Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

AKTIVITAS PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEME EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera) SEBAGAI ANTIMALARIA Eris Septiana; Aulia Umaroh; Erlindha Gangga; Partomuan Simanjuntak
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v28n1.2017.29-36

Abstract

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dalam siklusnya akan mendegradasi hemeoglobin menjadi asam amino dan heme bebas yang toksik untuk parasit. Untuk menetralkan toksisitas heme bebas, parasit akan mengubahnya menjadi hemeozoin melalui proses polimerisasi heme. Proses ini sangat penting dalam siklus hidup parasit sehingga dapat dijadikan sebagai target obat antimalaria. Daun sembung dilaporkan mempunyai aktivitas antimalaria baik secara in vitro maupun in vivo, tetapi mekanismenya belum pernah dilaporkan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan polimerisasi heme ekstrak daun sembung dan golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak dengan aktivitas penghambatan terbaik. Daun sembung diekstrak dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol 70%. Uji antimalaria in vitro dilakukan dengan menggunakan metode penghambatan polimerisasi heme. Ekstrak dengan aktivitas penghambatan terbaik diukur nilai IC50 dan dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak n-heksan, etil asetat, dan etanol 70% mempunyai aktivitas penghambatan polimerisasi heme pada konsentrasi 1 mg ml-1 masing-masing sebesar 11,28; 26,26; dan 56,88%. Nilai IC50 ekstrak etanol 70% sebesar 0,978 mg ml-1. Ketiga ekstrak memiliki aktivitas penghambatan polimerisasi heme dan ekstrak etanol 70% memiliki aktivitas tertinggi. Skrining fitokimia menunjukkan daun sembung yang diekstrak dengan etanol 70% mengandung golongan senyawa flavonoid, triterpenoid, kuinon, tanin, dan saponin.
POTENSI LICHEN SEBAGAI SUMBER BAHAN OBAT: SUATU KAJIAN PUSTAKA ERIS SEPTIANA
Jurnal Biologi Udayana Vol 15 No 1 (2011): Jurnal Biologi
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.883 KB)

Abstract

Lichen is a plant with many benefits. Its abundant existence in an area may indicate that air pollution levels are still low. Besides as indicator of air quality, lichen is also used as traditional medicine. Until present time, application of lichens for arthritis, constipation, chemotherapy, external wound, microbial infection, worm and infestation are still done in some countries. It is due to active chemical compounds contain in lichen that has activities as antibacterial, antifungal, antiviral, antitumor, anticancer, antioxidant, anti-inflammatory, antiprotozoa, analgesic and antipyretic, and anthelmintic. With its potential and efforts to provide sustainable materials, lichen has good prospect to be developed become modern medicine.
POTENSI AKTIVITAS ANTIMALARIA DARI EKSTRAK AIR DAUN JUNG RAHAB (BAECKEA FRUTECENS) (Potency of Antimalarial Activity from Aqueaous Extract of Jung Rahab Leaves (Baeckea frutecens)) Yatri Hapsari; Eris Septiana; Fauzy Rachman; Syamsiah Syamsiah; Wien Kusharyoto; Leny Heliawati; Bustanussalam Bustanussalam; Siti Irma Rahmawati; Fauzia Nurul Izzati; Partomuan Simanjuntak
Biopropal Industri Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36974/jbi.v12i2.7074

