Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Agrikultura

Penampilan Fenotipik Anyelir Interspesifik Hasil Persilangan Dianthus caryophyllus ‘Pradorafit’ x Dianthus chinensis ‘SK11_1’ Minangsari Dewanti; Neni Rostini; Murdaningsih Haeruman Karmana; Anas Anas
Agrikultura Vol 27, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.392 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v27i3.10876

Abstract

ABSTRACTPhenotypic of interspecific hybridization of carnation Dianthus caryophyllus „Pradofit‟ x Dianthus chinensis „SKII_I‟Interspecific hybridization becomes an effective strategy in ornamental plant breeding. This technique is an important tool to create a new type of variety. The objective of this study was to get F1 carnation hybrid which have superior performance as potted ornamental plant. The experiment was conducted at the Indonesian Ornamental Crops Research Institute experiment station in Cipanas – Cianjur, from November 2014 – July2015. The experiment was conducted with an experimental method using randomized block design (RBD). The treatment consisted of 17 F1 genotypes of interspecific carnation. The result showed that a large part of C population genotype have some characters that agree with potted carnation, i.e shorter plant, larger stem diameter, many number of branch, early flowering, longer vase life and many bloomed flower at the same time. C5. C8, C9, C10 and C12 genotype potential used as potted carnation.Keywords: Plant breeding, Potted characteristics, Ornamental plantABSTRAKHibridisasi interspesifik dapat menjadi strategi yang efektif dalam pemuliaan tanaman hias. Teknik ini merupakan sarana yang penting untuk menghasilkan varietas tipe baru. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hybrid F1 anyelir yang berpenampilan unggul sebagai tanaman hias pot. Percobaan dilaksanakan di rumah serre Kebun Percobaan Penelitian Tanaman Hias Cipanas-Cianjur, dari bulan November 2014 sampai Juli 2015. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan terdiri dari 17 genotip anyelir interspesifik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar genotip populasi C memiliki karakter yang sesuai dengan karakter anyelir tipe pot, yaitu tanaman pendek, diameter batang besar, jumlah cabang banyak, genjah, bunga bertahan lama dan jumlah bunga mekar/waktu banyak. Genotip C5, C8, C9, C10 dan C12 potensial dijadikan anyelir tipe pot.Kata kunci: Pemuliaan tanaman, Karakteristik tipe pot, Tanaman hias
Analisis molekuler dan Clustering Piramidisasi Gen Tahan Virus Ty-1, Ty-5 dan Ty-6 Pada Populasi BC4F1 Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L) Janwar Eka Saputra; Anas Anas; Noladhi Wicaksana
Agrikultura Vol 31, No 3 (2020): Desember, 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v31i3.29287

Abstract

Pendekatan pemuliaan ketahanan menggunakan piramidisasi gen tahan virus merupakan upaya dalam menggabungkan gen ketahanan dari tanaman inang atau kerabatnya yang bertanggung jawab dalam adaptasi dan ketahanan terhadap serangan patogen virus. Hal tersebut dapat menjadi peluang yang baik dalam pengembangan ketahanan yang tahan lama terhadap berbagai jenis virus. Persilangan antara tetua tomat yang tidak memiliki gen tahan dan tetua dengan tiga gen ketahanan dilakukan untuk mengembangkan populasi tomat BC4F1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keberadaan gen Ty-1, Ty-5 dan Ty-6 pada populasi tomat BC4F1 dan untuk menganalisis kesamaan genetik antara individu tanaman tomat pada populasi BC4F1. Analisis kekerabatan melalui analisis pengelompokan dilakukan berdasarkan analisis penanda molekuler. Analisis molekuler menunjukkan bahwa 117 genotipe mengandung gen tahan Ty-1, tujuh genotipe dengan gen tahan Ty-5, dan 45 genotipe mengandung gen tahan Ty-6. Analisis klaster menghasilkan tujuh kluster dengan mengukur kesamaan berdasarkan jarak Euclidean. Tujuh puluh satu genotipe dikelompokkan dalam kelompok 1 yang mengandung gen Ty-1, Tiga genotipe yang dikelompokkan dalam klaster 2 yang hanya berisi gen Ty-5, 43 genotipe yang dikelompokkan dalam kelompok 3 yang mengandung gen Ty-1 + Ty-6, dua genotipe yang dikelompokkan dalam kelompok 4 yang terdiri dari gen Ty-1 + Ty-5 , satu genotipe berada di kelompok 7 dari kelompok gen Ty-5 dan Ty-6, satu genotipe berada di klaster 6 yang membawa tiga gen tahan Ty-1 + Ty-5 + Ty-6, dan tiga genotipe tidak memiliki gen tahan di dalam kluster 7. Tujuh kelompok kombinasi gen Ty tersebut dapat menjadi materi tetua atau genotipe harapan bagi pengembangan kegiatan pemuliaan lanjutan selanjutnya.
Analisis Kesesuaian Marka SSR ( Simple Sequence Repeats ) untuk Identifikasi Keragaman Genetik pada Kacang Bambara Asal Jawa Barat Safarinda Nurdianawati; Noladhi Wicaksana; Anas Anas
Agrikultura Vol 27, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.312 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v27i2.10528

