Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi tentang penderita kulit bersisik yang merupakan penyakit menurun, di desa terisolasi secara geografis dan sosial di kecamatan Kintamani, Kabuparen Bangli. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) cara penurunan penyakit kulit bersisik di desa terisolasi di Kintamani, (2) pandangan masyarakat tentang penyakit kulit bersisik, dan (3) upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya penyakit kulit bersisik. Populasi penelitian berjumlah 22.308 orang. Subjek penelitian adalah penderita kulit bersisik dan objeknya adalah penyakit kulit bersisik. Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan kajian pustaka. Data yang terkumpul dianalisis secara deskririf. Dari observasi dan wawancara didapatkan penderita kulit bersisik di daerah terisolasi di Kintamani berjumlah 20 orang, terdiri dari enam orang perempuan dan 14 orang laki-laki dengan rentangan umur dua bulan sampai 40 tahun. Penderita tersebar di empat desa yaitu di desa Abang Batudinding, Sukawana, Suter, Songan A, dan Songan B. Semua penderita dihasilkan dari pasangan keluarga yang melakukan perkawinan sapinda, sehingga menguatkan bahwa kulit bersisik merupakan penyakit kulit yang bersifat menurun (genetik). Keadaan fisik penserita kulit bersisik sangat memprihatinkan. Masyarakat sekitar meandang bahwa kulit bersisik merupakan penyakit kulit biasa, tidak menular,dan tidak bersifat menurun. Upaya preventif yang dapat dilakukan antara lain: (1) menghindari perkawinan antar keluarga (sapinda), (2) membuat “ awig-awig” yang berisikan himbauan bahwa perkawinan keluarga (sapinda) bersifat “panas”.