Abstract

Malaria is a disease caused by Plasmodium parasite transmitted by female Anopheles mosquito. Jung rahab plant (Baeckea frutecens) is known have an ability to inhibit the growth of Plasmodium falciparum. However, the inhibition of the parasite growth is still unknown. This research aimed to determine fractionation of aqueaous extract of jung rahab leaves that is contain antimalaria compound with a potential inhibition activity. Jung rahab plant was extracted using decoctition. The analysis included phytochemical screening, column chromatography fractionation, antimalaria activity, and compound identification by using UV-Vis, FT-IR, and GCMS. Jung rahab aqueous extract fraction resulted a potential antimalaria activity with IC50 105,9 ppm and fractionation result based on UV-Vis, FT-IR, and GCMS as pyrogallol.Keywords: antimalarial, β-hematin, Baeckea frutecens, extraction, IC50ABSTRAKMalaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditransmisikan oleh nyamuk Anopheles betina. Daun jung rahab (Baeckea frutecens) diketahui memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum. Akan tetapi, mekanisme penghambatan pertumbuhan parasit tanaman ini masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mencari fraksi lain dari ekstrak air daun jung rahab yang mengandung senyawa antimalaria dengan aktivitas penghambatan yang lebih tinggi. Ektraksi daun jung rahab dilakukan dengan metode dekoktasi, sedangkan analisis yang dilakukan adalah skrining fitokimia, fraksinasi menggunakan kromatografi kolom, uji aktivitas antimalaria, dan identifikasi senyawa hasil fraksinasi dengan UV-Vis, FT-IR, dan GCMS. Berdasarkan hasil penelitian ini, fraksi ekstrak air daun jung rahab memiliki aktivitas antimalaria potensial dengan nilai IC50 sebesar 105,9 ppm dan hasil fraksinasi senyawa berdasarkan UV-Vis, FT-IR, dan GCMS sebagai pirogalol.Kata kunci: antimalaria, β-hematin, Baeckea frutecens, ekstraksi, IC50­
PENGARUH MUTAGEN ULTRAVIOLET DAN ETIL METAN SULFONAT TERHADAP KADAR PENISILIN G PADA Penicillium chrysogenum eris septiana; Martha Sari; Siti Irma Rahmawati; Fauzia Nurul Izzati; Rikno Harmoko; Apon Zaenal Mustopa
Biopropal Industri Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36974/jbi.v12i1.6544

Abstract

ABSTRACTPenicillium chrysogenum is one of the fungi which known to produce penicillin G antibiotics. The current superior strain P. chrysogenum producing high penicillin G has gone through various stages from the wild type isolates. The wild type isolates of P. chrysogenum from Indonesia also have great potential to be developed. Therefore, this study aimed to determine the changes of penicillin G levels from mutated P. chrysogenum isolate with both ultraviolet (UV) radiation and chemical mutagens ethyl methane sulfonate (EMS) compared to the wild type isolates. Random mutation through UV radiation, EMS chemical mutagen and their combination was carried out on wild type isolates of P. chrysogenum. Antibacterial activity was tested against Escherichia coli and Bacillus subtilis. The level of penicillin G produced was detected using HPLC with the Penicillin G as the standard. The results showed that the treatment of UV, EMS mutations and their combination can increase the antibacterial activity as well as levels of penicillin G than the wild type. Mutant C5-4.10 isolate resulted from the combination UV and EMS had the best antibacterial activity and produced penicillin G. level 2.9 times compared to the wild type.Keywords: antibiotic, HPLC, mutation, Penicillium chrysogenum, penicillin GABSTRAKPenicillium chrysogenum adalah salah satu kapang yang diketahui memproduksi antibiotik penisilin G. Strain P. chrysogenum unggul penghasil penisilin G tinggi yang saat ini tersedia merupakan galur yang telah melalui berbagai tahapan pemuliaan dari wild type-nya. Isolat P. chrysogenum asal Indonesia juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar penisilin G dari isolat P. chrysogenum yang telah dimutasikan menggunakan radiasi sinar ultraviolet (UV) dan mutagen kimiawi etil metan sulfonat (EMS) dibandingkan dengan wild type nya. Mutasi acak menggunakan radiasi sinar UV, mutagen kimiawi EMS dan kombinasi keduanya dilakukan pada isolat P. chrysogenum. Uji aktivitas antibakteri dilakukan terhadap Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Kadar penisilin G yang diproduksi dideteksi menggunakan HPLC dan dibandingkan dengan standar Penicillin G. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutasi menggunakan sinar UV, EMS dan kombinasi keduanya dapat meningkatkan aktivitas antibakteri serta kadar penisilin G dibandingkan dengan wild type nya. Isolat mutan C5-4.10 hasil mutasi kombinasi sinar UV dan EMS memiliki aktivitas antibakteri terbaik dan kadar penisilin G sebesar 2,9 kali lipat dibandingkan dengan wild type nya.Kata kunci: antibiotik, HPLC, mutasi, Penicillium chrysogenum, penisilin G
Antioxidant Activity of Stem Bark Ethanolic Extracts of Calophyllum pulcherrimum, C. soulattri, and C. teysmannii Eris Septiana; Partomuan Simanjuntak
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v29n2.2018.59-68

