Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Profile and Feasibility of Cocoa Farming System in Kolaka, Southeast Sulawesi Ermiati Ermiati; Abdul Muis Hasibuan; Agus Wahyudi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v1n3.2014.p125-132

Abstract

Limitation of land tenure and productivity in farmers’ level causing lower farmers income. Kolaka District is one of cocoa main producers in Southeast Sulawesi with a large number of farmers. The objective of this study was to investigate the profile and feasibility of cocoa farming system in farmers level. The research was conducted at Atula and Dangia Village, Ladongi Subdistrict, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi, in April to July 2012. Data was collected by survey method and direct interview with 30 farmers.  Data was analyzed descriptively and feasibility analysis method with criteria of benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), and internal rate of return (IRR). The result showed that cocoa farming system is feasible (NPV of IDR19,646,384.00; B/C ratio of 2,87 and IRR of 51%). Farmers income was of IDR7,697,674.00 per year (IDR641,743.00 per month). If the yield is constant (773 kg/ha), then price break even point (BEP) is IDR8,043.00/kg. If the price is constant (IDR18,000.00/kg), then BEP of yield is 345,5 kg/ha/year. This result showed that cocoa farming gives a relatively low level of income for farmers, eventhough it is feasible. Based on those analysis, minimum area of 2 ha per households or productivity of 1.5 ton/ha/yr required to meet income decent life.
Peran Organisasi Petani dalam Mengoptimalkan Kinerja Rantai Pasok dan Pembentukan Nilai Tambah Kakao: Studi Kasus di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara Abdul Muis Hasibuan; Agus Wahyudi; Dewi Listyati; Asif Aunillah; Ermiati Ermiati; Maman Herman
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v2n1.2015.p1-12

Abstract

Cultivation of cocoa in Indonesia is dominated by small farmers who have not been well organized, so they usually marginalized in the cocoa agribusiness systems. This study aimed to analyze the role of farmer organizations in an effort to optimize the performance of the cocoa supply chain and value addition in cocoa value chain system. The research was conducted in Kolaka, Southeast Sulawesi from February to October 2012. The collected data is primary and secondary data by conducting in-depth interviews to farmers/farmer groups, traders and exporters/industry. All of the data and information were analyzed by supply chain approach and added value. The results showed that the condition of farmers' organizations in Kolaka very diverse and can be grouped into four models according to the activity and its role in the supply chain and value addition of cocoa beans. Farmer organizations led by Model A was able to give farmers a better share than others, i.e. 99.43% for fermented cocoa bean and 96.92% for unfermented. Similarly, added value for farmers were IDR509.00/kg for fermented cocoa beans and IDR1,019.00/kg for unfermented. Therefore, farmers' organizations need to be directed to be more efficient on cocoa beans distribution and marketing that create a well performance of supply chain system and provide added value to the farmer.
PENGKAJIAN USAHATANI INTEGRASI SERAIWANGI-TERNAK SAPI Ermiati Ermiati; Ekwasita Rini Pribadi; Agus Wahyudi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v26n2.2015.133-142

Abstract

Sistem usahatani integrasi seraiwangi-ternak sapi dapat meningkatkan nilai tambah, menjamin kelestarian sumber daya alam, meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengkaji sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi yang dilakukan di Kebun Percobaan Manoko Lembang, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Indonesia pada April 2014. Parameter yang diamati meliputi; produksi seraiwangi, ampas hasil penyulingan minyak seraiwangi, minyak seraiwangi, kotoran sapi, harga sapi dan produksi susu sapi. Data dianalisa menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B/C) rasio dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi layak diusahakan dan memberi keuntungan ganda kepada petani. Untuk usahatani seraiwangi dengan total produksi sebanyak 270.000 kg ha-1 (=1.755 liter minyak seraiwangi), @ Rp 500,- kg-1 basah dengan DF 15% per tahun, memberikan NPV sebesar Rp 37.462.817,-, B/C rasio = 1,44 dan IRR = 35,96%. Penyulingan minyak seraiwangi berbahan bakar kayu dengan harga minyak Rp 170.000,- liter-1, memberikan NPV sebesar Rp 38.947.118,-, B/C Rasio 1,28 dan IRR 29,45%. Sedangkan dengan memakai biogas memberikan NPV, B/C Rasio dan IRR lebih tinggi, masing-masing Rp 64.575.654,-, 1,55 dan 36,27%. Limbah penyulingan daun seraiwangi yang dihasilkan sekitar 44.797 kg ha-1 tahun-1, ini dapat digunakan sebagai pakan 5-6 ekor sapi. Untuk budidaya ternak sapi, memberikan NPV Rp 61.302.125,-, B/C Rasio 1,42 dan IRR 42,60 % selama 6 tahun.
PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN TITIK IMPAS USAHATANI JAHE PUTIH BESAR (JPB) PANEN MUDA DI SUMEDANG / Fertilization Effect on Productivity and Break-Event Point of Young Big White Ginger Farming System in Sumedang Ermiati Ermiati
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 22, No 4 (2016): Desember, 2016
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v22n4.2016.197-207

