Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Peningkatan Kemandirian Kelompok Petani Pengembang Agensia Hayati Dadi Makmur Untuk Memproduksi Aktivator Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana Skala Rumah Tangga Siti Nur Aisyah; Agung Astuti
Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.464 KB) | DOI: 10.14421/jbs.1410

Abstract

Kelompok petani pengembang agensia hayati (KPPAH) Dadi Makmur merupakan salah satu kelompok tani di Kabupaten Sleman yang secara aktif menerapkan pengendalian biologis dengan memanfaatkan jamur entomopatogen Beauveria bassiana. Permasalahannya adalah produksi agensia hayati ini terkendala oleh ketersediaan kultur aktivator yang disuplai dari pihak lain. Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan peningkatan kemandirian dalam bentuk pelatihan dan pendampingan terkait proses pembuatan aktivator B. bassiana menggunakan prosedur yang dapat diaplikasikan pada skala rumah tangga. Tujuan program ini untuk memperkenalkan prosedur produksi aktivator B. bassiana sehingga dapat meningkatkan pemahaman, kemampuan teknis dan kemandirian dari KPPAH ini. Tahapan kegiatannya meliputi pemetaan level pengetahuan dasar melalui aktivitas focus group discussion (FGD), pelatihan laboratorium dan pendampingan produksi aktivator B. bassiana di lokasi mitra. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kemandirian yang sangat signifikan dalam produksi aktivator (inokulum F2 dan F3) (100%), inkubasi inokulum F2 dan F3 (73,4%), dan mengamati karakteristik inokulum yang siap untuk diaplikasikan (75%). Ditinjau dari segi kemampuan teknis, anggota KPPAH Dadi Makmur menunjukkan tingkat kecakapan yang berbeda, terutama dalam kegiatan produksi inokulum F2 dan F3.[Dadi Makmur is one of farmer communities in Sleman Regency that has applied the biological control actively and continously by utilizing the entomopathogenic fungus, Beauveria bassiana. The main problems found are this fungus production was constrained by the limited supply of activator culture from other party. Therefore, an independency improvement activity, in the form of training and supervision, is urgently needed, particularly related to the production of B. bassiana starter culture using an applicable method for home industry. This program was aimed to introduce the procedure used in the production of starter culture, thus it could improve the understanding, technical skill and the independency of this community. This activity consisted of several steps, such as mapping of basic understanding level through focus group discussion, laboratory training and on-site supervision of B. bassiana starter production. The results recorded a significant increase on people’s independency in the preparation of activator culture (F2 and F3) (100%), incubation of activator culture (73.4%) and characterization of a ready-to-apply inoculum (75%). Based on the technical skill, each member performed various levels of performance, particularly during the preparation of starter culture.]
PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT SEBAGAI KAWASAN HIJAU PRODUKTIF MELALUI BUDIDAYA SAYURAN SECARA MODERN Lis Noer Aini; Siti Nur Aisyah
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i1.6730

