Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TRANSFORMASI GEN PADA NILAM UNTUK KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT UTAMA MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens NFN Sukamto; Tri Joko Santoso; Atmitri Siharmini; Aniversari Apriana; NFN Amalia; Nursalam Sirait
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v28n1.2017.37-46

Abstract

Nilam banyak dibudidayakan di Indonesia, dan lebih dari 80% produksi minyak nilam dunia dipasok dari Indonesia. Masalah utama dalam budidaya nilam di Indonesia adalah penyakit, seperti penyakit layu bakteri, budok dan nematoda. Sampai saat ini varietas tahan terhadap penyakit, khususnya budok, belum diperoleh. Tanaman tahan dapat diperoleh dengan teknik transformasi gen. Transkripsi faktor WRKY telah diketahui dapat meregulasi serangan beberapa patogen penyebab penyakit tanaman. Gen OsWRKY76 terletak pada segmen kromosom 9 tanaman padi yang telah diidentifikasi terkait dengan ketahanan berspektrum luas. Penelitian bertujuan untuk mengintroduksikan konstruksi gen OsWRKY76 yang berasal dari padi ke dalam tanaman nilam melalui bantuan Agrobacterium tumefaciens. Pada percobaan pertama, tanaman nilam ditransformasi dengan A. tumefaciens strain EHA 105 yang mengandung gen OsWRKY76. Perlakuan terdiri atas waktu induksi eksplan yang akan ditransformasi (pre-kultur) di dalam medium MS, yaitu 5 dan 7 hari, dan waktu inokulasi A. tumefaciens yaitu 10 dan 20 menit. Pada percobaan kedua, analisis molekuler untuk mengkonfirmasi keberadaan gen OsWRKY76 dalam tanaman nilam menggunakan teknik PCR dengan primer hptII. Hasil penelitian menunjukkan waktu induksi eksplan terbaik sebelum transformasi adalah 5 hari, dengan perendaman di dalam suspensi A. tumefaciens selama 10 menit. Dari transformasi tersebut telah dihasilkan 187 kalus independen. Hasil analisis PCR terhadap galur-galur putatif transgenik independen, lima galur (T1, T8, T10, T11, T13) positif mengandung gen hptII, yaitu gen penanda ketahanan terhadap antibiotik higromisin yang berada satu konstruk dengan gen OsWRKY76. Hasil tersebut menunjukkan bahwa gen OsWRKY76 yang berasal dari padi dapat diintroduksikan pada tanaman nilam dan berpeluang sebagai kandidat tahan terhadap penyakit utama.
KARAKTER MORFOLOGIS DAN FISIOLOGIS TANAMAN NILAM DI BAWAH NAUNGAN DAN TANPA NAUNGAN NFN Setiawan; NFN Sukamto
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v27n2.2016.137-146

Abstract

Nilam (Pogostemon cablin) merupakan tanaman semak yang dapat tumbuh di tempat ternaungi maupun terbuka. Namun perubahan karakter morfologis dan fisiologis tanaman pada naungan 55% yang mempengaruhi hasil belum diketahui. Penelitian dilaksanakan sejak April sampai September 2015 di Kebun Percobaan Cimanggu, Bogor. Penelitian bertujuan untuk membandingkan perubahan karakter morfologis dan fisiologis tanaman nilam yang mempengaruhi produksi dan mutu minyak nilam yang ditanam di bawah naungan 55% dan tanpa naungan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 20 ulangan. Parameter yang diamati adalah morfologi (jumlah daun, luas daun spesifik, tinggi tanaman dan jumlah cabang) dan fisiologi (kandungan air nisbi, jumlah klorofil, laju fotosintesis dan transpirasi), serta produksi terna dan hasil minyak. Data dikumpulkan dari masing-masing 20 sampel tanaman, dianalisis rata-rata dan standard error untuk menguji perbedaan antar perlakuan dan diuji lebih lanjut dengan analisis berganda Spearman untuk mengetahui hubungan antara parameter dengan hasil. Hasil penelitian menunjukkan tanaman nilam yang ditanam di bawah naungan 55% memiliki tinggi 87,05 cm, jumlah daun (576 helai), kandungan klorofil total (0,62 mg g-1), luas daun spesifik (191,57 g cm-2) dan laju fotosintesis (12,2 μmol CO2 m-2 s-1) lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan tanaman nilam yang ditanam tanpa naungan. Produksi terna kering 131,9 g tanaman-1 meningkat 300% dibandingkan dengan tanpa naungan, dengan kadar minyak 2,3%.
Isolation and Characterization of Potential Isolates of Rhizosphere Bacteria to Contro Budok Disease in Patchouli Plant NFN Sukamto; Novi Listiana; Reni Indrayanti; Dono Wahyuno
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 1 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v30n1.2019.35-46

