Mukhlas Mukhlas
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Bengkalis

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Konsep Pendidikan Islam Mukhlas Mukhlas
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.608 KB)

Abstract

Di dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam terutama karya-karya ilmiah, terdapat berbagai istilah yang digunakan memberikan pengertian tentang "Pendidikan Islam" dan sekaligus untuk diterapkan dalam kontek keilmiahan. Secara terminologi, pendidikan dalam kontek Islam pada umumnya mengacu pada term al-tarbiyah, al-ta'dîb, dan alta'lîm. Dari ketiga istilah tersebut term yang paling populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam adalah al-tarbiyah.1 Kendatipun demikian dalam hal-hal tertentu, ketiganya memiliki persamaan makna. Namun secara esensial, setiap term ada perbedaannya, baik secara tekstual maupun kontekstual.
Metode Pembelajaran Nilai-Nilai Keagamaan Bagi Anak Usia Dini Mukhlas Mukhlas; Siti Munawarah
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol 18, No 1 (2022): Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan | Juni 2022
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia dilahirkan dalam keadaan suci (fithrh), dan sekaligus membawa potensi kebaikan yang dapat dikembangkan melalui metode-metode pembelajaran yang ada. sehingga pada akhirnya terbentuklah Insan Kamil yang telah terpaterikan dan menyandang prediket sebagai makhluq terbaik ciptaan Allah Taala. Namun demikian, sepanjang proses perkembangan kehidupannya makhluq Tuhan yang bernama manusia ini belum tentu mereka menjadi manusia baik, hal ini dikarenakan dalam kehidupannya senantiasa mengalami perubahan-perubahan dan sangat memungkinkan predikat (sebaik-baik ciptaan) bisa saja berubah menjadi makhluq Tuhan yang paling rendah derajadnya. (Asfala Safiliin) Informasi ini hadir sebagai sarana nyata yang dapat membantu para pendidik untuk menjadikan Anak Usia dini (AUD) sebagai insan yang memiliki karakter ke-agamaan yang baik dan kedepan diharapkan mereka mampu menghadapi (hidup di dalam dan menghadapi dunianya dengan berbekal nilai-nilai ke-agamaan).. Karenanya pendidikan dan juga pembelajaran nilai-nilai keagamaan ini merupakan proses fasilitasi yang dilakukan oleh pendidik kepada terdidik (AUD) dalam kerangka proses internalisasi nilai-nilai kebaikan pada diri seseorang khususunya Anak Usia Dini.
Landasan Teori Konseling Islam Mukhlas Mukhlas; Ika Kurnia Sofiani
Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 1, No 1 (2021): Kaisa: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1038.432 KB)

Abstract

This article aims to understand the basic concepts of counseling in Islam which are derived from the Qur'an and Hadith. Data related to counseling were analyzed using the content analysis technique and then interpreted using a qualitative descriptive approach. The findings and conclusions in this article are that Islamic counseling is an activity of providing advice, guidance, and lessons to individuals in need based on the foundation of Islamic teachings, namely al-Qur'an and al-Sunnah. Based on the al-Quran, Islamic counseling must contain at least three main concepts, namely al-hikmah, al-mauidhah al-hasanah, and al-muajadalah bi al-ihsan. Meanwhile, based on the hadith, the implementation of Islamic counseling puts forward the concept of counseling where the counselor must be a role model or uswatun hasanah. Islamic counseling must also elaborate Philosophical, Psychological, Theological, Sufistic, Socio-Cultural, and Pedagogical foundations.Artikel ini bertujuan untuk memahami konsep dasar konseling dalam Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Data-data terkait konseling dianalisa menggunakan teknik content analysis dan kemudian diinterpretasikan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Temuan dan simpulan dalam artikel ini adalah, konseling Islam merupakan aktivitas pemberian nasihat, bimbingan, pelajaran kepada individu yang membutuhkan yang aplikasinya didasarkan pada landasan ajara Islam, yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah. Berdasarkan al-Qur’an, konseling Islam setidaknya harus memuat tiga konsep utama yaitu al-hikmah, al-mauidhah al-hasanah, dan al-muajadalah bi al-ihsan. Sementara berdasarkan hadits, pelaksanaan konseling Islam mengedepankan konsep nasihat-menasihati dimana konselor harus menjadi teladan atau uswatun hasanah. Konseling Islam juga harus dielaborasi dengan landasan filosofis, psikologis, teologis, sufistik, sosial budaya, dan landasan pedagogis.
Konsep Pendidikan Islam Mukhlas Mukhlas
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol. 13 No. 1 (2017): Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan | Juni 2017
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/jkp.v13i1.24

Abstract

Di dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam terutama karya-karya ilmiah, terdapat berbagai istilah yang digunakan memberikan pengertian tentang "Pendidikan Islam" dan sekaligus untuk diterapkan dalam kontek keilmiahan. Secara terminologi, pendidikan dalam kontek Islam pada umumnya mengacu pada term al-tarbiyah, al-ta'dîb, dan alta'lîm. Dari ketiga istilah tersebut term yang paling populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam adalah al-tarbiyah.1 Kendatipun demikian dalam hal-hal tertentu, ketiganya memiliki persamaan makna. Namun secara esensial, setiap term ada perbedaannya, baik secara tekstual maupun kontekstual.
Metode Pembelajaran Nilai-Nilai Keagamaan Bagi Anak Usia Dini Mukhlas Mukhlas; Siti Munawarah
Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan Vol. 18 No. 1 (2022): Akademika: Jurnal Keagamaan dan Pendidikan | Juni 2022
Publisher : STAIN Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56633/jkp.v18i1.336

Abstract

Keinginan para imigran Muslim di Belanda untuk mengenyam pendidikan berbasis budaya dan agama dapat dipahami sebagai upaya untuk melindungi budaya dan identitas mereka sebagai Muslim. Upaya mereka untuk mendirikan madrasah di negeri ini, meskipun dijamin oleh Undang-Undang Dasar Negara, namun pada tataran praktis seringkali sulit diwujudkan. Reaksi dari luar komunitas Muslim dalam masyarakat Belanda seringkali negatif terhadap pendidikan Islam. Pendapat yang saling bertentangan itu kritis dan menganggap pendidikan Islam di Belanda tidak diinginkan karena dapat memperlambat proses integrasi ke dalam masyarakat Belanda. Tulisan ini mengeksplorasi pendidikan Islam di Belanda dari perspektif sejarah, menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan realisasinya oleh imigran Muslim di negara ini, dan membahas peran pendidikan Islam dalam masyarakat Belanda.