Suratman Suratman
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Diversity of Freshwater Fish Species in Way Sindalapai River, Liwa Botanical Garden, West Lampung Juriani Juriani; Gregorius Nugroho Susanto; M. Kanedi; Suratman Suratman
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 7 No. 1 (2020)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v7i1.17

Abstract

The diversity of freshwater fish in Way Sindalapai River is quite abundant but there has not been much study on the diversity of fish in Way Sindalapai River. This study aims to determine the diversity of freshwater fish species in Way Sindalapai River, Liwa Botanical Garden. The study began with a preliminary survey with a purposive sampling method and sampling was carried out at 3 sampling locations. The tools used in this study include fishing nets (gill nets), fishing rods, scoop, traditional fishing gear (raas), Global Positioning System (GPS), rulers, and cameras. The sampling points include upstream, middle, and downstream areas. The method used in sample identification is by measuring the morphometry of the samples directly at the sampling location which includes total length, standard length, head length, and height, and collection of fish samples photos. Research parameters and data analysis include environmental factors, the diversity index, the evenness index, and the dominance index. The results showed that 170 fishes were found, 8 species, 2 families, and 4 genera. The fish diversity index in the Way Sindalapai river is included in the medium category from the Shanon-Wiener index calculation results, starting from the upstream, middle, downstream, respectively 1.37; 1,34 and 1,22. Evenness index at all locations are included in the low category from the Shannon-Evenness index calculation results, respectively 0.16; 0.14; and 0.12. The dominance index at all locations is included in the low category based on Simpson's dominance index, which has a value of 0.35; 0.32; and 0.28. Based on the conservation status of the IUCN Red List, ichthyofauna in the Way Sindalapai river is 5 species of low risk (least concern) namely Barbodes microps (wader goa), Rasbora bunguranensis (seluang), Barbodes binotatus (wader cakul), Thynnichtys thynnoides (lumoh), Channa striata (bogo). One species that is critically endangered is Rasbora tawarensis (depik), and two species are lacking information (data deficient) namely Rasbora sumatrana (seluang), and Rasbora semilineata (seluang)
STUDI EKOLOGI TEMPAT PERINDUKAN VEKTOR MALARIA DI DAERAH RAWA DESA LEMPASING KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN PROPINSI LAMPUNG Annisa Mulia Anasis; Endah Setyaningrum; Suratman Suratman
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v2i1.102

Abstract

Kabupaten Pesawaran merupakan wilayah dengan tingkat endemisitas malaria yang tinggi di Provinsi Lampung, karena sebagian wilayahnya berupa pantai berawa dan terdapat tambak yang terbengkalai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tempat perindukan vektor malaria dan hubungan antara faktor abiotik dengan kepadatan larva nyamuk pada tempat perindukan vektor malaria di daerah rawa. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan mengamati faktorfaktor ekologi berupa faktor fisik dan kimia (suhu air, kedalaman air, pH, kadar oksigen terlarut (DO), dan salinitas air,), dan faktor biologi yaitu jenis tumbuhan air, hewan yang terdapat di sekitar perindukan, dan kepadatan larva pada tiga rawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tempat perindukan vektor malaria yaitu, suhu 26,220C, Kedalaman 18,2 cm, pH 6,77, DO 2,71 mg/L, dan Salinitas 3,430/00, dan. Kepadatan larva hanya ditemukan pada Rawa 2 yaitu 0,33 ekor/250 ml kemudian jenis tumbuhan yang ditemukan di sekitar tempat perindukan yaitu kangkung, alga, pohon kelapa, dan pohon asam serta hewan air berupa ikan mujair dan keong. Nilai kimia seperti DO 2,71 mg/L dan salinitas 3,430/00 yang kecil ini tidak mendukung kehidupan larva sehingga hubungan antara faktor fisik dan kimia dengan kepadatan larva tidak memberikan korelasi signifikan pada taraf nyata 0,05.
ANATOMIC CHARACTERISTICS OF THE STEM OF MANGO (Mangifera spp.) IN BANDAR LAMPUNG M. Ramdan Syahputra; Yulianty Yulianty; Martha Lulus Lande; Suratman Suratman
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 8 No. 1 (2021)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v8i1.183

Abstract

Mango is one of the most widely grown plants in Indonesia. The characteristic that distinguishes one type of mango from another is to observe its anatomy. Anatomical research on the mango branch has not been done much, especially in Bandar Lampung. The purpose of this study was to determine the diameter and pith radius of the mango (Mangifera spp.) branch in Bandar Lampung City. This research was carried out from January to April 2021 at the Botanical Laboratory, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Lampung. This study uses a survey method with Simple Random Sampling in 20 sub-districts in Bandar Lampung City. Parameters measured included tracheal diameter, tracheal density, arrangement and type of pith radius, pith radius height, and pith radius width. Data analysis used descriptive analysis by explaining the data obtained in the form of tables and photos. The results showed that there were differences in the average size of the tracheal diameter, tracheal density, height, and width of pith radius of the five mango branch samples. The average diameter of the largest trachea is found in Golek and the smallest tracheal diameter is found in Kweni. The highest average tracheal density is found in Arumanis and the smallest tracheal density is found in Golek. The arrangement and type of pith radius of the fifth mango are uniseriate and heterocellular. The average height of the largest pith radius is owned by Indramayu and the smallest is owned by Golek. While the average width of the largest pith radius is owned by Golek and the smallest is owned by Gedong.   
JENIS DAN TIPE PHYTOTELMATA DI PEMUKIMAN DAN PERKEBUNAN LINGKUNGAN SUKAHARUM KELURAHAN BATU PUTUK TELUK BETUNG BARAT, BANDAR LAMPUNG Santi Naumi Simangunsong; Emantis Rosa; Suratman Suratman
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v4i2.127

