Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PENDIDIKAN ANTENATAL DENGAN MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN KESIAPAN IBU HAMIL USIA DIBAWAH 20 TAHUN DALAM MENGHADAPI KEHAMILAN Nurmayasari Nurmayasari; Ni Putu Karunia Ekayani
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v3i1.116

Abstract

Latar Belakang : Data RISKESDAS 2018 didapatkan kehamilan perempuan umur 10-54 tahun yang pernah kawin di NTB yaitu pernah hamil 94,1% dan sedang hamil 5,6%. Untuk kehamilan perempuan umur 10-19 tahun pernah hamil sebanyak 58,8% dan sedang hamil 25,2%.Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh pendidikan antenatal dengan media booklet terhadap pengetahuan dan kesiapan ibu hamil usia dibawah 20 tahun dalam menghadapikehamilan.Metode Penelitian : Penelitian ini adalah Quasi experiment dengan one group pretest-posttest. Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei-Juni 2019. Populasi dalam penelitian ini ibu hamil usia dibawah 20 tahun bertempat tinggal di wilayah kerja UPT BLUD Puskesmas Gerung yaitu 32 ibu hamil. Sampel 30 ibu hamil. Analisis menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan Paired Sample TTest.Hasil Penelitian : Responden dalam penelitian ini berusia 16-19 tahun dengan mayoritas pendidikan menengah dan semua bekerja sebagai ibu rumah tangga. Terdapat peningkatan nilai tingkat pengetahuan dan kesiapan dari sebelum dan setelah diberikan intervensi. Hasil uji statistik tingkat pengetahuan dan kesiapan diperoleh nilai p = 0,000.Kesimpulan : ada pengaruh pendidikan antenatal terhadap pengetahuan dan kesiapan ibu hamil usia dibawah 20 tahun dalam menghadapi kehamilan. ABSTRACTTHE EFFECT OF ANTENATAL EDUCATION WITH THEBOOKLET MEDIA ON THE KNOWLEDGE AND READINESS OF PREGNANT WOMEN UNDER 20 YEARS IN FACING PREGNANCY AbstractBackground: Data from RISKESDAS 2018 found that pregnancies of women aged 10-54 years who had been married in NTB were pregnant with 94.1% and were pregnant 5.6%. For pregnancy, women aged 10-19 years have been pregnant as much as 58.8% and are pregnant25.2%.Research Objectives: To determine the effect of antenatal education with booklet media on the knowledge and readiness of pregnant women under the age of 20 in the face of pregnancy.Research Methods: This study was a Quasi experiment with one group pretest-posttest. The research was conducted in May-June 2019. The population in this study were pregnant women under the age of 20 years living in the work area of the UPT BLUD Puskesmas Gerung, namely 32 pregnant women. Sample of 30 pregnant women. Analysis using the Wilcoxon Sign Rank Test and Paired Sample TTest.Results: Respondents in this study were 16-19 years old with the majority of secondary education and all working as housewives. There is an increase in the value of the level of knowledge and readiness from before and after the intervention is given. The statistical test results of the level of knowledge and readiness obtained p = 0,000.Conclusion :the influence of antenatal education on the knowledge and readiness of pregnant women under 20 years of age in the face of pregnancy.
STIMULASI PERKEMBANGAN DAN PIJAT BAYI DALAM MENCAPAI TUMBUH KEMBANG OPTIMAL DI DESA KARANG BAYAN Ni Putu Karunia Ekayani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol 3, No 1 (2021): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jpms.v3i1.796

Abstract

Salah satu bentuk memberikan rangsangan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak lebih optimal dapat diakukan memalui pemberian pijat bayi. Tindakan pijat bayi secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi dapat merangsang pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional bayi. Namun teknik pijat bayi yang tepat belum banyak diketahui oleh masyarakat. Survey pendahuluan di Dusun Berembeng Timur diperoleh hampir semua orang tua beranggapan bahwa pijat bayi lebih cendrung dilakukan oleh dukun pijat. Orang tua belum mengetahui manfaat lebih jauh dari pijat bayi dan belum memahami bagaimana cara memijat bayi yang benar sehingga mereka tidak melakukan pemijatan secara mandiri. Tujuan pengabdian pada msyarakat ini adalah diharapkan orang tua dapat mengetahui stimulasi perkembangan  sesuai dengan usia bayi dan cara melakukan pijat bayi yang tepat sehingga memiliki kesadaran untuk melakukan stimulasi perkembangan bayinya dan melaksanakan pijat bayi secara rutin. Sasaran kegiatan ini adalah orang tua yang memiliki balita usia 1-12 bulan di Dusun Brembeng Timur Desa Karang Bayan Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan sejumlah 30 orang. Metode kegiatan yang digunakan adalah teknik ceramah, diskusi dan demonstrasi cara atau teknik pijat bayi. Hasil Kegiatan adalah sasaran seluruhnya mengikuti penyuluhan tentang simulasi perkembangan dan mampu melakukan teknik pijat bayi yang diajarkan dengan baik dan adanya peningkatan tingkat pengetahuan peserta tentang stimulasi perkembangan. Keterampilan pijat Bayi pada peserta bervariasi sesuai dengan tingkat Pendidikan peserta dan pengalaman peserta dalam merawat bayi dan melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Diharapkan orang tua dapat menerapkan teknik pijat bayi secara teratur dan mandiri di rumah masing-masing sesuai teknik yang telah diberikan.
EFEKTIFITAS MODUL PARENTING EDUCATION TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) Ni Putu Karunia Ekayani; Ni Putu Dian Ayu Anggraeni; Fachrudi Hanafi
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v4i1.138

