Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Determinan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Puskesmas Saigon Kecamatan Pontianak Timur Lydia Febri Kurniatin; Lepita Lepita
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 8, No 1 (2020): JKP Juni 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v8i1.105

Abstract

Latar Belakang: Kejadian balita stunting merupakan masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017, 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Kelurahan Saigon merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Pontianak Timur Provinsi Kalimantan Barat dengan angka kejadian stunting tertinggi yaitu sebanyak 62 balita (20,7%). Tujuan: mengidentifikasi determinan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah Puskesmas Saigon Kecamatan Pontianak Timur Provinsi Kalimantan Barat tahun 2019 Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan desain case control. Jumlah sampel yaitu 64 balita usia 24-59 bulan. Menggunakan teknik sampling purposive. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi logistik Hasil :Terdapat 5 variabel yang memiliki hubungan bermakna diantaranya BBLR (p value = 0,008 dan OR = 2,89), riwayat KEK (p value= 0,001), ASI eksklusif (p value= 0,001 dan OR = 6,67), MP ASI (p value= 0,001 dan OR = 120), keterpaparan informasi tentang 1000 HPK pada ibu (p value=0,001 dan OR = 2,4). BBLR menunjukkan peluang paling besar untuk memengaruhi kejadian stunting. Kesimpulan : BBLR, riwayat KEK, ASI eksklusif, MP ASI dan keterpaparan informasi tentang 1000 HPK pada ibu memiliki hubungan bermakna dengan stunting.
Pendidikan Kesehatan dengan Media Video dan Booklet Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dalam Upaya Pencegahan Stunting Lydia Febri Kurniatin; Affi Zakiyya
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 10, No 1 (2022): JKP Juni 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v10i1.458

Abstract

Latar belakang: Kabupaten Sambas merupakan kabupaten dengan angka kejadian stunting tertinggi di Kalimantan Barat tahun 2018. Ketidaktahuan tentang penyebab kejadian Stunting dalam 1000 HPK adalah faktor yang memengaruhi kejadian stunting sehingga diperlukan media yang efektif untuk meningkatan pengetahuan dan sikap agar ibu mampu mencegah stunting.Tujuan: menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video dan booklet pendampingan 1000 HPK terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibuMetode: Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre test and post test nonequivalent control group. Penelitian dilaksanakan di wilayah Puskesmas Sambas terhadap 87 orang ibu hamil.Hasil: Hasil analisis disimpukan ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan media video (p value= 0,000) serta kombinasi media video dan booklet (p value= 0,000),ada perbedaan pengetahuan sesudah diberikan edukasi dengan media booklet (p value= 0,002), tidak ada perbedaan sikap sesudah diberikan edukasi dengan media booklet (p value= 0,062). Analisis dengan kruskall wallis didapatkan kesimpulan tidak ada perbedaan efektifitas media video, booklet dan kombinasi terhadap pengetahuan (p value= 0,098) dan sikap (p value= 0,111).Kesimpulan: ketiga media dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap namun kombinasi media video dan booklet dapat menjadi alternatif pilihan terbaik sebagai sarana edukasi. Kata kunci: Penyuluhan; Booklet; Video.
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Berhenti Pakai (Drop Out) Kontrasepsi Di Kalimantan Barat (Analisis Data SDKI Tahun 2017) Elma Marsita; Lydia Febri Kurniatin; Septi Nur
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 9, No 3 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.68540

Abstract

Latar Belakang: Berhenti pakai (drop out) kontrasepsi merupakan kejadian berhentinya PUS menjadi akseptor KB. Angka kejadian drop out KB di Indonesia mengalami peningkatan, dari 11,46% pada tahun 2008 menjadi 15,09% pada tahun 2012. Hasil SDKI 2017 di Kalimantan Barat menunjukkan 34% wanita usia 15-49 tahun yang sudah menikah dan mulai memakai alat/cara KB dalam 5 tahun sebelum survey, berhenti memakai alat/cara KB dalam waktu 12 bulan setelah mulai memakai. Peningkatan angka drop out KB akan sejalan dengan angka peningkatan jumlah penduduk. Hal ini akan berdampak pada tingkat kesejahteraan, kualitas pendidikan, pembangunan, dan kesehatan sehingga akan menurunkan kualitas penduduk setempat.Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian berhenti pakai (drop out) kontrasepsi di Kalimantan Barat berdasarkan hasil analisis data SDKI 2017.Metode: Penelitian ini dirancang menggunakan desain kuantitatif. Responden adalah wanita usia subur dengan status kawin berusia 15-49 tahun yang pernah menggunakan kontrasepsi atau masih menggunakan kontrasepsi saat pengambilan data SDKI tahun 2017 di provinsi Kalimantan Barat. Besar sampel yaitu 490 orang berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis secara univariat, bivariat (chi square), dan multivariat (regresi logistik).Hasil dan Pembahasan: Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis metode kontrasepsi (OR=2.2|CI95%;1,412-3,565), usia (OR=1.7|CI95%;1,180-2,562),  status pekerjaan (OR = 1.5|CI95%;1,024-2,218), paritas (OR = 1.6|CI95%; 1,124-2,427), tempat tinggal (OR = 1.7|CI95%; 1,153-2,623), dukungan pasangan (OR = 14|CI95%; 5,708-34,42), efek samping (OR = 2.3|CI95%; 1,354-3,990), masalah kesehatan (OR = 3.2|CI95%;1,640-6,255), kebersamaan dengan suami (OR = 3.2|CI95%; 1,449-7,223), frekuensi melakukan hubungan seksual (OR = 3.5| CI95%; 2,179-5,618), serta penkes KB dari petugas kesehatan (OR = 2.4|CI95%; 1,448-4,083) terhadap perilaku drop out kontrasepsi. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa apabila variabel secara bersama-sama dalam kategori baik, maka probabilitas untuk tidak melakukan drop out KB adalah sebesar 94%, sedangkan 6% dipengaruhi oleh variabel lain. Sedangkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan (OR=0.8|CI95%;0,354-1,708), keterjangkauan jarak pelayanan kesehatan (OR=1.5|CI95%;0,889-2,364), pengetahuan metode KB (OR = 0.9|CI95%;0,519-1,414)  dan kunjungan petugas KB ke rumah (OR = 2|CI95%; 0,728-5,319). Kata kunci : Berhenti Pakai; Drop out; Kontrasepsi; SDKI 2017; Kalimantan Barat 
Integrated Sexual Reproductive Health Information, Education And Communication (IEC) Can Increase Couple Compliance With Prospective Bridge In Health Examination In Pontianak City Eka Santy; Riska Regia Catur Putri; Lydia Febri Kurniatin
Journal of Midwifery Vol 7, No 2 (2022): Published on Desember 2022
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jom.7.2.19-24.2022

