Sutanto Priyo Hastono
Departemen Kependudukan dan Biostatistik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Penurunan Risiko Kambuh dan Lama Rawat Pada Klien Stroke Iskemik Melalui Rencana Pemulangan Terstruktur Uke Pemila; Ratna Sitorus; Sutanto Priyo Hastono
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 13 No 3 (2010): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v13i3.251

Abstract

AbstrakPenelitian tentang pengaruh rencana pemulangan terstruktur klien stroke iskemik dalam menurunkan faktor risiko kekambuhan, lama rawat, dan peningkatan status fungsional telah dilakukan di sebuah RS di Bukittinggi. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan sampel 43 orang (20 kelompok intervensi dan 23 kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan faktor risiko kekambuhan (p= 0,00; α= 0,05 ), lama rawat (p= 0,02; α= 0,05) antara kelompok intervensi dan kelompok control setelah diberikan rencana pemulangan, namun belum dapat mengubah status fungsional klien (penilaian Barthel Index). Rencana pemulangan terstruktur pada klien stroke iskemik dapat menurunkan faktor risiko kekambuhan dan lama rawat. Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam penatalaksanaan stroke iskemik di rumah sakit maupun di rumah (home care). Penelitian lanjut perlu dilakukan untuk mengkaji pengaruh sistem dukungan klien dalam upaya mencegah kekambuhan, komplikasi, dan meminimalkan kecacatan pada klien stroke. AbstractA research to examine the effect of structured discharge planning for the ischemic stroke patients in decreasing the recurrence risk factors and length of stay, and improving functional status has been conducted in a hospital in Bukittinggi. This quasiexperimental research included 43 subjects (20 subjects as the intervention group and 23 subjects as the control group). The findings of the study demonstrated that there is difference in recurrence risk factors (p= 0.00, α= 0,05 ) and length of stay (p= 0,02; α =0,05) but no difference in functional status (measured by Barthel Index) between two groups. This finding showed that structured discharge planning has significant effect to reduce recurrence of risk factors and length of stay of the ischemic stroke patients. This study can be an evidence to be incorporated in the ischemic stroke nursing care in the hospital as well as home care. Further, it is recommended to examine the patien’s support system on reducing stroke recurrence, complication, and disability.
Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan NAPZA pada Remaja di Balai Pemulihan Sosial Bandung Roselina Tambunan; Junaiti Sahar; Sutanto Priyo Hastono
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 2 (2008): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i2.202

Abstract

AbstrakPerilaku penggunaan NAPZA pada remaja meningkat tajam tiap tahunnya dan menimbulkan berbagai dampak kesehatan. Tujuan penelitian deskriptif korelasi dengan desain cross sectional ini adalah mengetahui hubungan faktor individu dan lingkungan dengan perilaku penggunaan NAPZA pada remaja di Balai Pemulihan Sosial Bandung. Data dikumpulkan dengan kuesioner dari 72 responden yang sedang mengikuti program rehabilitasi Therapeutic Community. Hasil penelitian menunjukkan faktor individu dengan sub variabel keingintahuan, keinginan diterima kelompok, mengikuti kecenderungan, mencari kenikmatan serta faktor lingkungan dengan sub variabel keluarga tidak harmonis dan kontrol sosial berhubungan dengan perilaku penggunaan NAPZA dengan nilai p < 0,25. Sub variabel determinan dengan perilaku NAPZA adalah keingintahuan, mencari kenikmatan, dan keluarga tidak harmonis nilai r = 0,548 yang berarti memiliki hubungan yang kuat dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,301 menjelaskan variasi variabel perilaku penggunaan NAPZA pada remaja sebesar 30,1% sehingga dapat dikatakan ketiga variabel memiliki hasil yang cukup baik untuk menjelaskan variasi perilaku penggunaan NAPZA pada remaja. Sub variabel paling besar hubungannya dalam menentukan perilaku penggunaan NAPZA pada remaja adalah variabel keluarga tidak harmonis dengan nilai B 1,272. Keluarga dan remaja menjadi fokus intervensi dalam pencegahan perilaku penggunaan NAPZA pada remaja melalui pemberdayaan keluarga, promosi kesehatan, dan pencegahan masalah kesehatan. AbstractDrug abuse case in adolescent is significantly increased every year. This study was aimed to find the relationship between individual and environmental factor with the drug abuse in adolescent at a Social Rehabilitation Center in Bandung. This correlative-descriptive research was conducted on a cross sectional design involving 72 responders who were joining the Therapeutic Community program. The data was collected through a questionnaire. This study indicated that the individual factors with the sub variables curiosity, group acceptance, following trend, getting pleasure and the environmental factors including non-harmonic family and social control were related to the use behavior of NAPZA with the p value < 0,25. The determinant sub variable of drug abuse which were curiosity, getting pleasure, and non-harmonic family showed strong relationship with the r-value 0,548 (r2 = 0,301). Non-harmonic family had the highest B value (1,272) which also showed the closest relationship with the drug abuse behavior in adolescent. Family and adolescent are the focus of intervention to prevent the drug abuse behavior in adolescent by a preventive and health promotive actions.
PENGARUH EDUKASI KELOMPOK SEBAYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA GIZI BESI PADA WANITA USIA SUBUR DI KOTA SEMARANG Siti Aisah; Junaiti Sahar; Sutanto Priyo Hastono
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2010: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL-HASIL PENELITIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.945 KB)