Abstract

The decreased air quality due to severe pollution causes the formation of free radicals in the body. Antioxidants counteract free radicals compounds and are beneficial to health. Calophyllum plants is one of the natural antioxidants source. The study was aimed to determine the best antioxidant activity of ethanolic extracts of stem bark both single and combinations of three species of Calophyllum. The study was conducted from September to December 2017 at the Natural Product Chemistry Laboratory, Research Center for Biotechnology LIPI, Cibinong, West Java. The experiment consisted of seven treatments, repeated three times.  The treatments consisted of ethanolic stem bark extracts of a) C. pulcherrimum b) C. soulattri (CS), c) C. teysmannii (CT), d) combination of C. pulcherrimum and C. soulattri (CP+CS), e) combination of C. pulcherrimum and C. teysmannii (CP+CT), f) combination of C. soulattri and C. teysmannii (CS+CT), and g) combination of C. pulcherrimum, C. soulattri and C. teysmannii (CP+CS+CT) with the ratio of mixed extract was 1 : 1 for treatments with two combinations and 1 : 1 : 1 for three combinations. The antioxidant activity was evaluated using DPPH free radical scavenging  methods.  The  total  phenolic   and   flavonoids   content   assays   were conducted base on the reaction of follin-ciocalteu and aluminum chloride reagents respectively.  The results showed that combination of Calophyllum stem bark ethanolic extracts revealed higher antioxidant activity, total phenol and flavonoid content compared to its sole extract. CP+CS+CT treatment has the lowest IC50 value at 3.12 mg.l-1 so that it has the potential as a source of natural antioxidants.
AKTIVITAS PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEME EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera) SEBAGAI ANTIMALARIA Eris Septiana; Aulia Umaroh; Erlindha Gangga; Partomuan Simanjuntak
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v28n1.2017.29-36

Abstract

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang dalam siklusnya akan mendegradasi hemeoglobin menjadi asam amino dan heme bebas yang toksik untuk parasit. Untuk menetralkan toksisitas heme bebas, parasit akan mengubahnya menjadi hemeozoin melalui proses polimerisasi heme. Proses ini sangat penting dalam siklus hidup parasit sehingga dapat dijadikan sebagai target obat antimalaria. Daun sembung dilaporkan mempunyai aktivitas antimalaria baik secara in vitro maupun in vivo, tetapi mekanismenya belum pernah dilaporkan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan polimerisasi heme ekstrak daun sembung dan golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak dengan aktivitas penghambatan terbaik. Daun sembung diekstrak dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol 70%. Uji antimalaria in vitro dilakukan dengan menggunakan metode penghambatan polimerisasi heme. Ekstrak dengan aktivitas penghambatan terbaik diukur nilai IC50 dan dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak n-heksan, etil asetat, dan etanol 70% mempunyai aktivitas penghambatan polimerisasi heme pada konsentrasi 1 mg ml-1 masing-masing sebesar 11,28; 26,26; dan 56,88%. Nilai IC50 ekstrak etanol 70% sebesar 0,978 mg ml-1. Ketiga ekstrak memiliki aktivitas penghambatan polimerisasi heme dan ekstrak etanol 70% memiliki aktivitas tertinggi. Skrining fitokimia menunjukkan daun sembung yang diekstrak dengan etanol 70% mengandung golongan senyawa flavonoid, triterpenoid, kuinon, tanin, dan saponin.
Antioxidant Activity of Stem Bark Ethanolic Extracts of Calophyllum pulcherrimum, C. soulattri, and C. teysmannii Eris Septiana; Partomuan Simanjuntak
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v29n2.2018.59-68