Abstract

Abstrak: Pertambahan penduduk yang pesat telah menyebabkan kebutuhan ruang untuk beraktivitas semakin meningkat. Kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan pemenuhan pangan semakin besar. Di sisi lain, jumlah lahan pertanian semakin menurun akibat terjadinya alih fungsi lahan. Keterbatasan lahan juga mengakibatkan sebagian hunian masyarakat merupakan hunian padat penduduk dengan kepemilikan lahan yang sangat terbatas. Permasalahan yang muncul pada kawasan padat penduduk adalah terbatasnya ruang terbuka hijau. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya ruang terbuka hijau dan pemanfaatan lahan sempit sebagai pemenuhan ruang terbuka hijau dan sumber pangan melalui teknik budidaya secara modern. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan RT 06 Ngelos, yaitu salah satu hunian di Dusun Ngangkruk Kecamatan Sleman dengan lokasi sangat strategis, tetapi kepadatan penduduknya cukup tinggi. Kegiatan dilakukan melalui metode partisipatif, yaitu pelaksanaan kegiatan yang melibatkan langsung peran aktif masyarakat. Kegiatan dilakukan melalui budidaya tanaman sayur yang dilakukan melalui keknik hidroponik dan vertikultur. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa seluruh masyarakat (100%) dapat menguasai teknik budidaya tanaman dengan memanfaatkan lahan yang terbatas dengan budidaya tanaman secara  modern. Selain itu, masyarakat juga memahami bahwa lahan sempit dapat digunakan untuk pemenuhan ruang terbuka hijau dan kebutuhan pangan secara produktif melalui budidaya tanaman yang produktif.Abstract: Rapid population growth has triggered higher spatial needs for human activities. Spatial need for settlement and food supply has become greater. On the other hand, number of arable lands are decreasing due to land use conversion.  Land limitation also affect the width of land ownership since majority of people live in high density residential areas. Most commonly found problems in high density resident is the limitation of green space.  This study was aimed to provide insight about the importance of green space and the utilization of small space as green space and food source through modern farming. This community service was conducted in one of high-density residential areas in Ngangkruk Village, namely Ngelos. This activity was performed through participation method where the society was actively involved. This activity consisted of vegetable farming using hydroponic and verticulture. Results showed all participants were able to understand the farming technique by utilizing small space for urban farming. In addition, the participant also understood the strategy of utilizing small space for fulfilling the need of green space and food self-sufficiency through modern and productive farming.
PENINGKATAN WAWASAN KELOMPOK PKK DAWIS MELATI, PADUKUHAN MENDAK TERKAIT PRODUK OLAHAN MOCAF Siti Nur Aisyah; Kulsum Kurnia Asih; Azhfar Muhammad Robbani; R Siti Fatimah
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 8. Teknologi Produksi dan Daya Saing Industri Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.033 KB) | DOI: 10.18196/ppm.38.245

Abstract

Tepung singkong yang dimodifikasi (MOCAF) merupakan produk pascapanen singkong bernilaiekonomi tinggi, tetapi belum banyak diketahui potensinya, termasuk oleh para pelaku budidayamaupun usaha singkong. Studi ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan anggota PKK DawisMelati tentang produk olahan mocaf. Studi ini dilaksanakan di Padukuhan Mendak, KabupatenGunungkidul dengan melibatkan 13 orang anggota PKK Dawis Melati sebagai responden. Pengenalanproduk olahan mocaf dilakukan dengan membuat panganan lokal, seperti bakwan sayur dan tempemendoan. Uji kesukaan (preferensi) terhadap produk olahan mocaf tersebut dievaluasi melalui metodeblind tasting. Sebagai pembanding, uji kesukaan juga dilakukan terhadap jenis panganan yang sama,tetapi berbahan dasar tepung terigu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 54% respondenmenyatakan preferensi tertingginya pada bakwan sayur dari tepung mocaf dibandingkan denganbakwan sayur dari tepung terigu. Sebaliknya, tempe mendoan berbahan dasar tepung mocaf sangatdisukai oleh 92% responden. Pengenalan dan uji preferensi ini berhasil meningkatkan kemampuananggota PKK dalam membedakan produk olahan mocaf dan tepung terigu.
Pelatihan Preparasi Media Kultur Beauveria Bassiana Pada Kelompok Petani Pengembang Agensia Hayati Siti Nur Aisyah; Agung Astuti
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 3. Pengembangan Usaha Mikro, kecildan Menengah (UMKM), Serta Ekonomi Kreatif
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.719 KB) | DOI: 10.18196/ppm.23.390

