Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penampilan Ratun dari Galur-Galur Padi KeturunanVarietasLokal Bengkulu pada Lahan Rawa Lebak Sumardi Sumardi; M. Chozin; Hermansyah Hermansyah
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 5 No. 1 (2016): JLSO
Publisher : Research Center for Sub-optimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.521 KB) | DOI: 10.33230/JLSO.5.1.2016.233

Abstract

Sumardi et al, 2016. Ratoon Performances of Rice Lines Generated from Bengkulu Local Varieties on Inland Swamp. JLSO 5(1):71-78.Ratooning offers an opportunity to increase rice production under swampy areas commonly hampered by a limited growing seasons due seasonal water level fluctuation. Present study was undertaken to evaluate the ratoon growth and yield performances of rice lines grown on inland swamp. Eight F4 lines derived from crosses involving Bengkulu local swamp rice varieties (UBPR1, UBPR2,  UBPR3, UBPR4, UBPR6, UBPR7, UBPR9, and UBPR10)  along with two released varieties (Inpara5 and Inpara 6) were grown on inland swamp under a randomized complete block design with three replications. Data were collected on ratoons emerged following harvest of the main crops for plant height,  total tiller number,heading date, productive tiller number, panicle length, grain number per panicle,percent of filled grains per panicle, 100 grain weight,  and grain yield per hill. Results indicated significant variations among the genotypes for most of the observed variables, except total tiller number, grain number per panicle, and percent of filled grains per panicle. UBPR10had produced highest total tiller number (12.6) and productive tiller number (11.6). UBPR1 produced the highest panicle length (19.0 cm) and grain number per panicle (66.43).  UBPR3 exhibited the tallest  (100.13 cm) and highest grain yield per hill (12.023 g), but most delayed heading date (18.0 d).  With respect to the productivity of  ratoon,  UBPR 3 showed the most productive lineby yielding  grain 49.54% of the main crop yield.
Response of Red Onion (Allium ascalonicum, L.) Growth and Yield Response on Coffee Husk Organic Fertilizer and Nitrogen at Various Dosage Nanik Setyowati; Yose Marlina; M. Chozin
Gontor AGROTECH Science Journal Vol 6, No 1 (2020): June 2020
Publisher : University of Darussalam Gontor, Ponorogo, East Java Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/agrotech.v6i1.3630

Abstract

Aplikasi pupuk organik sekam kopi dapat memperbaiki sifat biologi, fisik dan kimia tanah. Meski demikian, kandungan unsur hara pupuk organik sekam kopi tergolong rendah. Penggunaan pupuk sekam kopi dalam budidaya pertanian perlu penambahan pupuk sintetik karena kandungan unsur haranya yang rendah. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk tanaman yang membutuhkan N yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respon pertumbuhan dan hasil bawang merah yang dipupuk dengan pupuk organik sekam kopi dan N dengan dosis berbeda.  Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2019 di Lahan Pertanian Kelurahan Mubai, Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Bengkulu. Rancangan penelitian yang digunakanan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah pupuk organik limbah kopi yang terdiri atas 4 taraf, yaitu 0, 5, 10 dan 15 ton/ha. Faktor kedua yaitu dosis N (Urea) yang terdiri dari 4 taraf yaitu kontrol (0 kg/ha), 150, 300, dan 450 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan, pemberian pupuk organik sekam kopi pada dosis yang berbeda dapat meningkatkan tinggi tanaman secara linier terhadap bobot umbi per rumpun dan hasil per petak. Tinggi tanaman dan hasil umbi per petak juga meningkat secara linear seiring dengan meningkatnya dosis pupuk urea yang digunakan.