Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

MOTIF DAN MAKNA MOTIF TENUN ULOS BATAK ANGKOLA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN Adriani Adriani; Nova Fitriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.49593

Abstract

The current problem is that the Angkola Batak Ulos weaving is not widely known to the public, because the types of Ulos in North Sumatra are very diverse. This research was conducted to describe the shape of the motifs, the meaning of the motifs and the weaving technique of Angkola Batak Ulos in South Tapanuli Regency. The research method used is descriptive qualitative with data types in the form of primary data and secondary data. Collecting data in this study using observation techniques, interviews and documentation. The results of the research show that the Ulos Batak Angkola weaving motifs in South Tapanuli Regency consist of 17 motifs, namely pusuk robung, distance, cap mumbang, hiok-hiok, sijobang, singap, simata na maraturan, simata namaradopan, Ruang, lus-lus, bungo ros, iran-iran, letters, naginjang signs, sirat, jojak, suri-suri. The shape of the Ulos weaving motif is geometric and decorative. The source of inspiration for the Angkola Batak Ulos weaving motifs is living things and the surrounding environment. The meaning contained in the Ulos Batak Angkola woven motif is in the form of advice, hopes and prayers as well as the family tree of the people of North Sumatra. The Angkola Batak Ulos weaving technique is to carry out the preparatory process, namely mangunggas, manjomur, mangukul, mangasoli, mangani. After that, weaving can only begin, in weaving the position of the two legs must be straight ahead, the soles of the feet are right on the point. The sitting position must be fixed (not shifting) because it will affect the balance of the body when weaving. In making a motif, the first thing to do is move the guyun first, then carry the guyun with both hands, so that you can see the voids in the warp threads, use balobas to make it easier to count the threads, after that the motif making can be done according to the calculation of the motif. Use the tipak to secure the thread. So that the Ulos Batak Angkola weaving in South Tapanuli Regency can develop according to fashion developments but refers to the characteristics of regional motifs so that it becomes attractive to consumers, for this, targeted guidance and support from the government is needed for weaving craftsmen in South Tapanuli Regency.Keywords: weaving, Ulos Batak Angkola. AbstrakPermasalahan dewasa ini tenun Ulos Batak Angkola belum banyak dikenal masyarakat, dikarenakan jenis Ulos di Sumatera Utara sangat beragam. Riset dilaksanakan untuk mendeskripsikan model motif, makna dari motif dan teknik menenun Ulos Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan. Metode penelitian yang dipakai ialah deskriptif kualitatif dengan jenis data berupa data yang bersifat primer dan data sekunder. Pengumpulan data penelitian memakai teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif tenun Ulos Batak Angkola pada Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 17 motif yaitu pusuk robung, jarak, tutup mumbang, hiok-hiok, sijobang, singap, simata na maraturan, simata namaradopan, ruang, lus-lus, bungo ros, iran-iran, surat, rambu naginjang, sirat, jojak, suri-suri. Bentuk dari motif tenun Ulos meupakan bentuk geometris dan dekoratif. Dasar inspirasi motif tenun Ulos Batak Angkola  makhluk hidup dan lingkungan sekitar.  Makna yang terkandung dalam motif tenun Ulos Batak Angkola yaitu berupa harapan, nasehat  dan doa serta silsilah keluarga masyarakat Sumatera Utara. Teknik menenun Ulos Batak Angkola yaitu melakukan proses persiapan yaitu mangunggas, manjomur, mangukul, mangasoli, mangani. Setelah itu, baru menenun dapat dimulai, dalam menenun posisi kedua kaki harus lurus kedepan, kedua telapak kaki tepat pada tadokan. Posisi tempat duduk harus tetap (tidak bergeser-geser) karena akan mempengaruhi keseimbangan badan saat menenun. Dalam pembuatan motif, hal yang pertama dilakukan adalah menggerakkan guyun terlebih dahulu, setelah itu baru guyun dijinjing dengan kedua tangan, sehingga terlihat rongga pada benang lungsinya, gunakan balobas untuk mempermudah penghitungan benangnya, setelah itu pembuatan motif dapat dilakukan sesuai dengan perhitungan motifnya. Gunakan tipak untuk merapatkan benangnya.  Agar tenun Ulos Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat berkembang mengikuti perkembangan mode namun tetap beracuan terhadap ciri khas motif daerah sehingga tetap menjadi daya pikat terhadap konsumen, mengenai hal tersebut maka penting pembinaan dan sokongan yang terencana dari pemerintah terhadap pengerajin tenun di Kabupaten Tapanuli Selatan.Kata Kunci: tenun, Ulos Batak Angkola. Authors:Adriani : Universitas Negeri PadangNova Fitriani : Universitas Negeri Padang References:Agusti Efi. (2019). Studi Kasus Motif Tenun Sipirok di Aek Bayur Kota Padang Sidimpuan. kapita selekta geografi, 2, 64“72.Alamo, E., Eliza, M., & Syailillah, G. (2021). Makna dan Fungsi Kain Ulos pada Pusat Latihan Opera Batak Pematang Siantar (PLOt) di Pematang Siantar Provinsi Sumatera Utara. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 94. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.24824.Binarul Anas. (2012). Mengenal Tenun Songket Ratu Kain Sumatra Barat.Denyanty, L. (n.d.). Studi Tentang Tenun Songket Silungkang. UNP.Ernawati, Izwerni, & Nelmira, W. (2008). Tata Busana. In Winarti (Ed.), Tata Busana (1 ed., hal. 1“419). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.Fitriani, S. R., & Armojo, W. T. (2020). Desain Kerajinan Tas Ulos Batak Karya Sabina Collection. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 462. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.22120Lubis, J. R., & Sandi, D. M. (2020). Keberagaman Jenis Ulos Dalam Kajian Visual. September, 152“168.Marfianda, W., Ramainas, & Adriani. (2014). Tenun Kubang di Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota. Home Economics And Tourism, 6(2), 2“16.Meyliona, G., Adriani, & Weni, N. (2013). Studi Tentang Tenunan Pandi Sikek di Rumah Tenun Pusako Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Journal of Home Economics and Tourism, 4(3), 1“15.Muri yusuf. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan gabungan (irfan fahmi (ed.); 4 ed.). Kencana.Nelmira, W. (2014). Pengetahuan Dasar Bordir.Novitasari, P., Ernawati, & Nelmira, W. (2015). Songket Bungo Tanjung di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Journal of Home Economics and Tourism, 9(2), 1“11.Novrita, S. Z., Pratiwi, M., & Puspanelli. (2022). Makna Motif Batik Di Kabupaten Solok Selatan Studi Kasus Pada Sanggar Azyanu Batik 1000 Rumah Gadang. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 628. https://doi.org/10.24114/gr.v11i2.39652Pateda. (2001). Semantik Leksikal (2 ed.). Rineka Cipta.Purnamawati, S., Adriani, & Novrita, S. Z. (2016). Studi Tentang Batik Basurek di Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu. Journal of Home Economics and Tourism, 11(1), 1“12.Ramainas. (2013). Pengetahuan Tekstil. Universitas Negeri Padang.Salamun. (2013). Kerajinan Tenun dan Batik.Saputri, F., Adriani, & Novrita, S. Z. (2018). Bentuk, Fungsi dan Makna Motif Batik Muaro Bungo Jambi. Journal of Home Economics and Tourism, 18(3), 1“17.Siregar. (2017). Mangihut Siregar Jurnal Studi Kultural Industri Kreatif Ulos pada Masyarakat Pulau Samosir. Jurnal Studi Kultural, II(1), 1“5.Siregar, R. (n.d.). Pergeseran Fungsi Abit Godang (Ulos) dalam Perkawinan Masyarakat Batak Angkola-Sipirok Di Kota Medan. http://digilib.unimed.ac.id/173/1/Pergeseran fungsi Abit Godang %28ulos%29 dalam perkawinan masyarakat Batak Angkola-Sipirok di Kota Medan.pdf#Suhersono, H. (2005). Motif Flora dan Fauna.Takari, M. (2015). Ulos Dan Sejenisnya Dalam Budaya Batak Di Sumatera Utara: Makna, Fungsi, Dan Teknologi (Nomor January 2007). https://doi.org/10.13140/RG.2.1.3025.1925Valenta, N. S., & Adriani. (2022). Studi Tentang Batik Batam (Studi Kasus di Indra Batik Batam di Kota Batam). Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 89“106. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.29696Widati, & W, R. (2002). Perempuan dalam Usaha Pertenunan Sulawesi Selatan. Jurnal Perempuan, 22.Zahrina, C. (2012). Tenun Angkola Dalam Dinamika Sejarah (S. . Parlindungan Harahap (ed.)). Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional. http.ww%5Cw.bpsnt-bandaaceh.Gom
PENGARUH PERBEDAAN MORDAN PADA PENCELUPAN DENGAN ZAT WARNA DAUN INAI (LAWSONIA INERMIS L.) TERHADAP KAIN KATUN Khalishah Rezky Muharrani; Adriani Adriani; Sri Zulfia Novrita; Weni Nelmira
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.50050

