Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

STUDI TENTANG BATIK BATAM (Studi Kasus di Indra Batik Batam di Kota Batam) Neneng Sevty Valenta; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.29696

Abstract

The background of this research is an approach of Batam batik, particularly in the Indra Batik Batam batik business. The shape of the batik designs and the batik method in Indra Batik Batam are still unfamiliar to the inhabitants of Batam city. The batik process at Indra Batik Batam is the same as the batik process in general, namely tool and material preparation. During the dying process, the batik is coloured and partially certain parts are colored with a brush. The purpose of this research is to describe the shape of the Batam batik motif as well as the batik technique at Indra Batik Batam.This research method uses a qualitative descriptive approach with a case study method. The types of data are primary and secondary data. Data was collected by observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques are data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The validity of the data is carried out by triangulation of the leader and the person who creates the motif.The results of the research on Batam batik have 16 motifs that have been patented by HKI, namely Awan Larat, Bunga Sakat Mayang Terurai, Bunga Sakat Dara Merajok, Siput Gonggong Kuntum Berendam, Siput Gongong Bunga Semayang, Rajung Bersusun, Bunga Kundur Awan Menjulang, Bunga Hutan, Perio Kere Sulor Bekait, Kasih Bersambu, Marlin Dua Alam, Cengkrama Marlin, Ikan Marlin Berseri Gonggong Menari, Ikan Marlin Gelombang Berseri, Marlin Terumbu, and Marlin Berlak. The process of batik at Indra Batik Batam begins with the preparation of tools and materials. The stage of batik then moves on to stamping and the blocking or blocking technique. The coloring procedure involves preparing remazol dye, dabbing, dyeing, and applying color reinforcement. For the last steps are 'pelorodan' (the process of removing the wax that is still attached to the mori cloth) and finishing.Keywords: batik, coloring process, batik motif.AbstrakPenelitian ini dilatar belakangi tentang batik batam khususnya di usaha batik di Indra Batik Batam. Masyarakat kota Batam pun masih belum mengenal seperti apa bentuk motif batik batam dan proses membatik di Indra Batik Batam. Proses membatik di Indra Batik Batam sama halnya dengan proses membatik pada umunya yaitu, persiapan alat dan bahan. Kemudian pada saat proses pewarnaan pembatikan dilakukan secara dicelup dan sebagaian dilakukan secara dicolet. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk motif batik batam dan proses membatik di Indra Batik Batam.  Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripstif kualitatif dengan metode studi kasus. Jenis data yaitu data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisi data dilakukan  reduksi data, penyajian data, penarik kesimpulan. keabsahan data dilakukan dengan triangulasi terhadap pimpinan dan orang yang menciptakan bentuk motif. Hasil penelitian batik batam memiliki 16 motif sudah di patenkan oleh HKI yaitu Awan Larat, Bunga Sakat Mayang Terurai, Bunga Sakat Dara Merajok, Siput Gonggong Kuntum Berendam, Siput Gongong Bunga Semayang, Rajung Bersusun, Bunga Kundur Awan Menjulang, Bunga Hutan, Perio Kere Sulor Bekait, Kasih Bersambu, Marlin Dua Alam, Cengkrama Marlin, Ikan Marlin Berseri Gonggong Menari, Ikan Marlin Gelombang Berseri, Marlin Terumbu dan Marlin Berlak. Proses membatik di Indra Batik Batam diawali tahap persipan alat dan bahan. Setelah itu tahap pembatikan yaitu mencap dan proses nembok atau ngeblok. Kemudian tahap pewarnaan yaitu menyiapkan zat warna remazol, mencolet, mencelup dan memberi penguat warna. Untu tahap terakhir pelordan dan finishing.Kata Kunci: batik, proses pewarnaan, motif batik. Authors:Neneng Sevty Valenta : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang References: Aziz, I. (2013). Ensiklopedia Batik Yogyakarta. Yogyakarta: Gita Nagari. Cut & Ratna. (2005). Tekstil. Jakarta: Pendidikan Seni Nusantara.Ernawati, dkk. (2008). Tata Busana. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Kusrianto, A. (2013). Batik, Filosofi, Motif & Kegunaan. Yogyakarta: AndiOfset.Murtihadi, dkk. (2008). Pengetahuan Teknologi Batik. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Teknologi Kerumahtanggan dan Kejuruan Kemasyarakatan Jakarta.Sri, Herlina dan Dwi, Yuniasri P. (2013). Pewarnaan Untuk SMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Departement Pendidikan dan Kebudayaan.
PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF BERBASIS TUTORIAL MATA KULIAH SULAMAN MAHASISWA IKK FPP UNP Weni Nelmira; Adriani Adriani; Ambiyar Ambiyar
PROSIDING SEMINASTIKA Vol 1 No 1 (2018): 1st SEMINASTIKA 2018
Publisher : Universitas Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang ditemui pada pembelajaran Sulaman adalah mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, terutama dalam memahami konsep dasar sulaman dan membuat bermacam-macam tusuk hias. Hal ini menyebabkan hasil belajar mahasiswa relatif rendah. Untuk itu diperlukan inovasi media pembelajaran yang dapat digunakan mahasiswa dalam belajar secara mandiri yang lebih menarik dan interaktif. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran berupa CD Interaktif mata kuliah Sulaman yang valid, praktis dan efektif. Prosedur pengembangan menggunakan model four D yang terdiri atas tahap define (pendefenisian), tahap design (perancangan), tahap develop (pengembangan) dan tahap diseminate (penyebaran). Validasi dilakukan oleh 3 orang validator yaitu dosen ahli materi dan ahli media. Uji praktikalitas dilakukan dalam bentuk uji terbatas pada 20 orang mahasiswa dan uji efektifitas dilakukan pada mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan semester Juli-Desember 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji validitas media CD Interaktif adalah 90,42% (sangat valid), uji praktikalitas media yaitu 94,58% (sangat praktis) dan uji efektifitas media CD Interaktif menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar mahasiswa setelah menggunakan CD Interaktif. Jadi media interaktif mata kuliah Sulaman ini sudah dapat digunakan dalam pembelajaran.
STUDI TENTANG PEWARNAAN ALAM BATIK STUDI KASUS DI RUMAH BATIK KRINOK KECAMATAN RANTAU PANDAN KABUPATEN MUARA BUNGO JAMBI Euis Yuliana; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32889

