MELATI MELATI
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA (60Co) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAHE PUTIH KECIL (Zingiber officinale var.a ma rum) NURLIANI BERMAWIE; NUR LAELA W. MEILAWATI; S. PURWIYANTI; MELATI MELATI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 21, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v21n2.2015.47-56

Abstract

ABSTRAKKeragaman  genetik  plasma  nutfah  jahe  rendah  sehingga  perlu dilakukan  peningkatan  keragaman,  antara  lain  dengan  iradiasi sinar gamma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis iradiasi terhadap pertumbuhan dan produksi jahe putih kecil.  Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat serta Kebun Percobaan Cicurug, Sukabumi pada bulan Juni 2010 sampai dengan Mei 2011. Iradiasi dilakukan di P3TIR, BATAN, Jakarta. Percobaan disusun menggunakan rancangan split plot dengan petak utama dua aksesi jahe putih kecil ZIOF 0048 dan HALINA 1 dan anak petak adalah 11 dosis iradiasi (0-50 Gy) dengan interval 5 Gy. Perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pengamatan karakter morfologi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif pada umur 2, 3, dan 4 BST. Hasil penelitian menunjukkan aksesi berpengaruh terhadap radiosensitivitas. Aksesi HALINA 1 lebih sensitif dibandingkan   dengan   ZIOF 0048   ditunjukkan   dengan   nilai   LD50 HALINA 1 (11,07 Gy) lebih rendah dari LD50 ZIOF 0048 (13,43 Gy). Interaksi aksesi pada dosis 5 dan 10 Gy memiliki nilai terbaik pada  tinggi tanaman, ukuran daun serta jumlah anakan. Dosis mempengaruhi tinggi tanaman, ukuran daun, diameter dan panjang batang, serta jumlah daun. Pertumbuhan tanaman semakin meningkat dengan bertambahnya umur tanaman. Namun, semakin tinggi dosis iradiasi, pertumbuhan tanaman semakin melambat.  Pertumbuhan tanaman terbaik diperoleh pada dosis 5 Gy, dan tidak berbeda dengan kontrol. Bobot dan ukuran rimpang terbaik (964 g/rumpun) diperoleh dari HALINA 1 pada dosis 10 Gy, dan berbeda dengan kontrol (454 g/rumpun), serta perlakuan lainnya.Kata kunci:  Zingiber officinale var. amarum, iradiasi sinar gamma (60Co), keragaman genetik, mutasi, karakter morfologi. The Effect of Gamma Irradiation (60Co) on the Growth and Production of Small White Ginger (Zingiber officinale var. amarum)ABSTRACTGenetic variability of ginger germplasm was low, therefore it was necessary to broaden genetic variability using gamma irradiation. This research aimed to see the effect of irradiation on the growth of small white ginger. This study was conducted in the Plant Breeding Laboratory, Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute and the Cicurug Experimental Garden Sukabumi from June 2010 to May 2011. Irradiation was undertaken in P3TIR, BATAN, Jakarta. The experiment was arranged in a split plot design with the main plot was two accessions HALINA 1 and ZIOF 00 48, and the sub plots was 11 irradiation doses (0-50 Gy) with 5 Gy interval.  The experiment was replicated three times.  Parameters observed were quantitative and qualitative characters at 2,3 and 4 months after   planting (MAPs).   Results   showed   that   accession   influenced radiosensitivity. Accession HALINA 1 was more radiosensitive than ZIOF 0048, indicated by LD50 of HALINA 1 was 11.0693 Gy, lower than ZIOF 0048 13.4254 Gy. Interaction between accessions at 5 and 10 Gy showed the highest plant height, leaf size, and number of shoots. Irradiation dose affected plant height, leaf size, stem diameter and length, and number of leaf. The plant growth increased in conjunction with plant age, but the higher irradiation dose, the growth of plants slowed down. The best plant growth was obtained from 5 Gy, not different from control. The highest rhizome weight (964 g/plant) was obtained from HALINA 1 treated with 10 Gy, differ from control (545 g/plant) and the other treatments.Keywords:  Zingiber officinale var. amarum, gamma irradiation (60Co), genetic variability, mutation, morphological characters.
PENGARUH JUMLAH RUAS DAN PANJANG BATANG TERHADAP VIABILITASB ENIH SERAI W ANGI (Cy mpobogon nardus L.) SUKARMAN SUKARMAN; D. SESWITA; MELATI MELATI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 21, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v21n3.2015.139-144

