Andi Faisal Anwar
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Mengungkap Penghidupan Petani Miskin Pedesaan; Sebuah Kajian Sosial Ekonomi Andi Faisal Anwar; Nursini Nursini
EcceS (Economics, Social, and Development Studies) Vol 5 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ecc.v5i1.5142

Abstract

Struktur perekonomian Kabupaten Bulukumba yang ditopang dari sektor pertanian, nampaknya belum maksimal berkontribusi besar terhadap pengentasan kemiskinan. Kemiskinan di Kabupaten Bulukumba, yang meliputi aspek sosial ekonomi, seperti rendahnya tingkat pendapatan, minimnya akses pangan, sandang, pemukiman, pendidikan, kesehatan dan rendahnya aksesibilitas menyampaikan pendapat serta minimnya akses informasi bantuan sosial. Kantong-kantong kemiskinan yang ada di wilayah ini, justru tersentralisir pada daerah sentrum produksi pertanian terbesar di Kabupaten Bulukumba, yaitu Kecamatan Gantarang dan Kecamatan Kajang. Kontradiksi sosial tersebut, pada akhirnya menempatkan kemiskinan  di daerah tersebut cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi yang ada, sebagai strategi pengentasan kemiskinan yang ada di Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilaksanakan di di Desa Bonto Baji, Kecamatan Kajang dan Desa Bonto Macinna, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualtitatif, dengan model teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Penyebab utama rendahnya akses pangan bergizi, sanitasi, dan listrik adalah rendahnya pendapatan yang dimiliki. 2). Petani yang menggarap luas lahan di bawah dari 100 are, maka rata-rata pendapatannya di bawah dari garis kemiskinan Bulukumba atau dipastikan miskin. 3). Komoditi ubi kayu dan padi sawah merupakan sektor basis yang mampu menyerap tenaga kerja dan menekan kemiskinan, dengan penguatan inovasi home industri, sistem mekanisme resi gudang dan penguatan industri olahan berbasis komdoiti unggulan. 4). Penanganan pengentasan kemiskinan yang efektif dan efisien dapat lebih konsolidatif, dengan pembuatan UPTD pengentasan kemiskinan, sehingga program pengentasan kemiskinan bersinergi dengan baik, tidak tumpang tindih dan lebih transparan.
Merunut Dominasi Harga Versus Hiperealitas; Studi Konsumerisme Pasar Virtual Andi Faisal Anwar; Surahmat Tiro; Haslinda Niar
EcceS (Economics, Social, and Development Studies) Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ecc.v5i2.6917

Abstract

Kontradiksi antara harga & citra sebagai variabel yang mempengaruhi perilaku konsumsi, semakin tidak terhindarkan di dalam pasar virtual, seiring dengan kemajuan teknologi saat ini. Revolusi industri 4.0 telah merubah pola transaksi pasar kearah pasar virtual, pasar yang mampu meretas batas ruang dan waktu. Hal itu juga berpengaruh terhadap pada pola permintaan dan konsumsi dalam pasar itu sendiri. Tindakan konsumsi suatu barang dan jasa dalam pasar virtual, seringkali tidak lagi berdasarkan pada kegunaannya melainkan lebih mengutamakan tanda dan simbol yang melekat pada barang dan jasa itu sendiri, masalah ini kian menjadi sebuah pertentangan yang cukup tajam dalam studi sosiologi ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi permintaan barang di pasar virtual dan dampak hiperealitas terhadap permintaan barang di pasar virtual. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualtitatif, dengan model teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Faktor yang mempengaruhi permintaan barang di pasar virtual, nampaknya lebih dominan dipengaruhi oleh pilihan rasional konsumen, dibandingkan dengan faktor hiperealitas itu sendiri. Hal itu dibuktikan dengan capaian indikator-indikator yang terkait dengan pilihan rasional sangat tinggi, seperti indikator akses informasi, harga dan nilai manfaat barang, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan indikator yang terkait dengan hiperealitas itu sendiri, seperti aspek eksistensi atau nilai fungsional tubuh. 2). Meskipun hiperealitas tidak nampak terhadap permintaan barang di pasar virtual, akan tetapi perangkat-perangkat untuk menuju hiperealitas ini, sudah terlihat jelas. Seiring dengan kecepatan informasi lewat iklan-iklan, dalam menggiring perilaku masyarakat masuk dalam pusaran pasar virtual yang kian konsumeristik. 
Silang Sengkarut Pembangunan Berkelanjutan Perkotaan Dalam Pusaran Kapital (Studi Kasus: Megaproyek Reklamasi CPI Makassar) andi Faisal Anwar; Khairil Aswandi
EcceS (Economics, Social, and Development Studies) Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ecc.v6i1.9540