Abstract

Background: Cases of maternal mortality and HIV/AIDS in West Kalimantan tend to increase. Every couple needs pregnancy planning so that the mother and baby are born healthy. One of the efforts is the Information, Education and Communication (IEC) program on Reproductive Health, Sexual and Health Examination for Prospective Brides, to prepare couples in a healthy condition.Research Objectives: To determine the implementation and effectiveness of IEC for Reproductive, Sexual Health and Health Examination of Future Brides and Grooms in Pontianak City.Research Methods: This research uses Mixed Methods. Qualitative design is descriptive. Data collection through FGD and interviews with key informants. The quantitative design is an analytical survey. Collecting data using a questionnaire, on 90 Future Bride and Groom taken by purposive sampling.Qualitative Research Results: Executors are adequate and have received training. Flipcharts and posters are available, pocket books have not been fulfilled. Limited supporting facilities. There is an MoU with the KUA, but not yet with the blessing of other religions. Limited delivery time. Materials on nutrition and the husband's role are still few, and there is no environmental health material. 95% future brides and grooms do health check.Quantitative Results The perception of the implementation of IEC showed a significant relationship with the compliance of respondents in the health examination (p = 0.009; OR=4.4).Conclusion: Implementation of IEC for Reproductive Health, Sexual and Health Examination in Future Brides and Grooms is running and effective. Perceptions of the implementation of IEC showed a significant relationship with the compliance of respondents in conducting health checks
JUMLAH KOLONI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA USAPAN KULIT SEKITAR AREOLA PAYUDARA, KOLOSTRUM DAN FESES BAYI YANG DIINISIASI MENYUSU DINI Lydia Febri Kurniatin
Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.828 KB) | DOI: 10.30602/jvk.v6i1.459

Abstract

Inisiasi Menyusu dini (IMD) merupakan salah satu intervensi kunci untuk menekan Angka Kematian Bayi (AKB). IMD memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada bayi untuk mendapatkan bakteri baik yang ada di kolostrum dan kulit sekitar payudara ibu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan jumlah koloni Bakteri asam laktat (BAL) pada kulit payudara, kolostrum dan feses bayi yang berhasil IMD dan tidak berhasil IMD.Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan cross-sectional comparative. Sampel diambil di 4 Bidan Praktik Mandiri (BPM) yang ada di wilayah Puskesmas Anak Air, Ikur Koto, Ambacang dan Belimbing. Sampel diambil dari 38 ibu dan bayi yang lahir secara normal pervaginam dengan berhasil atau tidak berhasil IMD. Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Teknologi Hasil Ternak (THT) Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. Analisa data menggunakan Uji Mann-Whitney.Terdapat perbedaan yang signifikan total koloni BAL pada sampel usapan kulit sekitar areola payudara (p=0,002), tidak terdapat perbedaan yang signifikan total koloni BAL pada sampel kolostrum (p=0,057) dan terdapat perbedaan yang signifikan total koloni BAL pada sampel feses bayi (p=0,01) antara kelompok ibu yang tidak berhasil IMD dan berhasil IMD.Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa total koloni BAL pada usapan kulit payudara, kolostrum dan feses bayi yang berhasil di IMD lebih banyak dibandingkan yang tidak berhasil di IMD. Terdapat perbedaan yang signifikan jumlah BAL pada sampel usapan kulit sekitar areola payudara dan feses bayi yang berhasil dan tidak berhasil di IMD.
Pengembangan Elektronik Modul Online tentang Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam Upaya Pencegahan Stunting Lydia Febri Kurniatin; Affi Zakiyya
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 11, No 1 (2023): JKP Juni 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v11i1.686

Abstract

Latar belakang: Stunting merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Salah satu pencegahan adalah memberikan edukasi dalam 1000 hari pertama kehidupan. Diperlukan media yang efektif untuk pendidikan kesehatan.Tujuan: Menghasilkan modul edukasi cegah stunting berbasis online bagi ibu hamil.Metode: Penelitian ini merupakan jenis Research and Development (R&D) dengan tahapan penggalian masalah, pengumpulan data, desain dan validasi produk, revisi desain, uji coba dan revisi produk.Hasil: Pengembangan e-modul edukasi menggunakan aplikasi heyzine flip book dan canva. Tahap validasi dilakukan oleh ahli materi dan media dengan nilai rata-rata sangat layak. Uji coba produk kelompok kecil dilakukan pada 5 ibu hamil dan didapatkan nilai rata-rata sangat layak dan p value sebesar 0,038, sehingga disimpulkan e-modul edukasi pendampingan 1000 hari pertama kehidupan valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting.Kesimpulan: E-modul Pendampingan 1000 HPK valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam upaya pencegahan stunting.