Abstract

Kelompok sebaya wanita usia subur (WUS) yang ada dan berkembang di masyarakat sudah banyakterbentuk salah satunya adalah kelompok sebaya dalam wadah PKK RT. Salah satu permasalahan yangterjadi pada kelompok WUS adalah anemia gizi besi (AGB). Kelompok sebaya PKK RT diharapkandapat membantu WUS dalam melakukan pencegahan AGB. Tujuan penelitian untuk mengetahuipengaruh edukasi kelompok sebaya terhadap perubahan perilaku dalam pencegahan AGB, jenispenelitian eksperimen semu, desain non-equivalent pretest-postest with control group, dengan intervensiedukasi kelompok sebaya PKK RT. Proses penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2008 diKota Semarang dengan metode multistage random sampling, jumlah sampel 110 (55 respondenkelompok perlakuan, dan 55 responden kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umurWUS 35.5 tahun dengan pendidikan WUS terbesar SMA. Ada hubungan yang signifikan antara usiadengan pengetahuan (p<0.05). Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pengetahuan dansikap (p<0.05). Ada perbedaan yang signifikan (p<0.05) rata-rata nilai pengetahuan, sikap, ketrampilanantara sebelum dan setelah pada kedua kelompok, namun masih lebih tinggi pada kelompok perlakuanyang mendapat intervensi edukasi kelompok sebaya. Ada perbedaan yang signifikan (p<0.05) rata-ratanilai pengetahuan, sikap, ketrampilan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Intervensi edukasikelompok sebaya mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dapat dilihat dari nilaip<0.05, berarti bahwa pengetahuan, sikap, dan ketrampilan tidak dipengaruhi oleh umur dan tingkatpendidikan tetapi dipengaruhi oleh intervensi edukasi kelompok sebaya. Berdasar hasil tersebut perluoptimalisasi kelompok sebaya wanita yang sudah ada di masyarakat, mengintegrasikan upaya promotifdan preventif AGB kedalam programnya.Kata kunci: Perilaku pencegahan, anemia gizi besi, wanita usia subur, edukasi kelompok sebaya.
PENGARUH EDUKASI KELOMPOK SEBAYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA GIZI BESI PADA WANITA USIA SUBUR DI KOTA SEMARANG Siti Aisah; Junaiti Sahar; Sutanto Priyo Hastono
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2010: Bio Molekuler, Analis Kesehatan, Keperawatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.945 KB)