Abstract

The study aimed to determine the effect of fertilizer NPK on the productivity, break event point and farmer’s income from young big white gingger (YBWG) (harvested at 6 months old) productivity. The study was conducted at Ganjarresik, Wado, Sumedang, West Java (701-1000 m asl) in April 2016, by use all of farmer which cultivate YBWG in Cakrabuana hill side as respondent. The farm productivity was measured based on output per unit area while the break event point (BEP) determined by BEP production and BEP prices. The analysis showed that productivity of farming system YBWG harvested at NPK 15:15:15 was 10.065 kg/ harvest/year was lower than BEP production = 12.762 kg/harvest/year, ginger price at harvesting time in location was also still lower than BEP price = Rp 2.155/kg, there fore, farming system was deficit Rp 4,584.900/harvest/year. Productivity of farming system YBWG harvested treatment NPK 16;16;16 was 32% higher than productivity YBWG from NPK 15:15:15 treatment, with the same price, there fore, farming system of YBWG harvested was still deficit but, it was relatively small (Rp 360.000,-/harvest/ha) only 8% from NPK 15:15:15 treatment deficit. Based on productivity and price at harvesting time, indicated that farming system harvested YBWG donot yet given profit. Beside, fertlizer price factor determined BEP and income of YBWG farming in Sumedang district.Keywords: Zingiber officinale Rosc, fertilization, productivity, young harvesting, break event point and income AbstrakPenelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan NPK terhadap produktivitas, titik impas dan pendapatan usahatani JPB panen muda (umur 6 bulan). Penelitian dilakukan di Ganjarresik,Wado, Sumedang (701 – 1000 m dpl), April 2016 dengan responden seluruh petani yang melakukan usahatani JPB panen muda di lereng bukit Cakrabuana. Produktivitas usahatani dihitung berdasarkan produksi per satuan luas, sedangkan titik impas menggunakan indikator BEP produksi dan BEP harga. Hasil analisis menunjukkan produktivitas usahatani JPB panen muda yang menerapkan NPK 15:15:15, sebanyak 10.065 kg/panen/ha masih di bawah BEP produksi = 12.762 kg/panen/ha, demikian juga harga yang berlaku di lokasi penelitian (Rp 1.700,-/kg) masih di bawah BEP harga = Rp 2.155,-/kg, sehingga usahatani rugi sebesar Rp 4.584.900,-/panen/ha. Adapun produktivitas usahatani JPB panen muda yang menerapkan NPK 16:16:16, 32% lebih tinggi dari produktivitas JPB yang menerapkan NPK 15:15:15 dengan harga yang sama tapi kerugian relatif lebih kecil (Rp 360.000/panen/ha atau 8%) dari total kerugian yang menerapkan NPK 15:15:15. Berdasarkan produktivitas dan harga yang berlaku di lokasi penelitian, mencerminkan bahwa usahatani JPB panen muda belum memberikan manfaat finansial bagi petani. Selain pemupukan, faktor harga sangat menentukan BEP dan pendapatan usahatani JPB panen muda di Kabupaten Sumedang.Kata kunci: Zingiber officinale Rosc, pemupukan, produktivitas, panen muda, titik impas dan pendapatan
PENGKAJIAN USAHATANI INTEGRASI SERAIWANGI-TERNAK SAPI Ermiati Ermiati; Ekwasita Rini Pribadi; Agus Wahyudi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v26n2.2015.133-142

Abstract

Sistem usahatani integrasi seraiwangi-ternak sapi dapat meningkatkan nilai tambah, menjamin kelestarian sumber daya alam, meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengkaji sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi yang dilakukan di Kebun Percobaan Manoko Lembang, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Indonesia pada April 2014. Parameter yang diamati meliputi; produksi seraiwangi, ampas hasil penyulingan minyak seraiwangi, minyak seraiwangi, kotoran sapi, harga sapi dan produksi susu sapi. Data dianalisa menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B/C) rasio dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi layak diusahakan dan memberi keuntungan ganda kepada petani. Untuk usahatani seraiwangi dengan total produksi sebanyak 270.000 kg ha-1 (=1.755 liter minyak seraiwangi), @ Rp 500,- kg-1 basah dengan DF 15% per tahun, memberikan NPV sebesar Rp 37.462.817,-, B/C rasio = 1,44 dan IRR = 35,96%. Penyulingan minyak seraiwangi berbahan bakar kayu dengan harga minyak Rp 170.000,- liter-1, memberikan NPV sebesar Rp 38.947.118,-, B/C Rasio 1,28 dan IRR 29,45%. Sedangkan dengan memakai biogas memberikan NPV, B/C Rasio dan IRR lebih tinggi, masing-masing Rp 64.575.654,-, 1,55 dan 36,27%. Limbah penyulingan daun seraiwangi yang dihasilkan sekitar 44.797 kg ha-1 tahun-1, ini dapat digunakan sebagai pakan 5-6 ekor sapi. Untuk budidaya ternak sapi, memberikan NPV Rp 61.302.125,-, B/C Rasio 1,42 dan IRR 42,60 % selama 6 tahun.