Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Polimorfisme GNβ3 terhadap Respon Pasien Obesitas dengan Terapi Sibutramin LILY CYNTIA FAUZI; Melisa Intan Barliana
Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.042 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i2.12630

Abstract

Obesitas ialah salah satu gangguan metabolisme yang ditandai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 kg/m2 dan lingkar pinggang ≥ 102 cm (pria) dan ≥ 88 cm (wanita). Walaupun obesitas terlihat ‘sepele’, tetapi obesitas dapat memberikan efek negatif terhadap tubuh pasien, seperti meningkatnya resiko gangguan kardiovaskular. Oleh karena itu, obesitas harus segera diatasi sedini mungkin. Agen antiobesitas yang cukup efektif dalam menurunkan berat badan adalah sibutramin. Sibutramin mampu menurunkan berat badan hingga 10% jika dikombinasikan dengan perbuahan gaya hidup dan pola makan. Namun, respon sibutramin dalam menurunkan berat badan pasien tidak merata pada tiap individu. Hal ini disebabkan karena adanya polimorfisme gen atau single nucleotide polymorphism (SNP) yang terjadi pada lokus yang berbeda tiap individunya. Artikel ini ditulis berdasarkan sistem literature review bersumber pada jurnal-jurnal relevan dan terpercaya. Jurnal-jurnal tersebut dicari dengan menggunakan kata kunci seperti obesity, polymorphism, sibutramine, weight gain, dan G protein β3 (GNβ3). SNPs ini menyebabkan perbedaan respons obat sibutramin terhadap penurunan berat badan pada pasien. Salah satu polimorfisme yang sering terjadi pada pasien obesitas adalah GNβ3 rs5443 alel T dan C. Alel T (homozigot maupun heterozigot) menunjukkan penurunan berat badan lebih tinggi dibandingkan dengan pasien dengan alel C. Polimorfisme ini juga dipengaruhi oleh etnis, seperti Jerman, Kaucasia, Asia, dan Danish.Kata kunci        : Obesitas, sibutramin, polimorfisme, GNβ3
Polimorfisme TLR-4 dan Pengaruh Ras pada Infeksi Helicobacter pylori Theresia Ratnadevi; Melisa Intan Barliana
Farmaka Vol 14, No 4 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.687 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i4.10567

Abstract

Helicobacter pylori merupakan salah satu bakteri yang berada pada lambung manusia. Setengah dari penduduk dunia diketahui telah terpapar bakteri tersebut. Infeksi bakteri pada mukosa lambung menyebabkan suatu respon inflamasi yang disebut sebagai gastritis. Gastritis kronik dapat menyebabkan penyakit-penyakit lambung lainnya yang lebih berbahaya. Penelitian menemukan salah satu faktor penyebab meningkatnya keparahan dari gastritis akibat bakteri H. pylori karena terjadinya polimorfisme yang terjadi pada gen Toll-like receptors-4 (TLR-4) manusia yang berperan dalam mengatur sistem imun bawaan dan imun spesifik. Dua polimorfisme TLR-4 yang telah diketahui adalah Asp299Gly dan Thr399Ile. Adanya polimorfisme pada TLR-4 menyebabkan perubahan respon imun dalam mengatasi keberadaan H. pylori di dalam lambung sehingga terjadi keadaan inflamasi kronis. Berdasarkan beberapa penelitian, kedua polimorfisme tersebut menunjukkan asosiasi yang berbeda terhadap respon inflamasi atau keluaran oleh infeksi bakteri H. pylori. Perbedaan asosiasi tersebut disebabkan adanya perbedaan ras pada populasi di seluruh dunia sehingga respon yang ditimbulkan berbeda-beda.
ARTIKEL REVIEW: KANDUNGAN DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI MINYAK BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus) Yudisia Ausi; Melisa Intan Barliana
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.674 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.10858

Abstract

Asam lemak merupakan suatu rantai karbon alifatik dengan 4-22 atom karbon dan gugus hidoksil. Salah satu jenis asam lemak adalah asam linoleat. Asam linoleat merupakan asam lemak tak jenuh yang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Namun asam linoleat tidak diproduksi sendiri di dalam tubuh sehingga bersifat esensial. Salah satu tanaman yang menyimpan asam linoleat yaitu semangka (Citrullus lanatus), khususnya pada bijinya. Selain mengandung asam linoleat, semangka juga mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan serat. Artikel review ini ditulis untuk mengetahui kandungan dalam minyak biji semangka serta aktivitas yang dimilikinya. Aktivitas farmakologi yang telah diketahui diantaranya menurunkan kadar kolesterol, antikanker (antioksidan dan sitotoksik), serta antihepatotoksik namun. Namun, dalam jumlah berlebih, asam linoleat dapat menyebabkan efek inflamasi. Maka dapat disimpulkan asam linoleate dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah tertentu.
Article Review: Gen mecA Sebagai Faktor Munculnya Methicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Moses Prasetio; Melisa Intan Barliana
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.377 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10715

