Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN PAKET INFORMASI KESEHATAN TERHADAP KAMAMPUAN IBU MELAKUKAN KOMPRES TEPID SPONGE PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI DEMAM DI PUSKESMAS CIMAHI SELATAN Mona Megasari
Jurnal Kesehatan Budi Luhur : Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, dan Kebidanan Vol 10, No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : STIKes Budi Luhur Cimahi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu penyebab peningkatan suhu tubuh anak pra sekolah adalah akibat demam yangdisebabkan oleh hipertermia. Metode kompres yang lebih baik adalah kompres tepid spongeyang dapat menurunkan demam lebih cepat 15 menit dari pada hanya dengan obat anti piretik(Alves, 2008). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penerapan paketinformasi kesehatan terhadap kemampuan ibu melakukan kompres tepid sponge pada anak prasekolah yang mengalami demam di Puskesmas Cimahi Selatan. Penelitian ini bersifateksperimental berupa pemberian paket informasi kesehatan tentang kompres tepid spongepada anak pra sekolah yang mengalami demamdi Puskesmas Cimahi Selatan. Paket informasikesehatan dalam penelitian ini berupa leaflet, vidio, dan lembar balik. Desain penelitian inimenggunakan Pretest−posttest with Control Group. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96orang ibu dengan tehnik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Analisis datamenggunakan uji t dependen dan uji t independen.Hasil penelitian didapatkan bahwa adaperbedaan yang signifikan kemampuan ibu dalam melakukan kompres tepid sponge sebelumdan sesudah diberikan paket informasi kesehatan (p=0,0001), tidak ada perbedaan yangsignifikan kemampuan ibu kelompok kontrol dalam melakukan kompres tepid sponge sebelumdan sesudah diberikan paket informasi kesehatan (p=0,100), ada perbedaan yang signifikankemampuan ibu dalam melakukan kompres tepid sponge antara ibu kelompok intervensi danibu kelompok kontrol (p=0,0001). Saran yaitu pihak puskesmas bekerjasama dengan ibu yanganaknya mengalami demam untuk melakukan kompres tepid sponge di rumah setelahmendapatkan promosi kesehatan dari perawat di puskesmas
PENDIDIKAN FEAR ARROUSING WARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP, SERTA MENURUNKAN INTENSI MENGKONSUMSI JUNK FOOD PADA ANAK SEKOLAH DASAR Agus Riyanto; Mona Megasari; Sutanto Priyo Hastono
JURNAL KESEHATAN KARTIKA Vol. 14 No. 3 (2019): Jurnal Kesehatan Kartika
Publisher : Faculty of Health Science and Technology, University of Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkkes.v14i3.112

Abstract

Gizi yang terkandung didalam junk food umumnya mengandung kalori, lemak, kolesterol, sodium, karbohidrat tinggi, dan serat makanan serta protein yang rendah. Dampak jangka panjang junk food meningkatkan berbagai penyakit seperti serangan jantung, diabetes, memicu sel kanker berkembang, dan penyakit hipertensi. Riset kesehatan dasar (2018) melaporkan bahwa penduduk Indonesia mengkonsumsi makanan/minuman manis ≥1 kali dalam sehari (53,1%), mengkonsumsi makanan berlemak, berkolesterol, dan makanan gorengan ≥1 kali per hari (40,7%), mengkonsumsi penyedap ≥1 kali dalam sehari (77,3%). Pada tahun 2017 di Kota Cimahi ada 65% anak SD terbiasa mengkonsumsi junk food dan ada 23% anak SD mengalami obesitas. Penelitian ini kami mengevaluasi pengaruh pendidikan fear arrousing warning terhadap pengetahuan dan sikap, serta menurunkan intensi mengkonsumsi junk food pada anak di Madrasah Ibtidaiyah Layyina Cimahi. Kami menggunakan desain one group pre-test/post-test dengan 97 anak SD kelompok intervensi. Kelompok intervensi pada anak SD kelas empat di SD Cimahi Selatan yang kasus obesitasnya tinggi. Anak SD diambil secara random sampling. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, dimana pendidikan fear arrousing warning tentang bahaya junk food menggunakan video, promosi kesehatan setiap minggu, dengan durasi 50-60 menit selama enam bulan. Setelah pendidikan enam bulan, pengetahuan dan sikap anak ada peningkatan signifikan, serta intensi mengkonsumsi junk food ada menurunan signifikan (P<0.05). Pengetahuan baik anak meningkat dari 82,3% (sebelum intervensi) menjadi 92,4% (setelah intervensi), sikap positif anak meningkat dari 53,2% (sebelum intervensi) menjadi 55,7% (setelah intervensi), Intensi anak mengkonsumsi junk food turun dari 78,5% (sebelum intervensi) menjadi 46,8% (setelah intervensi). Penelitian ini membuktikan bahwa pendidikan fear arousing warning pada anak SD selama enam bulan meningkatkan pengetahuan dan sikap anak dan menurunkan intensi anak mengkonumsi junk food.