Abstract

ABSTRAKPengembangan   serai   wangi  memerlukan   ketersediaan   benih bermutu. Sampai saat ini, informasi standar mutu benih serai wangi masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas benih serai wangi dengan jumlah ruas dan panjang batang yang berbeda sebagai dasar penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI). Penelitian dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dari Mei sampai Juni 2013 dengan menggunakan benih serai wangi klon G 2. Percobaan disusun secara faktorial dengan tiga faktor dan diulang empat kali dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah jumlah ruas stolon: (1) satu dan (2) dua. Faktor kedua adalah ukuran panjang batang semu: (1)15, (2) 20, dan (3) 25 cm. Faktor ketiga adalah periode penyimpanan: (1) 0, (2) 3, (3) 6, (4) 9, dan (5) 12 hari. Parameter yang diamati meliputi kadar air, daya tumbuh, serta bobot basah dan kering.  Hasil  penelitian  menunjukkan viabilitas  benih  serai  wangi dipengaruhi oleh jumlah ruas stolon dan panjang batang. Benih dengan dua ruas dan panjang batang 25 cm mempunyai viabilitas lebih baik dibandingkan satu ruas dan panjang 15 cm. Sampai 12 hari penyimpanan di suhu kamar, benih masih segar dengan daya tumbuh 83,75%.Kata kunci:  Cymbopogon  nardus  L.,  jumlah  ruas,  panjang  batang, penyimpanan, viabilitas ABSTRACTEffect of Internodes Number and Stems Length on Viability of Citronella Seeds (Cympobogon nardus L.) Development of citronella required the availability of good quality seed. Presently, standard information of citronella seed quality is not available. The research aims to study the viability of citronella seeds from different internodes number and stem length as the basic for preparing Indonesian National Standards. The experiment was conducted in the green house  of  the Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute (ISMECRI), from May until June 2013, by using citronella clones G 2. Factorial experiment with three factors and four replications was arranged in a Randomized Completely Block Design (RCBD). The first factor was  internodes numbers: (1) one and (2) two. The second factor was stem length: (1) 15, (2) 20, and (3) 25 cm. The third factor was storage periods: (1) 0, (2) 3, (3) 6, (4) 9, and (5) 12 days. Parameters observed included seeds moisture content, seeds germination, fresh, and dry weight. The results of experiment indicated that viability of citronella seeds was affected by stolon internodes number and stem length. Seeds with two internodes and stem length 25 cm has better viability than with one of internode and 15 cm   of stem   length.   Up to 12 days storage at room temperature, the seeds were still fresh with the germination 83.75%.Keywords:  Cymbopogon nardus  L.,  internodes number,  stem length, storage, viability
KARAKTER FISIK DAN FISIOLOGIS JENIS RIMPANG SERTA KO RELASINYA DENGAN VIABILITAS BENIH JAHE PUTIH BESAR (Zingiber officinale Rosc.) MELATI MELATI; SATRIYAS ILYAS; ENDAH RETNO PALUPI; ANAS D SUSILA
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 21, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v21n2.2015.89-98

