Masita Muchtar
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairat, Jl. Diponegoro No. 39 Palu 94221, Sulawesi Tengah, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STIGMA MASYARAKAT TERHADAP PENDERITA EPILEPSI DI KOTA PALU Afifah Idelma Makmur; Wijoyo Halim; Masita Muchtar
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v3i3.88

Abstract

Epilepsi masih menjadi masalah kesehatan global. Epilepsi tidak dianggap sebagai suatu penyakit oleh beberapa masyarakat namun diduga sesuatu dari luar badan penderita yang biasanya dianggap sebagai kutukan roh jahat atau akibat kekuatan gaib, sehingga memberi dampak negatif pada kualitas hidup penderita bahkan dijauhi dari lingkungan sosial. Anggapan ini masih terdapat di kalangan masyarakat yang belum terjangkau oleh ilmu kedokteran dan pelayanan kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stigma masyarakat terhadap penderita epilepsi di Kota Palu. Metode penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei s/d September 2019. Penelitian dilakukan pada 270 responden di 12 kelurahan di Kota Palu dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 42.6% responden memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sebanyak 57.4% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup. Sebanyak 148 responden (54.8%) memiliki stigma ≥ 21.00 dan 122 responden (45.2%) memiliki stigma < 21.00. Sebanyak 159 responden (58.9%) mengaku pernah melihat bangkitan epilepsi dan sebanyak 111 responden (41.1%) tidak pernah melihat. Sebanyak 93 responden (34.4%) mengaku memiliki kerabat/rekan Orang Dengan Epilepsi (ODE) dan sebanyak 177 responden (65.6%) tidak memiliki. Faktor yang berhubungan dengan terjadinya stigma masyarakat yaitu tingkat pengetahuan (p=0.03)(OR=1.74(95% CI=1.06-2.84)). Kesimpulan penelitian yaitu faktor yang berhubungan dengan terjadinya stigma masyarakat terhadap penderita epilepsi yaitu tingkat pengetahuan, sedangkan faktor yang tidak memiliki hubungan dengan terjadinya stigma masyarakat terhadap penderita epilepsi yaitu jenis kelamin, usia, agama, suku, status ekonomi, tingkat pendidikan, pengalaman melihat epilepsi dan memiliki kerabat/rekan ODE (p>0.05).
HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA ULKUS DIABETIKUM DENGAN TINGKAT DEPRESI TAHUN 2021 Ni Luh Putu Mellenia; Wijoyo Halim; Masita Muchtar
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 1 (2022): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v4i1.90

Abstract

Lamanya menderita ulkus kaki diabetik dapat menjadi pertimbangan perjalanan penyakitnya, penderita dapat cenderung mengalami beban psikologis, ketakutan, frustrasi, dan depresi akan dilakukannya amputasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama ulkus diabetikum dengan tingkat depresi pada penderita diabetes melitus yang mengalami ulkus diabetikum di RSU Anutapura dan UPT RSUD Undata Palu pada tahun 2021. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik metode kuantitatif dengan rancangan penelitian studi cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan cara non probability sampling yaitu consecutive sampling. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner Beck Depression Inventory. Dari hasil penelitian pada 19 subjek penelitian ulkus diabetikum, berdasarkan tingkat depresi paling banyak pada pasien tingkat depresi minimal sebanyak 7 orang (56,80%) dan berdasarkan lama menderita terbanyak pada pasien dengan lama menderita <7 bulan sebanyak 14 orang (73,7%). Sehingga menggunakan analisa statistik uji Chi Square diperoleh nilai p>0,05 yaitu 0,701. Maka dapat dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama menderita dengan tingkat depresi pada pasien diabetes melitus yang mengalami ulkus diabetikum di RSU Anutapura dan UPT RSUD Undata Palu tahun 2021.