Papua memiliki kekayaan sumber daya genetik yang sangat beragam, salah satunya adalah gembili. Gembili memiliki nilai spritual dan kultural yang tinggi di Papua, khususnya pada suku Kanum di Merauke. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan karakterisasi dan konservasi gembili lokal asal Papua yang diharapkan dapat memberikan informasi dalam kegiatan pemuliaan untuk meningkatkan mutu genetik gembili sebagai pangan alternatif. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui potensi gembilisebagai alternatif makanan pokok pengganti nasi. Karakterisasi dilakukan pada delapan aksesi gembili lokal Papua hasil eksplorasi dari Kabupaten Merauke dan Jayapura pada bagian daun, batang, dan umbi dengan 28 karakter pengamatan. Hasil karakterisasi menunjukkan penampilan tujuh karakter daun gembili dari tiga belas karakter yang diamati adalah sama. Penampilan batang tanaman gembili pada semua karakter yang diamati umumnya sama. Penampilan umbi gembili pada sepuluh karakter menunjukkan hasil yang beragam. Tujuh aksesi memiliki bentuk umbi yang sama yaitu lonjong, sedangkan satu aksesi (Orofe) memiliki bentuk umbi lonjong melingkar. Warna kulit luar umbi secara umum adalah cokelat, sedangkan warna kulit ari dan daging umbi adalah beragam, yaitu putih (putih, putih-kuning, putih-ungu) dan ungu (ungu muda, ungu tua, merah ungu). Aksesi Yara Hasai memiliki jumlah dan bobot umbi tertinggi dibanding aksesi lainnya. Gembili memiliki kandungan karbohidrat yang hampir sama atau lebih tinggi dari kandungan karbohidrat nasi, yaitu 22,5–31,3% dan berpotensi menjadi sumber makanan pokok pengganti nasi.