Abstract

ABSTRAKSalah satu kendala dalam produksi jahe putih  besar (Zingiber treatments tested were five types of rhizomes, control (2-3 vegetative officinale Rosc.) adalah tingginya kebutuhan benih yaitu sekitar 2 juta ton buds), mother rhizome, primary rhizome, secondary rhizomes, and tertiary per ha. Efisiensi penggunaan benih tanaman telah dilakukan melalui penelitian yang bertujuan untuk menentukan karakter awal rimpang yang berhubungan/berkorelasi dengan viabilitas benih rimpang dan peluang perbanyakan jahe dengan menggunakan satu jenis rimpang. Percobaan ini dilaksanakan di rumah kaca dan laboratorium benih Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor pada bulan Mei 2014 sampai Agustus 2014. Benih tanaman berasal dari jahe putih besar yang dipanen pada umur 9 bulan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji yaitu lima jenis rimpang  yaitu kontrol (2-3 propagul), rimpang induk, rimpang primer, rimpang sekunder, dan rimpang tersier. Pengamatan karakteristik awal rimpang/mutu fisik (bobot, diamater, panjang dan kekerasan) dilakukan terhadap masing-masing jenis rimpang. Mutu kimia meliputi kadar pati, kadar serat, kadar air, kandungan hormon GA3 dan hormon IAA serta laju respirasi. Peubah yang diamati untuk menduga viabilitas benih yaitu daya tumbuh yang diukur 1 BST (bulan setelah tanam). Viabilitas potensial benih yaitu tinggi tunas,  jumlah  tunas,  jumlah  daun,  bobot  kering  tunas,  bobot  basah rimpang, bobot kering rimpang, panjang akar bobot kering akar diamati pada 1,5  BST.  Data  awal (karakter  fisik  dan  fisiologis  rimpang) dikorelasikan dengan viabilitas benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  kadar  pati  berkorelasi  positif  dengan  viabilitas  benih (daya tumbuh).  Viabilitas  benih  berkorelasi  negatif  dengan  karakter  fisik rimpang (bobot, kekerasan, dan diameter). Rimpang induk mempunyai kadar pati dan kekerasan yang tinggi. Kontrol yang selama ini digunakan sebagai   kriteria   benih   mempunyai   daya   tumbuh   rendah.   Efisiensi penggunaan rimpang dapat dilakukan menggunakan satu jenis rimpang (satu propagul). Rimpang induk, primer, sekunder dan  tersier yang terdiri atas satu propagul dengan bobot rimpang antara 20 dan 40 g dapat digunakan sebagai sumber benih.Kata kunci:  Zingiber  officinale  Rosc,  efisiensi  benih,  jenis  rimpang, korelasi, viabilitas benih Correlation Among Physical, Physiological Characters of Rhizome Type and Viability of Large White Ginger (Zingiber officinale     Rosc.)ABSTRACTOne  of the problems  in the  large white ginger  production  of (Zingiber officinale Rosc.) is high requirement for seed rhizome (± 2 ton per ha). Efficiency of propagation material has been carried out through research that aims to determine the initial character of rhizome related to seed viability of ginger rhizome and opportunity’s of propagation using one type of rhizome. This experiment was conducted in the greenhouse  and laboratory of  Seed Research Institute for Spices and Medicinal Crops,  Bogor from May 2014 to August 2014. The plant material derived from a large white ginger is harvested 9 months after planting. The design used was a randomized complete block design with four replications. The treatments tested were five types of rhizomes, secondary rhizomes, and tertiary rhizomes. Observations  baseline  characteristics  of  rhizomes  /physical characters (weight, diameter, length and hardness) carried out on each type of rhizome. Physiological characters (starch content, fiber content, water content, GA3, IAA and respiration rate). Viability (growth ability) was observed at 1 MAP (month after planting). Potential viability (sprout height,  number  of  shoots,  number  of  leaves,  dry  weight  of  shoots, rhizomes wet weight, dry weight of rhizomes, root length root dry weight) were observed at 1.5 MAP. The physical, physiological characters and viability observations were subjected to correlation. The  results  showed  that starch  content  positive  significant correlation with viability (growth   ability).   Viability was   negative significant  correlation  with physical character  of rhizome (weight, hardness, and diameter). Mother rhizome has high starch content and high hardness.  Efficiency of seeds can be done by using single rhizome (one propagule) as propagation material, with rhizome weight ± 20 - 40g.Keywords:  Zingiber  officinale  Rosc,  seed  efisiensi,    rhizome  type, correlation, viability
POTASSIUM FERTILIZER AND YOUNG SHOOT REMOVAL OF LARGE WHITE GINGER PLANT IMPROVE RHIZOME SEEDS STORABILITY Melati Melati; Satriyas Ilyas; Endah Retno Palupi; Anas D. Susila
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 26, No 2 (2020): December, 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v26n2.2020.92-107