Abstract

This research is about natural coloring in batik at Krinok Batik House, Muara Bungo Regency. The advantages of natural dyes lie in the results of soft colors and are environmentally friendly. Each natural material produces a different color with the color direction determined by the mordant used. Krinok batik house uses natural materials in the form of leaves behind the wind, tingi bark, and tegeran wood. The purpose of the study was to describe natural color materials, techniques for making natural color extracts, batik coloring techniques with natural dyes, the results of natural batik colors at the Krinok batik house, Muara Bungo Regency. This research method is qualitative. The types of data are primary and secondary. The informant, the owner and craftsman of the Krinok Batik House, found 7 people. Data was collected by using observation, interview, and documentation techniques. The data analysis technique was carried out with an interactive model related to the problems of data collection, data reduction, data presentation and conclusions. The results of the study are natural materials that the authors examine there are 3 types including tegeran wood, sebalik wind leaves, and tingi bark. Previously, no one had researched the leaves behind the wind as a natural dye for batik. The process of extracting color by preparing tools and materials, weighing natural ingredients, then adding soda ash which serves to sharpen the color during the manufacturing process. Then the filter material and the dyeing process of the cloth are soaked in TRO first, then with natural dyes, then fixed with whiting. The color results produced by the leaf extract of Sebalik Angin: Light Golden Yellow, Paris Daisy Yellow tegeran wood, Sandy Brown high bark.Keywords: natural coloring, batik, krinok batik. AbstrakPenelitian ini tentang pewarnaan alam pada batik, di Rumah Batik Krinok Kabupaten Muara Bungo. Kelebihan pewarna alam terletak pada hasil warna lembut serta ramah lingkungan. Setiap bahan alam menghasilkan warna yang berbeda dengan arah warna ditentukan oleh mordan yang digunakan. Rumah batik krinok menggunakan bahan alam berupa daun sebalik angin, kulit kayu tingi, dan kayu tegeran. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan bahan warna alam, teknik pembuatan ekstrak warna alam, teknik pewarnaan batik dengan pewarna alam, hasil warna alam batik di rumah batik Krinok Kabupaten Muara Bungo. Metode penelitian ini kualitatif. Jenis datanya adalah primer dan sekunder. Informan ialah pemilik dan pengrajin Rumah Batik Krinok berjumlah 7 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan model interaktif yang berkaitan dengan permasalahan meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian yaitu bahan alam yang penulis teliti ada 3 jenis diantaranya kayu tegeran, daun sebalik angin, dan kulit kayu tingi. Sebelumnya belum ada yang meneliti daun sebalik angin sebagai pewarna alam batik. Proses ekstrak warna dengan cara menyiapkan alat dan bahan, menimbang bahan alam, kemudian ditambahkan soda abu yang berfungsi untuk mempertajam warna saat proses pembuatan. Lalu bahan direbus disaring dan didinginkan. Proses pencelupan kain direndam TRO lebih dahulu, kemudian dengan zat warna alam, selanjutnya difiksasi dengan kapur sirih. Hasil warna yang dihasilkan ekstrak daun sebalik angin : Light Golden Yellow, kayu tegeran Paris Daisy Yellow, kulit kayu tingi Sandy Brown.Kata Kunci: pewarnaan alam, batik, batik krinok. Authors:Euis Yuliana: Universitas Negeri PadangAdriani: Universitas Negeri Padang References:Andriani, R., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Perbedaan Mordan Asam Jawa (Tamarindus Indica Linn) Dan Jeruk Purut (Citrus Histrix) Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma Candidium D. Don) Pada Bahan Sutra. Journal of Home Economics and Tourism, 12(2), 68-85. https://media.neliti.com/media/publications/71872-ID-none.pdfDewi S. I. M. Ardana, M & Rijai L. (2016). Kandungan Metabolite Sekunder dan Uji Aktivitas Daun Pila-Pila (Mallotus Paniculatus) In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 20(4), 344-350. https://prosiding.farmasi.unmul.ac.id/index.php/mpc/article/view/203Fakhrikun. (2018).  Kearifan Lokal Motif Batik Semarang Sebagai Ide Dasar Model Kreatif Desain Kaus Digital Printing. Teknobuga: Jurnal Teknologi Busana dan Boga, 6(1). 16-34. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/teknobuga/article/view/16669Farida, R., & Nisa, F. C. (2014). Ekstraksi Antosianin Limbah Kulit Manggis Metode Microwave Assisted Extraction (Lama Ekstraksi Dan Rasio Bahan: Pelarut). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3(2),362-373. https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/152/161Fitriana, L., & Adriani, A. (2019). Perbedaan Hasil Pencelupan Bahan Linen Dan Katun Pada Zat Warna Alam Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) Dengan Mordan Air Kelapa. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 155-159. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/12981Sugiono. (2020). Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, Kuantitaif R&D dan penelitian pendidikan. Bandung: Alfabet.
PEWARNAAN BATIK ZAT SINTETIS DI RUMAH BATIK PANDAN MANGURAI KOTA SUNGAI PENUH Trisna Aprilia; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.29839