Abstract

Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan salah satu bentuk dari adanya resistensi antibiotik, khususnya antibiotik golongan β-laktam.  Bakteri MRSA menjadi penyebab utama munculnya infeksi pada manusia. Kemampuan untuk resisten ini berasal dari gen mecA yang terdapat di dalam kromosom bakteri. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui peran dari gen mecA terhadap resistensi antibiotik yang terjadi. Metode yang digunakan adalah dengan menelusuri jurnal yang menjelaskan bakteri MRSA, gen mecA dan hubungan keduanya hingga menyebabkan terjadinya resistensi. Hasil yang didapatkan adalah berupa hasil uji sensitivitas antimikroba terhadap bakteri MRSA dan hasil deteksi gen mecA pada MRSA dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Berdasarkan hasil penelusuran pustaka maka diketahui bahwa gen mecA pada bakteri MRSA menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik pada golongan β-laktam.
REVIEW: EFEK ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME INHIBITOR (ACEI) DAN ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER (ARB) SEBAGAI KARDIOPROTEKTOR TERHADAP CARDIOVASCULAR EVENTS AGATHA VIKA PURWANINGTYAS; Melisa Intan Barliana
Farmaka Vol 19, No 4 (2021): Farmaka (Suplemen)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i4.34939

Abstract

Sebagai obat kardioprotektif, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) dan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) digunakan untuk mencegah penyakit kardiovaskular dan mengkontrol tekanan darah. Meskipun telah banyak penelitian yang mempelajari efek ACEI dan ARB, kesetaraan efektivitas antara ACEI dan ARB masih menjadi perdebatan. ACEI diyakini lebih efektif dibandingkan ARB pada berbagai pasien dengan penyakit kardiovaskular. Artikel ini mengulas mekanisme efek ACEI dan ARB sebagai kardioprotektor, serta perbandingan efek ACEI dan ARB terhadap cardiovascular events. Penelusuran artikel dilakukan melalui google scholar dan NCBI. ACEI bekerja dengan menghambat pembentukan angiotensin II yang mampu menyebabkan disfungsi endotel, thrombosis, inflamasi, vasokonstriksi, remodeling, dan disrupsi plak. ARB memberikan hambatan pada terjadinya ikatan antara angiotensin II, baik yang diproduksi dari jalur ACE maupun non-ACE dengan reseptor angiotensin II subtipe 1 (AT1), sehingga ARB lebih efektif dalam mengendalikan tekanan darah. Namun, ARB tidak mengurangi kadar angiotensin II dalam tubuh. ACEI dan ARB tidak berbeda signifikan dalam pencegahan cardiovascular events. ACEI merupakan pilihan pertama, sedangkan ARB digunakan pada intoleransi ACEI karena ARB dapat ditoleransi lebih baik dan dikaitkan dengan kepatuhan pengobatan yang lebih besar.Kata Kunci: ACEI, ARB, kardioprotektor, cardiovascular events.
Literature Review:Inovasi Terapi Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) Menggunakan Targeted Drug Therapy Gen CYP19 rs2414096 ELLENA MAGGYVIN; Melisa Intan Barliana
Farmaka Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Februari)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3194.77 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i1.20829

Abstract

Latar belakang: Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah kelainan endokrin yang berdampak pada sistem reproduksi wanita. Wanita dengan penyakit PCOS memiliki risiko infertilitas yang tinggi. Terapi yang saat ini digunakan berupa terapi hormon, laparoscopic ovarian drilling, dan in-vitro fertilization. Akan tetapi, ketiga terapi tersebut terfokus pada terapi simptomatis dan kurang efektif dalam mengatasi infertilitas terkait PCOS.Metode: Penulisan secara literature review dengan mencari jurnal-jurnal relevan yang berkaitan dengan PCOS pada Google Scholar, Pubmed, Medline, Biomed Central, NCBI, dengan kata kunci seperti polysystic ovary syndrome, infertility,dan gene therapy untuk pengobatan PCOS berbasis gen.Hasil dan Pembahasan: Terapi yang lebih sensitif, spesifik, dan akurat dibutuhkan dalam penanganan infertilitas terkait PCOS. Targeted drug therapy gen CYP19 rs2414096 merupakan inovasi terapi yang sensitif, spesifik, dan akurat pada penderita PCOS. Gen CYP19 bertanggung jawab terhadap sintesis enzim aromatase yang berkaitan erat dengan tingkat hormon androgen. Abnormalitas pada gen CYP19 menyebabkan kegagalan sintesis enzim aromatase, berdampak pada penyakit PCOS dan infertilitas. Prinsip dari targeted drug therapy gen CYP19 rs2414096 adalah memperbaiki gen CYP19 abnormal pada rs2414096 dengan menyisipkan urutan basa normal DNA gen CYP19 dalam vektor adenovirus yang bekerja spesifik terhadap target gen CYP19 pada ovarium.Simpulan: Inovasi targeted drug therapy gen CYP19 rs2414096 diharapkan dapat menjadi terapi yang sensitif, spesifik, dan akurat dalam pengobatan PCOS serta mencegah infertilitas penderita PCOS.               Kata kunci: Infertilitas, Gen CYP19 rs2414096, PCOS, Targeted Drug Therapy
Pemanfaatan Selulosa Dari Limbah Jerami Padi (Oryza sativa) Sebagai Bahan Bioplastik Rimadani Pratiwi; Driyanti Rahayu; Melisa Intan Barliana
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.679 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v3i3.9406

