This Author published in this journals
All Journal Lampuhyang
I Wayan Dwija
Stkip Agama Hindu Amlapura

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Hubungan antara Konsep Diri dengan Hasil Belajar Agama Hindu pada Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Perhotelan Parisadha Amlapura I Wayan Dwija
LAMPUHYANG Vol 1 No 1 (2010)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v1i1.99

Abstract

Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana konsep diri siswa kelas X SMA.Perhotelan Parisadha Amlapura, (2) bagaimana Hasil belajar Agama Hindunya, (3) bagaimana hubungan konsep diri dengan hasil belajar Agama Hindu siswa tersebut. Tujuannya adalah (1) untuk mengetahui konsep diri siswa kelas X dan hasil belajar Agama Hindu serta hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar Agama Hindu.Populasi penelitian ini adalah siswa Kelas X, sampel diambil dengan tehnik kuota random sampling. Metode pendekatannya adalah metode emperis. Data konsep diri dikumpulkan dengan angket, dan hasil belajar Agama Hindu melalui pencatatan dokumen. Uji Hipothesis menggunakan Produck Moment.Temuan penelitian, yaitu: (1) konsep diri siswa termasuk kategori sedang, (2) Hasil belajar Agama Hindu termasuk kategori sedang, dan (3) hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar Agama Hindu tidak bersifat signifikan.Saran yang diajukan adalah: (1) kepada siswa kelas X SMA. Perhotelan Parisadha Amlapura disarankan agar membangun konsep diri secara positif, dengan memahami diri secara cermat dan mengembangkan segenap potensi diri secara maksimal, (2) kepada guru yang mengajar siswa kelas X, supaya mengoptimalkan fungsi segenap faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, (3) kepada orang tua siswa kelas X agar melaksanakan pola asuh secara demokratis supaya konsep diri anak tumbuhkembang maksimal.
Konstruksi dan Validasi Tes Hasil Belajar Agama Hindu I Wayan Dwija
LAMPUHYANG Vol 3 No 1 (2012)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v3i1.121

Abstract

Penentuan kualitas hasil pendidikan hampir selalu dilakukan dengan tes, baik tes buatan guru maupun dari institusi yang berwenang, seperti Depdiknas. Namun kualitasnya belum terjamin, karena sangat jarang dilakukan uji mutu, seperti kajian validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Di samping itu butir-butir tes tersebut disusun sering kali secara tergesa-gesa dan tidak memperhatikan komposisi materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Fenomena semacam ini terjadi pula pada Pendidikan Agama Hindu. Tulisan ini disajikan agar tersedia imformasi yang objektif, guna menjawab rumusan masalah;yakni: bagaimana cara mengkontruksi tes, menguji validitas, menghitung reliabilitas, tingkat kesukaran, dan menentukan daya beda tes hasil belajar Agama Hindu. Atas dasar data teoretis yang bersumber pada buku-buku yang ada hubungannya dengan konstruksi dan validasi tes, dapat disajikan simpulan sebagai berikut. (a). Konstruksi tes hasil belajar Agama Hindu dapat dilakukan dengan 8 tata langkah, yaitu:1) menetapkan tujuan tes, 2) analisis kurikulum, 3) menyusun tabel kisi-kisi, 4) menulis butir Tts, 5) analisis kualitatif, 6) analisis kuantitatif, 7) revisi butir tes, dan 8) skoring hasil tes. (b). Kegiatan validasi ada dua jenis, yaitu: validasi secara teoretis dan empiris. Validasi teoretis adalah proses validasi untuk mengetahui ketepatan alat ukur secara isi, konstruk teori dan bahasa. Dalam hal ini perlu masukan dari para pakar dalam bidang content, ahli tes, dan bahasa. Sedangkan validasi empiris adalah kegiatan pembakuan alat ukur berdasarkan hasil uji coba yang dianalisis dengan cara –cara yang relevan. Validasi empiris bertujuan untuk mengetahui kualitas alat ukur yang menyangkut validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.
Penelitian (Kajian Persepektif Filosofis) I Wayan Dwija
LAMPUHYANG Vol 3 No 2 (2012)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v3i2.129