Abstract

Natural dyes are highly recommended as environmentally friendly dyes so they can be used continuously. This research utilizes henna leaves as a natural dye that is easy to obtain and has a coloring agent. This study means to depict: 1) the color's name (hue), 2) its value, 3) its uniformity, and 4) the effect of various mordant whitting and tunjung on the results of natural dyeing cotton fabric with henna leaf extract. The primary data used in this study come from 18 panelists, making it an experiment. The gathered information is handled and investigated with the SPSS (Factual Item and Administration Arrangement) rendition 22.0 utilizing the K-related example friedman test equation. The research results show that the colors are produced from: 1) the non-mordant dye is Golden Sundance #BB9457, 2) dyeing with whiting mordant produces Golden Sundance color #BDB76B, and 3). dyeing with Tunjung mordant produces Dark Olive Green color #32441E. The results of data value analysis obtained from the Friedman K-relative sample a significance of 0.000 which is smaller than the significance level of 0.05 or 0.000 <0.05. Then Ho is declared rejected, which is  means that there is a significant effect on the color darkness (value) due to the influence of the use of mordant whitting, and tunjung on the dyeing results of henna leaf extract (Lawsonia Inermis L) on cotton fabric. Based on the analysis obtained from the Friedman K-related test the sample for evenness of color is 0.001 which is smaller than the significance level of 0.05 or 0.001 <0.05. Then Ho was declared rejected, which meant that there was a significant difference in the evenness of the color caused by differences in mordant to the results of dyeing henna leaf extract (Lawsonia Inermis L) on cotton fiber material.Keywods: whitting, tunjung, henna leaves.AbstrakPewarna alami sangat direkomendasikan sebagai pewarna yang ramah lingkungan sehingga dapat digunakan terus menerus. Penelitian ini memanfaatkan daun inai sebagai bahan pewarna alami yang mudah diperoleh dan memiliki zat warna. Penelitian tujuannya guna mendeskripsikan 1) nama warna (hue), 2)  gelap terang warna (value), 3) kerataan warna, dan 4) pengaruh perbedaan mordan kapur sirih, dan tunjung terhadap hasil pencelupan alami menggunakan ekstrak daun inai pada kain katun. Jenis penelitian adalah eksperimen, data penelitian yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari 18 panelis.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan uji Friedman K-Related Sample.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan dari: 1) pencelupan tanpa mordan adalah warna Golden Sundance #BB9457 2) pencelupan dengan mordan kapur sirih menghasilkan warna Golden Sundance #BDB76B, dan 3) pencelupan dengan mordan tunjung adalah menghasilkan warna Dark Olive Green #32441E. Hasil analisis data gelap terang yang diperoleh signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 atau 0,000 < 0,05. Maka Ho dinyatakan ditolak, mempunyai arti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap gelap terang warna (value) akibat pengaruh penggunaan mordan kapur sirih, dan tunjung terhadap hasil pencelupan ekstrak daun inai (Lawsonia Inermis L) pada kain katun. Berdasarkan analisis yang di peroleh dari uji Friedman K-related sampel untuk hasil kerataan warna adalah 0,001 yang lebih kecil dibandingkan dari taraf signifikansi 0,05 atau 0,001 < 0,05. Maka Ho dinyatakan ditolak, yang berarti adanya perbedaan signifikan terhadap kerataan warna yang diakibatkan oleh perbedaan mordan terhadap hasil pencelupan ekstrak daun inai (Lawsonia Inermis L) pada bahan dari serat katun.  Kata Kunci: kapur sirih, tunjung, daun inai.Authors:Khalishah Rezky Muharrani : Universitas Negeri MedanAdriani : Universitas Negeri MedanSri Zulfia Novrita : Universitas Negeri MedanWeni Nelmira : Universitas Negeri Medan References:Abu, A., & Hading, A. (2016). Pewarnaan tumbuhan alami kain sutera dengan menggunakan fiksator tawas, tunjung dan kapur tohor. Indonesian Journal of Fundamental Sciences, 2(2), 86-91.Ahmad, A. F., & Hidayati, N. (2018). Pengaruh jenis mordan dan proses mordanting terhadap kekuatan dan efektifitas warna pada pewarnaan kain katun menggunakan zat warna daun jambu biji Australia. Indonesia Journal of Halal, 1(2), 84-88.Azizah, E., & Hartana, A. (2018). Pemanfaatan daun Harendong (Melastoma malabathricum) sebagai pewarna alami untuk kain katun. Dinamika Kerajinan dan Batik, 35(1), 1-8.Nisa, A. R., & Singke, J. (2018). Pengaruh Massa Mordan Tunjung Terhadap Hasil Pewarnaan Dengan Kulit Buah Asam (Sweettamarind) Menggunakan Teknik Tie Dye. Jurnal Tata Busana, 7(2), 41“47.Putri, A. W. A., Angelica, J., & Kartawidjaja, K. (2021). Pewarnaan dan Pemberian Motif Alami Kain Celup Ikat Itajime Shibori dengan Ekstrak Indigofera dan Tunjung. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 541-548.Nilamsari, Z., & Giari, N. (2018). Uji Coba Pewarna Alami Campuran Buah Secang Dan Daun Mangga Pada Kain Katun Prima. Jurnal Seni Rupa, 6(01), 839-847.Rosyida, A. (2015). Pengaruh Variasi pH dan Fiksasi pada Pewarnaan Kain Kapas dengan Zat Warna Alam dari Kayu Nangka Terhadap Kualitas Hasil Pewarnaannya. In Prosiding seminar Nasional 4th UNS SME™s Summit & Awards, Universitas Negeri Surakarta, Surakarta (pp. 101-112).Wulandari, C., Loravianti, S. R., & Jamarun, N. (2021). Pituah Paikek: Penciptaan Karya Tari Berangkat Dari Ritus Peralihan Malam Bainai Di Sumatera Barat. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 302-311.Zainab, Z., Sulistyani, N., & Anisaningrum, A. (2016). Penetapan parameter standardisasi non spesifik dan spesifik ekstrak daun pacar kuku (Lawsonia inermis L.). Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi, 13(2), 212-226.Zulikah, K., & Adriani, A. (2019). Perbedaan Teknik Mordanting terhadap Hasil Pencelupan Bahan Katun Primisima menggunakan Warna Alam Ekstrak Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) dengan Mordan Kapur Sirih. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 209-213.
PEWARNAAN BATIK DENGAN ZAT WARNA ALAM STUDI KASUS : RUMAH BATIK ANUGRAH DI KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI Nadila Arena; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.50931