Abstract

Synchytrium pogostemonis, the causal agent of budok disease, is one of the major limiting factors in patchouli production in Indonesia. Patchouli farmers usually control budok disease with chemical fungicides. Chemical control pollutes environment and disrupts agricultural ecosystem. Therefore, an environmentally friendly pest control should be conducted to control the disease. The objective of the study was to isolate and evaluate some rhizobacteria from the rhizosphere of patchouli and black pepper plants against Fusarium oxysporum f.sp. vanillae, F. solani, Sclerotium rolfsii. Potential rhizobacterial isolates were tested to control budok disease on a pot scale. The results showed that 26 rhizobacterial isolates from 100 tested were antagonistic to F. oxysporum, F. solani and S. rolfsii. Four rhizobacteria isolates (RL13-A, RL31-A, RL35-A, RL32-A) showed strong inhibition (>40 %) against the 3 pathogens. In polibag experiment, RL35-A, PS9, RL13-A, RL32-B, RL31-A isolates were able to suppress budok disease significantly by 84.01; 76.00; 65.99; 43.99; and 21.98 % respectively. These results indicated that RL35-A isolates have strong antagonistic effect compared to other isolates. Based on 16S rDNA analysis, RL35-A isolates possessed close relationship (99 %) with all species of Enterobacter sp. The antibiotic compound extracted from RL35-A culture broth using GC-MS analysis was identified as phenol, 2,6-dimethoxy-(canola). These results suggested that Enterobacter sp. was potential to be developed as biological agent for controlling budok disease in patchouli plants.
Isolation and Characterization of Potential Isolates of Rhizosphere Bacteria to Contro Budok Disease in Patchouli Plant NFN Sukamto; Novi Listiana; Reni Indrayanti; Dono Wahyuno
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 1 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v30n1.2019.35-46

Abstract

Synchytrium pogostemonis, the causal agent of budok disease, is one of the major limiting factors in patchouli production in Indonesia. Patchouli farmers usually control budok disease with chemical fungicides. Chemical control pollutes environment and disrupts agricultural ecosystem. Therefore, an environmentally friendly pest control should be conducted to control the disease. The objective of the study was to isolate and evaluate some rhizobacteria from the rhizosphere of patchouli and black pepper plants against Fusarium oxysporum f.sp. vanillae, F. solani, Sclerotium rolfsii. Potential rhizobacterial isolates were tested to control budok disease on a pot scale. The results showed that 26 rhizobacterial isolates from 100 tested were antagonistic to F. oxysporum, F. solani and S. rolfsii. Four rhizobacteria isolates (RL13-A, RL31-A, RL35-A, RL32-A) showed strong inhibition (>40 %) against the 3 pathogens. In polibag experiment, RL35-A, PS9, RL13-A, RL32-B, RL31-A isolates were able to suppress budok disease significantly by 84.01; 76.00; 65.99; 43.99; and 21.98 % respectively. These results indicated that RL35-A isolates have strong antagonistic effect compared to other isolates. Based on 16S rDNA analysis, RL35-A isolates possessed close relationship (99 %) with all species of Enterobacter sp. The antibiotic compound extracted from RL35-A culture broth using GC-MS analysis was identified as phenol, 2,6-dimethoxy-(canola). These results suggested that Enterobacter sp. was potential to be developed as biological agent for controlling budok disease in patchouli plants.
TRANSFORMASI GEN PADA NILAM UNTUK KETAHANAN TERHADAP PENYAKIT UTAMA MENGGUNAKAN Agrobacterium tumefaciens NFN Sukamto; Tri Joko Santoso; Atmitri Siharmini; Aniversari Apriana; NFN Amalia; Nursalam Sirait
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v28n1.2017.37-46

