Sahetapy, Betty
Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TEST OF BLOOD DISEASE BACTERIUM (BDB) TRANSMISSION BY POTENTIAL INSECT VECTORS Sahetapy, Betty; Maryana, Nina; Manuwoto, Syafrida; H. Mutaqin, Kikin; Latumahina, Fransina
JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA Vol. 20 No. 1 (2020): MARCH, JURNAL HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN TROPIKA
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/j.hptt.12071-77

Abstract

Blood disease bacterium (BDB) is one of the important diseases in banana and a major obstacle in developing and increasing banana production in Indonesia. The purpose of this study was to prove the ability of the Drosophilidae insect as a vector in transmitting BDB. The research was conducted at the Insect Biosystematics Laboratory and Plant Bacteriology Laboratory, Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, IPB University. Drosophilidae insects were taken from the field and then reared in laboratory by being fed with ripe bananas to obtain offspring that are free from diseases or pathogens. Imago of the Drosophilidae from rearing was fed by inoculum sources which was infected banana, then inoculated into healthy plants. The plants used were healthy and flowering, heliconia. The results showed that the Drosophilidae insects were able to transmit BDB to heliconia plants that showed symptoms, brownish flower colors and falling flower crowns. Detection of BDB isolated from flower parts and the inside parts of the insects used in transmission test using the PCR method showed positive results.
Serangga Pengunjung Bunga Yang Berpotensi Sebagai Vektor Penyakit Darah Pada Tanaman Pisang Di Kabupaten Sigli, Banda Aceh Betty Sahetapy; Nina Maryana; Syafrida Manuwoto; Kikin H. Mutaqin
Agrikultura Vol 31, No 1 (2020): April, 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.184 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v31i1.24176

Abstract

Penyakit darah disebabkan oleh blood disease bacterium (BDB). Bakteri diduga dapat ditularkan melalui bibit yang terinfeksi, alat pertanian, tanah yang terbawa air, kontak akar dan serangga pengunjung bunga pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serangga pengunjung bunga yang berpotensi sebagai vektor dalam penyebaran penyakit darah pada tanaman pisang. Penelitian diawali dengan pengumpulan sampel serangga di Kecamatan Padang Tiji, Kabupaten Sigli, Propinsi Banda Aceh. Lokasi ini merupakan area endemik penyakit darah pisang. Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, sedangkan isolasi dan identifikasi BDB dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bakteri yang diisolasi dikonfirmasi dengan uji Gram, hipersensitif dan patogenisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga yang ditemukan di area pertanaman pisang Desa Capah Paloh 1, Capah Paloh 2, Simpang Betung 1, Simpang Betung 2 dan Pante Cermin adalah tergolong dalam ordo Diptera dan Hymenoptera. Drosophilidae (Diptera) ditemukan lebih dominan di antara serangga-serangga tersebut.  BDB berhasil diisolasi dari seluruh tubuh serangga ordo Diptera (Drosophilidae, Tephritidae dan Muscidae) sehingga membuktikan bahwa serangga-serangga ini berpotensi sebagai vektor BDB.
Uji Efektivitas Perangkap Feromon Terhadap Hama Oryctes rhinoceros L. dan Intensitas Kerusakan pada Tanaman Kelapa di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Pulau Ambon Betty Sahetapy; Ester D. Masauna; Rieske Luhukay
Agrikultura Vol 29, No 1 (2018): April, 2018
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.015 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v29i1.16922

Abstract

ABSTRACTEffectiveness trial of pheromone traps against Oryctes rhinoceros L. and its damage intensity on coconut tree at Batulahat Village, Nusaniwe District, Ambon IslandThe research aimed to determine the efficacy of traps containing pheromone in catching the coconut pest, coconut rhinoceros beetle (Oryctes rhinoceros L.) and its effect on reducing the damage severity caused by the pest. The experiment was conducted by observing the damage intensity before treatment and continued with the efficacy testing of the traps containing pheromone (Ethyl 4-methyloctanoate) against the population of the coconut rhinoceros beetle. The damage intensity was measured following the traps treatment. The result demonstrated that the average of damage intensity before and after treatment were 13.33% and 9.61%, respectively. This indicated the effectiveness of traps in catching the coconut rhinoceros beetle. The number of O. rhinoceros caught during the experiment was analysed using quantitative analysis model. The highest number of coconut rhinoceros beetle caught was 9 bettles/2 months at traps containing pheromone. Whilst, the number of coconut rhinoceros beetle caught at traps containing pheromone with lamp demonstrated lower number of coconut rhinoceros beetle. Furthermore, the lower damage intensity at the experimental location was categorized as low. This was due to good agricultural practice implemented by the farmer.Keywords: Coconut, Pheromone, Damage intensityABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan perangkap feromon dalam memerangkap hama Oryctes rhinoceros L. dan pengaruhnya terhadap intensitas kerusakan yang disebabkan oleh hama tersebut. Penelitian dilakukan dengan menghitung Intensitas Kerusakan (IK) yang disebabkan oleh hama O. rhinoceros dan dilanjutkan dengan menguji efektivitas perangkap feromon (Ethyl 4-methyloctanoate) terhadap perkembangan populasi hama tersebut. Intensitas kerusakan dihitung dengan menggunakan formula IK untuk tanaman yang terserang dan yang tidak terserang O. rhinoceros sebelum dan sesudah aplikasi feromon. Hasil penelitian menunjukkan rerata IK sebelum dan sesudah aplikasi feromon masing-masing sebesar 13,33% dan 9,61%. Terjadi penurunan IK karena efektivitas feromon dapat memerangkap hama O.rhinoceros. Jumlah tangkapan O. rhinoceros tiap perlakuan dianalisa dengan model analisis kuantitatif sederhana. Jumlah tangkapan O. rhinoceros terbanyak dengan rerata tangkapan 9 ekor/2 bulan atau sama dengan 4,75 ekor/bulan pada perangkap berferomon saja. Sementara perangkap feromon dan lampu menghasilkan jumlah tangkapan hama O. rhinoceros yang lebih rendah. Lebih lanjut, rerata IK hama O. rhinoceros di desa Latuhalat tergolong kategori ringan karena sistem kultur teknik dari petani setempat sudah dilakukan dengan baik sehingga areal pertanaman kelapa cukup terawat.Kata Kunci: Kelapa, Feromon, Intensitas kerusakan
Identifikasi Lalat Buah (Bactrocera spp), pada Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.) dan Belimbing (Averrhoa Carambola L.) dikecamatan Salahutu kabupaten Maluku Tengah. Betty Sahetapy; Muhammad Riadh Uluputty; La Naibu
Agrikultura Vol 30, No 2 (2019): Agustus, 2019
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.743 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v30i2.23659

