Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Tingkat Kelembaban Terhadap Kinerja Pemisah (PMS) 150 kV Pada Gardu Induk Muliadi Muliadi; Syukri Syukri; Teuku Murisal Asyadi
Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering Vol 4, No 1 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : Teknik Elektro - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.483 KB) | DOI: 10.37905/jjeee.v4i1.12201

Abstract

Pemisah (PMS) adalah peralatan sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik dalam keadaan tanpa beban. PMS dioperasikan pada saat pekerjaan pemeliharaan untuk melokalisir tegangan rangkaian agar aman dari sisa tegangan yang timbul setelah diputuskan. Posisi switchyard PMS 150 kV dalam instalasi akan lebih efektif dan efisien jika pengoperasiannya dapat dilakukan dari jarak jauh di panel kontrol dengan menggunkan remote sehingga dapat mempercepat proses normalisasi sistem dan juga akan memberikan rasa aman kepada operator gardu induk dalam mengoperasikan PMS. Pada saat mengoperasikan PMS, kegagalan dapat disebabkan oleh kerusakan elektrikal dan mekanikal. Kerusakan elektrikal dan mekanikal pada box PMS 150 kV dapat disebabkan oleh tingkat kelembaban yang tidak sesuai SNI 0225:2011 yaitu melebihi dari +5 s.d. 85 % RH. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat kelembaban terhadap kinerja PMS dan untuk meurunkan tingkat kelembaban pada PMS 150 kV pada GI Banda Aceh. Adapun metode yang digunakan yaitu dengan melakukan observasi, pengujian, dan pengukuran langsung ke lapangan pada pukul 06:00 WIB, 10:00 WIB, dan 20:00 WIB. Selanjutnya, data-data hasil pengukuran yang didapatkan sebelum dilakukan usaha perbaikan dibandingkan dengan data hasil pengukuran setelah usaha perbaikan. Hasilnya didapatkan bahwa sebelum dilakukan perbaikan tingkat kelembaban di box PMS melebihi dari 85% RH, dan setelah dilakukan perbaikan tingkat kelembaban turun dibawah 85% RH dan sudah sesuai dengan SNI 0225:2011. Kinerja PMS pada semua bay sudah menjadi baik karena tidak ada lagi kerusakan pada peralatan kontrol seperti kontaktor, limit switch, dan kapasitor.The separator (PMS) is an electric power system equipment that functions as an electrical circuit separator switch in a no-load state. PMS is operated during maintenance work to localize the circuit voltage to be safe from the residual voltage that arises after being disconnected. The position of the 150 kV PMS switchyard in the installation will be more effective and efficient if the operation can be carried out remotely at the control panel using a remote so that it can speed up the system normalization process and will also provide a sense of security to substation operators in operating PMS. When operating the PMS, failure can be caused by electrical and mechanical damage. Electrical and mechanical damage to the 150 kV PMS box can be caused by humidity levels that do not match SNI 0225:2011, which is more than +5 to 85 % RH. The purpose of this study was to determine the effect of humidity levels on PMS performance and to reduce humidity levels at 150 kV PMS at the Banda Aceh GI. The method used is by conducting observations, testing, and direct measurements to the field at 06:00 WIB, 10:00 WIB, and 20:00 WIB. Furthermore, the measurement data obtained before the repair effort was compared with the measurement data after the repair effort. The results showed that before the repair the humidity level in the PMS box was more than 85% RH, and after the repair, the humidity level fell below 85% RH and was by SNI 0225:2011. PMS performance in all bays has become good because there is no more damage to control equipment such as contactors, limit switches, and capacitors. 
Analisa Pembebanan Transformator Distribusi 20 kV Pada Penyulang LS5 Gardu LSA 249 Syukri Syukri; Teuku Murisal Asyadi; Muliadi Muliadi; Firwan Moesnadi
Jambura Journal of Electrical and Electronics Engineering Vol 4, No 2 (2022): Juli - Desember 2022
Publisher : Teknik Elektro - Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.604 KB) | DOI: 10.37905/jjeee.v4i2.14500

Abstract

Jaringan sistem distribusi tenaga listrik merupakan media untuk mendistribusikan energi listrik baik kepada industri, maupun pelanggan rumah tangga. Bertambahnya pertumbuhan penduduk maka pengguna atau pelanggan energi listrik juga bertambah sehingga dapat berdampak terhadap pembebanan pada setiap transformator distribusi. Apabila pembebanan pada setiap transformator meningkat maka dapat menyebabkan kelebihan beban (overload), ketidakseimbangan beban dan rugi-rugi daya (losses) serta kerusakan terhadap transformator. Oleh sebab itu, untuk menjaga agar transformator distribusi dapat beroperasi dengan baik maka PLN telah menetapkan standar pembebanan pada transformator distribusi yaitu tidak boleh melebihi 80%. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan pengukuran pembebanan pada transformator distribusi Gardu LSA 249 dan menganalisis terjadinya rugi-rugi daya yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan beban. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan clamp meter dan eart tester untuk mendapatkan nilai arus dan tegangan serta nilai tahanan dari grounding. Selanjutnya, dilakukan perhitungan pembebanan transformator, ketidakseimbangan beban, serta rugi-rugi daya pada Penyulang LS5 Gardu LSA 249. Hasilnya, pengukuran dari ketidakseimbangan beban yang terjadi ketika pagi hari sebesar 15 %, siang hari sebesar 26 %, dan malam hari sebesar 22%. Rugi-rugi daya yang diakibatkan oleh adanya arus yang mengalir melalui netral transformator ketika pagi hari 0,0088 kW dengan 0,02 %,  siang hari sebesar 0,06291 kW dengan 0,15 %, dan malam hari sebesar 0.02462 kW dengan 0,061%. The electric power distribution system network is a medium for distributing electrical energy to both industry and household customers. With increasing population growth, users or customers of electrical energy also increase so that it can have an impact on the load on each distribution transformer. If the load on each transformer increases, it can cause overload, load imbalance and power losses and damage to the transformer. Therefore, to ensure that the distribution transformer can operate properly, PLN has set a standard loading on the distribution transformer, which should not exceed 80%. The purpose of this study is to measure the load on the LSA 249 substation distribution transformer and analyze the occurrence of power losses caused by load imbalances. Measurements are made using a clamp meter and an earth tester to get the current and voltage values as well as the resistance value from grounding. Furthermore, the calculation of transformer loading, load imbalance, and power losses at the LS5 Substation LSA 249 feeder. As a result, the measurement of the load imbalance that occurs in the morning is 15%, during the day is 26%, and at night is 22%. Power losses caused by the current flowing through the transformer neutral in the morning were 0.0088 kW with 0.02%, during the day 0.06291 kW with 0.15%, and at night 0.02462 kW with 0.061%.
Perbaikan Tegangan Ujung Pada Jaringan Distribusi 20 kV Di GH Tangse ULP Beureunuen Subhan Subhan; Fauzi Fauzi; Teuku Murisal Asyadi; Syukri Syukri; Muliadi Muliadi
Jurnal Teknologi Terpadu Vol 11, No 1 (2023): JTT (Jurnal Teknologi Terpadu)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jtt.v11i1.1570

