Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Tes Critical Flicker Frequency pada Sirosis Hati di RSUD Koja Suzanna Ndraha; Marshell Tendean; Fendra Wician; Surjadi Sujana; Mardi Santoso
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 16 No. 42A Januari - April 2010
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v16i42A.911

Abstract

AbstrakLatar belakang. Ensefalopati  hepatikum minimal (EHM) adalah keadaan dimana secara klinis tidak terdapat tanda gangguan mental namun pada tes psikometrik sudah ditemukan kelainan . EHM sulitDidiagnosis karena tes psikometrik tida mudah di lakukan, hasilnya di pengaruhi usia dan tingkatPendidikan, serta memakan banyak waktu. Belakangan ini tes critical flicker frenquency  (CFF) telahDikembangkan untuk diagnosis EHM. Tujuan penelitian  ini adalah mengevaluasi hasil tes critical flickerFrequency pada pasien sirosis hati di RSUD koja.Metoda. Semua pasien sirosis hati yang datang ke RSUD koja selama juni –agustus  2009 di evaluasi  tesCFF dilakukan dengan mengunakan alat HEP Atonorm TM analyzer. Pasien sirosis dengan ferkuensi kritis<39 Hz di golongkan kedalam ensefalopati .Hasil. Didapatkan 38 penderita sirosis hati yang datang berkunjung. Tigapuluh empat subjek (89,5%)Tergolong ensefalopati berdasarkan tes CFF.Kesimpulan :dari pemeriksaan CFF, didapatkan 89,5%dari penderita sirosishati tergolong EHM Kata kunci:sirosis hati , ensefalopati hepatikum minimal (EHM), critical flicker frequency (CFF)
Problematika Diagnosis Karsinoma Hepatoseluler Sunanda Naibaho; Sarah A E Retraubun; Mardi Santoso; Suzanna Ndraha; Marshell Tendean
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 16 No. 42A Januari - April 2010
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v16i42A.916

Abstract

Profil Kolelitiasis pada Hasil Ultrasonografi di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Suzanna Ndraha; Helena Fabiani; Henny Tannady Tan; Marshell Tendean
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 20 No. 53 Mei-Agustus 2014
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v20i53.1014

Abstract

bstrakLatar Belakang. Kolelitiasis (penyakit batu empedu) menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Namun diagnosisnya sulit ditegakan karena sebagian besar tidak menimbulkan gejala. Teknik pencitraan ultrasonografi (USG) pada pasien berisiko tinggi merupakan metoda yang penting dalam diagnosis awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien kolelitiasis berdasarkangambaran USG. Metoda.Penelitian potong lintang retrospektif dilakukan pada pasien kolelitiasis yang diagnosis berdasarkan hasil USG pada periode April 2012 sampai dengan September 2012. Di data usia, jenis kelamin, keluhan klinis, dan gambaran USG. Data dianalisis dan disajikan dalam diagram. .Hasil. Sebanyak 87 pasien didiagnosis kolelitiasis dengan usia rerata 45,6. Prevalensi pada pasienperempuan lebih banyak daripada laki-laki (57,47 %), dengan usiarata-rata di atas 40 tahun (80,46 %). Sejumlah 68,97%merupakan pasien yang dikirim dari ruang rawat inap. Keluhan klinis terbanyak yang ditemukan adalah dispepsia (42,53%). Kolelitiasis multipel merupakan gambaran USG terbanyak yang ditemukan (36,78%), dimana 73,56%pasien tidak menunjukkan komplikasi danhanya 22,99 % saja yang menunjukkan komplikasi kolesistitis .Kesimpulan. Penyakit batu empedu di RSUD Koja terjadilebihbanyakpadapasienperempuanberusia lebih dari 40 tahun dengan keluhan klinis dispepsia, dan didapatkan gambaran kolelitiasis multipel tanpa komplikasi pada hasil USG. Kata kunci: kolelitiasis, keluhan, gambaran USGAbstract Background.Cholelithiasis is the main substantial burden on health care systems in worldwide. Diagnosis of cholelithiasis can easily be missed or misinterpreted because most of all cases areasymptomatic. Ultrasound imaging plays important role in the initial diagnosisof cholelithiasis inhigh-risk patients. The study aims to describe analysis of the clinical presentation in whichcholelithiasis was diagnosed on imaging by using ultrasound.Method. A retrospective review was done of all cases of cholelitiasis recorded in reports of the ultrasound results during the period April 2012 to September 2012. Age, gender, clinical complaint, and ultrasound findings were evaluated. Result. Eighty-seven patients were diagnosed with cholelithiasis with the mean age at diagnosis is45.6. The prevalence was higher in women than men (57.47 %), where the highest prevalence aged isabove 40 (80.46 %). Most of patients were sent from inpatient ward (68.97 %). The most clinical complaint was dyspepsia (42.53 %). The ultrasound results showed multiple cholelithiasis (36.78 %).As much as 73.56 % patients did not show any complication from ultrasound result and only 22.99 %patients showed cholecystitis.Conclusion.The most common involved age group for cholelithiasis was above 40 years with a female predominance. Multiple cholelithiasis without any complication was found tobe the most commonpresentation of ultrasound results. Keywords: Cholelithiasis, symptom, ultrasound result
Tatalaksana terkini Dislipidemia Rabie’ah .; Friedi Kristian Carlos; Johanna Griselda S; Wijihari Purnama Sari; Stella Kusumawardhani; Marshell Tendean
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 20 No. 54 September-Desember 2014
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v20i54.1022