Abstract

Kebutuhan akan lahan di perkotaan kian hari kian meningkat, yang disebabkan peningkatan jumlah penduduk dan industrialisasi. Untuk memenuhi akan kebutuhan itu, maka salah satu cara yang bisa digunakan yaitu, dengan melakukan reklamasi kawasan pesisir. Termasuk proyek reklamasi yang berjalan di Kota Makassar yaitu, pembangunan megaproyek CPI (Centre Point of Indonesia) di Makassar. Akan tetapi, reklamasi itu nampaknya menimbulkan dampak sosial ekonomi dan kerusakan lingkungan yang cukup destruktif. Beranjak dari masalah inilah, peneliti ingin melihat apakah reklamasi tepat dijalankan dalam perspektif green economy. Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Panambunga, Kecamatan Mariso, Kota Makassar. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode kualitatif,  dengan pendekatan studi kasus. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini antara lain, pembangunan perkotaan dengan melalui reklamasi itu tidak tepat dilakukan, karena sangat berdampak secara sosial dan lingkungan, termasuk penurunan pendapatan. Semuanya, menyimpang dari persyaratan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan proyek reklamasi ini seringkali menimbulkan konflik dalam keluarga, oleh karena himpitan ekonomi, yang kian parah, yang disebabkan oleh menurunnya tingkat pendapatan, disaat yang sama terjadi peningkatan jumlah kebutuhan yang kian hari kian meningkat ditengah kompleksitas perkotaan. Sedangkan dampak ekonomi yang ditimbulkan berdasarkan hasil  penelitian ini yaitu, terjadi penurunan drastis pendapatan nelayan sebelum dan selama pembangunan  megaproyek reklamasi CPI Makassar tersebut. Dimana, pasca reklamasi terjadi penurunan pendapatan secara drastis, yang mengakibatkan menurun kualitas penghidupan masyarakat pesisir.
MENELUSUR ANOMALI PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, PDRB SEKTOR INDUSTRI DAN UPAH MINIMUM TERHADAP KETIMPANGAN Andi Lopa Ginting; Andi Faisal Anwar; Jony Puspa Kusuma
SCIENTIFIC JOURNAL OF REFLECTION : Economic, Accounting, Management and Business Vol. 4 No. 4 (2021): SCIENTIFIC JOURNAL OF REFLECTION: Economic, Accounting, Management, & Business
Publisher : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pustek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37481/sjr.v4i4.383

Abstract

Economic growth from year to year continues to move impressively in Makassar City. However, at the same time, economic growth and income distribution have been unbalanced, which has exacerbated the number of economic inequalities that have occurred. The entry of investment, the contribution of the industrial sector and the minimum wage, did not make any significant changes to reduce economic inequality. The purpose of this research is to factually attempt to understand further the effect of investment, economic growth, industrial sector GDP, and minimum wages on the Gini ratio in Makassar City. This study used a kualitative method research model. The novelty of this research is that the search related to economic inequality in Makassar City does not just stop at statistical figures. However, there is also a qualitative in-depth search to understand the real phenomenon of inequality. The results of this study indicate that investment and economic growth as independent variables have a positive effect on the Gini ratio (dependent variable). On the other hand, industrial sector GRDP and minimum wage (independent variable) have no effect on the Gini ratio. Behind the stretch of investment, growth, and the contribution of the industrial sector, these vulnerable poor people get nothing. This growth benefits the middle class more, so that class inequality is increasingly gaping. The loss of income sources in the villages, the low skills and education they have are the main triggers for the low level of income they have. Suggestions and implications of this research are that the Makassar City government should re-design a more inclusive economic growth.