Abstract

This study uses synthetic dyes in the dyeing process of synthetic dye batik in Sungai Penuh City (Case Study at Rumah Batik Pandan Mangurai). The purpose of this study is to describe the recipe and process of batik coloring at Rumah Batik Pandan Mangurai. This research method is descriptive qualitative method, primary data with secondary data, research informants batik business owners and workers at Rumah Batik Pandan Mangurai. The instrument in the researcher's own research, which uses an observation guide, an interview guide, a documentation guide then the equipment used is a recording (camera). The validity of the data was obtained through careful observation, and trigulation. The data were analyzed using data reduction, data presentation and gathering conclusions. The conclusion is the research on recipes and dyeing techniques used at Rumah Batik Pandan Mangutai with a vlot of 1:20 and the dye used is 5gr per 200 gr of fabric. Using 5000 ml of water for the dye used in this batik coloring technique using naptho, indigosol and remasol dyes. And using TRO to remove the starch on the cloth so that the color results are perfect. The coloring technique used is the dyeing technique, which is repeated as desired. Keywords: recipes, techniques, batik synthetic substances. AbstrakPenelitian ini pewarnaan Batik Zat Sintetis di Kota Sungai Penuh (Studi Kasus di Rumah Batik Pandan Mangurai)  menggunakan pewarna sintetis pada proses mewarnai kain batik  pewarna sintetisnya terdiri dari zat pewarna napthol, zat pewarna indigosol, dan zat pewarna remasol. Tujuan dari penelitian ini guna mendiskripsikan resep dan proses pewarnaan batik di Rumah Batik Pandan Mangurai. Metode penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif, data primer dengan data sekunder, informan penelitian pemilik usaha batik dan pekerja di Rumah Batik Pandan Mangurai. Instrumen pada penelitian peneliti sendiri, yang menggunakan panduan obesrvasi, panduan wawancara, panduan dokumentasi kemudian peralatan yang digunakan ialah perekaman (kamera). Keabsahan data didapatkan melalui telitian pengamatan, dan trigulasi. Data dianalisis memakai reduksi data, penyajian data serta pengumpulan kesimpulan. Kesimpulan yang penelitian  resep dan teknik pewarnaan yang digunakan di Rumah Batik Pandan Mangutai dengan vlot 1:20 dan zat pewarna yang digunakan yaitu 5gr per 200 gr kain. Menggunakan 5000ml air untuk zat pewarna yang pakai pada teknik pewarnaan batik ini dengan menggunakan zat warna naptho, indigosol dan remasol. Dan menggunakan TRO untuk menghilangkan kanji yang ada dikain agar hasil warnanya sempurna.Teknik pewarnaan yang digunakan menggunakan teknik celup, yang dilakukan berulang-ulang sesuai dengan keinginan.Kata Kunci: resep, teknik, batik zat sintetis. Authors:Trisna Aprilia: Universitas Negeri PadangAdriani: Universitas Negeri Padang References:Barcode, T. S. (2010). Batik. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.Chatib, Winarni. (1980). Pengetahuan Bahan Tekstil 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidkan Menengah Kejuruan.Herina, Sri  and Yuniasari, Dwi. (2013). Pewarnaan. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.Noor, F. (2007). Teknologi Tekstil dan Fashion. Yogyakarta: UNY Press.Ramanto, Muzni. (2007). Pengetahuan Bahan Seni Rupa  Dan Karya. Padang: UNP Press.Setiawati, P. (2004). Kumpas Tuntas Teknik Proses Membatik . Yogyakarta: Absolut.Soermarjadi, dkk. (1992). Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.Sunarto. (2008). Teknologi Pencelupan Dan Pengecapan Jilid III. Jakarta: Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.Tejahjani, I. (2013). YUk, Membatik!. Jakarta: Esensi. 
PROSES PEWARNAAN BATIK DI KECAMATAN LUNANG PESISIR SELATAN (STUDI KASUS DI RUMAH BATIK DEWI BUSANAA LUNANG) Yola Suhaini; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.31245

