Kristiana Sri Wijayanti
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Rizobakteri dalam Meningkatkan Kandungan Asam Salisilat dan Total Fenol Tanaman terhadap Penekanan Nematoda Puru Akar Kristiana Sri Wijayanti; Bambang Tri Rahardjo; Toto Himawan
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 9, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v9n2.2017.53-62

Abstract

 Penyakit puru akar pada tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L.) yang disebabkan oleh nematoda Meloidogyne spp. mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas serat. Kolonisasi rizobakteri dalam rizosfer berperan sebagai antagonis yang dapat dimanfaatkan dalam ketahanan tanaman terhadap patogen.  Peran rizobakteri sebagai bioprotektan dapat menurunkan populasi nematoda yang akan mempengaruhi perkembangan patogen penyebab penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rizobakteri yang potensial dalam meningkatkan ketahanan tanaman kenaf terhadap infeksi nematoda Meloidogyne spp. melalui pembentukan metabolit sekunder diantaranya kandungan total fenol dan asam salisilat. Aplikasi rizobakteri dengan cara perendaman dan tanpa perendaman baik secara tunggal maupun konsorsium.  Rizobakteri yang digunakan terdiri dari 3 jenis yaitu Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis, dan Azotobacter sp. Pengamatan kandungan total fenol dan asam salisilat diamati pada 15 dan 25 hari setelah inokulasi dengan menggunakan alat spektrofotometer. Peningkatan total fenol dan asam salisilat tertinggi diperoleh ketika benih kenaf direndam dengan bakteri P. fluorescens berturut-turut sebesar 513,45% dan 235,99%. Terdapat peningkatan bobot kering tanaman kenaf dengan aplikasi rizobakteri dibandingkan dengan kontrol. Effect of Rhizobacteria  in Content  of Salicylic Acid and Total Phenol of Kenaf Against Nematodes Infections Root knoot disease of kenaf caused by nematodes Meloidogyne spp. is an important disease since it lowers quality and quantity of the fiber. Colonization of rhizobacteria in rhizosphere acts as an antagonist that can be utilized in plant resistance to pathogens. The role of rhizobacteria as a bioprotectan could reduce nematode population, and thus affect development of the disease. This study aimed to evaluate the potency of rhizobacteria in improving kenaf resistance against root knot nematode by inhibiting the production of total phenols and salicylic acid. Application of rhizobacteria was done by soaking or without soaking kenaf seeds either singly or in consortium. There were three rhizobacteria used in this study, i.e: Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis, and Azotobacter sp. The content of total phenols and salicylic acid was observed at 15 and 25 days after inoculation using a spectrophotometer. The highest elevation level of total phenols and salicylic acid was obtained when kenaf seeds were soaked in P. fluorescens 513,45% and 235,99% respectively. There is an increase dry weight of kenaf with aplication of rhizobacteria compared with controls.
Pengaruh PGPR terhadap Penekanan Populasi Nematoda Puru Akar (Meloidogyne incognita (Kofoid and White) Chitwood) pada Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Kristiana Sri Wijayanti; Bambang Tri Rahardjo; Toto Himawan
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 8, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bultas.v8n1.2016.30-39

