Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Hubungan Antara Penyakit Hipertensi dan Stroke pada Pasien Rawat di RSUD Koja Periode 2004-2008 Mardi Santoso; Indriani Kurniadi; Ika Aprilia
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 15 No. 39C Januari-April 2008
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v15i39C.880

Abstract

Gambaran Pemeriksaan Faal Paru pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang Berobat di Poli Paru RSUD Koja Periode Desember 2005 - Desember 2008 Indriani Kurniadi; Mardi Santoso; Dede Marina
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 15 No. 39C Januari-April 2008
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v15i39C.881

Abstract

Kadar Amonia Darah pada Pasien Sirosis Hati dengan Ensefalopati di RSUD Koja Suzanna Ndraha; Fendra Wician; Mardi Santoso
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 18 No. 46 Januari - April 2012
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v18i46.894

Abstract

Abstrak Latar belakang. Peningkatan pembentukan amonia banyak diyakini sebagai faktor utama dalam patogenesis ensefalopati  hepatikum (EH). Namun di RSCM dan RSUD Koja belum pernah diteliti apakah pada pasien sirosis hati dengan ensefalopati memang ditemukan peningkatan Kadar amonia darah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Kadar amonia darah pada pasien sirosis hati dengan ensefalopati dan menilai presisi alat Ammoniachecker kit II.Metoda. Semua pasien sirosis hati yang berkunjung ke RSCM dan RSUD koja dalam periode Juni-Agustus 2009dievaluasi. Kriteria inklusi adalah sirosis hati dengan ensefalopati, yang diukur dengan tes critical flicker frequency(CFF). Nilai CFF <39 Hz dinyatakan sebagai ensefalopati. Kadar amonia darah diukur dengan ammonia checker kitII. Nilai normal adalah < 54 tmol/L. Presisi alat Ammonia checker II dinilai dengan memeriksa 10 pasien sirosis hatisebanyak masing-masing 2 kali pemeriksaanHasil. Didapatkan 28 orang penderita sirosis hati, 26 (92,9%) laki-laki dan 2 (7,1%) perempuan yang memenuhiKriteria ensefalopati dan bersedia diperiksa kadar amonia darahnya. Sebagian  besar (67.9%) berusia 40-60 tahun,dan hampir semua (92,9%) child B. Hasil amonia darah semua diatas normal, bervariasi antara 87- 205 tmol/Ldengan rata-rata 133,7±32,2 tmol/L. Hasil uji presisi terhadap 10 pasien sirosis adalah kedua hasil berkolerasisignifikan (p=0,037,r=0.439).Kesimpulan: Didapatkan peningkatan amonia darah pada semua pasien dengan ensefalopati (tes CFF <39 Hz).Presisi ammonia checker II terhadap 10 pasien sirosis hati adalah baik (p<0.05) Keywords: Sirosis hati, ensefalopati, tes crtical flicker frequency, kadar amonia, Ammonia checker kit II    
Tes Critical Flicker Frequency pada Sirosis Hati di RSUD Koja Suzanna Ndraha; Marshell Tendean; Fendra Wician; Surjadi Sujana; Mardi Santoso
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 16 No. 42A Januari - April 2010
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v16i42A.911

Abstract

AbstrakLatar belakang. Ensefalopati  hepatikum minimal (EHM) adalah keadaan dimana secara klinis tidak terdapat tanda gangguan mental namun pada tes psikometrik sudah ditemukan kelainan . EHM sulitDidiagnosis karena tes psikometrik tida mudah di lakukan, hasilnya di pengaruhi usia dan tingkatPendidikan, serta memakan banyak waktu. Belakangan ini tes critical flicker frenquency  (CFF) telahDikembangkan untuk diagnosis EHM. Tujuan penelitian  ini adalah mengevaluasi hasil tes critical flickerFrequency pada pasien sirosis hati di RSUD koja.Metoda. Semua pasien sirosis hati yang datang ke RSUD koja selama juni –agustus  2009 di evaluasi  tesCFF dilakukan dengan mengunakan alat HEP Atonorm TM analyzer. Pasien sirosis dengan ferkuensi kritis<39 Hz di golongkan kedalam ensefalopati .Hasil. Didapatkan 38 penderita sirosis hati yang datang berkunjung. Tigapuluh empat subjek (89,5%)Tergolong ensefalopati berdasarkan tes CFF.Kesimpulan :dari pemeriksaan CFF, didapatkan 89,5%dari penderita sirosishati tergolong EHM Kata kunci:sirosis hati , ensefalopati hepatikum minimal (EHM), critical flicker frequency (CFF)
Anemia pada Penyakit Kronik Pasien Rawat Inap di RSUD Koja Suzanna Ndraha; Rizal Rinaldy; Hans Hernando; Mardi Santoso
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 16 No. 42A Januari - April 2010
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v16i42A.913