Abstract

This research is about natural dyeing. Currently, using natural dyeing on batik cloth is very popular because it produces soft and distinctive colors. Batik Anugrah house uses natural dyeing to color its batik. Even though the use of friendly synthetic materials is used by batik craftsmen due to the easy and comfortable use process, Rumah Batik Anugrah always maintains natural coloring as batik dye. The aim of the research is to describe what natural ingredients are used, recipes for making natural dye extracts, natural dyeing techniques at Batik Anugrah House, Sungai Penuh City. This research method is qualitative. The information is that there are four owners and craftsmen at Batik Anugrah House. The data types are primary and secondary. Data collection was carried out using observation, interviews and documentation techniques. Data analysis techniques are carried out by collecting data, reducing data, presenting data and drawing conclusions. The results of the determination are the natural materials used in Anugrah batik, namely jengkol skin, mango leaves, tingi skin and jalawe. As well as other materials such as TRO to remove starch from the fabric, and materials for locking, namely alum lime, tunjung, and battery water. The recipe for making the extract first prepares the ingredients and tools, jengkol peel, mango leaves, jalawe and tall tree bark cut into small pieces, then boiled, filtered and cooled. The dyeing technique is by dyeing, the dyeing process includes, first, dyeing the fabric in mordant, dyeing with TRO, dyeing with natural color extracts, dyeing in alum, tunjung and lime fixation solutions. After it is loosened, when it is loosened, add soda ash and starch. And the final dipping with battery water.Keywords: recipes, techniques, coloring, natural, batik. AbstrakPenelitian ini adalah tentang pencelupan alami. Saat ini menggunakan pencelupan alami pada kain batik sangat diminati karena memperoleh warna yang lembut dan khas. Di Rumah Batik Anugrah menggunakanpencelupan alami sebagai pewarnaan batiknya. Meskipun penggunaan bahan sintetis ramah digunakan oleh pengrajin batik dikarenakan proses penggunaan yang mudah dan nyaman, namun Rumah Batik Anugrah selalu menjaga pewarnaan alami sebagai pewarna batik. Tujuan penelitian untuk mendeskripsian apa bahan alami yang digunakan, resep pembuatan ekstrak pewarna alami, teknik pewarnaan alami di Rumah Batik Anugrah, kota Sungai Penuh. Motode penelitian ini kualitatif. Informannya pemilik dan pengrajin di Rumah Batik Anugrah berjumlah empat orang. Jenis datanya primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penentuan yaitu bahan alami yang digunakan di Batik Anugrah yaitu kulit jengkol, daun mangga, kulit tingi dan jalawe.Serta bahan lainya seperti TRO untuk menghilangkan kanji yang ada di kain, dan bahan untuk pengunci yaitu kapur tawas, tunjung, dan air aki. Resep membuat ekstrak yang pertama menyiapkan bahan dan alat, kulit jengkol,daun mangga, jalawe dan kulit kayu tingi dipotong kecil-kecil, kemudian direbus, disaring, dan didinginkan. Teknik pewarnaan dengan cara mencelup, proses pencelupan meliputi, pertama pencelupan kain pada mordan, pencelupan dengan TRO, pencelupan dengan ekstrak warna alam, pencelupan pada larutan fiksasi tawas, tunjung dan kapur. Setelah itu dilorot, waktu nglorot tambahkan soda abu dan tepung kanji. Pencelupan yang terakhir dengan air aki.Kata Kunci: resep, teknik, pewarnaan, batik, alami. Authors:Nadila Arena : Universitas Negeri Padang   Adriani : Universitas Negeri Padang References:Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan.Bandung: Remaja Rosda.Dewy, S. S., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Perbedaan Larutan Celup (Vlot) Terhadap Hasil Pencelupan Zat Warna Alam Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia (L.) Merr.) Pada Bahan Sutera Dengan Mordan Tawas. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 249-254. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13623Eriani W., & Purnama, E. (2017). Pengaruh Waktu Merasi, Perlakuan Bahan Dan Zat Fiksasi Pada Pembuatan Warna Alami Daun Ketapang.Jurnal Teknik Kimia, 1(1): 1- 11.http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/56762Hamidin, Aep S. (2010). Batik Warisan Budaya Asli Indonesia. Yogyakarta: PKK FT UNY.Kamala, N., & Adriani, A. (2019). Studi Tentang Motif Dan Pewarnaan Batik Cap Dengan Zat Pewarnaan Alam Di Rumah Batik Dewi Busana Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 303-307.  https://doi.org/10.24114/gr.v8i2.14703Linda, T. (2023). œTeknik Pewarnaan Alam. Hasil Wawancara Pribadi:18 Juli 2023, Universitas Negeri Padang.Lisbijanto, Herry. (2013).Batik. Yogyakarta: Graha Ilmu.Paryanto, Purwanto, A., Kwartiningsih, E., & Mastuti, E. (2012). Pembuatan Zat warna Alami dalam Bentuk Serbuk untuk MendukungIndustri Batik di Indonesia.JurnalRekayasaProses, 6(1):26-29.https://doi.org/10.22146/jrekpros.2454Fitrida, A. (2023). œZat Warna Alam. Hasil Wawancara Pribadi:15 Juli 2023, Universitas Negeri Padang.Yuliana, E., & Adriani, A. (2022). Studi Tentang Pewarnaan Alam Batik Studi Kasus di Rumah Batik Krinok Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Muara Bungo Jambi. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 178-184. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.32889Yuliari, G, Nurchayati., & Firyanto, R. (2021). Aplikasi Metoda Pewarnaan Batik Non-Kimia Berbasis Kolaboratif-Partisipatif.Semarang: Butterfly Mamoli Press.Zola, A., & Efi, A. (2022). Pewarnaan Alam Dengan Biji Kusumba Dan Daun Ketapang Studi Kasus di Kabupaten Bungo. Gorga: Jurnal Seni Rupa,11(1), 225-230. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.32195
PENGARUH MORDAN TERHADAP HASIL ECOPRINT DAUN PEPAYA JEPANG (CNIDOSCOLUS ACONITIFOLIUS) PADA BAHAN KATUN Fawzia Arsa; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.52845

