Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

NILAI MANFAAT HUTAN MANGROVE DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONVERSI ZONA SABUK HIJAU (GREENBELT) MENJADI TAMBAK DI WILAYAH PESISIR KOTA SINGKAWANG KALIMANTAN BARAT Slamet Jumaedi
Sosiohumaniora Vol 18, No 3 (2016): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.539 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v18i3.10104

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji kondisi dan potensi ekosistem mangrove di Pesisir Kota Singkawang, (2) Menganalisis apa akar penyebab terjadinya alih fungsi Zona Sabuk Hijau (Greenbelt) Hutan mangrove menjadi tambak di Pesisir Kota Singkawang. (3) Menentukan alternatif pengelolaan kawasan mangrove yang berkelanjutan di Pesisir Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, Focus Group Discussion (FGD) dan teknik wawancara secara mendalam (depth interview). Metode survey digunakan untuk pengambilan data mengenai ekosistem mangrove, data fisik dan kimiawi perairan. Metode Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara digunakan untuk pengambilan data tentang sosial, budaya, ekonomi masyarakat dan pandangan masyarakat terhadap  pengelolaan ekosistem mangrove. Faktor penyebab utama konversi Zona Sabuk Hijau (Greenbelt) ekosistem mangrove menjadi tambak diwilayah pesisir Kota Singkawang adalah (1) Tingginya kebutuhan ekonomi dan kurangnya kesadaran kepentingan ekologis serta kepedulian masyarakat akan dampak lingkungan, (2) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya  penetapan Zona Sabuk Hijau (Green Belt) mangrove untuk kelestarian lingkungan. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya perusakan hutan mangrove  oleh masyarakat pesisir Kota Singkawang yang tentunya akan berdampak pada masa yang akan datang. Kemudian rendahnya kesadaran masyarakat tentang konversi dan fungsi ekosistem mangrove. (3) Berdasarkan Parameter fisik lingkungan mangrove  yang di amati terdiri dari Suhu Air, Kekeruhan/Turbiditas, Kecerahan Perairan Laut, dan Gelombang, untuk variabel kimiawi lingkungan mangrove yang diamati adalah Salinitas, Derajat Keasaman (pH air), Oksigen Terlarut (DO), dan Kandungan Unsur Hara (Nutrient) di wilayah pesisir Kota Singkawang yang mana kondisi fisik kimiawi ekosistem mangrove sangat baik dan sangat dimungkinkan untuk budidaya tambak udang, Reklamasi seperti ini telah memusnakan ekosistem mangrove dan juga mengakibatkan efek – efek yang negatif terhadap perikanan di perairan pantai pesisir Kota Singkawang. Selain itu kehadiran saluran-saluran drainase mengubah sistem hidrologi air tawar di daerah mangrove yang masih utuh yang terletak kearah laut menjadi tidak berfungsi dan hal ini mengakibatkan dampak negatif. Hal ini ditunjang dari pandangan masyarakat terhadap pengelolaan ekosistem mangrove yang hanya sebesar 49.1%, artinya masyarakat masih memandang pengelolaan Ekosistem Mangrove di Pesisir Kota Singkawang selama ini berjalan kurang baik. Alternatif solusi untuk mengatasi pemasalahan dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Pesisir Kota Singkawang adalah dengan memperbaiki dan memperkuat struktur kelembagaan agar lebih efektif sehingga menghasilkan performance yang lebih baik. Hal ini dilakukan dengan cara: (1) Batas (zonasi) Sabuk hijau (Greenbelt) sebagai areal yang dilindungi sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan No. KB 550/264/Kpts/4/1984 dan No. 082/Kpts-II/1984 tanggal 30 April 1984 yang di antaranya menyebutkan bahwa lebar sabuk hijau hutan mangrove adalah 200 m. Surat Keputusan Bersama ini selanjutnya dijabarkan oleh Departemen Kehutanan dengan mengeluarkan Surat Edaran No. 507/IV-BPHH/1990 yang di antaranya berisi penentuan lebar sabuk hijau pada hutan mangrove, yaitu selebar 200 m di sepanjang pantai, sehingga tidak ada hak/lahan masyarakat yang masuk ke dalam kawasan Zona Sabuk hijau (Greenbelt) hutan lindung mangrove; (2) memberikan akses terbatas kepada masyarakat untuk tetap dapat mengusahakan budidaya tambak udang sistem silvofishery (80% : 20%) dengan aturan dan kewajiban-kewajiban tertentu yang dituangkan dalam kesepakatan konservasi (kontrak sosial) diluar 200 m kawasan Zona Sabuk hijau (Greenbelt) hutan lindung mangrove . Jenis mangrove yang ditanam hendak jenis yang cocok untuk daerah tersebut yaitu Avicennia alba dan Sonneratia alba. 
Sertifikasi Kompetensi Bagi Perwira Kapal Penangkapan Ikan Pada Simulator Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan Politeknik Negeri Pontianak Rasidi Burhan; Ho Putra Setiawan; Slamet Jumaedi
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 2 No 1 (2021): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.445 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i03.314

Abstract

Abstrak This study aims to create a competency test device for simulator-based fishing vessel officers, the use of simulators is felt to be very effective and efficient in terms of various aspects. The location of the activity was carried out in 2 places, namely the Rengas River Beach Fishing Port and the Fishing Simulator Laboratory for the TPI Polnep Study Program. The method used in this study begins with identification by interview and questionnaire of each fishing gear totaling 10 people, the need and urgency of electronic navigation equipment in operating 3 types of fishing gear that exist in West Kalimantan, namely; 1) Bouke Ami fishing gear, 2) Purse Seine fishing gear and 3) Gillnet fishing gear. The second step is to analyze the questionnaire data which has a very important and important level of urgency with more than 5 respondents. Based on the results of data analysis, the type of electronic navigation equipment required for the operation of each fishing gear is obtained. In the competency test material for the operation of the Bouke Ami fishing gear there are 9 Competency Elements and 15 performance frameworks, while in the operation of the Purse Seine fishing gear there are 7 competency elements, with 13 performance frameworks, on the Gillnet tagkap tool there are 6 competency elements with 13 performance frameworks Key word: Fishing Simulator, Fishing Technology and MUK.