Abstract

This research is about coloring batik which do at the batik house Dewi Busana Lunang located in the district Lunang  districts Pesisir Selatan using synthetic dyes indigosol and remazol in batik staining technique. Synthetic dyes are used because they are fast and practical so that coloring is easier to do, and has good fastness. This research aims to describe dyestuffs recipes and batik coloring techniques at house Dewi Busana Lunang in the district Lunang districts Pesisir Selatan. metod uses a type of qualitative descriptive method is This research. Data collection was carried out whit observation techniques, interviews, and documentation. In this research the informants are leaders and batik craftsmen tho know about batik coloring techniques at the House Batik Dewi Busana Lunang. The instrument in this study is the researcher himself, the type of data used is primary and secondary data. Next, the data is studied and analyzed by stage of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The legality data is do by triangulation of the leadership.The results of the study can be seen: the dye used at House Batik Dewi Busana Lunang is using synthetic dyes in the form of indigosol and remazol. For the coloring recipe, use a vlot 1:5, 5 grams of  dye mixed with 1 liter water. Because, coloring agents prepared for brushes and dabs are not for dyeing. The coloring technique used is a brush technique for two times of coloring.Keywords: dyestuffs, recipes, coloring techniques. AbstrakPenelitian ini mengenai pewarnaan batik yang dikerjakan di Rumah Batik Dewi Busana Lunang yang beralamat di Kecamatan Lunang Pesisir Selatan yang menggunakan pewarna sintetis indigosol dan remazol pada teknik pewarnaan batik. Zat warna sintetis digunakan karena penggunaannya yang cepat dan praktis sehingga pewarnaan lebih mudah dilakukan, serta memiliki ketahanan luntur yang baik. Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan zat warna, resep dan teknik pewarnaan batik di Rumah Dewi Busana Lunang di Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Metode deskriptif kualitatif merupakan teknik penelitian ini, pengumpulan data dimulai dengan memanfaatkan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk penelitian ini informannya ialah pemilik dan orang pengerajin batik yang memahami mengenai teknik pewarnaan batik di Rumah Batik Dewi Busana Lunang. Instrument untuk penelitian ini yaitu peneliti sendiri, jenis data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. kemudian, data dikaji dan dianalisis dengan tahap reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilaksanakan dengan triangulasi terhadap pemilik. Hasil penelitian ini dapat dilihat: zat warna yang digunakan di Rumah Batik Dewi Busana Lunang yakni memakai pewarna sintetis berupa indigosol dan remazol. Untuk resep pewarnaan menggunakan vlot 1:5, 5gr zat pewarna dicampur dengan 1 liter air. Karena zat pewarna yang dipersiapkan untuk kuas dan colet bukan untuk pencelupan. Teknik pewarnaan yang digunakan menggunakan teknik kuas untuk 2 kali pewarnaan.Kata Kunci:zat warna, resep, teknik pewarnaan. Authors:Yola Suhaini : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang References:Susanto, S. (1973). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan.Sri, Herlina dan Dwi, Yuniasari. P. (2013). Pewarnaan untuk SMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Supriono. Primus. (2016). The Heritage of Batik Identitas Pemersatu Kebanggan Bangsa. Yogyakarta: ANDI OFFSET.Sri Soedewi, Samsi. (2011). Teknik dan Ragam Hias Batik. Yogyakarta: Titian Foundation.Setiawati, Puspita. (2004). Kupas Tuntas Teknik Proses Membatik. Yogyakarta: ABSOLUT.Wulandari, Ari. (2011). Batik Nusantara. Yogyakarta: ANDI OFFSET.Yulia, Aryani. (2014). Modul Pembelajaran Batik untuk Kelas XI. Padang: UNP.
PEMBUATAN EKSTRAK PEWARNA ALAM KAYU MAHONI UNTUK BENANG SONGKET DI STUDIO PINANKABU CANDUANG KABUPATEN AGAM Eniza Rukyatul Fitri; Adriani Adriani
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 1 (2022): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3277

Abstract

This research is about mahogany wood natural dye for songket yarn at Pinankabu Studio. The purpose of this study was to describe the recipe, extraction technique and color results of natural mahogany wood at the Pinankabu Canduang studio, Agam Regency. This study used descriptive qualitative method. Data collection techniques include observation, interview, and documentation techniques. Data analysis techniques include data collection, data reduction, data presentation, and data verification. The results showed that the recipe for making mahogany wood extract used a ratio of 1:10, where 1 kg of mahogany was dissolved in 10 liters of water. Then the technique of making mahogany wood extract includes preparing tools and materials according to the dose, natural ingredients are boiled with water until they shrink by half from the initial dose. After that the stew is filtered and cooled. The colors produced by the mahogany wood extract at Studio Pinankabu are beige, blackish ash, and brown.ABSTRAK Penelitian ini tentang pewarna alam kayu mahoni untuk benang songket di Studio Pinankabu. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan resep, teknik pembuatan ekstrak dan hasil warna bahan alam kayu mahoni distudio pinankabu canduang kabupaten agam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resep pembuatan ekstrak kayu mahoni menggunakan perbandingan 1:10, dimana 1 kg kayu mahoni dilarutkan dengan 10 liter air. Kemudian teknik pembuatan ekstrak kayu mahoni meliputi menyiapkan alat dan bahan sesuai takaran, bahan alam direbus dengan air hingga menyusut setengah dari takaran awal. Setelah itu hasil rebusan disaring dan didinginkan. Warna yang dihasilkan ekstrak kayu mahoni di Studio Pinankabu yaitu warna beige, abu kehitaman, dan coklat.
STUDI TENTANG SERAGAM SEKOLAH SISWA DI SMA NEGERI 2 KECAMATAN RANAH PESISIR Oriza Sativa; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 1 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i1.42784