Abstract

ABSTRACT Suitability Analysis of SSR Marker ( Simple Sequence Repeats ) for Genetic Diversity Identification in Bambara Groundnut West Java Origin Bambara groundnut ( Vigna subterranea ) is one of legume crops that has not been widely cultivated. It becomes food alternative sources in Indonesia as it has high of protein and carbohydrate content and low fat. Furthermore, bambara groundnut should be good production in marginal land. Molecular marker has been used for any crop development such as genetic diversity, matting system, clones identification, etc. This research used neutral genetic markers (SSR) to study genetic diversity in Bambara groundut population from West Java. Fifteen primers has used and the results showed that primer 1 and primer 19 were polymorphic and informative because the locus has high HE (heterozygosity) and PIC (Polymorphic Information Content) value compare to others. The higher HE and PIC value the more informative to distinguish each individual between genotype in one population. Keywords: Bambara groundnut ( Vigna subterranea ), Genetic diversity, Simple sequence repeats (SSR)  ABSTRAK Kacang bambara ( Vigna subterranea ) merupakan salah satu tanaman legume yang belum terlalu banyak dibudidayakan dan dapat menjadi sumber pangan alternative di Indonesia karena kandungan protein dan karbohidratnya  cukup tinggi dan rendah lemak. Selain itu, tanaman ini juga dilaporkan dapat berproduksi dengan baik pada lahan-lahan marginal. Penggunaan marka molekuler telah banyak digunakan pada tanaman untuk berbagai tujuan antara lain untuk mengevaluasi keragaman genetik suatu populasi, menduga system perkawinan, identifikasi klon dan lain-lain. Dalam penelitian ini digunakan marka netral (SSR) untuk mempelajari keragaman genetik populasi Kacang bambara ( Vigna subterranea ) asal Jawa Barat. Dari lima belas primer, primer 1 dan primer 19 merupakan primer yang bersifat polimorfik dan informative karena lokus tersebut memiliki nilai HE (heterozigositas) dan PIC ( P o l y m o r p h i c I n f o r m a t i o n Con tent ) yang tinggi dibandingkan dengan primer-primer lainnya. Semakin tinggi nilai HE dan PIC yang dihasilkan maka primer tersebut semakin informatif dalam membedakan individu antar genotip dalam populasi. Kata Kunci : Kacang bambara ( Vigna subterranea ), Keragaman genetik, Simple Sequence Repeats (SSR)
Pola Pewarisan Karakter Umur Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Anas Anas; Iman Lukmanul Hakim
Agrikultura Vol 28, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.486 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v28i2.15137

Abstract

ABSTRACTInheritance Pattern of Maturity Character of Sorghum (Sorghum bicolor (L.) Moench)Information on the inheritance pattern for the maturity characters in sorghum (Sorghum bicolor [L.] Moench) is important for plant breeding program of early maturity sorghum. Objective of this experiment was to evaluate genetic control of days to flowering and anthesis. Three series of crossing Unpad 1.1 x 2.24-1, Unpad 1.1 x 2.24-3 and BSS x 2.24 were grown in field experiment at Ciparanje experimental station, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, West Java, from July to December 2014. As much 1046 F2 seeds were planted in row plot. Normality of data was analyzed by Kolmogorov-Smirnov test and inheritance pattern of data was analyzed by Chi Square test. The result showed that the distribution of days to flowering and anthesis was not normal distributed. Inheritance pattern of days to flowering and anthesis of Unpad 1.1 x 2.24-1, Unpad 1.1 x 2.24-3 and BSS x 2.24 tended to resemble Mendel’s inheritance pattern of 12:3:1 (epistasy dominant), and 13:3 (dominant-recessive epistasy).Keywords : Sorghum, Inheritance pattern, Maturity, Chi-squareABSTRAKInformasi mengenai pola pewarisan karakter-karakter umur tanaman sorgum sangat penting dalam program pemuliaan tanaman sorgum berumur genjah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kontrol genetik karakter umur berbunga dan umur anthesis. Tiga seri persilangan dari Unpad 1.1 x 2.24-1, Unpad 1.1 x 2.24-3 dan BSS x 2.24 ditanam di kebun percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Percobaan dilaksanakan dari bulan Juli sampai Desember 2014. Sebanyak 1046 benih F2 ditanam dalam petak baris. Normalitas data dianalis dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan pola pewarisan data dianalisis dengan uji Khi Kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan sebaran fenotip karakter umur berbunga dan umur anthesis tidak berdistribusi normal. Pola pewarisan karakter umur berbunga dan umur anthesis pada genotipe hasil persilangan Unpad 1.1 x 2.24-1, Unpad 1.1 x 2.24-3 dan BSS x 2.24 cenderung menyerupai pola pewarisan nisbah Mendel 12:3:1 (epistasis dominan) dan 13:3 (epistasis dominan-resesif).Kata Kunci: Sorgum, Pola pewarisan, Umur tanaman, Khi Kuadrat