Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTER MORFOLOGIS DAN FISIOLOGIS TANAMAN NILAM DI BAWAH NAUNGAN DAN TANPA NAUNGAN NFN Setiawan; NFN Sukamto
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v27n2.2016.137-146

Abstract

Nilam (Pogostemon cablin) merupakan tanaman semak yang dapat tumbuh di tempat ternaungi maupun terbuka. Namun perubahan karakter morfologis dan fisiologis tanaman pada naungan 55% yang mempengaruhi hasil belum diketahui. Penelitian dilaksanakan sejak April sampai September 2015 di Kebun Percobaan Cimanggu, Bogor. Penelitian bertujuan untuk membandingkan perubahan karakter morfologis dan fisiologis tanaman nilam yang mempengaruhi produksi dan mutu minyak nilam yang ditanam di bawah naungan 55% dan tanpa naungan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 20 ulangan. Parameter yang diamati adalah morfologi (jumlah daun, luas daun spesifik, tinggi tanaman dan jumlah cabang) dan fisiologi (kandungan air nisbi, jumlah klorofil, laju fotosintesis dan transpirasi), serta produksi terna dan hasil minyak. Data dikumpulkan dari masing-masing 20 sampel tanaman, dianalisis rata-rata dan standard error untuk menguji perbedaan antar perlakuan dan diuji lebih lanjut dengan analisis berganda Spearman untuk mengetahui hubungan antara parameter dengan hasil. Hasil penelitian menunjukkan tanaman nilam yang ditanam di bawah naungan 55% memiliki tinggi 87,05 cm, jumlah daun (576 helai), kandungan klorofil total (0,62 mg g-1), luas daun spesifik (191,57 g cm-2) dan laju fotosintesis (12,2 μmol CO2 m-2 s-1) lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan tanaman nilam yang ditanam tanpa naungan. Produksi terna kering 131,9 g tanaman-1 meningkat 300% dibandingkan dengan tanpa naungan, dengan kadar minyak 2,3%.
PENGARUH POLA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN USAHATANI NILAM Rosihan Rosman; Rudi Suryadi; Muhamad Djazuli; Agus Sudiman; NFN Setiawan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v27n1.2016.19-25

Abstract

Upaya meningkatkan produktivitas dan mendukung upaya budidaya menetap diperlukan suatu pola tanam dengan berbagai jenis tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola tanam nilam yang tepat dilakukan di Kebun Percobaan Cicurug sejak Mei sampai November 2011. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan enam perlakuan dan enam ulangan. Petak utama adalah dua tingkat intensitas cahaya (naungan), yaitu tanpa naungan (intensitas cahaya 100%) dan di bawah tegakan pohon pala (intesitas cahaya sekitar 80%). Anak petak adalah tiga perlakuan pola tanam nilam yaitu nilam monokultur, nilam + jagung, nilam + kacang hijau. Ukuran petak setiap perlakuan 5 m x 6 m. Pengamatan dilakukan terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, kadar minyak dan nilai PA serta nilai ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilam dapat dipola tanamkan diantara tanaman pala. Tidak terdapat interaksi antara intesitas cahaya dan pola tanam pada parameter tinggi tanaman nilam, jumlah cabang, kandungan minyak, kadar PA. Tinggi tanaman dan jumlah cabang tertinggi tanaman nilam ditunjukkan oleh intensitas cahaya 80% (94,77 cm dan 12,12 cabang) dan nilam monokultur (80,00 cm dan 13,25 cabang). Interaksi terjadi pada jumlah daun dan bobot segar terna yaitu tertinggi pada perlakuan nilam monokultur intensitas cahaya 100% yaitu 683 helai tanaman-1 dan 764,5 g tanaman-1. Kandungan minyak dan kadar PA semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan nyata, kadar PA semua perlakuan lebih dari 31%. Pendapatan tertinggi pada pola tanam nilam monokultur yaitu sebesar Rp. 15.290.000,- per hektar. Untuk lokasi yang telah ditanam dengan tanaman pala akan memberikan nilai tambah yang cukup besar dari hasil nilam yaitu Rp. 7.159.900,- per hektar.
PENGARUH POLA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN USAHATANI NILAM Rosihan Rosman; Rudi Suryadi; Muhamad Djazuli; Agus Sudiman; NFN Setiawan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v27n1.2016.19-25