Abstract

Problematika Diagnosis Karsinoma Hepatoseluler Sunanda Naibaho; Sarah A E Retraubun; Mardi Santoso; Suzanna Ndraha; Marshell Tendean
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 16 No. 42A Januari - April 2010
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v16i42A.916

Abstract

Gambaran Komplikasi pada Jantung Penderita Diabetes Melitus Studi Kasus dalam 3 Tahun di RSUD KOJA Periode November 2005 - November 2008 Swesti Theresia; Mardi Santoso; Imelda .
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 15 No. 39E September-Desember 2008
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v15i39E.1108

Abstract

AbstrakDiabetes Melitus (DM) adalah kondisi kadar gula dalam darah lebih tinggi dari biasa/normal dan disertai berbagai kelainan metabolik. Hal ini menimbulkan komplikasi akut dan kronik berupa ketoasidosis diabetikum, hipoglikemia, kardiovaskular, retinopati diabetikum, nefropati, ulkus dan gangren diabetika. Berdasarkan peningkatan komplikasi penyakit jantung pada pasien diabetes, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi penyakit ini di bagian Penyakit Dalam RSUD KOJA yang dirawat selama bulan November 2005 sampai November 2008.Penelitian ini didukung dengan metodologi survei yang menggunakan studi deskriptif yang diambil dari rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Dari 585 pasien diabetes yang dirawat selama periode tersebut, ditemukan bahwa 130 pasien dengan komplikasi jantung. Prevalensi terbanyak dari penyakit ini ditemukan pada wanita sebesar 86 orang (66.15%) dengan prevalensi tertinggi pada rentang usia 45-64 tahun sebesar 50%. Prevalensi dari penyakit diabetes dengan komplikasi pada jantung di rumah sakit ini tersering pada pasien wanita antara periode November 2005-November 2008 yang mana terus meningkat. Penelitian ini juga memaparkan bahwa prevalensi penyakit terbanyak pada pasien diabetes dengan komplikasi penyakit jantung berupa Congestive Heart Failure. Kata kunci : Komplikasi penyakit jantung, Diabetes, Koja  AbstractDiabetes Mellitus (DM) is a condition of blood sugar higher that usually is followed by complication of metabolic. This is also create acute and cronic complication such as cetoasidosis diabeticum, hypoglicemic, cardiovascullar, retinopati diabeticum, nephropathy, ullcus, and gangren diabetica. Due to the increasing number of cardiovascular complication in diabetic patients, the study was done to know the prevalence of this disease in the internal medicine of KOJA District General Hospital who have been hospitalized during November 2005 till November 2008. This study was conducted using descriptive study from the hospital medical records.Of the 585 Diabetic patients who have been hospitalized during that period, it has been found that 130 patients with cardiovascular complication. The prevalence of this disease in female were 86 (66.15%) with the highest prevalence (50%) in the patients of 45-64 years old.The prevalence of diabetic patients with cardiovascular complication among the female patients in this hospital within this period (November 2005-November 2008) were remain high and the prevalence of among the disease with cardiovascular complication of diabetic patients were Congestive Heart Failure. Key words: Cardiovasculer complication, diabetic, Koja
Gambaran Hubungan Obesitas dan Diabetes Melitus pada Pasien Diabetes Mellitus RSUD Koja Tahun 2004 - 2008 Herbert .; Mardi Santoso
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 15 No. 39E September-Desember 2008
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v15i39E.1109

Abstract

Abstrak Obesitas adalah akumulasi lemak tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa. Obesitas dapat meningkatkan resistensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari korelasi antara obesitas dan Diabetes mellitus (DM). Penelitian dilakukan secara cross sectional dan pengambilan data dilakukan secara acak. Uji korelasi dilakukan dengan chi square. Data diambil dari rekam medik pasien yang dirawat di bagian penyakit dalam RSUD KOJA tahun 2004 – 2008. Dari 78 sampel, sebanyak 36 pasien dengan obesitas menderita DM sementara 10 pasien obes tidak menderita DM. Dari 73 pasien DM, 12 tidak obes, sedangkan pasien yang tidak menderita DM dan tidak obes sebanyak 20 pasien. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dan DM.  Kata kunci: diabetes, obesitas  Abstract  Obesity, in which fat is abnormally accumulated at adipose tissue, will increase insulin resistance syndrome. This study learned the correlation between obesity and DM. This research was cross sectional with the data taken by random sampling method. Chi square was used to test the correlation. The data were taken from medical records of all interne ward patients in RSUD KOJA from 2004 – 2008. Out of 78 samples, 36 obese patients suffered from DM and 10 obese patients were found without DM. From 73 DM patients, 12 were not obese while the number of patients without DM and without obesity was 20 patients. Key words: Diabetes, obesity
Gambaran Penderita Infeksi pada Penderita Diabetes Melitus yang Dirawat di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Koja Periode 2004 – 2008 Renata Anggraeni; Mardi Santoso
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 15 No. 39E September-Desember 2008
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v15i39E.1110

