Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keanekaragaman Vegetasi Hutan Mangrove di Pulau Payung Sungsang Banyuasin Sumatera Selatan Asia Afriyani; Fauziyah Fauziyah; Mazidah Mazidah; Ratih Wijayanti
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 6 No. 2 (2017): JLSO
Publisher : Research Center for Sub-optimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.725 KB) | DOI: 10.33230/JLSO.6.2.2017.305

Abstract

Afriyani et al, 2017. Vegetation Diversity of Mangrove Forest in Payung island Sungsang Village Banyuasin District. JLSO 6(2):113-119.The mangrove forest is a natural biological resources with various diversity potential that provides benefits directly or indirectly for the life of living beings. Payung island, Sungsang Village, Banyuasin District is one of the areas in South Sumatra Province where the forest mangrove still well preserved. The research abaout mangrove diversity has been conducted in Payung Island in  November 2017, The aim of this research was to know the composition and species diversity of mangrove in the island. The collection of primary data in this research was included measurements of the distribution of mangrove vegetation. Important Value index (IVI) is a diversity index and parameter analysis of mangrove vegetation. There are 4 species of mangrove was founded in 3 transect observations, namely Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguera apicullata gymnorhiza and Rhizophora. Bruguera vegetation dominate gymnorhiza tree level, while at the level of the child dominated two types of mangrove vegetation i.e. vegetation Avicennia marina and Rhizophora apicullata vegetation. The condition of mangrove forest  showed that community in Payung Island are stable that It contains mangrove forest condition criteria Broken-with the value of the density of Mangrove (ind/ha) < 1000.
PERBANDINGAN pH SALIVA PADA PENGGUNA ROKOK ELEKTRIK, ROKOK KONVENSIONAL, DAN NON PEROKOK Mutia Rochmawati; Riski Amalia Hidayah; Ratih Wijayanti
Majalah Kesehatan Vol. 0 No. 00 (2025): Article in Press
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ya40w342

Abstract

Perubahan pH saliva dapat disebabkan oleh beberapa faktor termasuk aktivitas merokok, oleh karena rongga mulut menjadi tempat utama penyerapan asap rokok. Perbedaan kandungan zat antara rokok elektrik dan konvensional dapat mempengaruhi perubahan pH saliva. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pH saliva pengguna rokok elektrik, perokok konvensional, dan non perokok. Penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Subjek penelitian terdiri dari 108 mahasiswa yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu pengguna rokok elektrik, pengguna rokok konvensional, dan non perokok. Subjek diminta untuk mengisi formulir persetujuan informasi, data pribadi dan kuesioner. Data kebiasaan subjek dan variabel lainnya dikumpulkan melalui wawancara. Selanjutnya subjek diminta untuk mengumpulkan saliva dengan metode passive drooling selama 5 menit, dan kemudian pH saliva diukur segera menggunakan pH indikator strips untuk saliva dan pH meter. Data dianalisis secara statistik dengan uji Kruskal Wallis. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata pH saliva pengguna rokok elektrik sebesar 6,772±0,3918, pengguna rokok konvensional sebesar 6,506±0,6229 dan non perokok sebesar 7,022±0,5150. Berdasarkan uji Kruskal Wallis terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pengguna rokok elektrik, rokok konvensional, dan non perokok (p = 0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pH saliva pada pengguna rokok lebih rendah dibandingkan non perokok dan pH saliva pengguna rokok konvensional lebih rendah dibandingkan pengguna rokok elektrik. Penurunan pH saliva dapat mempengaruhi fungsi saliva untuk melindungi mukosa mulut sehingga bakteri akan menjadi lebih mudah melekat pada mukosa mulut