Rinawati Puji Handajani
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Elemen Interior pada Brand Identity Fashion Store  di Mall Olympic Garden Malang Amalia, Khairunnisa Deitra; Handajani, Rinawati Puji
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan industri fashion dan era digital yang meningkat signifikan menyebabkan persaingan bisnis fashion yang semakin ketat dan memunculkan gaya hidup baru yang menyebabkan retail offline mengalami penurunan minat. Penerapan brand identity pada elemen interior retail fashion menjadi strategi persaingan bisnis yang dapat digunakan untuk bertahan dan menaikan kembali eksistensinya. Pusat perbelanjaan atau mall menjadi tren dan gaya hidup yang belakangan ini sedang digemari, pada pusat perbelanjaan terdapat banyak tenant untuk berbelanja, selain itu pusat perbelanjaan juga dilengkapi oleh tempat hiburan lainnya. Mall Olympic Garden yang merupakan mall terbesar di Malang dan destinasi wisata belanja favorit yang tersedia berbagai tenant fashion yang tersebar termasuk 3Second, Hammer, dan Kattoen yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan elemen interior yang digunakan sebagai brand identity fashion store dan untuk mengetahui pengaruh brand identity pada elemen interior tersebut terhadap daya tarik pengunjung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah mix method. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketiga objek penelitian telah berhasil menerapkan brand identity pada elemen interior retail dengan persentase yang berbeda dengan urutan keberhasilan yang tertinggi adalah Kattoen, dilanjutkan dengan 3Second dan Hammer. Pengaruh brand identity pada elemen interior juga ditemukan berpengaruh terhadap daya tarik pengunjung. Kata kunci: interior, brand identity, fashion store, daya tarik pengunjung ABSTRACT The development of the fashion industry and significantly increasing digital age led to increasing competition in the fashion business and new lifestyles that led to a decline in interest in offline retail. Applying brand identity to interior elements becomes a competitive business strategy that can be used to survive. Shopping centers have become a lifestyle that has been popular lately, at shopping centers there are many tenants to shop, besides the shopping center is also equipped with other entertainment venues. Mall Olympic Garden is the largest mall in Malang and a favorite shopping destination available to various fashion tenants spread out including 3Second, Hammer, and Kattoen. This research was conducted to find out the application of interior elements used as brand identity fashion stores and to know the influence of brand identities on the interior elements on the attractiveness of visitors. The method used in this research is mix method. The results of this research show that the three objects have successfully applied brand identity to the interior element with different percentages and showed that brand identity on the interior element influences the attractiveness of visitors with the highest success sequence is Kattoen, continued with 3Second and Hammer. Keywords: interior, brand identity, fashion store, visitor attractiveness
TRANSFORMASI KONSEP PAWON PADA DAPUR MODERN (STUDI KASUS: KAMPUNG PANGGUNG, MALANG) Putri, Debri Haryndia; Handajani, Rinawati Puji; Mustikawati, Triandriani
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 11, No 1 (2024): April
Publisher : Architecture Program Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lantang.v11i1.72975

Abstract

Dapur memainkan peran sentral dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari. Indonesia merupakan negara dengan kelompok etnis dan suku yang beragam, masing-masing etnis dan suku memiliki adat istiadat, praktik, serta gaya arsitektur yang unik, yang berkaitan dengan dapur dan aktivitas memasak. Pada masyarakat Jawa, dapur lebih dikenal dengan istilah Pawon. Bagi masyarakat Jawa, memasak merupakan aktivitas olahraga dan ibadah. Esensi fisik pawon terfokus pada kehadiran tungku (perapian kayu), amben serta dingklik. Modernitas hadir dan memasuki berbagai aktivitas hidup masyarakat Jawa. Dapur modern dirancang serba ada dengan desain yang compact yang memunculkan budaya konsumtif dan cepat, tanpa memperhatikan kebiasaan masyarakat yang telah ada. Pawon ber-transformasi menyesuaikan aktivitas memasak serta aspek spasialitas dapur bagi masyarakat Jawa modern. Transformasi dalam arsitektur, mengacu pada perubahan lingkungan binaan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, estetika serta responsif terhadap perubahan kebutuhan penggunanya. Penelitian ini bertujuan menelusuri penyesuaian konsep Pawon pada dapur masyarakat Jawa modern, dengan mengambil 3 studi kasus dapur pada area Kampung Penanggungan, Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara di lapangan untuk mendapatkan informasi tentang transformasi konsep pawon pada dapur. Penelitian menggunakan metode analisa kualitatif deskriptif yang berfokus pada aspek pembentuk interior dapur seperti jenis aktivitas serta kualitas spasial seperti layout, posisi dan sikap kerja, ergonomi furniture, layout, serta kondisi sistem lingkungan (pencahayaan dan penghawaan). Dari hasil analisa didapatkan, bahwa aktivitas racik "nguleg" menjadi sebuah keunikkan pada dapur modern masyarakat Jawa yang merupakan hasil penyesuaian konsep Pawon. Area racik melengkapi konsep segitiga ergonomi dapur modern yang awalnya hanya 3 (tiga) area menjadi 4 (empat) area yaitu area penyimpanan, area cuci, area racik serta area masak.