Abstract

Japanese papaya is one of the plants that can be utilized as an ecoprint textile motif, which has finger-shaped leaves, pointed leaf tips, and contains tannin dye. The aim of this research is to describe the name of the color (hue), the clarity of the shape of the leaf motif, the washing resistance and the influence of whiting and tunjung mordant on the clarity of the leaf motif shape and the washing resistance. This research is experimental research. The data in this study used primary data with a data collection method in the form of a questionnaire distributed to 18 respondents. The data analysis technique uses frequency percentages using the SPSS program with the Friedman K-Related Sample Test. Based on the results of the ecoprint experiment of Japanese papaya leaves on cotton using whiting mordant, the color name (hue) obtained was muddy waters brown and tunjung mordant produced the color name (hue) dark olive green. The clarity of the shape of the Japanese papaya leaf ecoprint motif using whiting and tunjung mordant produces a clear category. The washing resistance obtained by the Japanese papaya leaf ecoprint using whiting mordant was good, while tunjung mordant was very good. The results obtained from the Friedman K-Related test on the clarity of the motif shape were 0.000<0.05, Ho was rejected, indicating that there was a difference due to the influence of the use of whiting and tunjung mordant on the clarity of the leaf motif shape. The results of washing resistance of whiting mordant were 0.000<0.05. The washing resistance obtained by Tunjung mordant was 0.003<0.05. This shows that there are differences due to the use of whiting and tunjung mordant on washing resistance.Keywords: influence, mordant, ecoprint, Japanese papayaAbstrakSalah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai motif tekstil dengan teknik ecoprint yaitu pepaya jepang, yang memiliki bentuk tulang daun menjari, ujung daun runcing, dan mengandung zat warna tanin. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nama warna (hue),  kejelasan bentuk motif daun, ketahanan cuci dan pengaruh mordan kapur sirih dan tunjung terhadap kejelasan bentuk motif daun dan ketahanan cuci. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner disebarkan kepada 18 responden. Teknik analisis data menggunakan persentase frekuensi menggunakan bantuan program SPSS  dengan Uji Friedman K-Related Sample. Berdasarkan hasil eksperimen ecoprint daun pepaya jepang pada bahan katun menggunakan mordan kapur sirih nama warna (hue) yang diperoleh adalah muddy waters brown dan mordan tunjung menghasilkan nama warna (hue) dark olive green. Kejelasan bentuk motif ecoprint daun pepaya jepang menggunakan mordan  kapur sirih dan tunjung menghasilkan kategori jelas. Ketahanan cuci yang didapatkan ecoprint daun pepaya jepang menggunakan mordan kapur sirih adalah baik, sedangkan mordan tunjung adalah sangat baik. Hasil yang didapatkan dari uji Friedman K-Related  terhadap kejelasan bentuk motif ialah 0,000<0,05, Ho ditolak, menunjukkan terdapatnya perbedaan akibat pengaruh penggunaan mordan kapur sirih dan tunjung terhadap kejelasan bentuk motif daun. Hasil ketahanan cuci mordan kapur sirih ialah 0,000<0,05. Ketahanan cuci yang diperoleh mordan tunjung ialah 0,003<0,05. Hal ini menunjukkan terdapatnya  perbedaan akibat penggunaan mordan kapur sirih dan tunjung pada ketahanan cuci.Kata Kunci: pengaruh, mordan, ecoprint, pepaya jepang Authors:Fawzia Arsa : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang References:A`inayah, I., & Sulandjari, S. (2018). Pengaruh Jenis dan Massa Mordan Terhadap Hasil Pewarnaan Alami Buah Galing pada Jaket Batik Bahan Denim. e-Journal, 07(01), 28“33.Adriani, & Atmajayanti, C. (2023). PENGARUH MORDAN TUNJUNG DAN KAPUR SIRIH TERHADAP HASIL Ecoprint Daun Iler (Coleus Scutellarioides Linn. Benth). Gorga Jurnal Seni Rupa, 12(01), 231“236.Arif, W. F. (2019). Uji Coba Warna Daun Sirih Merah dengan teknik Pounding dan Steam. Seni Rupa, 07(02), 73“84.Awwalie, I. Q. (2022). Pengaruh Frekuensi Pencelupan dan Jenis Mordan dari Ekstrak Daun Ketapang sebagai Pewarna Alami Kain Batik. Jurnal Narada, 9(2), 169“182. https://doi.org/10.2241/narada.2022.v9.i2.004Budiyono. (2008). Kriya Tekstil. Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Dailala, I. (2018). Karakteristik Morfologi dan Anatomi Chrysanthemum Morifolium Ramat. Var. Puspita Nusantara dan Var. Tirta Ayuni serta Chrysanthemum Indicum L. Var. Mustika Kaniya sebagai Sumber Belajar pada Mata Kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Universitas Islam Negeri Walisongo.Fatihaturahmi, & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Perbedaan Mordan Tawas dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Daun Sawo Menggunakan Bahan Sutera. Gorga Jurnal Seni Rupa, 08(01), 237“242.Fitrihana, N. (2007). Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam Dari Tanaman di Sekitar Kita untuk Pencelupan Bahan Tekstil. PKK FT UNY.Fox, A. (2015). Natural Processes in Textile Art. Pavilion Books.Haffida, A. A. N., & Rahadhian, F. D. (2017). Ekstraksi Zat Tanin Dari Bahan Alami dengan Metode Steam Extraction. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.Hawa, L. C., Nada, U. Q., & Sumarlan, S. H. (2023). Karakteristik sifat fisikokimia sabun cuci cair menggunakan sari lerak sebagai surfaktan alami. Agrointek, 17(1), 213“221. https://doi.org/10.21107/agrointek.v17i1.10696Irianingsih, N. (2018). Yuk Membuat Eco Printing. PT Gramedia Pustaka.Jiménez-arellanes, M. A., Martínez, I.-M., & Tomé, S.-R. (2015). Potencial biológico de especies medicinales del género Cnidoscolus (Euphorbiacea). Revista Mexicana De Ciencias Farmaceuticas, 45(4).Kusumaningtyas, I. A., & Wahyuningsih, U. (2021). Analisa hasil penelitian tentang teknik ecoprint menggunakan mordan tawas, kapur, dan tunjung pada serat alam. Jurnal Tata Busana, 10(3), 9“12. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-busana/article/view/42976Munzi, R. (2007). Pengetahuan Bahan Seni Rupa dan Kriya. UNP Press.Naini, U., & Hasmah. (2021). Penciptaan Tekstil Teknik Ecoprint dengan Memanfaatkan Tumbuhan Lokal Gorontalo. Jurnal Ekspresi Seni, 23(1), 266“276.Obichi, Monago, E., Belonwu, C., & DC. (2015). Effect of Cnidoscolus aconitifolius ( Family Euphorbiaceae ) Aqueous Leaf Extract on Some Antioxidant Enzymes and Haematological Parameters of High Fat Diet and Streptozotocin Induced Diabetic Wistar Albino Rats . Journal Of A Applied Science, 19(1), 201“209.Pambudi, A., Noriko, N., Swandari, R., Azura, P. R., Mesjid, K., Al, A., Sisingamangaraja, J., Baru, K., & Selatan, J. (2014). Identifikasi Bioaktif Golongan Flavonoid Tanaman Anting-Anting ( Acalypha indica L.) 1. 3, 178“187.Revianti, M. M., & Novrita, S. Z. (2019). PENGARUH MORDAN TERHADAP PENCELUPAN EKSTRAK DAUN PURING (Codiaeum Variegatum) PADA BAHAN KATUN. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 8(2). https://doi.org/10.24114/gr.v8i2.15716Ridwan, R. (2015). Pengaruh Perendaman Kulit Buah Lindur (Bruguiera gymnorrhiza) Terhadap Kadar HCN dan Senyawa Bioaktif (Kajian Lama Waktu Perendaman dan Konsentrasi Kapur Sirih). Universitas Brawijaya.Saputri, A., & Novrita, S. Z. (2021). Perbedaan Berat Mordan Tunjung, Tawas dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Pencelupan Kulit Buah Alpukat pada Bahan Katun. Jurnal Pendidikan, Busana, Seni, dan Teknologi, 03(02), 80“90.Sari, S. N., Rini, P., & Hayati. (2021). Studi Farmakognisi, Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius (MILL.) I.M JOHNSTON). Farmasains, 14(18), 1“15.Sartika, D., & Adriani. (2023). Pengaruh Mordan Jeruk Nipis dan Jeruk Purut Terhadap Hasil Pewarnaan Eco Print Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas) pada Bahan Katun. Relief: Journal of Craft, 2(2), 10“15.Simanungkalit, Y. S., & Syamwil, R. (2020). Teknik Ecoprint dengan Memanfaatkan Limbah Mawar ( Rosa Sp .) pada Kain Katun. Fashion and Fashion Education Journal, 9(1), 90“98.Sofyan, Failisnur, & Sy, S. (2015). Pengaruh perlakuan limbah dan jenis mordan kapur, tawas, dan tunjung terhadap mutu pewarnaan kain sutera dan katun menggunakan limbah cair gambir (Uncaria Gambir Roxb). Jurnal Litbang Industri, 5(2), 79“89.Syafitri, R. (2015). PERBEDAAN PERBANDINGAN LARUTAN CELUP (VLOT) TERHADAP HASIL PENCELUPAN BAHAN SUTRA MENGGUNAKAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA L) DENGAN MORDAN TAWAS (AL2(SO4)3). Journal of Home Economics ¦, 151(September), 10“17.Yuled, U. R., & Adriani. (2021). Perbedaan Mordan Tunjung dan Baking Soda Terhadap Hasil Pencelupan Bahan Katun dengan Menggunakan Ekstrak Kunyit (Curcuma Longa). Jurnal Pendidikan, Busana, Seni, dan Teknologi, 3(2), 97“103.Zulikah, K., & Adriani, A. (2019). PERBEDAAN TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL PENCELUPAN BAHAN KATUN PRIMISIMA MENGGUNAKAN WARNA ALAM EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) DENGAN MORDAN KAPUR SIRIH. Gorga Jurnal Seni Rupa, 8(1), 209. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13179
PENGARUH MORDAN TERHADAP HASIL PENCELUPAN KUBIS UNGU (BRASSICA OLERACEA VAR. CAPITATA L) MENGGUNAKAN BAHAN KATUN Alifah Biggum Nabila; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.54867

