Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DI DESA TELUK BAKAU, KECAMATAN GUNUNG KIJANG, KABUPATEN BINTAN Alfi Husni; Safaat Safaat
SOCIUS Vol 6 No 1 (2019): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri Pa
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/scs.v6i1.135

Abstract

Pengembangan desa wisata membutuhkan partisipasi masyarakat lokal dalam keseluruhan tahap pengembangan mulai tahap perencanaan, implementasi, dan pengawasan. Akan tetapi, dalam realitas sering terjadi pengabaian partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengkaji keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata dan merumuskan model pengembangan desa wisata yang mengedepankan partisipasi masyarakat lokal. Penelitian dalam tulisan ini dilakukan di desa wisata Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, dan studi literatur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Tulisan ini menunjukkan bahwa pengembangan desa wisata di Desa Teluk Bakau belum melibatkan masyarakat lokal. Peranan pemerintah terlihat dominan, padahal bila mengacu pada pendekatan tata kelola pemerintah yang bersih dan berkelanjutan peran pemerintah diharapkan menjadi fasilitator dengan memberikan peran dan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat lokal. Diperlukan kemauan politik pemerintah untuk mengurangi perannya dalam pengembangan desa wisata dengan membuka ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) OLEH PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA Riau Sujarwani; Fitri Dewi Wulandari; Alfi Husni; Faizal Rianto; Sarinah .
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 20, No 1 (2018): (June)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.091 KB) | DOI: 10.25077/jantro.v20.n1.p17-31.2018

Abstract

Salah satu program pemberdayaan dari pemerintah adalah program pemberdayaan komunitas adat terpencil. Desa Tajur Biru Kabupaten Lingga merupakan desa yang memiliki banyak suku terdalam yaitu suku laut, fenomena yang terjadi adalah terbatasnya pelayanan umum seperti sarana jalan, penerangan, posyandu dan belum terjangkau pelayan sosial seperti keadaan di atas menjadikan Desa Tajur Biru sebagai sasaran program komunitas adat terpencil. Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah mendeskripsikan Pemberdayaan Masyarakat Komunitas Adat Terpencil Oleh Pemerintah Kabupaten Lingga pada Desa Tajur Biru Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga. Menemukan kendala- kendala dalam Pemberdayaan Masyarakat serta mendeskripsikan model Pemberdayaan yang lebih tepat untuk Masyarakat Komunitas Adat Terpencil Desa Tajur Biru Kecamatan Senayang Kabupaten Lingga. Untuk dapat melihat pemberdayaan masyarakat tersebut mengacu pada pendapat Soetomo (2011:96). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yang mana sampel dalam penelitian ini 5 (lima) orang. Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil belum mampu memberdayakan masyarakat komunitas adat terpencil tersebut. Kendala yang terjadi adalah selama ini pemerintah sebagai instansi lokal hanya memberikan pembinaan, pelatihan dan pemahaman terhadap pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, namun sarana prasarana belum dapat dilengkapi dengan baik seperti sarana prasarana pendidikan, tempat ibadah dan layanan kesehatan. Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut seharusnya ada sarana prasarana pendukung kemudian adanya sekolah yang didirikan bagi anak-anak dari komunitas adat terpencil, merubah pola pengembara hidup dengan program mengapung.Seharusnya ada pola pemberdayaan lainnya seperti membangun rumah permanen di darat untuk masyarakat suku laut.Memberikan kesadaran pendidikan pentingnya pendidikan bagi masyarakat suku laut.
Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Infrastruktur Penataan Kawasan Pesisir Pantai Gurindam 12 Alfi Husni; Rianto Rianto; Anggi Dwidhika
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 10, No 1 (2022): EQUILIBRIUM JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.322 KB) | DOI: 10.26618/equilibrium.v10i1.6590

Abstract

Persepsi merupakan tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan hal ini dapat dilihat dari adanya pendapat-pendapat untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Sumber daya bukan tidak terbatas baik jumlah maupun kualitasnya, sedangkan kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya tersebut semakin meningkat akibat meningkatnya jumlah penduduk serta kebutuhannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap pembangunan insfrastruktur penataan kawasan pesisir pantai gurindam 12  studi pada masyarakat jalan haji agus salim RT 05 RW IV, dalam pembahasan skripsi ini, hal-hal yang dilihat dan dianggap dapat melihat kedisiplinan kerja pegawai terdiri dari 2 faktor yaitu persepsi positif dan persepsi negatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel purposive sampling. Informan yang ditetapkan adalah 10 orang masyarakat jalan haji agus salim RT 05 RW 04 Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif untuk memberikan gambaran yang jelas, logis dan akurat mengenai hasil pengumpulan data. Berdasarkan dari hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa persepsi positif yang di dapat adalah masyarakat sangat mendukung dengan adanya pembangunan tersebut, karena pembangunan ini dapat menjadi pusat nomor 1 di Kota Tanjungpinang serta dapat mengurangi kemacetan, dan diharapakan menjadi destinasi wisata baru di Kota Tanjugpinang, sedangkan persepsi negatif dengan adannya pembangunan ini masyarakat merasa tengganggu karena kebanyakan masyarakat yang mata pencaharian nelayan mengeluhn dan polusi udara debu-debu tanah dari penimbunan dan suara mesin yang keras juga mengganggu penduduk sekitar sini.
The Meaning of the King's Tomb in Penyengat Island, Riau Islands Suhardi Mukhlis; Alfi Husni; Endri Bagus Prastiyo; Ahadi Ahadi
BELIEF: Sociology of Religion Journal Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/belief.v1i2.6467

Abstract

The meaning of the King's tomb on Penyengat Island for pilgrims depends on their perception of the tomb itself. Perception is said to be recognition or identification using the five senses. The impression received by an individual is very dependent on all the experiences that have been gained through the process of thinking and learning and is influenced by factors originating from within the individual. The purpose of this research is to find out the meaning of the king's tomb in the community on Penyengat Island, Tanjungpinang City (Study on the Society of Penyengat Island City Tanjung Pinang). The theory used regarding meaning is phenomenology from Alfred Schutz. This research is qualitative research using interview and observation methods. Based on the research results, it can be concluded that the meaning of the King's tomb in the community on Penyengat Island, Tanjungpinang City, namely that the community interprets a King's tomb as something that must be respected. Moreover, this tomb is the tomb of a figure who was very instrumental in the development and progress of Penyengat Island, such as the tomb of Raja Ja'ffar, the tomb of Raja Ali Haji, the tomb of Engku Putri and the tombs of other figures