang tua sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan anaknya ke hal-hal yang positif. Orang tua menjadi pemimpin lembaga ini, dan orang tua merupakan pendidik pertama dan utama. Khususnya di Desa Tolai karena penduduk di Desa ini sebagian besar sebagai petani sehingga perhatian dan waktu dirumah untuk mendidik anak sangat sedikit. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? 2 ) Apakah kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? 3) Apakah upaya – upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? Penelitian ini bertujuan : 1). Untuk mengetahui peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, 2 ). Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, 3). Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penentuan sumber data menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui, observasi, wawancara,dokumentasi dan kepustakaan, sedangkan teknik analisis data mencakup tiga langkah : 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) menarik kesimpulan. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, 1) peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak, melalui : a) mengajarkan anak tentang etika, b) mengajarkan anak tentang sopan santun. 2) kendala-kendala dalam menanamkan pendidikan agama terhadap anak seperti, dampak negative dari teknologi, minimnya pendidikan orang tua, kesibukan orang tua,dan pengaruh negatif dari lingkungan dan pergaulan. 3) upaya-upaya yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala –kendala adalah: a) mengarahkan penggunaan teknologi, b) belajar dari pengalaman orang tua, c) meluangkan waktu dimalam hari, d) memantau dan membatasi pergaulan anak.
PERAN ORANG TUA PRASEJAHTERA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU KHUSUSNYA AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI KOTA PALU Ni Luh Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 1 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.502 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v10i1.247

Abstract

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk membimbing pada perkembangan mental dan spiritual anak. Begitupun pada orang tua pra sejahtera memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan pendidikan agama Hindu, khususnya ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak, agar memiliki tingkah laku yang baik. Namun kenyataannya orang tua pra sejahtera belum mampu melaksanakan perannya dalam menanamkan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anaknya dikarenakan kesibukan orang tuabekerja mencari nafkah serta keadaan ekonomi yang kurang mampu. Mengapa dikatakan penting karena orang tua harus selalu membimbing dan mengajarkan agama Hindu ke pada anak-anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berperilaku mulia. Peran orang tua pra sejahtera dalam menanamkan pendidikan Agama Hindu Khususnya Ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak yaitu : Peran Orang Tua Sebagai Pengasuh dan Pendidik anak, Peran orang tua sebagai suri tauladan dalam keluarga, Peran orang tua sebagai pembimbing pendidikan agama anak. Kendala yang dihadapi orang tua pra sejahtera dalam menanamkan pendidikan agama Hindu, khususnya Ajaran Tri Kaya Parisudha yaitu meliputi kendala Internal,seperti Faktor waktu, dan kendala eksternal seperti : lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi .Upaya yang dilakukan oleh orang tua pra sejahtera untuk mengatasi kendala kendala dalam menanamkan pendidikan agama Hindu Khususnya Ajaran Tri kaya Parisudha yaitu meliputi upaya internal,seperti mengatur waktu. Upaya eksternal seperti mengontrol pergaulan anak dan menanamkan disiplin waktu dan mengawasi peggunaan teknologi
ETIKA SISWA PADA PEMBELAJARAN AGAMA HINDU Ayu Puja Astuti; Ni Luh Ayu Eka Damayanti; Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i1.329

Abstract

Kewajiban siswa dalam sekolah yaitu, siswa harus taat kepada guru dan kepala sekolah, ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban sekolah, menghormati guru dan saling menghargai antar sesama siswa. Timbul permasalahan pada pembelajaran Agama Hindu siswa kelas XI di SMK Negeri 3 Palu yang diteliti yaitu : Etika Siswa Pada pembelajaran, kendala-kendala etika siswa pada Pembelajaran, upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pada pembelajaran sehingga mencapai tujuan yaitu mengetahui etika siswa pada pembelajaran, mengetahui kendala- kendala etika siswa pada pembelajaran teori yang digunakan yaitu teori Behavioristik (tingkah laku), mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pada pembelajaran, teori yang digunakan yaitu teori Perubahan Sosial. Penelitian ini bersifat kualitatif. Sumber data yaitu data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik studi kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi. Kesimpulanya setelah dilakukan upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pembelajaran Agama Hindu adalah menyiapkan waktu belajar di hari lain, lebih menghargai guru pendidikan, meningkatkan kesadaran siswa dan mengurangi penggunaan handphone pada pembelajaran dan terciptanya etika belajar siswa yang baik dan beretika dalam proses pembelajaran
PELAKSANAAN UPACARA MAGEDONG-GEDONGAN MENURUT AJARAN AGAMA HINDU Ni Luh Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.344