Abstract

The use of plants as natural dyes can be an alternative to protect the environment from the use of synthetic substances. Each plant has natural pigments and can be used as natural dyes, such as purple cabbage (Brassica Oleracea Var. Capitata L). Purple cabbage has a fairly high content of anthocyanin pigments, so it is suitable for use as a dye in batik. The purpose of this study is to describe the name of the color (Hue) and dark light (Value) of mordan alum, tunjung, and betel lime to the results of dyeing purple cabbage. Novelti in this study is the dye used in the form of purple cabbage extract and this study focuses on the description of hue and value of purple cabbage dyeing results. Novelti in this study is the use of purple cabbage as a natural dye. In addition, the use of several types of mordanus to describe the hue and value of purple cabbage dyeing results is also a differentiator from other research results. This research is included in experimental research. The data used is primary data collected using questionnaires. The results showed that dyeing without mordan on purple cabbage extract produced  an off-white lavender color and  a fairly bright value, an alum mordan produced a pale cyan  color and  a light value, a tujung mordan produced a medium cyan color and  a less bright value, and a betel lime mordan produced  a pale cyan color and a light value  well lit. Based on the results, it can be concluded that the use of mordan, alum, tujung, and betel lime has a significant influence on hue and value on the results of dyeing purple cabbage extract using cotton materials. The implication of this study is that to produce quality colors, craftsmen must pay attention to the suitability of the mordan dosage and natural dyes used in the dyeing process. The results of this study are very useful for batik craftsmen in reducing the risk of environmental damage due to the use of synthetic substances.Kata kunci: Katun, Kubis Ungu, Mordan AbstrakPemanfaatan tumbuhan sebagai pewarna alami dapat menjadi alternatif untuk menjaga lingkungan dari penggunaan zat sintetis. Setiap tumbuhan memiliki pigmen alami dan dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami, seperti kubis ungu (Brassica Oleracea Var. Capitata L). Kubis ungu memiliki kandunga zat warna antosianin yang cukup tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai pewarna dalam membatik. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan nama warna (Hue) dan gelap terang (Value) mordan tawas, tunjung, dan kapur sirih terhadap hasil pencelupan kubis ungu. Novelti dalam penelitian ini yaitu zat warna yang digunakan berupa ekstrak kubis ungu dan penelitian ini berfokus pada pendeskripsian hue dan value dari hasil pencelupan kubis ungu. Novelti dalam penelitian ini yaitu penggunaan kubis ungu sebagai pewarna alami. Selain itu, penggunaan beberapa jenis mordan untuk mendeskripsikan hue dan value dari hasil pencelupan kubis ungu juga menjadi pembeda dengan hasil penelitian lain. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian eksperimen. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencelupan tanpa mordan pada ekstrak kubis ungu menghasilkan warna off-white lavender dan value cukup terang, mordan tawas menghasilkan warna pale cyan dan value terang, mordan tujung menghasilkan warna medium cyan dan value kurang terang, mordan kapur sirih menghasilkan warna pale cyan dan value cukup terang. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa penggunaan mordan tawas, tujung, dan kapur sirih memiliki pengaruh yang berarti terhadap hue dan value pada hasil pencelupan ekstrak kubis ungu menggunakan bahan katun. Implikasi dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan warna yang berkualitas, pengrajin harus memperhatikan kesesuaian takaran mordan dan zat warna alam yang digunakan pada proses pencelupan. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi pengrajin batik dalam mengurangi resiko kerusakan lingkungan akibat penggunaan zat sintetis.Kata kunci: Katun, Kubis Ungu, Mordan Authors:Alifah Biggum Nabila : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang ReferencesAlmagita, R. B., Novrita, S. Z., & Nelmira, W. (2018). Pengaruh Penggunaan Mordan Asam Jawa (Tamarindus Indica Linn) dan Asam Kandis (Garcinia Parvifolia Miq) Terhadap Hasil Pencelupan Bahan Sutera dengan Menggunakan Ekstrak Daun Andong (Cordyline Fruticosa LA Cheval). Journal of Home Economics and Tourism, 14(1).Andriani, R., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Perbedaan Mordan Asam Jawa (Tamarindus Indica Linn) Dan Jeruk Purut (Citrus Histrix) Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma Candidium D. Don) Pada Bahan Sutra. Journal Of Home Economics and Tourism, 12(2).Doyle, M. E. (2003). Teknik Pembuatan Gambar Berwarna. Erlangga.Ghafouri, M. (2016). ÙŽÙ‹ «ÛŒ «Ù‡Ø¼Ø¦ÙŽÙ„ ُ«Ø¼ÙŒØ°¯: ٢ٍٛ«ØºÙ ٓ٤َٔ «Ø§Ø³ØµÛŒØ§ØªÛŒ «Ù‹Ù‚ص «Ú©ØªØ§ØªØ°Ø§Ø³Ø§Ù‰ «ØªØ§ «Ù‘وکاسی «Ø¯Ø³ «Ø§Ø³Ø§ØªÛŒØ° «Ù¾ÛŒØ·Ú¯ÛŒØ´ÛŒ «ØªØ´Ø§ÛŒ «Ø§Øµ «Ø§Ø¯ØªÛŒ «Ø³Ø´Ù‚ت «Ù‡Ø´ÛŒÙ† «ØºÙÙŽØ³ÛŒ * 1 ØŒ «Ø¶Ø¹Ø«Ø§Ù‹ÛŒ «Ø§Ø­ÙˆØ° 2 ØŒ «Ø³Ø®Øµ «ÙØ´ÛŒØ«Ø§ 3. Quarterly Journal of Knowledge and Information Management, 3(3), 49“59.Gustriani, N., Novitriani, K., & Mardiana, U. (2016). PENENTUAN TRAYEK pH EKSTRAK KUBIS UNGU (Brassica oleracea L) SEBAGAI INDIKATOR ASAM BASA DENGAN VARIASI KONSENTRASI PELARUT ETANOL. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 16(1), 94. https://doi.org/10.36465/jkbth.v16i1.171Handayani, P. A., & Mualimin, A. A. (2013). Pewarna Alami Batik dari Tanaman Nila ( Indigofera ) dengan Metode Pengasaman. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 2(2013), 1“6.Hanifati, I., & Novrita, S. Z. (2023). Teknik Pembuatan Ekstrak Warna Alam dari Tumbuhan dan Limbah Pasar ( Studi Kasus di Rumah Batik Tarancak Kota Solok ). 7, 1370“1376.Isnain, F. (2024). Pembuatan Pewarna Tekstil Ekstrak Daun Sablo ( Acalypha wilkesiana ) Menggunakan Bahan Katun dengan Mordan Tawas. 8, 8211“8218.Masyitoh, F., & Ernawati, E. (2019). PENGARUH MORDAN TAWAS DAN CUKA TERHADAP HASIL PEWARNAAN ECO PRINT BAHAN KATUN MENGGUNAKAN DAUN JATI (Tectona Grandis). Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 387.Nilamsari, Z., & Giari, N. (2018). Uji Coba Pewarna Alami Campuran Buah Secang Dan Daun Mangga Pada Kain Katun Prima. Jurnal Seni Rupa, Volume 06 Nomor 01 Tahun 2018, 839 - 847, 839“847.Prima, A., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Tawas Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan Zat Warna Alam Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma Malabathricum L). Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 260. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 260. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13630Putri, D & Adriani. (2023). Pengulangan Pencelupan Terhadap Hasil Warna               Pada     Bahan               Semi      Wol Menggunakan Ekstrak Kulit Pohon Angsana ( Pterocarpus Indicus ) dengan Mordan Tawas Program Studi                 Pendidikan                     Kesejahteraan Keluarga , Universitas Negeri. 7, 22317“22325.Ramelawati, R., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2021). Pengaruh mordan tawas dan jeruk nipis (citrus aurantifolia) terhadap hasil pencelupan ekstrak bawang merah (allium ascalonium l) pada bahan sutera. Journal of Home Economics and Tourism, 15(2).Saputri, R. A., Adriani, A., & Nelmira, W. (2018). 1 Pengaruh Lama Pencelupan Terhadap Warna Yang Dihasilkan Pada Bahan Sutera Menggunakan Zat Warna Alam Ekstrak Daun Puring (Codiaeum Variegatum) Dengan Mordan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia). Journal of Home Economics and Tourism, 14(1). Yusuf, M., Indriati, S., & Usdyana Attahmid, N. F. (2018). Karakterisasi Antosianin Kubis Merah Sebagai Indikator Pada Kemasan Cerdas. Jurnal GalungTropika,7(1),46. https://doi.org/10.31850/jgt.v7i1.298Zulmi, Y., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2016). Pengaruh Pengulangan Pencelupan terhadap Hasil Warna Bahan Sutera dengan Ekstrak Batang Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L. cv Kepok). Journal of Home Economics and Tourism, 12(2)Zulikah, K., & Adriani, A. (2019). PERBEDAAN TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL PENCELUPAN BAHAN KATUN PRIMISIMA MENGGUNAKAN WARNA ALAM EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) DENGAN MORDAN KAPUR SIRIH. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 209. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13179
PENGARUH MORDAN TAWAS DAN TUNJUNG TERHADAP HASIL ECO PRINT DAUN SELEDRI (Apium Graveolens L ) PADA BAHAN KATUN Raudhatun Nisa; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.55507

