Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Biopropal Industri

POTENSI AKTIVITAS ANTIMALARIA DARI EKSTRAK AIR DAUN JUNG RAHAB (BAECKEA FRUTECENS) (Potency of Antimalarial Activity from Aqueaous Extract of Jung Rahab Leaves (Baeckea frutecens)) Yatri Hapsari; Eris Septiana; Fauzy Rachman; Syamsiah Syamsiah; Wien Kusharyoto; Leny Heliawati; Bustanussalam Bustanussalam; Siti Irma Rahmawati; Fauzia Nurul Izzati; Partomuan Simanjuntak
Biopropal Industri Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36974/jbi.v12i2.7074

Abstract

Malaria is a disease caused by Plasmodium parasite transmitted by female Anopheles mosquito. Jung rahab plant (Baeckea frutecens) is known have an ability to inhibit the growth of Plasmodium falciparum. However, the inhibition of the parasite growth is still unknown. This research aimed to determine fractionation of aqueaous extract of jung rahab leaves that is contain antimalaria compound with a potential inhibition activity. Jung rahab plant was extracted using decoctition. The analysis included phytochemical screening, column chromatography fractionation, antimalaria activity, and compound identification by using UV-Vis, FT-IR, and GCMS. Jung rahab aqueous extract fraction resulted a potential antimalaria activity with IC50 105,9 ppm and fractionation result based on UV-Vis, FT-IR, and GCMS as pyrogallol.Keywords: antimalarial, β-hematin, Baeckea frutecens, extraction, IC50ABSTRAKMalaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditransmisikan oleh nyamuk Anopheles betina. Daun jung rahab (Baeckea frutecens) diketahui memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum. Akan tetapi, mekanisme penghambatan pertumbuhan parasit tanaman ini masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mencari fraksi lain dari ekstrak air daun jung rahab yang mengandung senyawa antimalaria dengan aktivitas penghambatan yang lebih tinggi. Ektraksi daun jung rahab dilakukan dengan metode dekoktasi, sedangkan analisis yang dilakukan adalah skrining fitokimia, fraksinasi menggunakan kromatografi kolom, uji aktivitas antimalaria, dan identifikasi senyawa hasil fraksinasi dengan UV-Vis, FT-IR, dan GCMS. Berdasarkan hasil penelitian ini, fraksi ekstrak air daun jung rahab memiliki aktivitas antimalaria potensial dengan nilai IC50 sebesar 105,9 ppm dan hasil fraksinasi senyawa berdasarkan UV-Vis, FT-IR, dan GCMS sebagai pirogalol.Kata kunci: antimalaria, β-hematin, Baeckea frutecens, ekstraksi, IC50­
PENGARUH MUTAGEN ULTRAVIOLET DAN ETIL METAN SULFONAT TERHADAP KADAR PENISILIN G PADA Penicillium chrysogenum eris septiana; Martha Sari; Siti Irma Rahmawati; Fauzia Nurul Izzati; Rikno Harmoko; Apon Zaenal Mustopa
Biopropal Industri Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36974/jbi.v12i1.6544

Abstract

ABSTRACTPenicillium chrysogenum is one of the fungi which known to produce penicillin G antibiotics. The current superior strain P. chrysogenum producing high penicillin G has gone through various stages from the wild type isolates. The wild type isolates of P. chrysogenum from Indonesia also have great potential to be developed. Therefore, this study aimed to determine the changes of penicillin G levels from mutated P. chrysogenum isolate with both ultraviolet (UV) radiation and chemical mutagens ethyl methane sulfonate (EMS) compared to the wild type isolates. Random mutation through UV radiation, EMS chemical mutagen and their combination was carried out on wild type isolates of P. chrysogenum. Antibacterial activity was tested against Escherichia coli and Bacillus subtilis. The level of penicillin G produced was detected using HPLC with the Penicillin G as the standard. The results showed that the treatment of UV, EMS mutations and their combination can increase the antibacterial activity as well as levels of penicillin G than the wild type. Mutant C5-4.10 isolate resulted from the combination UV and EMS had the best antibacterial activity and produced penicillin G. level 2.9 times compared to the wild type.Keywords: antibiotic, HPLC, mutation, Penicillium chrysogenum, penicillin GABSTRAKPenicillium chrysogenum adalah salah satu kapang yang diketahui memproduksi antibiotik penisilin G. Strain P. chrysogenum unggul penghasil penisilin G tinggi yang saat ini tersedia merupakan galur yang telah melalui berbagai tahapan pemuliaan dari wild type-nya. Isolat P. chrysogenum asal Indonesia juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar penisilin G dari isolat P. chrysogenum yang telah dimutasikan menggunakan radiasi sinar ultraviolet (UV) dan mutagen kimiawi etil metan sulfonat (EMS) dibandingkan dengan wild type nya. Mutasi acak menggunakan radiasi sinar UV, mutagen kimiawi EMS dan kombinasi keduanya dilakukan pada isolat P. chrysogenum. Uji aktivitas antibakteri dilakukan terhadap Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Kadar penisilin G yang diproduksi dideteksi menggunakan HPLC dan dibandingkan dengan standar Penicillin G. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutasi menggunakan sinar UV, EMS dan kombinasi keduanya dapat meningkatkan aktivitas antibakteri serta kadar penisilin G dibandingkan dengan wild type nya. Isolat mutan C5-4.10 hasil mutasi kombinasi sinar UV dan EMS memiliki aktivitas antibakteri terbaik dan kadar penisilin G sebesar 2,9 kali lipat dibandingkan dengan wild type nya.Kata kunci: antibiotik, HPLC, mutasi, Penicillium chrysogenum, penisilin G