Abstract

Phytotelmata merupakan golongan tumbuhan yang dapat menampung air pada bagian tubuhnya. Genangan air yang terdapat pada phytotelmata digunakan oleh berbagai jenis organisme sebagai habitat alami. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui jenis phytotelmata di Sukaharum Kelurahan Batu Putuk Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016 di pemukiman dan perkebunan. Identifikasi phytotelmata dilakukan secara langsung di lokasi pengamatan. Bagi phytotelmata yang tidak diketahui jenisnya dilakukan identifikasi di Laboratorium Botani Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Hasil penelitian di area pemukiman ditemukan 14 jenis phytotelmata yang tergolong dalam tujuh tipe phytotelmata. Jenis phytotelmata yang paling banyak ditemukan adalah Musa paradisiaca sebanyak 29 individu dengan tipe yang paling banyak ditemukan yaitu bagian tumbuhan yang gugur. Di area perkebunan ditemukan delapan jenis phytotelamata yang tergolong dalam enam tipe phytotelmata. Jenis phytotelmata yang paling banyak ditemukan adalah Theobroma cacao sebanyak 32 individu dengan tipe yang paling banyak ditemukan tipe lubang buah dari tumbuhan Theobroma cacao. Jenis phytotelmata yang ditemukan pada area pemukiman lebih banyak dibandingkan phytotelmata yang ditemukan di area perkebunan.
PENGARUH DUA JENIS PAKAN TERHADAP LAMA STADIUM LARVA KUMBANG Tenebrio molitor (COLEOPTERA: TENEBRIONIDAE) Rahmawati Rahmawati; Nismah Nukmal; Suratman Suratman
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v4i2.131

Abstract

Tenebrio molitor merupakan serangga yang memiliki nilai ekonomis dan mudah dipelihara. Pemberian pakan yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi dari T. molitor. Ragi merupakan pakan utama T. molitor yang dapat meningkatkan proses pencernaannya sehingga pertumbuhan dapat mencapai optimal. Sedangkan styrofoam merupakan bahan polistiren yang dapat menjadi pakan alternatif bagi T. molitor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dua jenis pakan (ragi dan styrofoam) terhadap lama stadium larva kumbang T. molitor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen skala laboratorium menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 10 kali pengulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian adalah panjang larva, berat larva, lama stadium larva, dan berat pakan yang dimakan. Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pakan mempengaruhi berat larva, panjang larva, dan lama stadium larva (p < 0,05). Larva T. molitor yang diberi pakan ragi lebih singkat stadiumnya dibandingkan dengan yang diberi pakan styrofoam.
KEMAMPUAN BERBAGAI TINGKATAN STADIUM LARVA KUMBANG Tenebrio molitor L. (COLEOPTERA : TENEBRIONIDAE) DALAM MENGKONSUMSI STYROFOAM (POLYSTYRENE) Deasy Vidya Carolina Manullang; Nismah Nukmal; Suratman Suratman
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v4i2.132

Abstract

Kumbang Tenebrio molitor atau yang lebih dikenal sebagai ulat hongkong, memiliki nilai ekonomis karena dapat digunakan sebagai pakan ternak maupun obat bagi manusia dan mudah dibudidayakan. Ulat hongkong belum dimanfaatkan secara maksimal, sementara ulat hongkong secara alami memiliki manfaat yang besar sebagai pengurai senyawa organik dan anorganik di alam, dari penelitian terakhir diketahui dapat mengurai styrofoam. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli-Agustus 2016 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berbagai tingkatan stadium larva ulat hongkong dalam mengkonsumsi styrofoam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 10 instar larva ulat hongkong sebagai perlakuan dan 3 kali pengulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Ragam (ANARA) dan dilanjutkan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf beda nyata 5% serta dilakukan analisis korelasi antara jumlah styrofoam yang dimakan dengan berat serta panjang ulat hongkong. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pakan styrofoam mempengaruhi berat dan panjang ulat hongkong, serta lama stadium ulat hongkong (p < 0,05). Hasil analisis korelasi antara berat ulat hongkong dan jumlah pakan yang dimakan menunjukan adanya hubungan positif yang sangat kuat (r = 0,96), dan pada korelasi antara panjang ulat hongkong dan jumlah pakan yang dimakan menunjukkan adanya hubungan postif yang kuat (r = 0,66).