Abstract

The application of the appropriate potassium dosage is expected to produce high quality of rhizome seeds, hence improving its storability.Growing shoots are a strong sink. Thus, shoot removal aims to divert the photosynthate partition of shoots to the rhizome to improve rhizome development. The purpose of the research was to evaluate K dosage and young shoot removal:s effect to improve the production and quality of rhizome seeds of large white ginger. The experiment was arranged in the glasshouse in a split-plot design with four replications. The main plot was shoot removal treatments: 1) un removal, and 2) young shoots removal at six months after planting(MAP). The subplots were five doses of K; 0, 150 kg/ha, 300kg/ha, 450kg/ha, 600 kg/ha equivalent to 0, 3.75, 7.5, 11.25 and 15 g/plant respectively. The potassium fertilization was two times at 1 and 3 MAP, half dosage for each application. There was no interaction between young shoot removal and potassium dosage on the rhizome’s yield, physical, and biochemical quality. However, potassium dosage affected seed viability significantly. Potassium dosage presented a quadratic response with 7.5 g K/plant gave the best seed viability, whereas the optimum dosage for plant height was at 6.7 g K/plant. Shoot removal at 6 MAP produced seeds with enhanced storability, up to 9 months. Furthermore, it also improved seed viability as indicated by better seed growth than unremoval shoot treatment.Keywords: optimum dosage, seed quality, yield, Zingiber officinal. AbstrakPEMUPUKAN KALIUM DAN PEMBUANGAN TUNAS MUDA TANAMAN JAHE MENINGKATKAN DAYA SIMPAN BENIH JAHE PUTIH BESARPemberian pupuk K yang tepat diharapkan dapat menghasilkan benih rimpang yang bermutu tinggi karena dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang. Tunas yang sedang berkembang merupakan sink yang kuat. Pembuangan tunas bertujuan untuk dapat mengalihkan partisi fotosintat dari tunas ke rimpang. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk K dan mengetahui pengaruh pembuangan tunas muda terhadap produksi benih dan mutu rimpang jahe putih besar (JPB) sehingga memiliki daya simpan lama. Percobaan disusun dengan rancangan petak terbagi dengan empat ulangan. Petak utama adalah pembuangan tunas yaitu: 1)tanpa pembuangan tunas, dan 2)tunas muda dibuang pada 6 bulan setelah tanam (BST). Anak petak adalah lima dosis pupuk K yang diberikan pada 30 dan 90 BST yaitu: 1) tanpa K, 2) 150 kg/ha, 300 kg/ha, 450kg/ha, 600 kg/ha. Dosis pupuk tersebut setara dengan penambahan 0; 3,75; 7,5; 11,25 dan 15 g per tanaman masing-masing 1/2 dosis pada setiap pemberian. Hasil percobaan menunjukkan bahwa faktor tunggal pembuangan tunas muda pada umur 6 bulan setelah tanam (BST) dan pupuk K tidak berpengaruh terhadap produksi dan mutu fisik serta biokimia rimpang. Dosis pupuk K memengaruhi viabilitas benih yang dihasilkan. Viabilitas benih terbaik didapatkan pada penambahan pupuk K dosis 7,5 g/tanaman dengan respon kuadratik dan konsentrasi optimum untuk tinggi tanaman adalah 6,7 g/tanaman. Pembuangan tunas muda tanaman induk pada 6 BST menghasilkan benih yang dapat disimpan dalam jangka waktu 9 bulan serta viabilitas benih dengan pertumbuhan bibit yang lebih baik dibandingkan tanaman tanpa pembuangan tunas.Kata kunci: dosis optimum, mutu benih, produksi, Zingiber officinal.
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA (60Co) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAHE PUTIH KECIL (Zingiber officinale var.a ma rum) NURLIANI BERMAWIE; NUR LAELA W. MEILAWATI; S. PURWIYANTI; MELATI MELATI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 21, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v21n2.2015.47-56