Abstract

Kelompok petani pengembang agensia hayati (KPPAH) Dadi Makmur merupakan salah satu kelompoktani di Kabupaten Sleman yang secara aktif menerapkan pengendalian biologis dengan memanfaatkanjamur entomopatogen Beauveria bassiana. Salah satu permasalahan yang menjadi kendala dalamproduksi agensia hayati ini adalah tingginya kontaminasi akibat proses sterilisasi yang kurang memenuhisyarat. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kemampuan dalam hal prinsipdasar pembuatan media. Oleh karena itu, metode sederhana pembuatan media perlu diperkenalkan.Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan teknis anggota KPPAHDadi Makmur dalam menyiapkan media kultur Beauveria bassiana agar media yang dihasilkan mampumemenuhi tingkat sterilitas yang dibutuhkan. Pengabdian ini terdiri atas beberapa tahapan, mulai darisurvei kondisi awal KPPAH, penyuluhan dan pelatihan laboratorium. Kegiatan penyuluhan, pelatihanlaboratorium dan pendampingan difokuskan pada prosedur preparasi dan sterilisasi media menggunakanautoklaf dan panci bertekanan (pressure cooker). Hasil menunjukkan adanya peningkatan pemahamandan kemampuan dalam hal preparasi media (100%) dan sterilisasi (71%). Selain itu, penggunaanautoklaf dan panci bertekanan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap kualitas inokulumBeauveria bassiana yang dihasilkan. Hal ini menegaskan bahwa proses sterilisasi media dapat dilakukansecara optimal di rumah menggunakan panci bertekanan.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI DI KELURAHAN KLOPO SEPULUH TERKAIT PENGOLAHAN LIDAH BUAYA Siti Nur Aisyah
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 5. Produktivitas dan Daya Saing Industri Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.244 KB) | DOI: 10.18196/ppm.45.688

Abstract

Adanya pembatasan mobilitas publik selama masa pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan omset usaha yang cukup signifikan pada Kelompok Wanita Tani Gedhang Crispy di Padukuhan Klopo Sepuluh, Kabupaten Kulon Progo. Namun, wilayah Padukuhan Klopo Sepuluh memiliki komoditi tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan di masa mendatang, yakni lidah buaya. Hanya saja, pengolahan lidah buaya yang difokuskan pada olahan pangan memperlihatkan nilai ekonomi yang kurang menjanjikan. Studi ini bertujuan untuk mendampingi anggota KWT Gedhang Crispy dalam melakukan upaya diversifikasi olahan lidah buaya ke produk non pangan. Studi ini dilaksanakan di Padukuhan Klopo Sepuluh, Kabupaten Kulon Progo dengan melibatkan 14 orang anggota KWT. Diskusi kelompok dilakukan secara interaktif untuk meningkatkan wawasan anggota KWT mengenai potensi produk Aloe vera non pangan. Pelatihan pembuatan hand sanitizer dan sabun cuci tangan beserta uji hedonik dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan anggota KWT. Hasil uji hedonik digunakan sebagai referensi varian produk yang potensial untuk dikembangkan di masa mendatang berdasarkan preferensi terhadap aroma, tekstur dan warna. Edukasi ini diharapkan dapat membantu KWT dalam mengoptimalkan metode pengolahan Aloe vera menjadi produk bernilai ekonomi tinggi sehingga dapat meningkatkan omset dari usaha yang dijalankan oleh KWT di Kelurahan Bendungan.
EDUKASI KELOMPOK WANITA TANI TERKAIT STRATEGI DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN ALOE VERA Siti Nur Aisyah
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 3 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i3.8781