Abstract

Kelompok sebaya wanita usia subur (WUS) yang ada dan berkembang di masyarakat sudah banyak terbentuk salah satunya adalah kelompok sebaya dalam wadah PKK RT. Salah satu permasalahan yang terjadi pada kelompok WUS adalah anemia gizi besi (AGB). Kelompok sebaya PKK RT diharapkan dapat membantu WUS dalam melakukan pencegahan AGB. Tujuan penelitian untuk  mengetahui pengaruh edukasi kelompok sebaya terhadap perubahan  perilaku dalam pencegahan AGB,  jenis penelitian eksperimen semu, desain non-equivalent pretest-postest with control group, dengan intervensi edukasi kelompok sebaya PKK RT. Proses penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2008 di Kota Semarang dengan metode multistage random sampling, jumlah sampel 110 (55 responden kelompok perlakuan, dan 55 responden  kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umur WUS 35.5 tahun dengan  pendidikan WUS terbesar SMA. Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan pengetahuan (p<0.05). Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pengetahuan dan sikap (p<0.05). Ada perbedaan yang signifikan (p<0.05) rata-rata nilai pengetahuan, sikap, ketrampilan antara sebelum dan setelah pada kedua kelompok, namun masih lebih tinggi pada kelompok perlakuan yang mendapat intervensi edukasi kelompok sebaya. Ada perbedaan yang signifikan (p<0.05) rata-rata nilai pengetahuan, sikap, ketrampilan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Intervensi edukasi kelompok sebaya mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dapat dilihat dari nilai p<0.05, berarti bahwa pengetahuan, sikap, dan ketrampilan tidak dipengaruhi oleh umur dan tingkat pendidikan tetapi dipengaruhi oleh intervensi edukasi kelompok sebaya. Berdasar hasil tersebut perlu optimalisasi kelompok sebaya wanita yang sudah ada di masyarakat, mengintegrasikan upaya promotif dan preventif AGB kedalam programnya.Kata kunci: Perilaku pencegahan, anemia gizi besi, wanita usia subur, edukasi kelompok sebaya.
PENGARUH EDUKASI KELOMPOK SEBAYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PENGEGAHAN ANEMIA GIZI BESI PADA WANITA USIA SUBUR DI KOTA SEMARANG Siti Aisah; Junaiti Sahar; Sutanto Priyo Hastono
FIKkeS Vol 2, No 1 (2008): Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.843 KB)

Abstract

Kelompok sebaya wanita usia subur (WUS) yang ada dan berkembang di masyarakat sudah banyak terbentuk salah satunya adalah kelompok sebaya dalam wadah PKK RT. Salah satu permasalahan yang terjadi pada kelompok WUS adalah anemia gizi besi (AGB). Kelompok sebaya PKK RT diharapkan dapat membantu WUS dalam melakukan pencegahan AGB. Tuiuan penelitian untuk mengetahui pengaruh edukasi kelompok sebaya terhadap perubahan perilaku dalam pencegahan AGB, jenis penelitian eksperimen semu, desain non-equivalent pretest-postest with control group, dengan intervensi edukasi kelompok sebaya PKK RT. Proses penelitian telah ditaksanakan pada bulan Maret-Juni 2008 di Kota Semarang dengan metode multistage random sampling, jumlah sampel 110 (55 responden kelompokperlakuan, dan 55 responden kelompokkontrol). Hasil penelitian menunjukkan rata+ata umur WUS 35.5 tahun dengan pendidikan W|JS terbesar SMA. Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan pengetahuan (p<0,05).Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pengetahuan dan sikap (p<0.05), Ada perbedaan yang signifikan (p<0.05) rata-rata nilai pengetahuan, sikap, ketrampilan antara sebelum dan setelah pada kedua kelompok, namun masih lebih tinggi pada kelompok perlakuanyang mendapat intervensi edukasi Relompok sebaya. Ada perbedaan yang signifikan (p<0.05) rata-rata nitai pengetahuan, sikap, ketrampilan antara kelompok perlakuan dan kontrol. lntervensi edukasi kelompok sebaya mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dapat dilihat dari nilai p <0.05, berarti bahwa pengetahuan, sikap, dan Retrampilan tidak dipengaruhi oleh umur dan tingkat pendidikan tetapi dipengaruhi oleh intervensi edukasi kelompok sebaya. Berdasar hasil tersebut perlu optimalisasi kelompok sebaya wanita yang sudah ada di masyarakat, mengintegrasikan upaya promotif dan preventif AGB kedalam programnya.Kata kunci : Perilaku pencegahan, anemia gizi besi, wanita usia subur, edukasi kelompok sebaya
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Elvira Elvira; Sutanto Priyo Hastono; Siti Misytah
Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung Vol 3 No 1 (2019): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : STIKES Citra Delima Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.673 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v3i1.52