Abstract

Jerami padi (Oryza sativa) memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa merupakan biopolimer alami yang dapat digunakan sebagai bahan bioplastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah selulosa dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik dan bagaimana karakterisasi bioplastik yang dihasilkan dari limbah jerami padi tersebut. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu preparasi bahan, pembuatan pulp, pembuatan bioplastik dengan metode inversi fasa dengan variasi jumlah kitosan dan pulp selulosa  3:10, 4:10, dan 5:10, serta karakterisasi bioplastik. Bioplastik yang dihasilkan dari berbagai perbandingan pulp selulosa dan kitosan memiliki karakterisitik yang berbeda-beda. Analisis morfologi menunjukkan bahwa bioplastik yang terbentuk belum homogen dan pada analisis gugus fungsi, tidak ditemukan adanya gugus fungsi baru dalam bioplastik dibandingkan terhadap gugus fungsi yang ada pada bahan pembentuknya. Nilai penyerapan air  pada bioplastik dengan perbandingan kitosan dengan pulp selulosa 3:10, 4:10 dan 5:10 adalah 154.65%, 119. 21%, dan 93.873 % . Hasil pengujian sifat mekanik yaitu kuat tarik secara berturut-turut adalah 4.2 MPa, 13.8 MPa, dan  4,1 MPa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selulosa dari limbah jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioplastik.
EFIKASI, KEAMANAN, EFISIENSI BIAYA PENGGUNAAN REJIMEN BEDAQUILIN, PRETOMANID, DAN LINEZOLID (BPaL) DALAM PENGOBATAN TUBERKULOSIS RESISTEN OBAT GANDA Pradipta, Ivan; Melisa Intan Barliana; Dedi Suyatno; Widya Naftalia Wijasa
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 27 No. 3 (2023): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v27i3.31781

Abstract

Kejadian tuberkulosis resisten obat ganda (TB-ROG) merupakan salah satu faktor utama kegagalan dalam penanganan tuberkulosis (TB). Pada tahun 2020 terdapat pedoman baru pengobatan TB-ROG yang menggunakan rejimen bedaquilin, pretomanid, dan linezolid (BPaL). Rejimen tersebut memiliki komposisi obat yang lebih sederhana dan lebih singkat. Namun, informasi mengenai efikasi, keamanan dan efisiensi biaya belum banyak tersosialisasikan secara luas. Tujuan dari review naratif ini adalah untuk mendeskripsikan efikasi, keamanan, dan efisiensi biaya pemberian rejimen BPaL pada pengobatan TB-ROG yang dapat bermanfaat untuk strategi pengobatan pada pasien TB-ROG. Studi review naratif ini dilakukan dengan mengacu pada berbagai referensi yang terfokus pada penggunaan rejimen BPaL. Mesin pencarian yang digunakan dalam pencarian literatur antara lain pubmed dan google scholar pada periode 2018-2023. Berdasarkan penelusuran, diperoleh 5 artikel yang disertakan dalam tinjauan naratif ini. Penggunaan rejimen BPaL dengan atau tanpa variasi dosis dan lama pemberian obat linezolid pada pengobatan TB-ROG, memiliki keberhasilan pengobatannya yang tinggi dengan efektifitas sebesar 84 – 93 %. Reaksi obat yang tidak dikehendaki telah dilaporkan setelah penggunaan rejimen BPaL. Beberapa diantaranya terkait dengan penggunaan linezolid, yaitu kajadian neuropati perifer, myelosupresi, neuritis optik, dan lainnya terkait dengan penggunaan bedaquilin dan pretomanid, yaitu kejadian perpanjangan interval QT jantung dan hepatotoksisitas. Studi mengenai efisiensi biaya pengobatan menunjukan penggunaan rejimen BPaL hasilnya jauh lebih murah 57% dibandingkan dengan rejimen konvensional. Studi ini menyimpulkan bahwa rejimen BPaL memberikan keberhasilan pengobatan selama 26 minggu dengan beberapa kejadian ROTD yang perlu diperhatikan. Selain itu, rejimen BPaL dapat menekan pembiayaan pengobatan langsung dibandingkan rejimen konvensional.