Abstract

Nilam banyak dibudidayakan di Indonesia, dan lebih dari 80% produksi minyak nilam dunia dipasok dari Indonesia. Masalah utama dalam budidaya nilam di Indonesia adalah penyakit, seperti penyakit layu bakteri, budok dan nematoda. Sampai saat ini varietas tahan terhadap penyakit, khususnya budok, belum diperoleh. Tanaman tahan dapat diperoleh dengan teknik transformasi gen. Transkripsi faktor WRKY telah diketahui dapat meregulasi serangan beberapa patogen penyebab penyakit tanaman. Gen OsWRKY76 terletak pada segmen kromosom 9 tanaman padi yang telah diidentifikasi terkait dengan ketahanan berspektrum luas. Penelitian bertujuan untuk mengintroduksikan konstruksi gen OsWRKY76 yang berasal dari padi ke dalam tanaman nilam melalui bantuan Agrobacterium tumefaciens. Pada percobaan pertama, tanaman nilam ditransformasi dengan A. tumefaciens strain EHA 105 yang mengandung gen OsWRKY76. Perlakuan terdiri atas waktu induksi eksplan yang akan ditransformasi (pre-kultur) di dalam medium MS, yaitu 5 dan 7 hari, dan waktu inokulasi A. tumefaciens yaitu 10 dan 20 menit. Pada percobaan kedua, analisis molekuler untuk mengkonfirmasi keberadaan gen OsWRKY76 dalam tanaman nilam menggunakan teknik PCR dengan primer hptII. Hasil penelitian menunjukkan waktu induksi eksplan terbaik sebelum transformasi adalah 5 hari, dengan perendaman di dalam suspensi A. tumefaciens selama 10 menit. Dari transformasi tersebut telah dihasilkan 187 kalus independen. Hasil analisis PCR terhadap galur-galur putatif transgenik independen, lima galur (T1, T8, T10, T11, T13) positif mengandung gen hptII, yaitu gen penanda ketahanan terhadap antibiotik higromisin yang berada satu konstruk dengan gen OsWRKY76. Hasil tersebut menunjukkan bahwa gen OsWRKY76 yang berasal dari padi dapat diintroduksikan pada tanaman nilam dan berpeluang sebagai kandidat tahan terhadap penyakit utama.
KARAKTER MORFOLOGIS DAN FISIOLOGIS TANAMAN NILAM DI BAWAH NAUNGAN DAN TANPA NAUNGAN NFN Setiawan; NFN Sukamto
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v27n2.2016.137-146

Abstract

Nilam (Pogostemon cablin) merupakan tanaman semak yang dapat tumbuh di tempat ternaungi maupun terbuka. Namun perubahan karakter morfologis dan fisiologis tanaman pada naungan 55% yang mempengaruhi hasil belum diketahui. Penelitian dilaksanakan sejak April sampai September 2015 di Kebun Percobaan Cimanggu, Bogor. Penelitian bertujuan untuk membandingkan perubahan karakter morfologis dan fisiologis tanaman nilam yang mempengaruhi produksi dan mutu minyak nilam yang ditanam di bawah naungan 55% dan tanpa naungan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 20 ulangan. Parameter yang diamati adalah morfologi (jumlah daun, luas daun spesifik, tinggi tanaman dan jumlah cabang) dan fisiologi (kandungan air nisbi, jumlah klorofil, laju fotosintesis dan transpirasi), serta produksi terna dan hasil minyak. Data dikumpulkan dari masing-masing 20 sampel tanaman, dianalisis rata-rata dan standard error untuk menguji perbedaan antar perlakuan dan diuji lebih lanjut dengan analisis berganda Spearman untuk mengetahui hubungan antara parameter dengan hasil. Hasil penelitian menunjukkan tanaman nilam yang ditanam di bawah naungan 55% memiliki tinggi 87,05 cm, jumlah daun (576 helai), kandungan klorofil total (0,62 mg g-1), luas daun spesifik (191,57 g cm-2) dan laju fotosintesis (12,2 μmol CO2 m-2 s-1) lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan tanaman nilam yang ditanam tanpa naungan. Produksi terna kering 131,9 g tanaman-1 meningkat 300% dibandingkan dengan tanpa naungan, dengan kadar minyak 2,3%.