Abstract

ABSTRAKKeragaman  genetik  plasma  nutfah  jahe  rendah  sehingga  perlu dilakukan  peningkatan  keragaman,  antara  lain  dengan  iradiasi sinar gamma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis iradiasi terhadap pertumbuhan dan produksi jahe putih kecil.  Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat serta Kebun Percobaan Cicurug, Sukabumi pada bulan Juni 2010 sampai dengan Mei 2011. Iradiasi dilakukan di P3TIR, BATAN, Jakarta. Percobaan disusun menggunakan rancangan split plot dengan petak utama dua aksesi jahe putih kecil ZIOF 0048 dan HALINA 1 dan anak petak adalah 11 dosis iradiasi (0-50 Gy) dengan interval 5 Gy. Perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Pengamatan karakter morfologi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif pada umur 2, 3, dan 4 BST. Hasil penelitian menunjukkan aksesi berpengaruh terhadap radiosensitivitas. Aksesi HALINA 1 lebih sensitif dibandingkan   dengan   ZIOF 0048   ditunjukkan   dengan   nilai   LD50 HALINA 1 (11,07 Gy) lebih rendah dari LD50 ZIOF 0048 (13,43 Gy). Interaksi aksesi pada dosis 5 dan 10 Gy memiliki nilai terbaik pada  tinggi tanaman, ukuran daun serta jumlah anakan. Dosis mempengaruhi tinggi tanaman, ukuran daun, diameter dan panjang batang, serta jumlah daun. Pertumbuhan tanaman semakin meningkat dengan bertambahnya umur tanaman. Namun, semakin tinggi dosis iradiasi, pertumbuhan tanaman semakin melambat.  Pertumbuhan tanaman terbaik diperoleh pada dosis 5 Gy, dan tidak berbeda dengan kontrol. Bobot dan ukuran rimpang terbaik (964 g/rumpun) diperoleh dari HALINA 1 pada dosis 10 Gy, dan berbeda dengan kontrol (454 g/rumpun), serta perlakuan lainnya.Kata kunci:  Zingiber officinale var. amarum, iradiasi sinar gamma (60Co), keragaman genetik, mutasi, karakter morfologi. The Effect of Gamma Irradiation (60Co) on the Growth and Production of Small White Ginger (Zingiber officinale var. amarum)ABSTRACTGenetic variability of ginger germplasm was low, therefore it was necessary to broaden genetic variability using gamma irradiation. This research aimed to see the effect of irradiation on the growth of small white ginger. This study was conducted in the Plant Breeding Laboratory, Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute and the Cicurug Experimental Garden Sukabumi from June 2010 to May 2011. Irradiation was undertaken in P3TIR, BATAN, Jakarta. The experiment was arranged in a split plot design with the main plot was two accessions HALINA 1 and ZIOF 00 48, and the sub plots was 11 irradiation doses (0-50 Gy) with 5 Gy interval.  The experiment was replicated three times.  Parameters observed were quantitative and qualitative characters at 2,3 and 4 months after   planting (MAPs).   Results   showed   that   accession   influenced radiosensitivity. Accession HALINA 1 was more radiosensitive than ZIOF 0048, indicated by LD50 of HALINA 1 was 11.0693 Gy, lower than ZIOF 0048 13.4254 Gy. Interaction between accessions at 5 and 10 Gy showed the highest plant height, leaf size, and number of shoots. Irradiation dose affected plant height, leaf size, stem diameter and length, and number of leaf. The plant growth increased in conjunction with plant age, but the higher irradiation dose, the growth of plants slowed down. The best plant growth was obtained from 5 Gy, not different from control. The highest rhizome weight (964 g/plant) was obtained from HALINA 1 treated with 10 Gy, differ from control (545 g/plant) and the other treatments.Keywords:  Zingiber officinale var. amarum, gamma irradiation (60Co), genetic variability, mutation, morphological characters.
POTASSIUM FERTILIZER AND YOUNG SHOOT REMOVAL OF LARGE WHITE GINGER PLANT IMPROVE RHIZOME SEEDS STORABILITY Melati Melati; Satriyas Ilyas; Endah Retno Palupi; Anas D. Susila
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 26, No 2 (2020): December, 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v26n2.2020.92-107