Abstract

Usia remaja merupakan usia yang sangat aktif termasuk dalam dorongan dan perilaku seksualnya. Pada masa remaja, rasa ingin tahu mengenai seksualitas sangat penting terutama dalam pembentukan hubungan dengan lawan jenisnya.. Tujuan Peneltian : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMA N 1 Pemali, Bangka Tahun 2016. Jenis penelitian kuntitatif dengan jenis non ekperimental rancangan cross sectional. Populasi penelitian seluruh siswa/siswi kelas X dengan estimasi jumlah populasi 292 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 279 dan 16 sampel dikeluarkan karena ketidakhadiran responden saat pelaksanaan penelitian. Alat pengumpulan data menggunakan angket dalam bentuk kuesioner.Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2016.Analisis data peneltian menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.Hasil :Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan(p-value = 0.026),jenis kelamin (p-value = 0.005),pola asuh orang tua (p-value = 0.005),pendidikan orang tua (pendidikan ayah (p-value = 0.008),pendidikan ibu (p-value = 0.037),ketaatan beribadah (p-value = 0.001),paparan media pornografi (p-value = 0.005),pacaran (p-value = 0.005) dan pengaruh teman sebaya (p-value = 0.005) dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMA N 1 Pemali Bangka tahun 2016. Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap (p-value = 0.095),tempat tinggal (p-value = 0.296), dan pendapatan orang tua (p-value = 0.303) dengan dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMA N 1 Pemali Bangka tahun 2016.Faktor yang paling dominan dalam penelitian ini adalah variabel pacaran dengan OR=20.595.Kesimpulan : Perilaku seksual pranikah berhubungan dengan pengetahuan,jenis kelamin,pola asuh orang tua,pendidikan orang tua,ketaatan beribadah,paparan media pornografi,pacaran dan teman sebaya di SMA N 1 Pemali,Bangka Tahun 2016.
PERILAKU HIDUP SEHAT DAN OBESITAS TERHADAP HIPERTENSI LANJUT USIA INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS TAHUN 2018) Sri Sunarti ningsih; Lilis Heri Mis Cicih; Kusharisupeni Kusharisupeni; Sutanto Priyo Hastono
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 15, No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v15i1.1144

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan bahkan kematian. Prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami peningkatan, sehingga perlu diantisipasi faktor-faktor penyebabnya. Beragam faktor yang berhubungan dengan hipertensi, terutama terkait dengan perilaku hidup sehat dan obesitas. Tujuan menganalisis hubungan perilaku hidup sehat dan obesitas dengan hipertensi lanjut usia di Indonesia. Penelitian ini menggunakan potong lintang (cross sectional) dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018. Unit analisisnya adalah lansia (orang  yang berumur 60 tahun atau lebih). Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dan inferensial. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dan analisis multivariate menggunakan analisis regresi logistik. Hasil responden lansia banyak kelompok umur 60-69 tahun (70.6%), laki-laki (53.4%), tinggal di daerah perkotaan (59.0%), status kawin (72,9%), pendidikan rendah (84.7%), status bekerja (65.3%), tidak melakukan aktifitas fisik (74.0%), tidak konsumsi garam (79.0%), tidak konsumsi buah dan sayur (96.6%), dan tidak obesitas (69.3%). Variabel yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia adalah umur, jenis kelamin, status kawin, pendidikan, status pekerjaan, aktifitas fisik, obesitas. Daerah tempat tinggal, kebiasaan merokok, konsumsi buah sayur, konsumsi garam tidak berhubungan dengan hipertensi. Faktor yang dominan berhubungan dengan hipertensi pada lansia di Indonesia adalah obesitas dengan P-value 0.005. Nilai odds ratio nya 1.521, artinya obesitas mempunyai risiko terjadinya hipertensi di Indonesia sebesar 1,5 kali lebih tinggi dibanding dengan lansia yang tidak obesitas. Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi untuk mengurangi obesitas melalui konsumsi gizi seimbang dan melakukan aktifitas fisik.
Konsumsi Jamu dengan Kandungan Kortikosteroid terhadap Kejadian Hipertensi Sistolik Roni Trisnawan; Sutanto Priyo Hastono
Faletehan Health Journal Vol 10 No 01 (2023): Faletehan Health Journal, Maret 2023
Publisher : Universitas Faletehan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33746/fhj.v10i01.534

