Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Interaksi Wilayah Pusat Pertumbuhan melalui Pendekatan Skalogram dan Gravitasi di Wilayah Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta Yusliana Yusliana; Mutiasari Kurnia Devi
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v4i2.2721

Abstract

Pertumbuhan wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta lebih banyak berpusat pada Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). Konsentrasi pertumbuhan wilayah ini menimbulkan ketimpangan dan permasalahan lain terkait daya dukung lingkungan di KPY. Pusat-pusat pertumbuhan di luar pusat pertumbuhan eksisting diperlukan, khususnya untuk mengatasi ketimpangan antar wilayah di DIY. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kecamatan-kecamatan yang berpotensi untuk menjadi pusat pertumbuhan di wilayah pesisir selatan DIY. Penentuan pusat pertumbuhan potensial dilakukan dengan melakukan kombinasi analisis skalogram, model gravitasi, dan jumlah serta sebaran penduduk. Hasil dari kombinasi analisis tersebut menunjukkan Kecamatan Wates sebagai kecamatan yang berpotensi untuk berkembang sebagai pusat pertumbuhan primer. Sementara Kecamatan Kretek di Kabupaten Bantul berpotensi untuk berkembang sebagai pusat pertumbuhan sekunder. Kecamatan Saptosari di Kabupaten Gunungkidul menjadi kecamatan yang berpotensi untuk ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan tersier.
Identifikasi Potensi Ekonomi Wilayah di Kabupaten Bantul Yusliana Yusliana
REKA RUANG Vol 1 No 1 (2018): Reka Ruang
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/rkr.v1i1.777

Abstract

Proses pengembangan wilayah merupakan proses yang dilakukan oleh seluruh komponen yang berperan dalam pengembangan wilayah yang bersangkutan. Potensi ekonomi merupakan salah satu upaya untuk mengetahui arahan pembangunan wilayah. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang bagian utaranya berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta, hal ini mempengaruhi perkembangan wilayah bagian utara kabupaten dibandingkan wilayah selatan kabupaten padahal sektor yang potensial tidak sepenuhnya terdapat dibagian utara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 17 sektor PDRB atas dasar Harga Konstan tahun 2010 dengan tujuan untuk mengetahui sektor potensial dalam pengembangan ekonomi di Kabupaten Bantul dengan manfaat yang pertama adalah dapat mengetahui sektor basis di Kabupaten Bantul dan yang kedua adalah mengetahui sektor potensial di Kabupaten Bantul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu dengan menggunakan analisis location quotient (LQ) dan analisis shift share. Analisis LQ digunakan untuk mengetahui sektor basis, sedangkan shift share digunakan untuk mengetahui sektor potensial. Hasil kombinasi antara LQ dan shift share digunakan untuk mengetahui sektor ekonomi yang dapat dikembangkan di Kabupaten Bantul. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor yang potensial dalam pengembangan ekonomi di Kabupaten Bantul adalah 1) Pengadaan Listrik dan Gas, 2) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, 3) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.
Analisis Pemanfaatan Ruang Terhadap Perubahan Garis Pantai di Pulau Derawan Kabupaten Berau Yusliana Yusliana; Hasrianyah Hasrianyah; Lulu Mari Fitria
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol 6, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/geodika.v6i1.5198

Abstract

berbagai potensi yang dimiliki wilayah pesisir menyebabkan pemanfaatan ruang terus mengalami peningkatan. Meski memiliki nilai ekonomi tinggi, namun masifnya pemanfaatan ruang tersebut menjadi ancaman wilayah pesisir, termasuk di Pulau Derawan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pemanfaatan ruang dan perubahan garis pantai di Pulau Derawan. Teknik pengumpulan data utama dalam penelitian ini menggunakan teknik studi dokumen, baik data dokumen dari instansi pemerintah maupun dokumen spasial seperti citra google earth dan peta penggunaan lahan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografi dengan teknik overlay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode tahun 2011-2020 telah terjadi peningkatan pemanfaatan ruang sangat signifikan untuk kawasan permukiman dari 9,41 ha bertambah menjadi 17,86 ha. Terdapat pula area yang mengalami penysutan area seperti RTH akibat alihfungsi lahan, bahkan beberapa area hilang seperti dermaga umum dan landasan helikopter (helipad) akibat adanya abrasi pantai. Sedangkan garis pantai selama kurun waktu 10 tahun tersebut mengalami pengurangan panjang lingkar garis pantai sepanjang 93 meter atau 9,3 meter pertahun.
DISTRIBUTION PATTERNS AND SETTLEMENT DENSITY USING NEAREST NEIGHBOR ANALYSIS AND KERNEL DENSITY ANALYSIS IN DIY COASTAL AREAS Yusliana Yusliana; Lulu Mari Fitria; Emilius Paldi Antus; Irsyad Adhi Waskita Hutama
JURNAL GEOGRAFI Vol 14, No 2 (2022): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v14i2.32972