Abstract

Upaya meningkatkan produktivitas dan mendukung upaya budidaya menetap diperlukan suatu pola tanam dengan berbagai jenis tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola tanam nilam yang tepat dilakukan di Kebun Percobaan Cicurug sejak Mei sampai November 2011. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi dengan enam perlakuan dan enam ulangan. Petak utama adalah dua tingkat intensitas cahaya (naungan), yaitu tanpa naungan (intensitas cahaya 100%) dan di bawah tegakan pohon pala (intesitas cahaya sekitar 80%). Anak petak adalah tiga perlakuan pola tanam nilam yaitu nilam monokultur, nilam + jagung, nilam + kacang hijau. Ukuran petak setiap perlakuan 5 m x 6 m. Pengamatan dilakukan terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, kadar minyak dan nilai PA serta nilai ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilam dapat dipola tanamkan diantara tanaman pala. Tidak terdapat interaksi antara intesitas cahaya dan pola tanam pada parameter tinggi tanaman nilam, jumlah cabang, kandungan minyak, kadar PA. Tinggi tanaman dan jumlah cabang tertinggi tanaman nilam ditunjukkan oleh intensitas cahaya 80% (94,77 cm dan 12,12 cabang) dan nilam monokultur (80,00 cm dan 13,25 cabang). Interaksi terjadi pada jumlah daun dan bobot segar terna yaitu tertinggi pada perlakuan nilam monokultur intensitas cahaya 100% yaitu 683 helai tanaman-1 dan 764,5 g tanaman-1. Kandungan minyak dan kadar PA semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan nyata, kadar PA semua perlakuan lebih dari 31%. Pendapatan tertinggi pada pola tanam nilam monokultur yaitu sebesar Rp. 15.290.000,- per hektar. Untuk lokasi yang telah ditanam dengan tanaman pala akan memberikan nilai tambah yang cukup besar dari hasil nilam yaitu Rp. 7.159.900,- per hektar.
KARAKTER MORFOLOGIS DAN FISIOLOGIS TANAMAN NILAM DI BAWAH NAUNGAN DAN TANPA NAUNGAN NFN Setiawan; NFN Sukamto
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v27n2.2016.137-146

Abstract

Nilam (Pogostemon cablin) merupakan tanaman semak yang dapat tumbuh di tempat ternaungi maupun terbuka. Namun perubahan karakter morfologis dan fisiologis tanaman pada naungan 55% yang mempengaruhi hasil belum diketahui. Penelitian dilaksanakan sejak April sampai September 2015 di Kebun Percobaan Cimanggu, Bogor. Penelitian bertujuan untuk membandingkan perubahan karakter morfologis dan fisiologis tanaman nilam yang mempengaruhi produksi dan mutu minyak nilam yang ditanam di bawah naungan 55% dan tanpa naungan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 20 ulangan. Parameter yang diamati adalah morfologi (jumlah daun, luas daun spesifik, tinggi tanaman dan jumlah cabang) dan fisiologi (kandungan air nisbi, jumlah klorofil, laju fotosintesis dan transpirasi), serta produksi terna dan hasil minyak. Data dikumpulkan dari masing-masing 20 sampel tanaman, dianalisis rata-rata dan standard error untuk menguji perbedaan antar perlakuan dan diuji lebih lanjut dengan analisis berganda Spearman untuk mengetahui hubungan antara parameter dengan hasil. Hasil penelitian menunjukkan tanaman nilam yang ditanam di bawah naungan 55% memiliki tinggi 87,05 cm, jumlah daun (576 helai), kandungan klorofil total (0,62 mg g-1), luas daun spesifik (191,57 g cm-2) dan laju fotosintesis (12,2 μmol CO2 m-2 s-1) lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan tanaman nilam yang ditanam tanpa naungan. Produksi terna kering 131,9 g tanaman-1 meningkat 300% dibandingkan dengan tanpa naungan, dengan kadar minyak 2,3%.