Abstract

Dosen sebagai staf edukaitf pada suatu perguruan tinggi harus sadar akan kewajiban utamanya, yaitu melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Tri dharma perguruan tinggi menyangkut bidang pendidikan dan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Di antara ketiga dharma perguruan tinggi tersebut, bidang penelitian merupakan kegiatan yang strategis. Namun demikian, masih banyak dosen pada suatu perguruan tinggi yang membuat laporan penelitiannya menurut seleranya sendiri. Selain itu, masih jarang pula seorang dosen berusaha mengetahui hakikat penelitian dari persefektif filosofis. Berpijak dari paparan di atas, dalam tulisan ini akan dibahas dasar folosofis penelitian ilmiah. Simpulanya adalah: penelitian mengadopsi teori-teori filsafat, khususnya filsafat ilmu. Teori pemecahan masalah dari Kant diadopsi menjadi kerangka berpikir/paradigma. Teori falsifikasi dari Popper diadopsi menjadi hipotesis. Teori skeptisitas dari Descartes diadopsi menjadi uji hipotesis, dan teori kembali ke alam dari Bacon diadopsi menjadi verifikasi data.
Kearifan Lokal dalam Tutur Tabu Masyarakat Hindu di Karangasem I Wayan Dwija; I Nyoman Subadra
LAMPUHYANG Vol 5 No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v5i1.157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tutur tabu nilai-nilai kearifan lokal, dan (3) alasan masyarakat Hindu secara turun-temurun menyampaikan tutur tabu yang mengandung kearifan lokal tersebut oleh masyarakat Hindu di Karangasem. Penelitian ini difokuskan pada delapan kecamatan di Kabupaten Karangasem.Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Data yang telah terkumpul nantinya dianalisis dengan menggunakan model alir Miles dan Haberman. Hasilnya menunjukkan bahwa (1) bentuk atau struktur tutur tabu masyarakat Hindu di Karangasem ada 31 bentuk yang ditandai oleh pemakaian pemarkah direktif, seperti sing dadi, ten dadi, nenten dados, da, dan sampunang.Bagaimana pun struktur atau bentuk tutur tabu tersebut, pada dasarnya tutur tabu tersebut berbentuk larangan atau pantangan yang tidak boleh dilanggar yang disampaikan oleh masyarakat Hindu melalui tutur berbentuk perintah. Oleh karena itu, tutur tabu tersebut berbentuk tuturan direktif (perintah). (2) Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tutur tabu masyarakat Hindu di Karangasem adalah nilai-nilai kearifan lokal yang terkait dengan tiga kerangka dasar ajaran agama Hindu, yakni tatwa/filsafat, etika/susila, dan upacara. (3) Alasan masyarakat Hindu menyampaikan tutur tabu yang mengandung kearifan lokal tersebut adalah (a) Masyarakat Hindu dipengaruhi oleh unsur-unsur gaib atau magis. (b) Masyarakat Hindu mengutamakan aspek kesopanan dan kehaluasan dalam berbahasa. (c) Masyarakat Hindu ingin membentuk karakter generasi muda Hindu yang beretika dan beradab.
Potret Perempuan dalam lagu Pop Bali (Suatu Cerminan Ketidaksetaraan Gender) I Wayan Dwija
LAMPUHYANG Vol 5 No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v5i2.162