Abstract

Abstrak Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin. Dari sekian banyak Infeksi pada diabetes melitus yang banyak dijumpai adalah Ulkus diabetik, TBC paru, Candidiasis Oral. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran infeksi pada penderita Diabetes mellitus berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, tekanan darah, yang berada di Bangsal Penyakit Dalam di RSUD Koja periode 2004 – 2008. Desain penelitian yang digunakan adalah metode survey yang bersifat cross sectional dengan populasi semua pasien penderita sakit sendi yang berobat di Bagian Penyakit Dalam RSUD Koja. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 250 pasien 48,8% menderita Ulkus Diabetik, 29,6% menderita TBC Paru, dan 21,6% menderita Candidiasis Oral dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 60,8% dan berusia antara 45 – 65 tahun sebanyak 50%. Dari ratio berat badan dan tinggi badan sebanyak 69,2% penderita termasuk kategori gemuk. Dari pengukuran tekanan darah didapati 33,2% menderita hipertensi derajat 1. Kata kunci : infeksi, DM Abstract Diabetes Melitus is a metabolic disease with characteristic of hiperglikemia resulting abnormality of insulin secrecy. Among various infections of diabetes mellitus, the most famous cases are Ulkus Diabetic, Lung TBC, Oral Candidiasis. The purpose of this research is to find the prevalence of infection on patients of Diabetes mellitus based on age, sex, weight, height, and blood tension at RSUD Koja’s Internist Ward, period of 2004 – 2008. Research Design is survey method and cross sectional in nature by population of entire joint-ache patients who are having treatment at RSUD Koja’s Internist. The result shows that from 250 patients, 48,8% suffer Ulkus Diabetik, 29,6% suffer Lung TBC, and 21,6% suffer Oral Candidiasis and mostly suffered by women, ie 60,8% and in age range between 45 – 65 years, ie 50%. As for weight and height ratio, 69,2% patients are regarded as obesse and as for blood tension, it is found that 33,2% have stage one hypertension. Key word: Infection, prevalence, Diabetes Melitus 
Komplikasi Retinopati Diabetik Gambaran Klinis dan Sebaran Prevalensi Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Di RSUD Koja Periode Januari 2004 –Desember 2008 Ronald .; Suzanna Ndraha; Mardi Santoso; Saptoyo Argo Morosidi
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 15 No. 39E September-Desember 2008
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v15i39E.1111

Abstract

AbstrakRetinopati diabetik adalah komplikasi paling penting dalam diabetes mellitus karena prevalensinya yang tinggi. Tingkat gula darah meningkatkan faktor resiko. Pasien dengan retinopati diabetik beresiko mengalami kebutaan. Studi ini bertujuan untuk mempelajari prevalensi retinopati diabetik dihubungkan dengan faktor yang dapat dikontrol (tekanan darah dan gula darah puasa) dan faktor yang tidak dapat dikontrol (umur dan jenis kelamin). Untuk mendiagnosa retinopati diabetik digunakan standar yang diusulkan oleh Early Treatment Diabetic Retinopathy Study Research Group (ETDRS). Studi ini dilakukan secara cross-sectional. Data diambil berdasarkan rekam medis seluruh pasien DM dari Januari 2004–Desember 2008 di RSUD Koja. Retinopati Diabetik kebanyakan terjadi pada laki-laki (96 pasien, 59.26%) dibanding pada wanita (66 pasien, 40,74%). Kelompok umur 50-59 tahun beresiko lebih tinggi (38,27%) daripada kelompok umur lain. Retinopati diabetik terjadi sebanyak 67.9% pada pasien dengan kadar gula darah puasa 100 mG/dL dan gula darah sewaktu 140 mG/dL.Kata kunci: retinopati diabetik, prevalensi, komplikasi  AbstractDiabetic Retinopathy is the most important complication in diabetes mellitus (DM) because of its high prevalence. The risk factor is elevated blood sugar. Patients with diabetic retinopathy are at risk of blindness. This study was aimed to find out the prevalence of Diabetic Retinopathy related to unmanageable factors (age and sex) and manageable factors (blood pressure and fasting blood sugar). Classification proposed by Early Treatment Diabetic Retinopathy Study Research Group (ETDRS) was used for diagnosing diabetic retinopathy. This study was cross sectional and was based on medical data record on all DM patients from January 2004 – Desember 2008 in RSUD Koja. Diabetic Retinopathy mostly happens in male (96 patients, 59.26%) compare to female (66 patients, 40,74%). Age group of 50-59 years old has a higher risk (38,27%) than the other age group. Diabetic Retinopathy happened 67.9% in patients with blood sugar level of 100 mG/dL (fasting) and 140 mG/dL Key words : retinopathy diabetic, prevalence, complication