Rancangan Hunian Lansia Ramah Demensia di Kota Surabaya Hidayat, Haritsah Alif; Handajani, Rinawati Puji
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Mahasiswa Arsitektur UB
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Populasi lansia di Surabaya mencapai 9,16% dari total populasi, dengan peningkatan kasus demensia yang menyebabkan penurunan kognitif, sensorik, dan motorik pada lansia serta stigma negatif terhadap panti lansia yang masih dinilai kurang memadai. Oleh karena itu, diperlukan perancangan hunian lansia ramah demensia yang dapat mendukung kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial lansia serta meningkatkan kemandirian dan daya cipta. Metode perancangan menggunakan pendekatan empirisme, diawali dengan identifikasi masalah, pengumpulan teori, serta pengujian melalui observasi langsung. Studi literatur mendalam dilakukan untuk memahami standar desain ramah demensia, dilengkapi studi komparasi terhadap objek dengan fungsi sejenis. Perancangan ini berfokus pada enam aspek utama: Familiarity, Distinctiveness, Legibility, Comfort, Accessibility, dan Safety, yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan kognitif, sensorik, dan motorik pada lansia dengan demensia. Hasil perancangan menunjukkan bahwa penerapan aspek-aspek tersebut menciptakan lingkungan yang mendukung mobilitas, kenyamanan, dan keselamatan lansia dengan demensia. Hunian ini tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik dan emosional lansia, tetapi juga mengurangi dampak isolasi sosial. Implementasi desain ini diharapkan melibatkan masyarakat dan keluarga serta mendorong peningkatan kualitas fasilitas pada panti lansia pemerintah agar lebih inklusif. Kata kunci: lansia, demensia, desain ramah demensia, hunian lansia     ABSTRACT The elderly population in Surabaya makes up 9.16% of the total population, with a rising number of dementia cases leading to cognitive, sensory, and motor decline. Additionally, nursing homes are often viewed negatively and seen as inadequate. Therefore, designing dementia-friendly housing is essential to support the physical, psychological, and social needs of older adults, as well as to enhance their independence and creativity. This design process utilizes an empirical approach, beginning with problem identification, gathering relevant theories, and testing through direct observation. A comprehensive literature investigation was performed to comprehend dementia-friendly design requirements, along by a comparison analysis of analogous facilities. The design prioritizes six key elements: Familiarity, Distinctiveness, Legibility, Comfort, Accessibility, and Safety, to address the cognitive, sensory, and motor challenges of dementia sufferers. The outcomes show that these elements create an environment that supports mobility, comfort, and safety. This residence is designed to enhance the elderly’s physical and mental welfare, while also addressing the challenges of social isolation. Furthermore, the design implementation encourages community involvement and improvements to government-run nursing homes, making them more inclusive and suitable for dementia patients.   Keywords: elderly, dementia, dementia-friendly design, elderly housing
Desain Pusat Kreativitas dan Inovasi Bisnis Startup dengan Pendekatan Human Centered di Surabaya Wahyudi, Muhammad Hafizh Risqullah; Handajani, Rinawati Puji
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Mahasiswa Arsitektur UB
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bisnis startup di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2010 yang ditandai dengan mulai bermunculannya beberapa bisnis startup besar seperti Gojek dan Bukalapak. Semenjak saat itu, ekosistem bisnis startup di kota-kota besar semakin berkembang. Sama halnya dengan Kota Surabaya yang menduduki peringkat 3 sebagai kota dengan ekosistem startup terbaik di  Indonesia  pada  tahun  2024.  Namun  perkembangan  ekosistem  yang  baik  ini  tidak diimbangi dengan fasilitas kerja yang sesuai, banyak pelaku bisnis startup yang masih tidak memiliki kantor tetap dan bekerja secara nomaden. Ditambah dengan permasalahan umum pada bisnis startup meliputi kebutuhan modal, sumber daya manusia, dan juga fasilitas. Rancangan  desain  ini  ditujukan  untuk  mengatasi  permasalahan  tersebut  dalam  satu ekosistem fasilitas yang terintegrasi untuk menyediakan fasilitas bekerja, pengembangan, dan pencarian modal. Terdapat berbagai jenis bisnis startup di Surabaya, sehingga terdapat berbagai jenis karakteristik pelaku yang berbeda. Human centered design dapat digunakan untuk  mengatasi  permasalahan  berbagai  macam  karakteristik  penggunanya  dengan menganalisis kebutuhan dan cara kerja dari setiap pengguna. Metode perancangan yang digunakan  adalah  pragmatis  yang  sejalan  dengan  tahapan  proses  desain  dari  human centered design. Hasil dari rancangan ini menunjukkan bahwa pusat kreativitas dan inovasi bisnis startup ini dapat menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh pelaku bisnis startup, serta mendukung proses kerja