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menafsirkan, dan memaknai potret perempuan dalam lagu pop Bali sebagai cerminan adanya ketidaksetaraan gender di masyarakat serta pesan yang disampaikan kepada pihak perempuan yang terkandung dalam lagu pop Bali tersebut.Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode studi dokumen atau pencatatan dokumen. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan disajikan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) potret perempuan pada lagu pop Bali yang beredar di masyarakat mengacu pada pencitraan atau pelabelan atau stereotip-stereotip kepada kaum perempuan yang mengarah pada ketidaksetaraan gender, misalnya perempuan sebagai sosok yang lemah, perempuan sebagai sosok yang emosional atau perasa, perempuan sebagai sosok penggoda, dan sejenisnya. Pelabelan tersebut mengerahkan pada ketidaksetaraan gender, seperti perempuan tidak pantas bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah, peran domestik dianggap sebagai sebuah kodrat perempuan, perempuan tidak pantas menduduki sebuah jabatan penting dalam masyarakat atau pemerintahan, perempuan tidak boleh mengambil keputusan penting dalam keluarga atau masyarakat, dan sejenisnya. (2) Pesan moral yang terkandung dalam lagu pop Bali mengarahkan agar perempuan perempuan berperilaku sesuai norma-norma etika yang berlaku di masyarakat.
Dinamika Penggunaan Busana Adat Ke Pura di Desa Peladung Kelurahan Padangkerta Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem Ni Wayan Eka Wahyuni; I Wayan Dwija; I Made Regeg
LAMPUHYANG Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk busana ke Pura, (2)dinamika pengguaan busana adat ke Pura, dan (3) faktor yang mempengaruhi dinamikadalam penggunaan busana adat ke Pura yang digunakan oleh masyarakat Peladung dariperspektif ajaran Agama Hindu Penelitian ini adalah kualitatif, sumber data primer dansekunder. Intrunen penelitian berupa pedoman wawancara, dengan teknik penentuaninformen purpsive. Data dikumpulkan dengan teknik: wawancara, pencatatan dokumen,dan observasi. Temuan penelitian ini terkait bentuk busana ke pura adalah untuk priamengenakan pakaian yang terdiri dari ikat kepala (udeng), baju, kamen, kampuh (saput),serta selendang pengikat (umpal). Pakaian Adat untuk wanita pertama di pakaian yaitukebaya, kamen, senteng atau selendang, bulang pasang, sanggul, dan bunga sebagaipenghias rambut. Terjadi perubahan atau dinamika penggunaan busana adat ke Pura.Pemakaian khusus untuk pria menggunakan Baju, Pemakaian Kain (kamben), saput,destar/udeng, selendang (senteng/ubed-ubed/selmpot), khusus wanita diawali denganmenggunakan kebaya kamen. selendang/senteng. Faktor yang memengaruhi terjadinyadinamika penggunaan busana adat ke Pura yang digunakan oleh masyarakat DesaPeladung, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, kabupaten Karangasem,yaitu faktor internal terdiri atas: tingkat bhakti dan faktor eksternal terdiri atas: orangtua, transformasi dan transisi budaya, globalisasi, ideologi pasar, dan media massa.
Studi Bentuk Dan Dampak Pelecehan Seksual Terhadap Anak Etnis Hindu I Wayan Dwija
LAMPUHYANG Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v12i2.271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bentuk pelecehan seksual yang terjadi pada anak etnik Bali beragama Hindu di Karangasem? (2) dampak pelecehan seksual pada anak etnik Bali beraga Hindu di Karangasem? (3) upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pelecehan seksual pada anak etnik Bali beragama Hindu di Karangasem? Untuk membedah permaslahan tersebut maka digunakan tiga teori yaitu teori perkembangan dari Jean Peaget, teori kebutuhan menurut Maslow serta teori kritis. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, studi dokumen dan kuesioner. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan pendekatan Mixsed methods. Selanjutnya data dianalisis secara kulitatif dan kuantitatif selanjutnya dipadukan untuk saling melengkapi untuk mendapatkan hasil yang konperhensip. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi dan tabel. Temuan penelitian: (a). Bentuk pelecehan seksual pada anak ada dua, yaitu (1) pelecehan yang dilakukan laki-laki terhadap anak perempuan, (2). Pelecehan yang dilakukan laki-laki terhadap anak laki-laki ( Fidopilia .(b). Dampak pelecehan seksual bagi anak, yaitu: masalah fisik,trauma, defresi, tekanan mental,malu, takut, bertindak irrasional.(c). Upaya penaggulangan, seperti: pengobatan secara fisik, pembinaan, pendampingan, pengawasan , penyuluhan dan sosialisasi tentang peraturan yang menyangkut hak dan perlindungan anak. Saran: (a). orang tua hendaknya memberikan perhatian dan pengawasan yang baik tentang aktivitas serta pergaulan anak (b). Pihak sekolah diharapkan mensosialisasikan Undang-Undang Perlindungan Anak. (c). Pemerintah melalui instansi terkait untuk aktif mensosialisasikan Undang-Undang Perlindungan anak dan peraturan pencegahan perkawinan usia anak-anak. (d). Bendesa Adat harus mengambil inisyatif untuk mencantumkan ketentuan tentang perlindungan anak dalam awig-awig atau pararem
Penerapan Game Based Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Karangasem Tahun Pelajaran 2021/2022 Ni Nyoman Wahyu Meitriani; I Wayan Dwija; I Putu Suardika Putra
LAMPUHYANG Vol 14 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v14i1.338

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk mengetahui penerapan Game Based Learning untuk meningkatkan pemahaman konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Karangasem tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 21 orang. Penelitian ini menggunakan metode wawancara untuk mengetahui data awal siswa, metode data tes untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep melalui hasil belajar siswa, dan metode pencatatan kegiatan lapangan untuk mencatat semua aktivitas yang terjadi saat pelaksanaan pembelajaran. Diawali dengan identifikasi masalah saat proses pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan implementasi tindakan siklus I yang meliputi; perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi untuk dilanjutkan tindakan siklus II. Metode pengolahan data yang dilakukan dengan rata-rata nilai siswa, daya serap, dan ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan penerapan game based learning pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Karangasem dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dilihat dari kenaikan rata-rata Pre-test, Siklus I, dan Siklus II. Pada pre-test nilai rata-rata kelas 30,95, daya serap 30,95% dengan tidak ada siswa yang tuntas. Kemudian pada siklus I nilai rata-rata mengalami kenaikan menjadi 65,71 dengan daya serap 65,71% dan ketuntasan belajar mencapai 47,62%. Pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan meski belum mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas 83,81, dengan daya serap 83,81% dan ketuntasan belajar mencapai 100%. Pada siklus II ini, kriteria ketuntasan sudah mencapai target yang diharapkan. Dengan demikian hasil penelitian membuktikan model pembelajaran game based learning sudah berhasl diterapkan dan mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 4 Karangasem.