Abstract

One of the risk factors of hypertension is drugs consumption. Meanwhile, in general population there are still many people who consume herbs which surprisingly contain a lot of medicinal chemicals (prednisone, dexamethasone, phenylbutazone) which are believed to have an effect on blood pressure. The purpose of this study was to determine the relationship between consumption of herbs and corticosteroids in the incidence of systolic hypertension among visitors of public health center aged > 18 years. The research method used an observational design and a cross-sectional study design. The research used primary data obtained by interview and measurement technique and secondary data obtained from medical record. The research was conducted in December 2022 at Cigudeg Public Health Center, Bogor Regency. The sampling technique used simple random sampling, obtained 70 respondents with criteria of complete medical record data and > 18 years old. The research results showed that 58.6% of respondents had hypertension, 24.3% consumed herbs containing corticosteroids, 82.4% of the group who consumed herbs containing corticosteroids experienced hypertension, and 17.6% of them did not experience hypertension. The use of herbs containing corticosteroids had an impact on increasing hypertension in respondents.
Pengaruh Kategori Pengobatan terhadap Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Nur Annisa; Sutanto Priyo Hastono
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 5 No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v5i2.127

Abstract

Untreated tuberculosis disease will cause death after diagnosis in five years. The indicator of the success tuberculosis program can be measured by the success rate of treatment, the national standard of the success rate of treatment in Indonesia is 85%. The purpose of this study was determining the relationship of treatment category with the successful treatment at Poli Paru Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Tahun 2017 with the confounding variables were age, gender, first sputum, comorbid diabetes mellitus and complications tuberculosis. A retrospective cohort study design was used in this study. We use data on tuberculosis patients who were registered in Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu (SITT) which began treatment in January to December 2017 until the treatment process was completed. Sampling was conducted by simple random sampling with hypothesis test for two-proportions of 113 people. We used multiple logistic regression test with causal models for data analysis. The results showed successfully treatment were 53 (46.9%) patients and a statistically significant relationship between the treatment categories and the successful treatment of TB (p value = 0.039) after being controlled by age, smear-positif before treatment, and other disease complications. Tuberculosis patients with category I treatment had odds 4.2 times higher to succeed than patients with category II treatment (OR = 4.2; 95% CI 1.077-16.41). The conclution of this study is treatment category among tuberculosis patients was determinant of success treatment. Increasing the success treatment can be sought by providing education in the community to immediately report and seek treatment if there are symptoms of tuberculosis.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja Elvira Elvira; Sutanto Priyo Hastono; Siti Misytah
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol 3 No 1 (2019): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : Ilmiah Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.673 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v3i1.52

Abstract

Usia remaja merupakan usia yang sangat aktif termasuk dalam dorongan dan perilaku seksualnya. Pada masa remaja, rasa ingin tahu mengenai seksualitas sangat penting terutama dalam pembentukan hubungan dengan lawan jenisnya.. Tujuan Peneltian : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMA N 1 Pemali, Bangka Tahun 2016. Jenis penelitian kuntitatif dengan jenis non ekperimental rancangan cross sectional. Populasi penelitian seluruh siswa/siswi kelas X dengan estimasi jumlah populasi 292 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 279 dan 16 sampel dikeluarkan karena ketidakhadiran responden saat pelaksanaan penelitian. Alat pengumpulan data menggunakan angket dalam bentuk kuesioner.Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2016.Analisis data peneltian menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.Hasil :Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan(p-value = 0.026),jenis kelamin (p-value = 0.005),pola asuh orang tua (p-value = 0.005),pendidikan orang tua (pendidikan ayah (p-value = 0.008),pendidikan ibu (p-value = 0.037),ketaatan beribadah (p-value = 0.001),paparan media pornografi (p-value = 0.005),pacaran (p-value = 0.005) dan pengaruh teman sebaya (p-value = 0.005) dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMA N 1 Pemali Bangka tahun 2016. Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap (p-value = 0.095),tempat tinggal (p-value = 0.296), dan pendapatan orang tua (p-value = 0.303) dengan dengan perilaku seksual pranikah remaja di SMA N 1 Pemali Bangka tahun 2016.Faktor yang paling dominan dalam penelitian ini adalah variabel pacaran dengan OR=20.595.Kesimpulan : Perilaku seksual pranikah berhubungan dengan pengetahuan,jenis kelamin,pola asuh orang tua,pendidikan orang tua,ketaatan beribadah,paparan media pornografi,pacaran dan teman sebaya di SMA N 1 Pemali,Bangka Tahun 2016.