yang efektif dan efisien. Kata kunci: startup, kantor, human centered, kerjaStartup businesses in Indonesia began to develop around 2010, marked by the emergence of major startups such as Gojek and Bukalapak. Since then, the startup business ecosystem in major cities has continued to grow. Similarly, Surabaya ranked third among cities with the best startup ecosystems in Indonesia in 2024. However, this well-developed ecosystem is not matched by adequate workspace facilities. Many startup entrepreneurs still do not have a permanent office and work nomadically. In addition, common issues faced by startups include the need for capital, human resources, and facilities. This design project aims to address these problems  through  an  integrated  ecosystem  that  provides  working  spaces,  development support, and funding opportunities. Given the diversity of startup businesses in Surabaya, the users of such a facility also have varying characteristics. A human-centered design approach can help respond to the needs of these diverse users by analyzing their requirements and work patterns. The design method used in this project is pragmatic, aligned with the stages of the human-centered design process. The resulting design demonstrates that the creative and innovation center for startup businesses can provide the necessary facilities for startup actors and support an effective and efficient working process. Keywords: startup, office, human centered, work
Perancangan Creative Hub Berbasis Flexibility Space di Surabaya sebagai Adaptasi Dinamika Perubahan Generasi Christanto, Dimas Alvin; Handajani, Rinawati Puji
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Mahasiswa Arsitektur UB
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan karakteristik generasi terus berubah akibat dinamika sosial dan teknologi menuntut adanya ruang yang fleksibel. Surabaya, sebagai salah satu kota kreatif dengan potensi tinggi di sektor industri kreatif belum memiliki wadah terpusat yang secara khusus mendukung aktivitas kreatif lintas generasi. Oleh karena itu, perancangan Creative Hub berbasis flexibility space ini dilakukan sebagai upaya menjawab kebutuhan ruang yang mampu mengakomodasi aktivitas kerja, kolaborasi, dan pengembangan secara terpadu. Tujuan perancangan  ini adalah menciptakan  ruang multifungsi  yang fleksibel dengan mempertimbangkan preferensi dan gaya kerja  antar  generasi, serta  mendukung pertumbuhan komunitas industri kreatif di Surabaya. Pendekatan yang digunakan adalah flexibility  space dengan metode  desain pragmatis  berbasis  predictive  modelling  yang memfokuskan pada kemampuan ruang untuk beradaptasi secara fisik maupun fungsional terhadap kebutuhan  pengguna.  Solusi utama dalam perancangan mencakup integrasi ruang dalam dan luar, penggunaan partisi fleksibel, elemen modular, serta pengolahan massa  bangunan  yang responsif  terhadap  tapak.  Hasil perancangan menunjukkan penerapan prinsip fleksibilitas dalam skala arsitektural mampu menciptakan ruang adaptif dan produktif serta menjawab tantangan perubahan zaman. Kesimpulan dari perancangan ini menegaskan bahwa Creative Hub yang dirancang secara fleksibel menjadi katalisator pertumbuhan industri kreatif, memperkuat kolaborasi antar sektor, serta berkontribusi pada penguatan identitas Surabaya sebagai kota inovatif . Kata kunci: Creative Hub, flexibility space, adaptasi generasi, desain pragmatis   The development of generational characteristics continues to change due to social and technological dynamics demanding a flexible space. Surabaya, as one of the creative cities with high potential in the creative industry sector, does not yet have a centralized platform that specifically supports cross- generational creative activities. Therefore, the design of Creative Hub based on flexibility space is carried out as an effort to answer the need for space that is able to accommodate work activities, collaboration, and development in an integrated manner. The purpose of this design is to create a flexible multifunctional space by considering preferences and work styles between generations, as well as supporting the growth of the creative industry community in Surabaya. The approach used is flexibility space with a pragmatic design method based on predictive modeling that focuses on the ability of space to adapt physically and functionally to user needs. The main solutions in the design include the integration of indoor and outdoor spaces, the use of flexible partitions, modular elements, and the processing of building masses that are responsive to the site. The design results show that the application of the principle of flexibility on an architectural scale is able to create adaptive and productive spaces and answer the challenges of changing times. The conclusion of this design confirms that a flexibly designed Creative Hub catalyzes the growth of the creative industry, strengthens collaboration between sectors, and becomes a hub for the creative industry. Keywords: Creative Hub, flexibility space, generational adaptation, pragmatic