Abstract

Tanaman kenaf yang terinfeksi nematoda Meloidogyne incognita  dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan produksi serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dalam menekan populasi nematoda M. incognita pada tanaman kenaf di rumah kaca. Penelitian dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor, faktor pertama adalah cara aplikasi PGPR yang terdiri atas 2 cara yaitu suspensi PGPR diberikan sebelum tanam dengan merendam benih selama 5 jam (C1), benih ditanam langsung dalam pot tanpa direndam dalam PGPR (C2), dan suspensi PGPR diberikan pada 15 hari setelah tanam (HST) dan 25 HST. Faktor kedua adalah jenis PGPR yang digunakan yaitu Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis, Azotobacter sp., P. fluorescens + B. subtilis, P. fluorescens + Azotobacter sp., B. subtilis + Azotobacter sp., dan P. fluorescens + B. subtilis + Azotobacter sp., serta kontrol (tanpa PGPR).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman benih dengan kombinasi tiga bakteri memberikan pengaruh yang nyata terhadap populasi juvenil nematoda dalam tanah, sedangkan perlakuan tanpa perendaman tidak memberikan pengaruh. Populasi juvenil nematoda di dalam akar yang diberi PGPR baik tunggal maupun kombinasi melalui perendaman benih atau tanpa perendaman benih tidak berpengaruh, kecuali pada kombinasi P. fluorescens dan B. subtilis yang diberikan melalui perendaman benih mampu menekan populasi juvenil nematoda di akar 43,28% bila dibandingkan tanpa perendaman benih. Pemberian rizobakteri P. fluorescens  menurunkan jumlah telur nematoda terbanyak (86,39%) dan menekan intensitas penyakit sebesar 71,95% bila dibandingkan kontrol.Infection of Meloidogyne incognita on kenaf could affect its growth and the production of fiber. This study aimed to evaluate the effect of PGPR on the reduction of nematode M. incognita population on kenaf in the greenhouse. The factorial experiment was laid on randomized block design. The study consisted of two factors with three replicates . The first factor was method of PGPR application, ie: PGPR suspension was given before planting (kenaf seeds was soaked for 5 hours) (C1) and the seeds directly planted without submerged (C2), PGPR suspension was given at 15 days after planting (DAP) and 25 dap. The second factor was type of bacteria (Pseudomonas  fluorescens,  Bacillus  subtilis,  Azotobacter  sp.,  P.  fluorescens + B. subtilis, P. fluorescens + Azotobacter  sp., B. subtilis + Azotobacter  sp.,  and  P.  fluorescens  +  B. subtilis   + Azotobacter  sp.) and control. The results showed that submerged seed with the three bacterial rhizobacteria significant compared to the control treatment and single treatment and two combination rhizobacteria, while without submerged seed with single or combination rhizobacteria not significant on the population of juvenile nematodes in the soil. Combination of P. fluorescens and B. subtiliswith submerged seed capable of suppressing the population of  juvenile  nematodes  in the  roots  of 43.28%  when  compared with or without submerged seed.   Population  of  juvenile  nematodes  in the  roots by submerged seed and without submerged seed either single or combination rhizobacteria do not affect each other. P. fluorescens suppress nematode eggs are highest 86.39% and disease intensity by 71,95% where compared to control.
Pemanfaatan Rhizobakteria untuk Mengendalikan Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.) pada Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Kristiana Sri Wijayanti
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 10, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v10n2.2018.90-99