Abstract

Every plant can be a source of natural dyes because they contain natural pigments. In addition to being a dye, leaves containing dyes can also be utilized from the leaf bones and leaf surfaces to become textile motifs. The motive of this research is to delineate the color direction, clarity of the motif figure, fastness to washing, and the impact of mordant on eco print result. Good of the studies is experimental research and the data is primary data. The use of alum mordant on cotton for celery leaf eco print produces Dark Brown color, while the color of the leaf bone has Canary Yellow nuances, the use of arbor mordant on cotton for celery leaf eco print produces Soft Brown color, while the color of the leaf bone has Golden Sundance and Calm Shell Pink nuances. There is no difference due to the effect of the using alum and arbor mordant at the consequences celery leaf eco print on cotton material on the clarity of the leaf motif shape. There™s no difference because of  the effect of the use of alum mordant on color fastness on washing the results of celery leaf eco print on cotton material, There™s a difference because of  the effect of the use of arbor mordant on color fastness on washing the results of celery leaf eco print on cotton material, the average value of the first, second, and third washes decreases towards color fastness on washing the results of celery leaf eco print on cotton material.Keywords: Eco print, celery leaves, mordant. AbstrakSetiap tumbuhan bisa menjadi sumber pewarna alami karena mengandung pigmen alami. Selain sebagai pewarna tetapi daun yang mengandung pewarna juga bisa digunakan dari tulang daunnya dan permukaan daunnya buat sebagai motif tekstil. Tujuan penelitian ini buat menggambarkan arah warna, ketajaman macam-macam motif, ketahanan berkurang terhadap pencucian, dan pengaruh mordan terhadap hasil eco print. Jenis penelitian ini adalah pencarian eksperimen dan datanya yaitu data primer. Penggunaan mordan tawas pada bahan katun untuk eco print daun seledri menghasilkan warna dark brown, sedangkan warna tulang daun memiliki nuansa canary yellow, penggunaan mordan tunjung pada bahan katun untuk eco print daun seledri menghasilkan warna soft brown, sedangkan warna tulang daun memiliki nuansa golden sundance dan calm shell pink. Tidak ada perbedaan akibat pengaruh penggunaan mordan tawas dan tunjung pada hasil eco print daun seledri bahan katun terhadap ketajaman jenis motif daun. Tidak ada perbedaan akibat pengaruh penggunaan mordan tawas terhadap ketahanan berkurang warna pada pencucian hasil eco print daun seledri pada bahan katun. Ada perbedaan akibat pengaruh menggunakan mordan tunjung pada ketahanan berkurang warna pada pencucian hasil eco print daun seledri pada bahan katun, nilai rata-rata pencucian pertama, kedua, dan ketiga semakin menurun pada ketahanan berkurang warna pada pencucian eco print daun seledri pada bahan katun.Kata Kunci: Eco print, daun seledri, mordan. Authors:Raudhatun Nisa : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang References: Adriani, A., & Atmajayanti, C. Pengaruh Mordan Tunjung dan Kapur Sirih terhadap Hasil Ecoprint Daun Iler (coleus scutellarioides linn. Benth). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 12(1), 230-236. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/inde .php/gorga/article/view/44599Arif, W. F. (2019). Uji Coba Warna Daun Sirih Merah Dengan Teknik Pounding dan Steam. Jurnal Seni Rupa, 7(2), 73-80.Fatihaturahmi, F., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Perbedaan Mordan Tawas Dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Daun Sawo Menggunakan Bahan Sutera. Gorga‰: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 237-242. https://doi.org/10.24114/gr.v8i1.13606.Heruka, S., & Widihastuti, W. D. (2018). Pengaruh Jenis Zat Fiksasi terhadap Ketahanan Luntur Warna pada Kain Katun, Sutera dan Satin Menggunakan Zat Warna dari Kulit Ubi Ungu (Ipomoea Batatas L.). Jurnal Fesyen: Pendidikan dan Teknologi, 7(7).Irianingsih, T. (2018). Pemanfaatan Ecoprint Dalam Pengembangan Produk Tekstil. Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(2), 1-8.Majidah, D. (2014). Daya Antibakteri Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans Sebagai Alternatif Obat Kumur.Masyitoh, F., & Ernawati, E. (2019). Pengaruh Mordan Tawas Dan Cuka Terhadap Hasil Pewarnaan Ecoprint Bahan Katun Menggunakan Daun Jati (Tectona Grandis). Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 387-391. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gorga/article/view/15630Nintasari, R., & Amaliyah, R. (2016). Ekstraksi Pewarna Alami dari Daun Jambu Biji (PsidiumxguajavaxL.) Menggunakan Beberapa Macam Mordan. Jurnal Pendidikan Teknik Kimia, 4(1), 23-28.Poespo, B. S. (2005). Sejarah Perkembangan Batik di Indonesia. Penerbit Kanisius.Putri, L. A., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2015). Perbedaan Mordanting terhadap Hasil Pencelupan Zat Warna Alam Air Limbah Penirisan Getah Gambir pada Sutera Menggunakan Mordan Tunjung (Feso4). Journal of Home Economics and Tourism, 9(2).Raina. (2011). Ensiklopedia. Tumbuhan Obat. Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Absolut Jogya.Rahmadani, D., Sugito, S., & Azis, A. C. K. (2023). Ornamen Melayu Ditinjau dari Ketepatan Warna, Modifikasi Motif, Repetisi, dan Kerumitan Motif. Educraf: Journal Of Craft Education, Craft Design And Creative Industries, 2(2), 70-77.Salsabila, B., & Ramadhan, A. (2018). Kajian Teknik Ecoprint Sebagai Pewarnaan Kain Secara Alami. Jurnal Teknik Textil, 3(3), 228-237.Simanungkalit, Y. S., & Syamwil, R. (2020). Teknik Ecoprint Dengan Memanfaatkan Limbah Mawar (Rosa Sp.) Pada Kain Katun. Fashion and Fashion Education Journal, 9(2), 90-98.Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.Sulistiami, N., & Fathonah, A. S. (2013). Pewarnaan Alami Kain Sutra Dengan Menggunakan Pewarna Alam Dan Mordan. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 12(1), 26-32.Syafitri, R., Adriani, A., & Novrita, S. Z. (2015). Perbedaan Perbandingan Larutan Celup (Vlot) Terhadap Hasil Pencelupan Bahan Sutra Menggunakan Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (hibiscus sabdariffa l) Dengan Mordan Tawas (al2 (so4) 3). Journal of Home Economics and Tourism, 10(3).
PENGARUH KONSENTRASI ELEKTROLIT TERHADAP HASIL PENCELUPAN EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca L.) PADA BAHAN KATUN Adriani Adriani; Indah Cantika Sari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.57932