Abstract

This research uses a qualitative research approach. The type of research used is qualitative descriptive research. Data sources are primary data and secondary data. Data collection techniques are observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques are data collection, data presentation, and drawing conclusions. The validity of the data is tested by using data triangulation. The informants in this study totaled 11 people including the Principal, Vice Student Affairs, Prov. Education Office. West Sumatra, and Learners. Based on the results of this study, it can be concluded that the model, complements, and attributes of national school uniforms in SMA N 2 Coastal Domain District are not well implemented in accordance with the regulations of the Permendikbudristek RI No. 50 of 2022. This can be proven by the lack of understanding of the school regarding the implementation of the regulation of the Permendikbudristek RI No. 50 of 2022 concerning national school uniforms where the school still follows the previous school uniform regulations at the school without looking at the latest rules that have been regulated in the Permendikbudristek RI No. 50 of 2022 so that based on observations from 30 students and interviews with students, on average, it shows that in general more than half of the  Students do not apply these rules from either model, complements and incomplete attributes in their use.Keywords: study, school uniform, student.AbstrakPenelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan  adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diuji dengan menggunakan triangulasi data. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang meliputi Kepala Sekolah, Wakil Kesiswaan, Dinas Pendidikan Prov. Sumbar, dan Peserta Didik. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa model, pelengkap, dan atribut seragam sekolah nasional di SMA N 2 Kecamatan Ranah Pesisir kurang diimplementasikan dengan baik sesuai dengan aturan Permendikbudristek RI No. 50 Tahun 2022. Hal tersebut dapat dibuktikan  dari kurangnya pemahaman pihak sekolah terkait implementasi peraturan Permendikbudristek RI No. 50 Tahun 2022 tentang seragam sekolah nasional yang mana pihak sekolah masih mengikuti peraturan seragam sekolah terdahulu di sekolah tersebut tanpa melihat aturan terbaru yang sudah diatur dalam Permendikbudristek RI No. 50 Tahun 2022 sehingga berdasarkan observasi dari 30 orang siswa dan wawancara dengan siswa rata-rata menunjukkan pada umumnya lebih dari setengah siswa tidak menerapkan aturan tersebut baik dari model, pelengkap dan atribut yang tidak lengkap dalam pemakaiannya.Kata Kunci: studi, seragam sekolah, siswa.Authors:Oriza Sativa : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri PadangReferences:Abu, A. (2021). Hiasan Jilbab dengan Sulaman Tangan pada Ibu Rumah Tangga dan Remaja Putri Putus Sekolah. In Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat.Adriani. (2014). Pakaian Seragam Sekolah. Padang: UNP.Chodiyah. (1982). Desain Busana. Jakarta: Depdikbud.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Pakaian Seragam Bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Trisnawan, T. S. (2017). Pendidikan Karakter Disiplin Melalui Pakaian Seragam di Sekolah Dasar. Disertasi tidak diterbitkan. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.Wasono, M. P. J. (2019). Peningkatan Disiplin Berseragam Siswa Melalui Bimbingan Kelompok. Jurnal Prakarsa Paedagogia, 2(1), 54-66.Yuliarma. 2016. Dasar-Dasar Teknik Pembuatan Busana. Jakarta: Kencana.
PENGARUH MORDAN TUNJUNG DAN KAPUR SIRIH TERHADAP HASIL ECOPRINT DAUN ILER (COLEUS SCUTELLARIOIDES LINN. BENTH) Adriani Adriani; Chintya Atmajayanti
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 1 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i1.44599