Abstract

The application of the appropriate potassium dosage is expected to produce high quality of rhizome seeds, hence improving its storability.Growing shoots are a strong sink. Thus, shoot removal aims to divert the photosynthate partition of shoots to the rhizome to improve rhizome development. The purpose of the research was to evaluate K dosage and young shoot removal:s effect to improve the production and quality of rhizome seeds of large white ginger. The experiment was arranged in the glasshouse in a split-plot design with four replications. The main plot was shoot removal treatments: 1) un removal, and 2) young shoots removal at six months after planting(MAP). The subplots were five doses of K; 0, 150 kg/ha, 300kg/ha, 450kg/ha, 600 kg/ha equivalent to 0, 3.75, 7.5, 11.25 and 15 g/plant respectively. The potassium fertilization was two times at 1 and 3 MAP, half dosage for each application. There was no interaction between young shoot removal and potassium dosage on the rhizome’s yield, physical, and biochemical quality. However, potassium dosage affected seed viability significantly. Potassium dosage presented a quadratic response with 7.5 g K/plant gave the best seed viability, whereas the optimum dosage for plant height was at 6.7 g K/plant. Shoot removal at 6 MAP produced seeds with enhanced storability, up to 9 months. Furthermore, it also improved seed viability as indicated by better seed growth than unremoval shoot treatment.Keywords: optimum dosage, seed quality, yield, Zingiber officinal. AbstrakPEMUPUKAN KALIUM DAN PEMBUANGAN TUNAS MUDA TANAMAN JAHE MENINGKATKAN DAYA SIMPAN BENIH JAHE PUTIH BESARPemberian pupuk K yang tepat diharapkan dapat menghasilkan benih rimpang yang bermutu tinggi karena dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang. Tunas yang sedang berkembang merupakan sink yang kuat. Pembuangan tunas bertujuan untuk dapat mengalihkan partisi fotosintat dari tunas ke rimpang. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk K dan mengetahui pengaruh pembuangan tunas muda terhadap produksi benih dan mutu rimpang jahe putih besar (JPB) sehingga memiliki daya simpan lama. Percobaan disusun dengan rancangan petak terbagi dengan empat ulangan. Petak utama adalah pembuangan tunas yaitu: 1)tanpa pembuangan tunas, dan 2)tunas muda dibuang pada 6 bulan setelah tanam (BST). Anak petak adalah lima dosis pupuk K yang diberikan pada 30 dan 90 BST yaitu: 1) tanpa K, 2) 150 kg/ha, 300 kg/ha, 450kg/ha, 600 kg/ha. Dosis pupuk tersebut setara dengan penambahan 0; 3,75; 7,5; 11,25 dan 15 g per tanaman masing-masing 1/2 dosis pada setiap pemberian. Hasil percobaan menunjukkan bahwa faktor tunggal pembuangan tunas muda pada umur 6 bulan setelah tanam (BST) dan pupuk K tidak berpengaruh terhadap produksi dan mutu fisik serta biokimia rimpang. Dosis pupuk K memengaruhi viabilitas benih yang dihasilkan. Viabilitas benih terbaik didapatkan pada penambahan pupuk K dosis 7,5 g/tanaman dengan respon kuadratik dan konsentrasi optimum untuk tinggi tanaman adalah 6,7 g/tanaman. Pembuangan tunas muda tanaman induk pada 6 BST menghasilkan benih yang dapat disimpan dalam jangka waktu 9 bulan serta viabilitas benih dengan pertumbuhan bibit yang lebih baik dibandingkan tanaman tanpa pembuangan tunas.Kata kunci: dosis optimum, mutu benih, produksi, Zingiber officinal.
KARAKTER FISIK DAN FISIOLOGIS JENIS RIMPANG SERTA KO RELASINYA DENGAN VIABILITAS BENIH JAHE PUTIH BESAR (Zingiber officinale Rosc.) MELATI MELATI; SATRIYAS ILYAS; ENDAH RETNO PALUPI; ANAS D SUSILA
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 21, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v21n2.2015.89-98