Abstract

Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama utama pada tanaman hortikultura di dunia. Lebih dari seratus jenis tanaman hortikultura diduga menjadi inangnya. Pada populasi yang tinggi, intensitas serangannya dapat mencapai 100%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies atau jenis lalat buah yang menyerang belimbing dan cabai serta menghitung intensitas serangan hama lalat buah terhadap belimbing dan cabai di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian dilakukan dengan metode survey di lapangan dengan mengumpulkan sampel buah belimbing dan cabai yang terserang lalat buah di tiga desa yaitu Desa Liang, Tulehu dan Suli, selanjutnya buah yang terserang dibawa ke laboratorium untuk di-rearing lalat buah. Lalat buah hasil rearing kemudian diidentifikasi dengan menggunakan CD Lucid dan CD Cabikey. Hasil penelitian menunjukkan 3 spesies lalat buah yang menyerang belimbing di Kecamatan Salahutu yaitu Bactrocera albistrigta, Bactrocera dorsalis dan Bactrocera carambolae, sedangkan yang menyerang cabai rawit ada dua spesies yaitu Bactrocera dorsalis dan Bactrocera carambolae. Intensitas serangan lalat buah pada belimbing termasuk kategori ‘Sedang’ sampai ‘Tinggi’ yaitu 30%-70%, sedangkan pada tanaman cabai rawit termasuk kategori ‘Sedang’ yaitu 41%-49%.Kata Kunci: Lalat buah, Identifikasi, Intensitas serangan
Pengaruh Ketinggian Perangkap Feromon terhadap Penggerek Buah Kakao Conopomorpha cramerella Snell. (Lepidoptera: Gracillaridae) Betty Sahetapy; Ester D Masauna; Darwanti Darwanti; Nureny Goo
Agrikultura Vol 32, No 3 (2021): Desember, 2021
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v32i3.35296

Abstract

Hama penggerek buah kakao/PBK (Conopomorpha cramerella Snell.) merupakan salah satu hama yang pada tingkat serangan berat dapat mengakibatkan kehilangan hasil kakao mencapai 90%. Penelitian ini bertujuan untuk menguji teknologi pengendalian hama PBK yang ramah lingkungan yaitu penggunaan perangkap feromon seks pada aspek posisi ketinggian perangkap yang efektif. Penelitian dilaksanakan di desa Banda Lama, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah yang berlangsung dari bulan Januari sampai Maret 2019. Penelitian ini menguji ketinggian perangkap feromon pada tiga posisi ketinggian perangkap feromon yang berbeda yaitu ketinggian 1 m, 2 m dan 3 m. Data yang diambil adalah jumlah tangkapan imago C. cramerella tiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkap feromon dengan ketinggian 1 m yang paling efektif memerangkap hama PBK dengan jumlah tangkapan 85 ekor dan rerata populasi imago terperangkap adalah 10,63 ekor/bulan.
PENDAMPINGAN PETANI SAYURAN MELALUI PENGENDALIAN RAMAH LINGKUNGAN OPT PARE PADA KELOMPOK TANI MUTIARA PATTIMURA Masauna, Esther Dolfina; Sahetapy, Betty; Uruilal, Costanza; Rumahlewang, Wilhelmina
MAANU: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2023): Maanu Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/maanuv1i2p99-105

Abstract

Farmers in the Mutiara Pattimura Farmers group are vegetable and fruit farmers from Taeno village who help with work. So far, the farmers in this farmer group have been intensively cultivating vegetable and fruit crops, including bitter gourd, long beans, kale, Chinese pumpkin, beligo (gourd), chili and basil. Bitter gourd pests need serious attention before and after planting until harvest, so assistance is needed in the form of direct surveys to farmers' fields. Preventive management of vegetable pests, especially bitter gourd through good and correct cultivation techniques, can be carried out before and after planting to manage the presence of pests in the area. The problem with PKM activities is what pests are found in the bitter melon planting area, how is the cultivation system carried out by farmers in relation to the management of bitter melon pests. Good and correct cultivation techniques before and after planting, the presence of OPT can be managed properly so that it can increase bitter melon production. Based on the problems, the following solutions are offered: Knowledge related to bitter melon cultivation techniques, Knowledge of environmentally friendly OPT control in relation to cultivation techniques. PKM activities are still deemed necessary to be carried out continuously to obtain and convey information and direct discussions with farmers so that they can provide benefits for farmers related to knowledge about pests and appropriate control measures so that optimal production can be achieved.