Abstract

Ajaran Agama Hindu meliputi tiga kerangka yaitu filsafat, etika dan upacara. Dalam pelaksanaannya diimplementasikan oleh umat Hindu secara utuh. Biasaya yang sering dilaksanakan adalah bentuk upacaranya. Upacara magedong-gedongan adalah upacara bayi dalam kandungan yang disucikan oleh umat Hindu. Magedong-gedongan berasal dari kata “gedong” yang berarti gua garba. Gua artinya pintu yang ada di dalam, garba artinya perut. Jadi, gua garba artinya pintu yang dalam berada pada perut ibu. Dalam hal ini yang dimaksud kehidupan pertama itu adalah bayi. Untuk keselamatan bayi dalam perut ibu inilah dilakukan upacara magedong-gedongan. Pada waktu hamil telah menginjak umur 6 bulan saka maka para Dewata telah lengkap menganugrahi organ tubuh manusia (lontar Angastyaprana), maka calon ayah dan calon ibu sudah menyiapkan diri untuk melakukan upacara magedong-gedongan memohon keselamatan bayi dan ibunya.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN TRI KAYA PARISUDHA DALAM MENINGKATKAN NILAI ETIKA SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Luh Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Implementasi Pendidikan Tri Kaya Parisudha dalam meningkatkan nilai etika siswa di Sekolah Dasar Negeri Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong dilatar belakangi oleh fenomena bahwa di zaman sekarang bisa dilihat dari kenyataan di lapangan banyak anak yang kemampuan akademisnya tinggi, tetapi perilaku yang ditunjukkan terhadap teman-temannya, guru dan warga sekolah yang lain menyimpang atau tidak sesuai dengan aturan etika. Oleh karena itu adanya mata pelajaran pendidikan agama Hindu sangat membantu untuk perkembangan tingkah laku dan etika siswa menjadi lebih baik. Pendidikan agama Hindu di sekolah memiliki tujuan yaitu membina sikap dan perilaku siswa yang bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai moral Pancasila. Proses interaksi belajar mengajar dalam kelas membutuhkan suatu koordinasi kerja sama dan pengolahan yang baik di antara semua komponen pendidikan sehingga semua kegiatan siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan yang diharapkan yaitu mengaktualisasikan bentuk-bentuk perilaku yang beretika dan berbudhi pekerti luhur. Rumusan masalah yaitu bagaimanakah implementasi ajaran Tri Kaya Parisudha terhadap peningkatan etika siswa di SDN Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan yaitu Teori Belajar. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Hasil pembahasan menunjukkan pola pengajaran pendidikan Tri Kaya Parisudha terhadap pembentukan perilaku dan etika siswa SDN Purwosari dilakukan melalui beberapa pendekatan dan beberapa teknik-teknik terdiri dari: 1) Pendekatan integrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan, 2) Pendekatan kesadaran, 3) Pendekatan bersifat ajakan, 4) Pendekatan etika, 5) Pendekatan sosial keagamaan, 6) Pendekatan keteladanan, 7) Teknik instruktif, 8) Teknik stimulatif, 9) Teknik persuasif, dan 10) Teknik sugestif. Nilai-nilai ajaran Tri Kaya Parisudha yang diterapkan dalam meningkatkan etika siswa di SDN Purwosari yaitu nilai pendidikan agama Hindu, seperti Catur Paramitha, Catur Marga dan ajaran Sad Ripu yang bermanfaat membentuk perkembangan mental dan kepribadian siswa, pendidikan etika yang diberikan kepada siswa merupakan pendidikan kesusilaan, pendidikan etika ini bermanfaat untuk merubah prilaku siswa dari perbuatan yang tidak baik menjadi baik.
PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU TERHADAP ANAK DI DESA TOLAI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG N. L. Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peranan orang tua sangat penting dalam mendidik dan mengarahkan anaknya ke hal-hal yang positif. Orang tua menjadi pemimpin lembaga ini, dan orang tua merupakan pendidik pertama dan utama. Khususnya di Desa Tolai karena penduduk di Desa ini sebagian besar sebagai petani sehingga perhatian dan waktu dirumah untuk mendidik anak sangat sedikit. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? 2 ) Apakah kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? 3) Apakah upaya – upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak ? Penelitian ini bertujuan : 1). Untuk mengetahui peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, 2 ). Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai, 3). Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak di Desa Tolai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penentuan sumber data menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui, observasi, wawancara,dokumentasi dan kepustakaan, sedangkan teknik analisis data mencakup tiga langkah : 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) menarik kesimpulan. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, 1) peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan agama Hindu terhadap anak, melalui : a) mengajarkan anak tentang etika, b) mengajarkan anak tentang sopan santun. 2) kendala-kendala dalam menanamkan pendidikan agama terhadap anak seperti, dampak negative dari teknologi, minimnya pendidikan orang tua, kesibukan orang tua,dan pengaruh negatif dari lingkungan dan pergaulan. 3) upaya-upaya yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala –kendala adalah: a) mengarahkan penggunaan teknologi, b) belajar dari pengalaman orang tua, c) meluangkan waktu dimalam hari, d) memantau dan membatasi pergaulan anak.
PERAN ORANG TUA PRASEJAHTERA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU KHUSUSNYA AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI KOTA PALU Ni Luh Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 1 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v10i1.247