Abstract

Jaringan sistem distribusi tenaga listrik merupakan media untuk mendistribusikan energi listrik baik ke industri, maupun pelanggan rumah tangga. Bertambahnya pertumbuhan penduduk maka pengguna atau pelanggan energi listrik juga bertambah sehingga dapat berdampak terhadap pembebanan pada setiap transformator distribusi. Kondisi jaringan distribusi yang tidak optimal akan mengakibatkan pelayanan yang kurang efektif, karena akibat terjadinya jatuh tegangan. Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah ketika beban puncak tegangan yang sampai pada GH Tangse sebesar 17,9 kV dengan keadaan SG-11 yang menyuplai untuk 2 penyulang yaitu penyulang kota tangse dan penyulang geumpang dengan beban puncak 2,4 MW dan memiliki 70,72 kms dari GI Sigli. Penambahan Incoming SG-14 dan pengalihan beban pada Incoming SG-14 maka mampu mencukupi suplai beban yang ada pada 2 penyulang kota tangse dan penyulang geumpang, tegangan terima pada Gardu Hubung Tangse menjadi baik dan menaikkan tegangan dari 17,900  kV menjadi 19,760 kV pada SG-11 dengan melakukan perhitungan menggunakan software E-tap.
Perencanaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Di Gedung Pasca Sarjana Universitas Iskandar Muda Farid Husni Husni; Syukri Syukri; Muliadi Muliadi; Teuku Murisal Asyadi
Aceh Journal of Electrical Engineering and Technology Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Iskandarmuda Jl. Kampus Unida No.15, Surien, Kec. Meuraxa, Kota Banda Aceh, Aceh 23234 Propinsi Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55616/ajeetech.v2i1.282

Abstract

Kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat sehingga menyebabkan terjadinya krisis energi. Oleh sebab itu, memerlukan sumber energi alternatif seperti energi baru terbarukan. Gedung Pasca Sarjana Universitas Iskandar Muda (UNIDA) Banda Aceh adalah sarana dan prasarana tempat proses belajar mengajar yang tergolong besar dalam hal konsumsi energi listrik. Penyediaan energi listrik yang cukup merupakan salah satu faktor penting agar dapat menunjang proses belajar mengajar dengan nyaman. Adapun sumber listrik yang dimanfaatkan selama ini hanya berasal dari suplai Perusahaan Listrik Negera (PLN). Permasalahannya yaitu pada saat terjadinya pemadaman listrik, sehingga menyebabkan terganggunya proses belajar mengajar. Permasalahan lainnya juga pada harga tarif listrik yang semakin lama makin naik. Dari permasalahan tersebut muncul ide yaitu menggunakan energi terbarukan dari energi matahari. Pemanfaatan energi matahari yang tepat dan sesuai kebutuhan perlu dilakukan dengan menentukan besar panel surya (Photovoltaic) kebutuhan daya beban listrik di gedung Pasca Sarjana UNIDA Banda Aceh, dan menentukan kelayakan implementasi PLTS sebagai pemenuhan kebutuhan daya beban listrik di gedung Pasca sarjana Unida Banda Aceh, berdasarkan perhitungan NPV (Net Present Value) IRR (Internal Rate of Return), dan Payback Period. Hasil perencanaan besar panel surya 8.039 Wp, didapatkan investasi awal sebesar Rp. 25.865.284.740,-. Setelah 5 tahun PLTS beroperasi memperoleh manfaat bersih Rp. 35.150.944.786,-, sehingga keuntungan Rp. 9.285.660.046,- maka Gedung Pasca Sarjana UNIDA Banda Aceh layak untuk mengimplementasikan PLTS. Agar menjadi pembangkit yang lebih efisien, efektif dan handal dalam mensuplai kebutuhan listrik di Gedung Pasca Sarjana UNIDA Banda Aceh, maka PLTS dikombinasikan dengan PLN, dan Generator set dengan sistem hybrid dengan dibatasi hubungan grid manual. Dalam sistem ini PLTS sebagai prioritas utama, kemudian PLN sebagai alternatif kedua, dan Generator set sebagai alternatif terakhir jika PLTS dan PLN terjadi gangguan.