Sri Astuty
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kelimpahan dan Kondisi Habitat Siput Gonggong (Strombus turturella) Di Pesisir Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Vidlia Putri Rosady; Sri Astuty; Donny Juliandri Prihadi
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelimpahan dan kondisi habitat siput gonggong (Strombus turturella)  di pesisir Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Metode yang digunakan yaitu metode survei pada 6 (enam) stasiun pengamatan. Pada masing-masing stasiun, dibuat area sampling seluas 100 m x 100 m. Pada area sampling ditarik 5 buah garis tegak lurus dengan interval 25 meter. Sample diambil pada petak kuadrat seluas 1 m x 1 m setiap 10 meter pada garis tegak lurus tersebut. Parameter pengamatan meliputi kualitas perairan, substrat, kadar total organik, kelimpahan dan pola penyebaran siput gonggong. Hasil penelitian diperoleh 3 jenis gastropoda yaitu Strombus turturella, Natica Gualtieriana, dan Lambis lambis. Nilai kelimpahan siput gonggong tertinggi terdapat pada Stasiun E (Sungai Lepah) dengan jumlah 0,5 ind/m2, dan terendah di Stasiun B (Sungai Kecil) dengan jumlah 0,04 ind/m2, dan pada Stasiun D (Sekera) tidak ditemukan siput gonggong.  Habitat siput gonggong terdapat pada substrat pasir di semua stasiun. Kualitas perairan di stasiun penelitian dikategorikan layak untuk biota laut dalam baku mutu perairan pada Kep.Men.LH No.51. Pola penyebaran menunjukan siput gonggong hidup secara berkelompok. Aktivitas masyarakat di pesisir Kabupaten Bintan yang berpengaruh terhadap kelimpahan siput gonggong antara lain aktivitas penangkapan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal maupun wisatawan, penambangan pasir di laut dan di pantai. 
PENGARUH ANESTESI GRANUL EKSRAK BIJI BUAH KEBEN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH GELONDONGAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) PADA TRANSPORTASI TANPA MEDIA AIR Naufan Indra Ikhsan; Mochamad Untung Karunia Agung; Sri Astuty; Rosidah .
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan Unpad
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi granul ekstrak biji buah keben sebagai senyawa anestesi serta mendapatkan konsentrasi yang tepat untuk proses pembiusan benih gelondongan ikan bandeng (Chanos chanos) untuk transportasi tanpa media air. Estrak biji buah keben mengandung senyawa saponin yang diketahui merupakan senyawa yang dapat digunakan sebagai anestesi bagi ikan akan tetapi, pengaplikasian dalam bentuk ekstrak terbilang tidak mudah karena ektrak sukar untuk larut dalam air. Oleh karena itu, dilakukan proses granulasi agar memudahkan pengaplikasiannya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi. Konsentrasi granul ekstrak biji buah keben yang digunakan yaitu 5mg/L, 10mg/L, 15mg/L, 50mg/L, 100mg/L dan 200mg/L. Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi waktu induksi, waktu pulih sadar dan kelangsungan hidup ikan bandeng. Granul ekstrak biji buah keben  pada konsentrasi 50mg/L, 100mg/L dan 200mg/L dapat memingsankan 100% ikan bandeng  masing-masing dalam waktu 60 menit, 40 menit dan 20 menit. Pada konsentrasi 5mg/L, 10mg/L dan 15mg/L ikan bandeng tidak dapat pingsan dalam waktu kurang dari 1 jam. Konsentrasi granul ekstrak biji buah keben sebesar 200mg/L merupakan konsentrasi optimal dalam proses anestesi ikan bandeng karena menghasilkan fase pingsan dan waktu pulih sadar tercepat. Penggunaan granul ekstrak biji buah keben pada konsentrasi 200mg/L untuk transportasi tanpa media air selama 1 jam menghasilkan kelangsungan hidup ikan bandeng sebesar 50% dari total sebanyak 10 ekor ikan bandeng.