Tiara Meirani Valeria Savista
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairat, Jl. Diponegoro No. 39 Palu 94221, Sulawesi Tengah, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA KATARAK DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU DAN KLINIK SPESIALIS MATA MITRA Nur Resqya Amalya Putri; Ruslan Ramlan Ramli; Tiara Meirani Valeria Savista
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 1 (2022): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v4i1.92

Abstract

Katarak merupakan proses degeneratif yang sangat dipengaruhi oleh faktor usia, oleh karena itu kasus ini akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah lanjut usia Menurut data dari WHO (World Health Organization) penyebab kebutaan tertinggi adalah katarak yaitu mencapai lebih dari 50%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran faktor risiko terjadinya katarak di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu dan Klinik Spesialis Mata Mitra tahun 2021. Metode peneletian ini merupakan deskriptif observasional dengan pendekatan Cross-Sectional. Cara pengambilan sampel yaitu Consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan data primer berdasarkan hasil wawancara dan pengisian kuesioner. Analisa data menggunakan SPSS 26,0 dan uji frekuensi. Hasil penelitian ini yaitu pada bulan Juni sampai November 2021 menunjukkan mayoritas penderita katarak memiliki usia 60-74 tahun sebanyak 57 orang (62,6%), diabetes melitus sebanyak 52 orang (57,1%), hipertensi sebanyak 41 orang (45,0%), dan memiliki perilaku merokok sebanyak 53 orang (58,2%). Dapat disimpulkan bahwa penderita katarak di RSU Anutapura Palu dan Klinik Spesialis Mata Mitra memiliki usia yang sangat bervariasi yaitu antara 45-90 tahun. DM, hipertensi, dan merokok cenderung mempercepat terjadinya katarak (ditemukan pada usia muda).
GAMBARAN FOOD RECALL, KETERATURAN MINUM OBAT DAN KADAR GDS PADA PASIEN DM TIPE 2 YANG BEROBAT DI PUSKESMAS KAMONJI PADA TAHUN 2021 Tri Dewi Septi Rahayu; Wijoyo Halim; Tiara Meirani Valeria Savista
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 4 No 1 (2022): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v4i1.95

Abstract

Diabetes Mellitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pancreas atau gangguan fungsi insulin (resistensi insulin). Salah satu penyebab timbulnya penyakit DM adalah dari pola konsumsi makanan yang berlebih serta jumlah kalori yang tidak terkontrol yang masuk ke dalam tubuh dan kepatuhan minum obat memegang peranan penting dalam mencapai target terapi diabetes melitus. Rendahnya kepatuhan pasien terhadap pengobatan diabetes melitus merupakan salah satu penyebab rendahnya kontrol kadar gula darah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran food recall, keteraturan minum obat dan kadar GDS pada pasien DM tipe 2 yang berobat di Puskesmas Kamonji pada tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan Cross-Sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu Consecutive Sampling. Untuk mengetahui gambaran food recall, keteraturan minum obat dan kadar GDS, dan disajikan dengan program SPSS. Hasil penelitian menujukkan keberagaman jenis makanan yang dikonsumsi tidak beragam 30 pasien (60,0%), jumlah makanan yang di konsumsi kurang 29 pasien (58,0%), keteraturan minum obat pasien rendah 28 pasien (56,0%), kadar gula darah sewaktu (GDS) tinggi 37 pasien (74,0%), pasien DM tipe 2 berdasarkan kategori keteraturan minum obat dan kadar GDS memiliki kategori keteraturan minum obat yang rendah sehingga kadar GDS nya tinggi 27 pasien (96,4%) dan pasien DM tipe 2 berdasarkan kategori keberagaman jenis bahan makanan dengan kadar GDS memiliki kategori jenis makanan tidak beragam dengan kadar GDS tinggi dengan pasien 20 (66,7%). Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Kamonji pada tahun 2021, kebanyakkan memiliki kadar GDS yang tinggi, mungkin berhubungan dengan banyaknya penderita yang tidak patuh minum obat, dan memiliki keberagaman jenis makanan yang rendah.