Abstract

Penyakit puru akar yang disebabkan oleh nematoda Meloidogyne spp merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L.). Infeksi yang parah dapat mengakibatkan gagal panen dan memicu terjadinya infeksi oleh patogen lain. Pada kenaf, infeksi nematoda yang parah dapat menimbulkan kematian dan penurunan produktifitas tanaman.  Aplikasi berlebihan bahan kimia dalam pengendalian penyakit puru akar dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengganggu ekosistem, karena residu kimia yang dihasilkan dapat mempengaruhi populasi mikroba lain.  Salah satu metode pengendalian yang dapat diaplikasikan adalah pemanfaatan rhizobakteria yang secara umum banyak terdapat pada rizosfer tanaman kenaf. Rhizobacteria memiliki kemampuan sebagai pengendali hayati. Beberapa mekanisme yang diterjadi dalam aplikasi rhizobakteria adalah mekanisme antagonisme dan ketahanan terimbas. Alternatif pengendalian yang dapat  dilakukan yaitu dengan cara pola tanam polikultur, pemanfaatan tanaman antagonis, teknik biofumigan, penggunaan ekstrak nabati serta aplikasi metabolit sekunder dari mikroba.Teknik pengendalian yang ramah lingkungan sangat perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan pertanian berkelanjutan.  Dalam tinjauan ini dibahas peran rhizobakteria dalam pengendalian nematoda Utilization of Rhizobacteria for Controlling Root-Knot Nematodes (Meloidogyne spp.) in Kenaf (Hibiscus cannabinus L.)Root-knot nematode caused by Meloidogyne spp. is one of important diseases in kenaf (Hibiscus cannabinus L.). Severe infection resulting crop loss and causing synergy with other pathogens. In kenaf, severe nemathode infections can cause death and decrease the productivity of the plant. Nematicide applications caused environmental damage.   Negative impact of chemical nematicide can be reduced by using rhizobacteria. Application of nematicidal causing environmental damage and disrupt the ecosystem, effected microbial population and sustainable agriculture.  Environmentally-friendly-control methods are needed to secure of environment, so the negative impact of using mematicides can be suppressed by Rhizobateria.  Some mechanisme of rhizobacteria application are antagonism and resistance induction. Alternative control methodes can be done by polyculture planting system, utilization of antagonistic plant, biofumigan, using vegetable extracts and aplication of secondary metabolites  from microbes.  Environmentally friendly control techniques really need to be done in order to manifest sustainable agriculture. In this review we discuss the role of rhizobacteria to control  nematodes. 
Pengaruh Rizobakteri dalam Meningkatkan Kandungan Asam Salisilat dan Total Fenol Tanaman terhadap Penekanan Nematoda Puru Akar Kristiana Sri Wijayanti; Bambang Tri Rahardjo; Toto Himawan
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 9, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1488.384 KB) | DOI: 10.21082/btsm.v9n2.2017.53-62

Abstract

 Penyakit puru akar pada tanaman kenaf (Hibiscus cannabinus L.) yang disebabkan oleh nematoda Meloidogyne spp. mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas serat. Kolonisasi rizobakteri dalam rizosfer berperan sebagai antagonis yang dapat dimanfaatkan dalam ketahanan tanaman terhadap patogen.  Peran rizobakteri sebagai bioprotektan dapat menurunkan populasi nematoda yang akan mempengaruhi perkembangan patogen penyebab penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rizobakteri yang potensial dalam meningkatkan ketahanan tanaman kenaf terhadap infeksi nematoda Meloidogyne spp. melalui pembentukan metabolit sekunder diantaranya kandungan total fenol dan asam salisilat. Aplikasi rizobakteri dengan cara perendaman dan tanpa perendaman baik secara tunggal maupun konsorsium.  Rizobakteri yang digunakan terdiri dari 3 jenis yaitu Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis, dan Azotobacter sp. Pengamatan kandungan total fenol dan asam salisilat diamati pada 15 dan 25 hari setelah inokulasi dengan menggunakan alat spektrofotometer. Peningkatan total fenol dan asam salisilat tertinggi diperoleh ketika benih kenaf direndam dengan bakteri P. fluorescens berturut-turut sebesar 513,45% dan 235,99%. Terdapat peningkatan bobot kering tanaman kenaf dengan aplikasi rizobakteri dibandingkan dengan kontrol. Effect of Rhizobacteria  in Content  of Salicylic Acid and Total Phenol of Kenaf Against Nematodes Infections Root knoot disease of kenaf caused by nematodes Meloidogyne spp. is an important disease since it lowers quality and quantity of the fiber. Colonization of rhizobacteria in rhizosphere acts as an antagonist that can be utilized in plant resistance to pathogens. The role of rhizobacteria as a bioprotectan could reduce nematode population, and thus affect development of the disease. This study aimed to evaluate the potency of rhizobacteria in improving kenaf resistance against root knot nematode by inhibiting the production of total phenols and salicylic acid. Application of rhizobacteria was done by soaking or without soaking kenaf seeds either singly or in consortium. There were three rhizobacteria used in this study, i.e: Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis, and Azotobacter sp. The content of total phenols and salicylic acid was observed at 15 and 25 days after inoculation using a spectrophotometer. The highest elevation level of total phenols and salicylic acid was obtained when kenaf seeds were soaked in P. fluorescens 513,45% and 235,99% respectively. There is an increase dry weight of kenaf with aplication of rhizobacteria compared with controls.
Pengaruh PGPR terhadap Penekanan Populasi Nematoda Puru Akar (Meloidogyne incognita (Kofoid and White) Chitwood) pada Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Kristiana Sri Wijayanti; Bambang Tri Rahardjo; Toto Himawan
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 8, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.357 KB) | DOI: 10.21082/bultas.v8n1.2016.30-39