Abstract

AbstrakLipid adalah komponen utama yang berfungsi membentuk beberapa bagian tubuh yang berfungsi sebagai sumber energi. Lipid memiliki kaitan erat dengan penyakit jantung koroner (PJK) apabila kadarnya melebihi normal. Disiplidemia merupakan kelaninan metabolisme lipoprotein yang bermanifestasi dengan meningkatnya total kolesterol, low density lipoprotein (LDL) dan penurunan high density lipoprotein (HDL). Dislipidemia berkaitan erat dengan penyakit aterosklerosis yang bermanifestasi menjadi PJK. Peningkatan kadar trigliserida dapat menyebabkan nyeri perut berulang dan pankreasitsis akut. Obat-obat terkini yang lazim digunakan meliputi: Statin sebagai penghambat kompetitif HMG-CoA reduktase yang efektif dalam menurunkan kadar LDL kolesterol plasma. Asam niktonat vitamin B-Kompleks yang merupakan hipolipidemik paling efektif untuk meningkatkan HDL. Asipimoks suatu analog sintetik asam nikotinat yang menghambat lipolisis dalam lemak. Fibrat berguna untuk menurunkan kadar kolesterol serum dengan menurunkan very low density lipoprotein (VLDL) dan trigliserida (TG).Kata kunci : dislipidemia, tatalaksana, lipid
Karakteristik Penderita Kolelitiasis Berdasarkan Faktor Risiko di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Febyan Febyan; Har R Singh Dhilion; Suzanna Ndraha; Marshell Tendean
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 23 NO. 63 JULI-SEPTEMBER 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v23i63.1565

Abstract

Kolelitiasis adalah material atau kristal yang terbentuk di dalam kandung empedu. Beberapa faktor risiko yang sering ditemui pada kejadian kolelitiasis dikenal dengan “6F” (Fat, Female, Forty, Fair, Fertile, Family history). Keluhan klinis yang sering ditemukan adalah nyeri pada perut kanan atas, nyeri epigastrium, demam, ikterus, mual, muntah. Sampel sebanyak 102 orang dipilih secara purposif dari pasien yang berkunjung di bagian Penyakit Dalam RSUD Koja pada periode 5 Oktober sampai dengan 31 Desember 2015, desain penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Hasil disajikan dalam tabel dan grafik. Frekuensi tertinggi berdasarkan jenis kelamin sebanyak 64 pasien (63 %) adalah perempuan, umur ( > 40 tahun) sebanyak 88 pasien (86 %), frekuensi tertinggi berdasarkan jumlah anak didapatkan bahwa responden yang mempunyai tiga anak atau lebih sebesar 52 pasien (52 %), rata-rata nilai indeks masa tubuh (IMT) sebesar 24,80, tidak ada riwayat keluarga yang menderita kolelitiasis sebanyak 83 pasien (80%), dengan warna kulit kuning langsat sebanyak 70 pasien (69 %), keluhan klinis yang tersering adalah dispepsia 61 pasien (60%), dengan nilai rata rata kolesterol total 201 mg/dl. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa, pasien kolelitiasis di RSUD Koja terjadi lebih banyak pada pasien perempuan dengan warna kulit kuning langsat (fair) yang berusia lebih dari 40 tahun, dengan jumlah anak lebih dari tiga orang, memiliki nilai rata-rata indeks massa tubuh sebesar 24,80, sebanyak 83 pasien kolelitiasis tidak ditemukan adanya riwayat kolelitiasis dalam keluarga, dan ditemukan bahwa dari seluruh jumlah pasien kadar rata-rata kolesterol 201 mg/dl dengan keluhan utama dispepsia.Kata kunci: kolelitiasis, faktor risiko, RSUD Koja