Abstract

This research is motivated by the use of Iler leaves to make motifs using the eco print technique with the help of a mordant and fixator. The purpose of this study was to describe the direction of color, the clarity of the shape of the leaf motif, the color fastness to washing, the effect of mordant tunjung, and whiting on eco print results. This research is experimental research with the research object being primissima cotton material from ecoprints of Iler leaves using mordant tunjung, and whiting. The type of data in this study is primary data with data collection techniques using organoleptic tests with research instruments in the form of questionnaires. Data analysis techniques used frequency percentages and data analysis using the SPSS (Statistical Product And Service Solution) version 29.0. The color direction produced by the Iler leaf ecoprint using mordant tunjung mordant produced a dark brown color towards black, and those using the whiting mordant produced a light brown color towards dark brown. The two types of mordant used in the Iler leaf eco print produce clear leaf motif shapes which are very clear, meaning that the shape of the leaf (leaf tip, leaf edge, and leaf base) and the arrangement of leaf veins (mother bones, branch bones, and leaf veins) are printed very clearly on cotton material. The color fastness to washing of Iler leaf ecoprint results on cotton using tunjung and whiting mordant in the third wash showed a slightly reduced color.Keywords: ecoprint, iler, mordant, color, primissima. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh pemanfaatan daun Iler untuk membuat motif menggunakan teknik ecoprint dengan bantuan mordan dan fiksator. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan arah warna, kejelasan bentuk motif daun, ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan pengaruh mordan tunjung, dan kapur sirih terhadap hasil ecoprint. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan objek penelitian berupa bahan katun primissima hasil ecoprint daun iler menggunakan mordan tunjung dan kapur sirih. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer dengan teknik pengumpulan data menggunakan uji organoleptik dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisis data menggunakan persentase frekuensi dan analisis data menggunakan program SPSS (Statistical Product And Service Solution) Versi 29.0. Arah warna yang menggunakan mordan tunjung menghasilkan warna coklat tua mengarah ke hitam, serta yang menggunakan mordan kapur sirih menghasilkan warna coklat muda mengarah ke coklat tua. Kedua jenis mordan yang digunakan pada ecoprint daun iler menghasilkan kejelasan bentuk motif daun yang sangat jelas artinya bentuk daun (ujung daun, tepi daun dan pangkal daun) dan susunan tulang daun (ibu tulang, tulang cabang dan urat daun) tercetak sangat jelas pada bahan katun. Ketahanan luntur warna warna terhadap pencucian hasil ecoprint daun iler pada bahan katun menggunakan mordan mordan tunjung dan kapur sirih pada pencucian ketiga terlihat warna sedikit berkurang.Kata Kunci: ecoprint, iler, mordan, primissima. Authors:Adriani : Universitas Negeri PadangChintya Atmajayanti : Universitas Negeri Padang References:Arif, W. F. (2019). Uji Coba Warna Daun Sirih Merah       Dengan Teknik Pounding dan Steam. Jurnal Seni Rupa, 7(2), 73-80.Fatihaturahmi, F., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Perbedaan Mordan Tawas Dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Daun Sawo Menggunakan Bahan Sutera. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 8(1), 237-242. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13606.Fitriani, F., Ramainas, R., & Adriani, A. (2013).Perbedaan Teknik Mordanting Terhadap Hasil Pencelupan Pewarna Alam Ekstrak Urang Aring (Eclipta Alba (L) Hassk) Dengan Mordan Tawas Pada Bahan Sutera. Journal of Home Economics and Tourism, 4(3).Irianingsih, N. (2018). Yuk Membuat ECO PRINT Motif Kain Dari Daun dan Bunga. Gramedia: Pustaka Utama.Kusumaningtyas, I. A., & Wahyuningsih, U. (2021). Analisa Hasil Penelitian Tentang Teknik Ecoprint Menggunakan Mordan Tawas, Kapur dan Tunjung Pada Serat Alam. Tersedia e-journal. uneas. ac. id, 10(3), 9-14.Maharani, A. (2018). Motif dan Pewarnaan Tekstil Di Home Industry Kaine Art Fabric “Ecoprint Natural Dye”. Pend. Seni Kerajinan-S1 (e-Craft), 7(4), 383-394.Nisa’, A. R., & Singke, J. (2018). Pengaruh Massa Mordan Tunjung Terhadap Hasil Pewarnaan Dengan Kulit Buah Asam (Sweettamarind) Menggunakan Teknik Tie Dye. Jurnal Tata Busana, 07(02), 41–47. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-busana/article/view/24246.Pandansari, P., Purwanti, R., & Alfianti, D. A. (2022). Analysis of Steaming Ecoprint Techniques on Various Fabrics. Formosa Journal of Social Sciences (FJSS), 1(4), 411-424.Putri, L. A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2015). Perbedaan Mordanting terhadap Hasil Pencelupan Zat Warna Alam Air Limbah Penirisan Getah Gambir pada Sutera Menggunakan Mordan Tunjung (Feso4). Journal of Home Economics and Tourism, 9(2).Ridwan, Y., Satrija, F., Darusman, L. K., & Handharyani, F. (2010). Efektivitas Anticestoda Ekstrak Daun Miana (Coleus Blumei Bent) Terhadap Cacing Hymenolepis Microstoma Pada Mencit. Media Peternakan, 33(1), 6-10.Salimi, Y. K. (2021). Daun Miana Sebagai Antioksidan dan Anti Kanker. Banten: YPSIM.Saputri, A., & Novrita, S. Z. (2021). Perbedaan Berat Mordan Tunjung, Tawas dan Kapur Sirih terhadap Hasil Pencelupan Kulit Buah Alpukat Pada Bahan Katun. Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(2), 80-90.Saraswati, R. (2019). Pemanfaatan Daun untuk Ecoprint dalam Menunjang Pariwisata. Depok: Departemen Geografi FMIPAUI.Simanungkalit, Y. S., & Syamwil, R. (2020). Teknik Ecoprint Dengan Memanfaatkan Limbah Mawar (Rosa Sp.) Pada Kain Katun. Fashion and Fashion Education Journal, 9(2), 90-98.Suci, P. H. (2019). Pelatihan Pembuatan Motif Kain Dengan Metode Ecoprint Di Nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso Kabupaten Agam. Journal Of Community Service, 1(1), 200-207.Tjitrosoepomo, G. (2020). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Yuled, U. R., & Adriani, A. (2021). Perbedaan Mordan Tunjung Dan Baking Soda Terhadap Hasil Pencelupan Pada Bahan Katun Dengan Menggunakan Ekstrak Kunyit (Curcuma Longa). Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(2), 97-103.Zulikah, K., & Adriani, A. (2019). Perbedaan Teknik Mordanting terhadap Hasil Pencelupan Bahan Katun Primisima Menggunakan Warna Alam Ekstrak Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) dengan Mordan Kapur Sirih. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 209-213. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13179.Zulkifli, S. A. (2013). Memilih dan Memelihara Bahan Tekstil. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Pembuatan Pewarna Tekstil Ekstrak Daun Sablo (Acalypha wilkesiana) Menggunakan Bahan Katun dengan Mordan Tawas Fajriati Isnain; Adriani Adriani
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.13617