Abstract

Abstrak: Pembatasan mobilitas publik selama masa pandemi telah menurunkan omset usaha secara signifikan pada produk olahan Aloe vera di Desa Bendungan, Kabupaten Kulon Progo. Produk olahan lidah buaya yang dilakukan oleh KWT tergolong kurang menguntungkan akibat daya tahan simpan yang pendek dan rendahnya permintaan. Studi ini ditujukan untuk mengedukasi KWT di Kelurahan Bendungan mengenai diversifikasi produk olahan Aloe vera menjadi produk non pangan berdaya tahan simpan lama (hand sanitizer dan sabun cuci tangan). Upaya edukasi ini dilakukan melalui diskusi kelompok, pelatihan interaktif pembuatan produk olahan non-pangan lidah buaya, dan pelatihan uji hedoniknya. Kegiatan ini melibatkan 14 orang anggota KWT. Studi ini berhasil meningkatkan wawasan dan keterampilan teknis terkait diversifikasi produk Aloe vera non pangan. Produk hand sanitizer dan sabun cuci tangan mendapatkan penerimaan yang tinggi dari anggota KWT dan dinilai potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Dari segi kualitas produk, kedua produk memperlihatkan efek antimikroba yang mendekati produk komersial serupa. Guna mengembangkan produk yang kualitas dan spesifikasinya dapat disetarakan dengan produk komersial serupa, perlu adanya inisiasi pengembangan secara terkontrol dan terukur, terutama berkaitan dengan produksi massa dan pengujian kualitas produk.Abstract: Public mobility restriction during COVID-19 pandemic triggered a significant decrease on the revenue resulted from the processed Aloe vera food products commercialized by Women Farmers Group (WFG) in Bendungan, Kulon Progo. This food products showed less promising economic value due to its short durability and lack of popularity among customers. Therefore, this program was aimed to educate WFG in Bendungan regarding the diversification of Aloe vera into non-food product with longer durability. This education was conducted through group discussion, interactive training related to the making process of non-food Aloe vera products, and its hedonic assay. About 14 members of WFG were involved in this activity. This study improved the insight and technical skill of WFG members related to diversification of Aloe vera non-food products. Both hand sanitizer and hand wash gained high acceptance from WFG members and was considered as potential products to be further developed. Based on its product quality, both non-food products showed a comparable antimicrobial effect with similar commercial products. To develop a product with similar quality and specification with those commercial products, the development should be initiated in a controlled and measurable way, particularly its mass production and quality assessment.
Pendampingan PPAH Dadi Makmur Dalam Penjaminan Mutu Produk Agen Hayati Agung Astuti; Siti Nur Aisyah; Oki Wijaya
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 5. Produktifitas dan Daya Saing Industri Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.55.1060

Abstract

PPAH Dadi Makmur adalah Kelompok Petani Pengembang Agen Hayati bertempat di Desa Jlegongan, Seyegan, Sleman. Kegiatannya penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan pembuatan beberapa produk agen hayati untuk pengendalian hama & penyakit. Produknya Beauveria sp. Metharrizium sp, Trichoderma sp. PGPR, Corynebacterium, POC. Permasalahannya adalah mutu produk agen hayati yang belum terstandardisasi. Solusinya adalah penyuluhan dan pelatihan tentang penjaminan mutu produk agen hayati. Kegiatannya meliputi: penyuluhan tentang standardisasi produk agen hayati & penjaminan mutu, pelatihan untuk Pengujian Mutu Produk Agen Hayati & Teknik Labeling, Pendampingan dan Monev terhadap mitra selama menstandarisasi produk & penjaminan mutu serta Monev terhadap mitra selama menerapkan Pengelolaan Manajemen Operasional), dievaluasi dengan pre-test dan post-tes. Hasil menunjukkan bahwa penyuluhan meningkatkan pengetahuan anggota PPAH Dadi Makmur tentang mutu produk dan profesionalisme manajemen sebesar 75%. Dengan pelatihan maka ketrampilan anggota PPAH Dadi Makmur dalam penjaminan mutu produk Agen hayati meningkat 50%. Ada 4 produk agen hayati yang sudah teruji mutunya dengan teknik pelabelan sesuai standar
Pengembangan Agribisnis Kopi melalui Pelatihan Business Model Canvas kepada Masyarakat Petani di Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo Oki Wijaya; Siti Nur Aisyah; Garist Sekar Tanjung; Shidiq Setyaramadhan
Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Agustus
Publisher : LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32764/abdimasper.v4i2.3669

Abstract

Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah melakukan pendampingan kepada petani agar memiliki nilai Agropreneur, serta dapat mengimplementasikan model bisnis dengan pendekatan Business Model Canvas di Dusun Madigondo, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2022. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat di Dusun Madigondo, baik laki-laki dan perempuan. Partisipan laki-laki dan perempuan adalah kelompok tani, karang taruna, dan berbagai masyarakat sekitar Dusun Madigondo. Jumlah partisipan inti berjumlah 25 orang. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi: 1) Observasi; 2) Focus Discussion Group (FGD); 3) Sosialisasi; 4) Perencanaan Bisnis; 5) Penyusunan Proposal. Pelaksanaan kegiatan ini berbasis pada pengembangan bisnis. Hasil dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa penyusunan proposal bisnis dengan pendekatan Business Model Canvas dapat menjadi salah satu solusi yang efektif dalam upaya mencari investor untuk pengembangan bisnis di Dusun Madigondo.