Abstract

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk membimbing pada perkembangan mental dan spiritual anak. Begitupun pada orang tua pra sejahtera memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan pendidikan agama Hindu, khususnya ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak, agar memiliki tingkah laku yang baik. Namun kenyataannya orang tua pra sejahtera belum mampu melaksanakan perannya dalam menanamkan ajaran Tri Kaya Parisudha pada anaknya dikarenakan kesibukan orang tuabekerja mencari nafkah serta keadaan ekonomi yang kurang mampu. Mengapa dikatakan penting karena orang tua harus selalu membimbing dan mengajarkan agama Hindu ke pada anak-anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berperilaku mulia. Peran orang tua pra sejahtera dalam menanamkan pendidikan Agama Hindu Khususnya Ajaran Tri Kaya Parisudha pada anak yaitu : Peran Orang Tua Sebagai Pengasuh dan Pendidik anak, Peran orang tua sebagai suri tauladan dalam keluarga, Peran orang tua sebagai pembimbing pendidikan agama anak. Kendala yang dihadapi orang tua pra sejahtera dalam menanamkan pendidikan agama Hindu, khususnya Ajaran Tri Kaya Parisudha yaitu meliputi kendala Internal,seperti Faktor waktu, dan kendala eksternal seperti : lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi .Upaya yang dilakukan oleh orang tua pra sejahtera untuk mengatasi kendala kendala dalam menanamkan pendidikan agama Hindu Khususnya Ajaran Tri kaya Parisudha yaitu meliputi upaya internal,seperti mengatur waktu. Upaya eksternal seperti mengontrol pergaulan anak dan menanamkan disiplin waktu dan mengawasi peggunaan teknologi
ETIKA SISWA PADA PEMBELAJARAN AGAMA HINDU Ayu Puja Astuti; Ni Luh Ayu Eka Damayanti; Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v12i1.329

Abstract

Kewajiban siswa dalam sekolah yaitu, siswa harus taat kepada guru dan kepala sekolah, ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban sekolah, menghormati guru dan saling menghargai antar sesama siswa. Timbul permasalahan pada pembelajaran Agama Hindu siswa kelas XI di SMK Negeri 3 Palu yang diteliti yaitu : Etika Siswa Pada pembelajaran, kendala-kendala etika siswa pada Pembelajaran, upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pada pembelajaran sehingga mencapai tujuan yaitu mengetahui etika siswa pada pembelajaran, mengetahui kendala- kendala etika siswa pada pembelajaran teori yang digunakan yaitu teori Behavioristik (tingkah laku), mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pada pembelajaran, teori yang digunakan yaitu teori Perubahan Sosial. Penelitian ini bersifat kualitatif. Sumber data yaitu data primer dan data sekunder, teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik studi kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi. Kesimpulanya setelah dilakukan upaya-upaya dalam meningkatkan etika siswa pembelajaran Agama Hindu adalah menyiapkan waktu belajar di hari lain, lebih menghargai guru pendidikan, meningkatkan kesadaran siswa dan mengurangi penggunaan handphone pada pembelajaran dan terciptanya etika belajar siswa yang baik dan beretika dalam proses pembelajaran
PELAKSANAAN UPACARA MAGEDONG-GEDONGAN MENURUT AJARAN AGAMA HINDU Ni Luh Ayu Eka Damayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v11i1.344

Abstract

Ajaran Agama Hindu meliputi tiga kerangka yaitu filsafat, etika dan upacara. Dalam pelaksanaannya diimplementasikan oleh umat Hindu secara utuh. Biasaya yang sering dilaksanakan adalah bentuk upacaranya. Upacara magedong-gedongan adalah upacara bayi dalam kandungan yang disucikan oleh umat Hindu. Magedong-gedongan berasal dari kata “gedong” yang berarti gua garba. Gua artinya pintu yang ada di dalam, garba artinya perut. Jadi, gua garba artinya pintu yang dalam berada pada perut ibu. Dalam hal ini yang dimaksud kehidupan pertama itu adalah bayi. Untuk keselamatan bayi dalam perut ibu inilah dilakukan upacara magedong-gedongan. Pada waktu hamil telah menginjak umur 6 bulan saka maka para Dewata telah lengkap menganugrahi organ tubuh manusia (lontar Angastyaprana), maka calon ayah dan calon ibu sudah menyiapkan diri untuk melakukan upacara magedong-gedongan memohon keselamatan bayi dan ibunya.