Abstract

Tanaman kenaf yang terinfeksi nematoda Meloidogyne incognita  dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan produksi serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dalam menekan populasi nematoda M. incognita pada tanaman kenaf di rumah kaca. Penelitian dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor, faktor pertama adalah cara aplikasi PGPR yang terdiri atas 2 cara yaitu suspensi PGPR diberikan sebelum tanam dengan merendam benih selama 5 jam (C1), benih ditanam langsung dalam pot tanpa direndam dalam PGPR (C2), dan suspensi PGPR diberikan pada 15 hari setelah tanam (HST) dan 25 HST. Faktor kedua adalah jenis PGPR yang digunakan yaitu Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis, Azotobacter sp., P. fluorescens + B. subtilis, P. fluorescens + Azotobacter sp., B. subtilis + Azotobacter sp., dan P. fluorescens + B. subtilis + Azotobacter sp., serta kontrol (tanpa PGPR).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman benih dengan kombinasi tiga bakteri memberikan pengaruh yang nyata terhadap populasi juvenil nematoda dalam tanah, sedangkan perlakuan tanpa perendaman tidak memberikan pengaruh. Populasi juvenil nematoda di dalam akar yang diberi PGPR baik tunggal maupun kombinasi melalui perendaman benih atau tanpa perendaman benih tidak berpengaruh, kecuali pada kombinasi P. fluorescens dan B. subtilis yang diberikan melalui perendaman benih mampu menekan populasi juvenil nematoda di akar 43,28% bila dibandingkan tanpa perendaman benih. Pemberian rizobakteri P. fluorescens  menurunkan jumlah telur nematoda terbanyak (86,39%) dan menekan intensitas penyakit sebesar 71,95% bila dibandingkan kontrol.Infection of Meloidogyne incognita on kenaf could affect its growth and the production of fiber. This study aimed to evaluate the effect of PGPR on the reduction of nematode M. incognita population on kenaf in the greenhouse. The factorial experiment was laid on randomized block design. The study consisted of two factors with three replicates . The first factor was method of PGPR application, ie: PGPR suspension was given before planting (kenaf seeds was soaked for 5 hours) (C1) and the seeds directly planted without submerged (C2), PGPR suspension was given at 15 days after planting (DAP) and 25 dap. The second factor was type of bacteria (Pseudomonas  fluorescens,  Bacillus  subtilis,  Azotobacter  sp.,  P.  fluorescens + B. subtilis, P. fluorescens + Azotobacter  sp., B. subtilis + Azotobacter  sp.,  and  P.  fluorescens  +  B. subtilis   + Azotobacter  sp.) and control. The results showed that submerged seed with the three bacterial rhizobacteria significant compared to the control treatment and single treatment and two combination rhizobacteria, while without submerged seed with single or combination rhizobacteria not significant on the population of juvenile nematodes in the soil. Combination of P. fluorescens and B. subtiliswith submerged seed capable of suppressing the population of  juvenile  nematodes  in the  roots  of 43.28%  when  compared with or without submerged seed.   Population  of  juvenile  nematodes  in the  roots by submerged seed and without submerged seed either single or combination rhizobacteria do not affect each other. P. fluorescens suppress nematode eggs are highest 86.39% and disease intensity by 71,95% where compared to control.