Abstract

Balita yang berada di bawah garis merah dapat menjadi indikator awal mengalami masalah gizi yaitu gizi kurang atau gizi buruk sehingga perlu mendapatkan perhatian. Terdapat peningkatan kecenderungan proporsi balita yang tidak pernah ditimbang enam bulan terakhir sebesar 34,3%. Berdasarkan data Balita dengan status gizi buruk di Kota Mataram tertinggi di Wilayah Puskesmas Karang Pule 4,05%,  Sedangkan  balita dengan berat badan Bawah Garis Merah rata-rata sebanyak 136 balita.  Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui efektifitas modul Parenting Education terhadap tumbuh kembang balita Bawah Garis Merah (BGM). Metode penelitian yang digunakan digunakan dalam penelitian ini Quasi experimental dengan rancangan one group pretest and posttest design. Populasi penelitian adalah balita BGM yang berusia 0-2 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule dengan jumlah sample sebanyak 50 balita. Teknik sampling yang digunakan adalah tehnik non random sampling dengan purposive sampling. Cara pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument kuesioner pengetahuan ibu,  pengukuran BB Balita, penilaian perkembangan balita dengan instrument Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Analisis data dalam penelitian ini uji t dependent/Paired t test. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan ibu rata-rata sebesar 1,17 poin setelah diberikan modul parenting education, terdapat peningkatan Berat Badan Balita bawah garis merah setelah intervensi penelitian, yang berarti ada pengaruh yang signifikan pemberian modul parenting education terhadap peningkatan BB Balita bawah garis merah dan terdapat peningkatan perkembangan balita BGM setelah diberikan modul parenting education. Tenaga kesehatan perlu secara berkala memberikan pendidikan kesehatan melalui parenting education selanjutnya melakukan obsevasi kepada ibu balita BGM dengan melakukan kunjungan rumah.
Studi Kasus:Asuhan Kebidanan Neonatus Pada Bayi Ny.N Dengan Kelainan Kongenital Labiopalatoschizis, Polidaktili Disertai Asfiksia Berat Intan Gumilang Pratiwi; Ni Putu Karunia Ekayani; Elis Fitriani
Indonesian Health Issue Vol. 1 No. 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : PublisihingId

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.338 KB) | DOI: 10.47134/inhis.v1i2.29

Abstract

Latar Belakang: Kelainan kongenital dapat didefinisikan sebagai kelainan struktural atau fungsional termasuk gangguan metabolisme yang hadir saat lahir. Kelainan ini dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non-genetik. . Prevalensi kelahiran kelainan bawaan di Inggris adalah 2% dan di Afrika Selatan adalah 1,49%. Di Lebanon tingkat kejadian anomali congenital adalah 2,4%.2 Di Asia Tenggara, jumlah penderita kelainan kongenital cukup tinggi yaitu mencapai 5%. Sedangkan pada kasus Asfiksia di Indonesia tingginya angka kematian bayi sebanyak 27,4%.Tujuan:Menganalisis asuhan yang diberikan pada bayi Ny.N Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer dan sekunder dari anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan rekam medik. Hasil: Bayi Ny.N mendapat asuhan intensif di Ruang NICU. Kesimpulan: Pemberian penatalaksanaan sudah sesuai dengan teori dan prosedur. Background: Congenital abnormalities can be defined as structural or functional abnormalities including metabolic disorders that are present at birth. This disorder can be caused by genetic or non-genetic factors. . The prevalence of birth defects in the UK is 2% and in South Africa it is 1.49%. In Lebanon the incidence rate of congenital anomalies is 2.4%.2 In Southeast Asia, the number of people with congenital abnormalities is quite high, reaching 5%. Meanwhile, in the case of asphyxia in Indonesia, the infant mortality rate is 27.4%. Objective: To observe midwifery care at NICU Room Method: The type of research used in this case study is descriptive research using primary and secondary data from anamnesis, physical examination, laboratory examination, and medical records. Results: Baby Mrs. N received intensive care in the NICU Room. Conclusion: The administration of the treatment was in accordance with the theory and procedure.