Abstract

Pada saat ini, pewarna tekstil yang banyak digunakan adalah zat warna sintetis. Zat warna sintetis berdampak buruk bagi lingkungan dan Kesehatan. Dalam rangka mengurangi dampak buruk dari zat warna sintetis, maka digunakan zat warna yang berasal dari alam. Zat warna dari alam bisa dijumpai salah satunya dari daun Sablo yang memiliki kandungan tannin dan flavonoid. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan objek penelitian bahan katun yang dicelupan dengan ekstrak daun Sablo dengan mordan tawas. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan nama warna (hue), gelap terang (value) kerataan warna dan ketahanan cuci. Data yang diperoleh berupa data primer bersumber dari 18 orang panelis, kemudian data yang terkumpul diolah dalam bentuk persentase. Hasil pencelupan dengan tawas menghasilkan warna gray dengan kode warna #A5A09D. Gelap terang warna (value) yang dihasilkan adalah warna terang. Kerataan warna yang dihasilkan adalah warna rata. Ketahanan cuci pada pencucian pertama, kedua warna sedikit berubah, pada pencucian ketiga, keempat warna berubah dan pada pencucian kelima warna sangat berubah.
Hasil Ecoprint Tanaman Mindi (Melia Azrdarach L) pada Bahan Katun dengan Mordan Tawas Fiksator Jeruk Nipis, Fiksator Jeruk Limau dan Fiksator Jeruk Lemon Menggunakan Teknik Hapa Zome Ririn Mandalika; Adriani Adriani
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini memanfaatkan daun mindi (melia azedarach l) dengan teknik hapa zome dengan bantun fiksator. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nama warna, kejelasan bentuk motif dan ketahanan luntur warna terhadap pencucian pada bahan katun mori primissima. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan objek penelitian berupa bahan katun mori primissima. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data primer dengan teknik pengumpulan data menggunakan uji organoleptic dan instrument penelitian berupa kuesioner yang disebarkan ke panelis sebanyak 15 orang yang terdiri dari 3 orang staf pengajar dan 12 orang mahasiswa. Teknik analisis data menggunakan presentase frekuensi dan analisis data menggunakan program SPSS (statistical product and service solutions) versi 26.0. Hasil ecoprint tanpa mordan, fiksator jeruk nipis, limau dan lemon menghasilkan nama warna yang beragam. Hasil kejelasan bentuk motif ecoprint menggunakan daun mindi pada bahan katun tanpa mordan 73% panelis menyatakan jelas, fiksator jeruk nipis 60% panelis menyatakan jelas, fiksator jeruk limau 67% panelis menyatakan jelas, fiksator jeruk lemon 53% panelis menyatakan cukup jelas. Hasil uji friedman k-related sample untuk kejelasan bentuk motif, yaitu sebesar 0,001<0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan akibat penggunaan fiksator jeruk nipis, jeruk limau dan jeruk lemon terhadap ketahanan warna terhadap pencucian.