Abstract

The decreased air quality due to severe pollution causes the formation of free radicals in the body. Antioxidants counteract free radicals compounds and are beneficial to health. Calophyllum plants is one of the natural antioxidants source. The study was aimed to determine the best antioxidant activity of ethanolic extracts of stem bark both single and combinations of three species of Calophyllum. The study was conducted from September to December 2017 at the Natural Product Chemistry Laboratory, Research Center for Biotechnology LIPI, Cibinong, West Java. The experiment consisted of seven treatments, repeated three times.  The treatments consisted of ethanolic stem bark extracts of a) C. pulcherrimum b) C. soulattri (CS), c) C. teysmannii (CT), d) combination of C. pulcherrimum and C. soulattri (CP+CS), e) combination of C. pulcherrimum and C. teysmannii (CP+CT), f) combination of C. soulattri and C. teysmannii (CS+CT), and g) combination of C. pulcherrimum, C. soulattri and C. teysmannii (CP+CS+CT) with the ratio of mixed extract was 1 : 1 for treatments with two combinations and 1 : 1 : 1 for three combinations. The antioxidant activity was evaluated using DPPH free radical scavenging  methods.  The  total  phenolic   and   flavonoids   content   assays   were conducted base on the reaction of follin-ciocalteu and aluminum chloride reagents respectively.  The results showed that combination of Calophyllum stem bark ethanolic extracts revealed higher antioxidant activity, total phenol and flavonoid content compared to its sole extract. CP+CS+CT treatment has the lowest IC50 value at 3.12 mg.l-1 so that it has the potential as a source of natural antioxidants.
AKTIVITAS ANTIMIKROBA DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK BEBERAPA BAGIAN TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa) Eris Septiana; Partomuan Simanjuntak
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 1 (2015): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.447 KB) | DOI: 10.33751/jf.v5i1.193

Abstract

Kunyit (Curcuma longa) merupakan tanaman obat tradisional yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan sebagai bahan obat meliputi antimikroba, antioksidan,antitumor, dan anti inflamasi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui aktivitasantimikroba dan antioksidan dari beberapa organ tanaman kunyit meliputi akar, rimpang,batang, dan daun. Semua bagian diekstraksi dengan etanol dan etil asetat. Seluruh ekstraketanol dan etil asetat diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan metode difusi cakramkertas terhadap Escherichia coli,Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.Kloramfenikol dan nistatin masing-masing digunakan sebagai kontrol positif untuk ujiantibakteri dan antijamur, sedangkan masing-masing pelarut untuk ekstraksi juga digunakansebagai kontrol negatif. Aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode 1,1-difenil-2pikril hidrazil (DPPH) dan asam askorbat digunakan sebagai standar. Hasil aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dari daun dan batang memiliki aktivitas penghambatan tertinggi terhadap S. aureus, ekstrak etil asetat dari akar dan batang memiliki aktivitas penghambatan tertinggi terhadap E. coli, dan ekstrak etil asetat dari daun memilikiaktivitas penghambatan tertinggi terhadap C. albicans. Ekstrak etil asetat dari rimpangmemiliki aktivitas antioksidan tertinggi diantara ekstrak lainnya.
PENGHAMBATAN AKTIVITAS ENZIM α-GLUKOSIDASE DARI EKSTRAK AIR TANAMAN RARU (Vatica pauciflora) SECARA IN VITRO eris septiana; wiwi winarti; partomuan simanjuntak
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 4 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.706 KB) | DOI: 10.22236/farmasains.v4i1.96

Abstract

Diabetes mellitus is a metabolic disorder that leading the blood sugar levels become higher than normal. In Indonesia, one of the plants that traditionally used to cure hyperglycemic is raru plant (Vatica pauciflora). The objectives of this research was to investigate α-glucosidase inhibitory activity from stem bark, root, and leaf of raru plant. Extraction of stem bark, root, and leaf was conducted with reflux at 70 °C by using water as a solvent. In vitro anti-diabetic activity was tested using the method of α-glucosidase inhibition. The results show that water extracts of raru’s stem bark, root, and leaf have α-glucosidase inhibitory activity. The stem bark water extract has the highest activity than leaf and root with IC50 values were 13.53, 16.96, and 41.91 ppm respectively. All extracts is categorized as active in inhibiting the activity of α-glucosidase enzyme by having IC50≤100 ppm. The results obtain in this research clearly indicate a promising potential as anti-diabetic properties of raru plant.