Abstract

The dyeing process is influenced by several factors, including electrolyte concentration.It™s can support the absorption of dye into the fiber. However, improper use of electrolyte can cause damage to fabric fibers. This research to describe the effect of electrolyte concentration on the results of dyeing kepok banana peel extract. The type of research is experimental. The data obtained was primary data from 18 panelists. Data were analyzed by using the Friedman K-related Sample test and using the SPSS application. The results of is  electrolyte concentration of 50 grams produce a Soft Brown color direction, a dark light dark color, the even color evenness, the washing resistance produced by the first and second washes shows no change at all, the third wash the color changes slightly or decreases, and the fourth wash and the five colors look reduced or changed. The results is electrolyte concentration of 75 grams produce a Chocolate Brown color. The dark light color is very dark, color evenness is very even. The washing resistance produced in the first and second washes shows no change at all, and in the third, fourth and fifth washes the color looks slightly reduced or diminished. On light darkness (value) obtained a significance value of 0.001 which was smaller than the significance level of 0.000 < 0.05 = Hâ‚’ was rejected. This means there is a significant difference. On color evenness obtained a significance value of 0.001 which was smaller than the significance level of 0.000 < 0.05 = Hâ‚’ was rejected. This means that there is a significant difference. On washing resistance obtained a true significance value of 0.001 which was smaller than the significance level of 0.000 < 0.05 = Hâ‚’ was rejected. Conclusion that the electrolyte concentration affects the dyeing results of kepok banana peel extract.Keywords: electrolytes, concentration, kepok banana peelAbstrakProses pencelupan dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya konsentrasi elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang tepat mendukung penyerapan pewarna ke dalam serat dan warna yang dihasilkan lebih tahan lama. Namun penggunaan elektrolit yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan pada serat kain dan kualitas warna yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh konsentrasi elektrolit terhadap hasil pencelupan ekstrak kulit pisang kepok (Musa Paradisiaca L.) pada bahan katun. Menggunakan jenis penelitian eksperimen. Data diperoleh berupa data primer yang berasal dari 18 orang panelis. Data dianalisis dengan uji Friedman K-related Sample dengan aplikasi Statistical Product And Service Solution (SPSS). Hasil pencelupan dengan konsentrasi elektrolit 50 gram menghasilkan arah warna Soft Brown. Gelap terang warna gelap, kerataan warna rata. Ketahanan cuci pada pencucian yang pertama dan kedua tidak adanya perubahan sama sekali pada warna, pencucian ketiga warna sedikit berubah, dan pencucian keempat dan kelima warna terlihat berubah. Hasil pencelupan dengan konsentrasi elektrolit 75 gram menghasilkan arah warna Chocolate Brown. Gelap terang warna sangat gelap, kerataan warna sangat rata. Ketahanan cuci yang dihasilkan pada pencucian yang pertama dan kedua tidak adanya perubahan sama sekali pada warna, sedangkan pencucian ketiga, keempat, dan kelima warna terlihat sedikit berubah. Pengaruh pencelupan terhadap gelap terang didapatkan nilai signifikansi sejumlah 0.001 yang lebih kecil dibanding taraf signifikansi 0.000 < 0.05 = Hâ‚’ ditolak, yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Pengaruh pencelupan terhadap kerataan warna didapatkan nilai signifikansi sejumlah 0.001 yang lebih kecil dibanding taraf signifikansi 0.000 < 0.05 = Hâ‚’ ditolak, hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikansi. Sedangkan pengaruh pencelupan terhadap ketahanan cuci didapatkan nilai signifikansi sejumlah 0.001 yang lebih kecil dibanding taraf signifikansi 0.000 < 0.05 = Hâ‚’ ditolak, yang berarti terdapat perubahan yang signifikansi. Dapat disimpulkan, konsentrasi elektrolit mempengaruhi hasil pencelupan ekstrak kulit pisang kepok.Kata Kunci: elektrolit, konsentrasi, kulit pisang kepok Authors:Adriani : Universitas Negeri PadangIndah Cantika Sari : Universitas Negeri Padang ReferencesMenjadi Kue Donat Sebagai Upaya Pengolahan Limbah Kulit Pisang. Biospecies. 1-6.         http://dx.doi.org/10.31227/osf.io/4chb7Ahmad, A, F., & Hidayati, N. (2019). Pengaruh Jenis Mordan Dan Proses Mordanting Terhadap Kekuatan Dan Efektifitas Warna Pada Pewarnaan Kain Katun Menggunakan Zat Warna Daun Jambu Biji Australia. Indonesia Journal of Halal, 1(2), 84-88.         http://dx.doi.org/10.14710/halal.v1i2.4422Almagita, R., Adriani, A., & Novrita, S, Z. (2017). Pengaruh Penggunaan Mordan Asam Jawa (Tamarindus Indica Linn) Dan Asam Kandis (Garcinia Parvifolia Miq) Terhadap Hasil Pencelupan Bahan Sutera Dengan Menggunakan Ekstrak Daun Andong (Cordyline Fruticosa L. A. Cheval). Journal Of Home Economics and Tourism, 14(1), 1-15. https://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/7235/5675Alvina, A., Adriani, A., & Novrita, S, Z. (2016). Perbedaan Mordan Belimbing Manis (Averrhoa Carambola) Dan Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Terhadap Hasil Pencelupan Pada Bahan Sutera Menggunakan Ekstrak Biji Kesumba (Bixa Orellana L). Journal Of Home Economics and Tourism, 12(2), 1-17. https://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/6028/4695Andriani, R., Adriani, A., & Novrita, S, Z. (2016). Perbedaan Mordan Asam Jawa (Tamarindus Indica Linn) dan Jeruk Purut (Citrus Hystrix) Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma Candidum D. Don) Pada Bahan Sutra. Journal Of Home Economics and Tourism, 12(2): 1-15.Anggraeni, A., Adriani, A., & Novrita, S, Z. (2017). Perbedaan Mordan Jeruk Bali (Citrus Maxima Merr) dan Jeruk Lemon (Citrus Limon) Terhadap Hasil Pencelupan Bahan Sutera Menggunakan Ekstrak Kelopak Bunga Pisang Raja (Musa Sapientum). Journal Of Home Economics and Tourism, 15(2): 1-15.Arikunto, S. (2021). Dasar-DasarEvaluasi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Bumi AksaraDahlia, S., & Adriani, A. (2019). Pengaruh Konsentrasi Elektrolit (NaCl) Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Daun Iler (Plectranthus scutellarioides L. Benth) Menggunakan Mordan Asam Kandis (Garcinia xanthochymus) pada Bahan Sutera. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 231-236. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v8i1.13604Derisa, D., Efi, A., & Adriani, A. (2012). Pengaruh Garam Terhadap Hasil Pencelupan Bahan Sutra Dengan Ekstrak Kulit Pohon Mahoni. Journal Of Home Economics and Tourism, 1(1): 1-12.Fitri, E, R., & Adriani, A. (2022). Pembuatan Ekstrak Pewarna Alam Kayu Mahoni Untuk Benang Songket di Studio Pinankabu Canduang Kabupaten Agam. Relief: Journal of Craft, 2(1), 33-37. http://dx.doi.org/10.26887/relief.v2i2.3277Gusti, I. (2017). Perbedaan Hasil Pencelupan Bahan Sutera dengan Mordan Tawas dan Kapur Sirih Menggunakan Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L). Skripsi. Padang:UNPHasanah, U., Adriani, A., & Novrita, S, Z. (2017).  Pengaruh Mordan Air Tapai Ketan Hitam dan Air Tapai Singkong Terhadap Hasil Pencelupan Pada Bahan Sutera Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L). Journal Of Home Economics and Tourism, 15(2), 1-16. https://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/10580/7745Kristijanto, K., & Soetjipto, S. (2013). Pengaruh Jenis Fiksatif Terhadap Ketuaan dan ketahanan luntur Kain Mori Batik Hasil Pewarnaan Limbah The Hijau. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, 4(1). Salatiga, 15 Juni 2013.Muharrani, K. R., Adriani, A., Novrita, S. Z., & Nelmira, W. (2023). Pengaruh Perbedaan Mordan Pada Pencelupan Dengan Zat Warna Daun Inai (Lawsonia inermis L.) Terhadap Kain Katun. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 12(2), 412-417. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v12i2.50050Oktariani, O. (2022). Pengaruh Konsentrasi Elektrolit dan Warna Difusi Pada Pencelupan Kain Rajut Campuran Modals/Spandex (97%/3%) Menggunakan Zat Warna Reaktif Bifungsional. Texere: Majalah Sains dan Teknologi Tekstil, 20(2), 84-177. http://dx.doi.org/10.53298/texere.v20i2.02Prima, A., & Novrita, S, Z. (2019). Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Tawas Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan Zat Warna Alam Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma Malabathricum L). Gorga Jurnal Seni Rupa, 8(1), 260-266. http://dx.doi.org/10.24114/gr.v8i1.13630Saputri, R. A., Adriani, A., & Nelmira, W. (2017). Pengaruh Lama Pencelupan Terhadap Warna Yang Dihasilkan Pada Bahan Sutera Menggunakan Zat Warna Alam Ekstrak Daun Puring (Codiaeum Variegatum) Dengan Mordan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia). Journal Of Home Economics and Tourism, 14(1), 1-16. https://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/7237/5677Sartika, D., & Adriani, A. (2023). Pengaruh Mordan Jeruk Nipis dan Jeruk Purut Terhadap Hasil Pewarnaan Ecoprint Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas) Pada Bahan Katun. Relief: Journal of Craft, 2(2), 10-15. http://dx.doi.org/10.26887/relief.v2i2.3753
PENGARUH MORDAN KAPUR TOHOR DAN TUNJUNG TERHADAP HASIL MOTIF ECOPRINT MENGGUNAKAN DAUN KENIKIR (COSMOS CAUDATUS) PADA BAHAN SATIN BRIDAL Umaira Umaira; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.59914