Abstract

ABSTRAKSalah satu kendala dalam produksi jahe putih  besar (Zingiber treatments tested were five types of rhizomes, control (2-3 vegetative officinale Rosc.) adalah tingginya kebutuhan benih yaitu sekitar 2 juta ton buds), mother rhizome, primary rhizome, secondary rhizomes, and tertiary per ha. Efisiensi penggunaan benih tanaman telah dilakukan melalui penelitian yang bertujuan untuk menentukan karakter awal rimpang yang berhubungan/berkorelasi dengan viabilitas benih rimpang dan peluang perbanyakan jahe dengan menggunakan satu jenis rimpang. Percobaan ini dilaksanakan di rumah kaca dan laboratorium benih Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor pada bulan Mei 2014 sampai Agustus 2014. Benih tanaman berasal dari jahe putih besar yang dipanen pada umur 9 bulan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji yaitu lima jenis rimpang  yaitu kontrol (2-3 propagul), rimpang induk, rimpang primer, rimpang sekunder, dan rimpang tersier. Pengamatan karakteristik awal rimpang/mutu fisik (bobot, diamater, panjang dan kekerasan) dilakukan terhadap masing-masing jenis rimpang. Mutu kimia meliputi kadar pati, kadar serat, kadar air, kandungan hormon GA3 dan hormon IAA serta laju respirasi. Peubah yang diamati untuk menduga viabilitas benih yaitu daya tumbuh yang diukur 1 BST (bulan setelah tanam). Viabilitas potensial benih yaitu tinggi tunas,  jumlah  tunas,  jumlah  daun,  bobot  kering  tunas,  bobot  basah rimpang, bobot kering rimpang, panjang akar bobot kering akar diamati pada 1,5  BST.  Data  awal (karakter  fisik  dan  fisiologis  rimpang) dikorelasikan dengan viabilitas benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  kadar  pati  berkorelasi  positif  dengan  viabilitas  benih (daya tumbuh).  Viabilitas  benih  berkorelasi  negatif  dengan  karakter  fisik rimpang (bobot, kekerasan, dan diameter). Rimpang induk mempunyai kadar pati dan kekerasan yang tinggi. Kontrol yang selama ini digunakan sebagai   kriteria   benih   mempunyai   daya   tumbuh   rendah.   Efisiensi penggunaan rimpang dapat dilakukan menggunakan satu jenis rimpang (satu propagul). Rimpang induk, primer, sekunder dan  tersier yang terdiri atas satu propagul dengan bobot rimpang antara 20 dan 40 g dapat digunakan sebagai sumber benih.Kata kunci:  Zingiber  officinale  Rosc,  efisiensi  benih,  jenis  rimpang, korelasi, viabilitas benih Correlation Among Physical, Physiological Characters of Rhizome Type and Viability of Large White Ginger (Zingiber officinale     Rosc.)ABSTRACTOne  of the problems  in the  large white ginger  production  of (Zingiber officinale Rosc.) is high requirement for seed rhizome (± 2 ton per ha). Efficiency of propagation material has been carried out through research that aims to determine the initial character of rhizome related to seed viability of ginger rhizome and opportunity’s of propagation using one type of rhizome. This experiment was conducted in the greenhouse  and laboratory of  Seed Research Institute for Spices and Medicinal Crops,  Bogor from May 2014 to August 2014. The plant material derived from a large white ginger is harvested 9 months after planting. The design used was a randomized complete block design with four replications. The treatments tested were five types of rhizomes, secondary rhizomes, and tertiary rhizomes. Observations  baseline  characteristics  of  rhizomes  /physical characters (weight, diameter, length and hardness) carried out on each type of rhizome. Physiological characters (starch content, fiber content, water content, GA3, IAA and respiration rate). Viability (growth ability) was observed at 1 MAP (month after planting). Potential viability (sprout height,  number  of  shoots,  number  of  leaves,  dry  weight  of  shoots, rhizomes wet weight, dry weight of rhizomes, root length root dry weight) were observed at 1.5 MAP. The physical, physiological characters and viability observations were subjected to correlation. The  results  showed  that starch  content  positive  significant correlation with viability (growth   ability).   Viability was   negative significant  correlation  with physical character  of rhizome (weight, hardness, and diameter). Mother rhizome has high starch content and high hardness.  Efficiency of seeds can be done by using single rhizome (one propagule) as propagation material, with rhizome weight ± 20 - 40g.Keywords:  Zingiber  officinale  Rosc,  seed  efisiensi,    rhizome  type, correlation, viability