Abstract

DIY's coastal area is one of DIY's development priorities by establishing the site as an economic corridor that impacts physical development, such as settlements in the coastal area of DIY. This study aims to analyze the distribution and density of settlements. The method used in research is a quantitative descriptive and Geography Information System approach. The analysis used in this study is Nearest Neighbour Analysis (NNA) and Kernel Density Analysis with an analysis tool in ArcGIS 10.5. The results of the NNA show that the three districts located on the coast of DIY have the same distribution pattern characteristics, namely, the clustered pattern, which means the NNA index value is <1 or the T value ranges from 0-0.80. The results of the kernel density analysis show that the most significant density is found in Kulon Progo Regency, precisely in Wates District, and Bantul Regency, precisely in Srandakan District. At the same time, for Gunung Kidul Regency, it is less significant, and the density is only centered on one density point. Several factors cause settlement density, including physical factors (topography, slope, soil type, and clean water sources), accessibility (proximity to transportation routes and proximity to the city center), availability of facilities and infrastructure (electricity network, educational facilities, and health), and environmental factors (natural and human resources).Keywords: Settlements, Coastal, NNA, Kernel Density
Analisis Hirarki Pusat Pertumbuhan di Kawasan Pesisir DIY yusliana; Mutiasari Kurnia Devi
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII Ke-14 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The southern coastal region of DIY is one of the Strategic Areas of the Province of DIY. Various efforts from the government to develop the region into a gateway to the DIY economy include building an international-scale airport in Wates Subdistrict and the construction of the Southern Cross Road that passes through all sub-districts located in the DIY coastal area is expected to trigger the emergence of new activities so as to form centers growth center. The purpose of this study is to determine the hierarchy of growth centers in the DIY Coastal region. The approach used is a descriptive quantitative approach with the analysis technique used is a scalogram analysis and centrality index analysis of the analysis it is known that the Primary Growth Center is in the District of Wates, the Secondary Growth Center is in the Kretek District and the Tertiary Growth Center is in the Saptosari Congestion. With the knowledge of the hierarchy in the coastal area it is hoped that development can remain the target.
Spasialisasi Kerentanan Sosial Ekonomi Terhadap Perkembangan Wilayah Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta yusliana
Retii 2022: Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-17
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu yang menjadi tolak ukur dalam pengembangan wilayah adalah bagaimana tingkat kerentanan suatu wilayah secara sosial maupun secara ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kerentanan sosial ekonomi di wilayah pesisir DIY yaitu identifikasi sebaran serta tingkat kerentanan ekonomi di wilayah pesisir DIY yang selanjutnya dispasialkan dalam bentuk peta. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian berupa deskriptif kuantitatif dengan tools analisis menggunakan GIS. Metode skoring juga digunakan sebagai langkah awal menilai parameter untuk menentukan tingkat kerentanan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kerentanan sosial ekonomi di wilayah pesisir DIY di bagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, rendah dengan empat klasifikasi perkembangan wilayah. Wilayah maju adalah yang secara ekonomi tergolong kerentanan rendah dan secara sosial termasuk dalam kerentanan adalah Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Sanden, Kecamatan Temon, Kecamatan Kretek, Kecamatan Wates dan Kecamatan Galur termasuk Kecamatan Panjatan wilayah berkembang yakni wilayah yang kerentanan ekonomi nya tinggi dan kerentanan sosial nya rendah terdapat di Kecamatan Tepus dan Kecamatan Panggang. Selanjutnya wilayah terbelakang berupa wilayah yang kerentanan ekonomi nya tinggi dan kerentanan sosialnya juga tinggi yaitu diwilayah Kecamatan Girisubo. Wilayah yang maju tapi tertekan yaitu wilayah yang kerentanan ekonominya rendah tetapi kerentanan sosialnya tinggi terdapat Kecamatan Purwosari, Kecamatan Saptori dan Kecamatan Srandakan.