Abstract

The research aims to utilize the leaves of the Cosmos caudatus in the manufacture of environmentally friendly textile motifs through ecoprint techniques with hammering methods using mordan and fixator. The study aims to describe the names of colors, the clarity of leaf patterns, wash resistance, and the influence of tohor and tohor lime mordans on ecoprint results. This research is an experiment that uses bridal satin material as an object, with the technique of hammering ecoprint on the leaves using tohor limestone mordans and tunches. The primary data in this study was collected through questionnaires. Data analysis techniques are performed with percentage frequency and analyzed with SPSS (Statistical Product and Service Solutions) version 26.0. The color name that uses the tohor limestone mordan produces a warm brown color, and the color name of the bone leaf produces the color canary yellow, and the mordan tunjunga produces a gray color, and the bone color name produces an olive color. To obtain the name of that color in the test using the colorblind assistand, The use of both types of mordan on the ecoprint leaf produces a leaf motif with clarity that covers details such as ends, edges, and leaf base, as well as the bone structure of the leaf (main neck, branch bones, and leaf veins) that are clearly printed on the bridal satin material. After three washes, the color resistance of the resulting ecocrypt leaves on the satin bridal material using the tohor limestone mordan and the spruce showed a slight decrease in color.Keywords: Ecoprint, Kenikir Leaves, Mordant, Satin BridalAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan daun kenikir (Cosmos caudatus) dalam pembuatan motif tekstil ramah lingkungan melalui teknik ecoprint dengan metode hammering, menggunakan mordan dan fiksator. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan nama-nama warna, kejelasan bentuk motif daun, daya tahan cuci, serta pengaruh mordan kapur tohor dan tunjung pada hasil ecoprint. Penelitian ini adalah sebuah eksperimen yang menggunakan bahan satin bridal sebagai objek, dengan teknik hammering ecoprint pada daun kenikir menggunakan mordan kapur tohor dan tunjung. Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner. Teknik analisis data dilakukan dengan persentase frekuensi dan dianalisis dengan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 26.0. Nama warna yang menggunakan mordan kapur tohor menghasilkan warna warm brown, dan nama warna tulang daun menghasilkan warna canary yellow dan mordan tunjung menghasilkan nama warna grey dan nama warna tulang daun menghasilkan warna olive, untuk memperoleh nama warna tersebut diuji menggunakan colorblind assistant. Penggunaan kedua jenis mordan pada ecoprint daun kenikir menghasilkan motif daun dengan kejelasan yang mencakup detail seperti ujung, tepi, pangkal daun, beserta struktur tulang daun (tulang utama, tulang cabang, dan urat daun) yang tercetak dengan jelas pada bahan satin bridal. Setelah tiga kali pencucian, ketahanan warna hasil ecoprint daun kenikir pada bahan satin bridal dengan menggunakan mordan kapur tohor dan tunjung menunjukkan sedikit penurunan warna.KataKunci: Ecoprint, Daun Kenikir, Mordan, Satin Bridal Authors:Umaira : Universitas Negeri PadangAdriani : Universitas Negeri Padang ReferencesAdriani, & Atmajayanti, C.(2023). Pengaruh Mordan Tunjung Dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Ecoprint Daun Iler.(Coleus Scutellarioides Linn Benth) Gorga Jurnal Seni Rupa, 12(01), 231“236.Anugrah, H., & novrita, S. Z. (2023). Penerapan Eco Print Daun Jati..( Tectona Grandis ) Pada..Bahan Katun Menggunakan..Mordan Tawas. 7, 1“8.Arsa, F., & Adriani. (2024) Pengaruh..Mordan Terhadap Hasil Ecoprint Daun Pepaya Jepang (Cnidoscolus...Aconitifolius)...Pada Bahan..Katun. Gorga Jurnal Seni Rupa. https://doi.org/10.24114/gr.v13i01.52845Darmadi, Hamid. 2014. Metodologi..Penelitian Pendidikan..dan Sosial. Bandung: Alfabeta.Dwiyanti, W., Ibrahim, M., & Trimulyono, G. (2014). Pengaruh ekstrak daun kenikir (cosmos caudatus) terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus cereus secara In Vitro. Lentera Bio, 3(1), 1-5. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio/article/view/7082Ernawati dan Nelmira, Weni. 2008. Tata Busana Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Fitri, E. R., & Adriani, A. 2023. Pembuatan Ekstrak Pewarna Alam Kayu Mahoni untuk Benang Songket Di Studio Pinankabu Canduang Kabupaten Agam. Relief: Journal of Craft, 2(1), 33-37. http://journal.isipadangpanjang.ac.id/index.php/RELIEF/article/view/327Fatihaturahmi, & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Perbedaan Mordan Tawas dan Kapur Sirih Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Daun Sawo Menggunakan Bahan Sutera. Gorga Jurnal Seni Rupa, 08(01), 237“242Haryanti, N. H., & Wardhana, H. (2019). Pengaruh komposisi campuran pasir silika dan kapur tohor pada bata ringan berbahan limbah abu terbang batubara. Jurnal Fisika Indonesia, 21(3), 11-15.Revianti, M. M., & Novrita, S. Z. (2019). Pengaruh Mordan Terhadap Pencelupan ekstrak Daun Puring (Codiaeum Variegatum) pada Bahan Katun. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 403-408.https://scholar.google.com/scholar?cites=7390780869448167194&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=idSaputri, A., & Novrita, S. Z. (2021). Perbedaan Berat Mordan Tunjung, Tawas dan Kapur Sirih terhadap Hasil Pencelupan Kulit Buah Alpukat Pada Bahan Katun. Jurnal Pendidikan, Busana, Seni dan Teknologi, 3(2), 80-90.Setya, W. P. & Novrita, S. Z. (2020). Pengaruh Mordan Kapur Sirih Dan Tunjung Terhadap Hasil Pencelupan Ekstrak Batang Pisang Ambon Pada        Bahankatun. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 3(2), 47-59. https://ksgeo.ppj.unp.ac.id/index.php/ksgeo/article/download/400/247Suci, P. H. (2019). Pelatiha Pembuatan Motif Kain Dengan Metode Ecoprint Di Nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso Kabupaten Agam. Journal Of Community Service, 1 (1), 200-207.Wulan, Suryaning. 2018. Budi Daya Kenikir Secara Organik. Bandung: Mitra Sarana Edukasi.
DIFFERENCES IN TAMARIND, KANDIS ACID, AND STARFRUIT MORDANTS IN THE EFFECT OF DYEING KEDONDONG PAGAR (LANNEA NIGRITANA) BARK EXTRACT ON COTTON FABRIC Yesikaberli Yesikaberli; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 2 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i2.62612

Abstract

The retentiveness of the color is influenced by the mordant. Mordant can be an corrosive. This ponder points to portray the contrast in mordant on the comes about of coloring kedondong pagar bark extricate on cotton fabric. This sort of investigate is exploratory inquire about. This consider employments essential information determined from 15 panelists, analyzed by the Friedman K-related Test test with the Factual Item and Benefit Arrangement application. The results of dyeing with tamarind mordant produced Clam Shell Pink color #D2AAA0. The color lightness is quite bright. Washing resistance in the first and second washes, the color has no change at all; in the third wash, the color changes slightly or decreases. The result of dyeing with the kandis acid mordant produces Clam Shell Pink color #E1B19F. The light darkness of the color is very bright. Washing resistance in the first and second washings, the color changes or decreases slightly; in the third washing, the color is seen to change or decrease. The result of dyeing with belimbing wuluh mordant produces warm brown color #D3A599. Light dark color. Washing resistance: in the first wash, the color has no change at all; in the second wash and the third wash, the color changes slightly or decreases. The comes about of the investigation of the Friedman K-related Test test for dim light color with the result that Hₐ is acknowledged and H0 is rejected, meaning there's a noteworthy distinction. washing resistance with the result that Hₐ is acknowledged and H₀ is rejected, meaning there's a noteworthy contrast. It can be concluded that there is a difference in the mordant of tamarind, kandis acid, and starfruit on the dyeing of kedondong pagar bark extract.
ALUM, ARBOR, WHITING ON TIE-DYED BATIK (JUMPUTAN) WITH TURMERIC DYE (CURCUMA DOMESTICA VAL) Oksy Rimayana; Adriani Adriani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 2 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i2.62681

Abstract

Tie-dye batik (jumputan) is one of the batik but made with simpler techniques and equipment. This research utilizes turmeric as a natural dye. This study aims to describe (1) the name of the color (hue), (2) fastness, (3) the difference in mordant on the name of the color (hue), fastness on batik ikat dip (jumputan) using natural coloring turmeric (curcuma domestica val). This type of research is experimental research, the data in this study are primary data sourced from 18 panelists. The data collection technique used is a questionnaire, then the data is processed and analyzed with the Friedman K-Realted Sample test. The results of the study on the name of the color (hue) without using mordant on color 1) Yellow #FFFF00, on color 2) Gold #FCF853, in color 3) Yellow #F7EF00. Alum mordant for color 1) Yellow #F4E841, color 2) Paris Daisy Yellow #F6093D, color 3) Gold #F6D620. Conifer mordant color 1) Golden Rod #D5A606, color 2) Dark Golden Rod #C59809, color 3) Dark Golden Rod #C59809. Whiting mordant color 1) Light Brown #E9CA66, color 2) Paris Daisy Yellow #EFCD51, color 3) Orange #E5B107.  The results of data analysis of fastness obtained a significance of 0 which is smaller than the significance level.The effect of dyeing on washing resistance obtained a significance value of 0.001 which is smaller than the significance level of 0.000 <0.05 with the result that Ha is accepted and Hₒ is rejected. This means that there is a significant change.