Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

TUTUR KESUSILAAN SANG WIDURA DALAM GAGURITAN WIDURA NITI WAKYA I Wayan Jatiyasa
Widya Aksara Vol 25 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.978 KB)

Abstract

This study aims to describe: the narrative structure and moral advice of the Widura in Geguritan Widura Niti. Based on the results of the study it was found that: 1) the narrative structure in Gaguritan Widura Niti Wakya, namely: (1) synopsis, tells about the consideration or advice of the Thistle to King Dhrtarastra; (2) the theme is the teaching of decency; (3) setting includes setting of place and time; (4) the flow used is forward flow; (5) characters include the main characters (Raja Dhrtarastra and the Widura), secondary / complementary figures (Sang Hyang Sanatkumara and Sang Kaurawa); (6) characterization: characterization of the Dhrtarastra (kind, merciful); characterization of the Widura (smart and knowledgeable, strong belief in religious teachings); characterization of Sang Hyang Sanatkumara (knowledgeable about God); and characterization of the Duryodhana (arrogant and selfish); (7) mandate (do not oppose destiny, omnipotence, Ida Sang Hyang Widhi Wasa / God, a leader should prioritize the welfare of the people. 2) Speak the decency in the Gaguritan Nidur Wakya Widura, namely: (1) Tri Rich Parisudha (wacika parisudha, kayika parisudha, and manacika parisudha); (2) Panca Yama Brata (brahmacari, Satya and asteya); (3) Panca Nyama Brata (akrodha, susrusa teacher, sauca, aharalaghawa, and apramadha); and (4) Chess Paramita (maitri and karuna).    
Eksistensi Folklor di Bali Jatiyasa, I Wayan
LAMPUHYANG Vol 5 No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v5i1.158

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) variasi folklor yang berkembang di Bali, (2) eksistensi folklor di Bali, dan (3) faktor yang mempengaruhi eksistensi folklor di Bali. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi (pengamatan di lapangan), dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif ditambah dengan teknik interpretasi dan argumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa folklor di Bali berkembang dalam tiga klasifikasi dengan berbagai variasi, yaitu folklor lisan (bahasa rakyat, paribasa Bali, pertanyaan tradisional, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, saa, sesapan, japa mantra, nyanyian rakyat, dan pembicaraan adat); folklor sebagian lisan (kepercayaan rakyat, permainan rakyat, teater rakyat, tarian rakyat, adat-istiadat, upacara keagamaan, dan pesta rakyat); dan folklor tidak lisan, terdiri atas material (arsitektur Bali, kerajinan tangan, pakaian adat Bali, makanan khas Bali, minuman khas Bali, obat-obatan tradisional, alat musik rakyat tradisional, dan mainan tradisional) dan bukan material (bunyi kentongan/kulkul dan musik rakyat). Folklor Bali masih eksis, tetapi beberapa variasi mengalami degredasi karena tergeser perkembangan zaman. Faktor yang mempengaruhi eksistensi folklor Bali, yaitu faktor internal dan eksternal.
Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Bali (Permulaan) melalui Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) pada Siswa Kelas III SDN 3 Tiyingtali Tahun pelajaran 2019/2020 Jatiyasa, I Wayan
LAMPUHYANG Vol 11 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v11i2.191

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis aksara Bali (permulaan) melalui model pembelajaran Course Review Horay (CRH) pada siswa kelas III SDN 3 Tiyingtali tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan rancangan PTK dengan 2 (dua) siklus. Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) dapat meningkatkan keterampilan menulis aksara Bali (permulaan) siswa kelas III SDN 3 Tiyingtali tahun pelajaran 2019/2020, karena sesuai dengan hasil yang didapatkan sebelumnya pada prasiklus dari 20 orang siswa hanya 9 (45%) orang berkategori Baik, 7 (35%) orang berkategori Kurang, dan 4 (20%) orang berkategori Sangat Kurang dengan rata-rata 53,55 (Kurang). Sedangkan pada siklus I terjadi peningkatan yaitu dari 20 orang jumlah siswa, 14 (70%) orang berkategori Baik dan 6 (30%) orang berkategori Cukup dengan rata-rata 71,7 (Baik). Selanjutnya pada siklus II keterampilan siswa meningkat jauh lebih baik yaitu dengan nilai siswa yang mendapat nilai Baik Sekali 1 (5%) orang, siswa yang mendapat nilai Baik yaitu 19 (95%) orang dengan rata-rata 75,55 (Baik).
AFIKSASI DAN REDUPLIKASI BAHASA BALI DALAM NOVELET RASTI KARYA IDK RAKA KUSUMA I Wayan Jatiyasa
LAMPUHYANG Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.702 KB) | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v8i2.60

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk afiksasi dan reduplikasi bahasa Bali serta maknanya dalam novelet Rasti karya IDK Raka Kusuma. Metode penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal dan formal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) afiksasi bahasa Bali dalam novelet Rasti karya IDK Raka Kusuma, meliputi: prefiks {a-}, {ka-}, {sa-}, {pa-}, {ma-}, {pra-}, {pari-}, {maka}, dan {N} (/ny/, /m/, /n/, /ng/); infiks, yakni infiks {er-}; sufiks, meliputi: sufiks {-a}, {-ang}, {-in}, {-an}, {-é}, {-né}, dan {-n}; simulfiks, yakni simulfiks {pa-N-}; kombinasi afiks, meliputi: kombinasi afiks {ma-an}, dan {ma-N-in}, konfiks, meliputi: konfiks {pa-an}, dan {ka-an}. 2) Reduplikasi bahasa Bali yang terdapat dalam novelet Rasti terdiri dari empat jenis, yaitu: kata ulang murni, kata ulang berubah fonem, kata ulang semu, dan kata ulang dwipurwa. 3) Makna afiksasi bahasa Bali dalam novelet Rasti karya IDK Raka Kusuma, yaitu: menyatakan bilangan; kerja tanggap; keadaan; persamaan waktu; perbuatan atau keadaan dengan pelaku banyak; sesuatu yang berhubungan dengan bentuk asal; benda yang dikenai pekerjaan yang disebut bentuk asal/dasar; menghasilkan, mengeluarkan, mengandung yang disebut dalam bentuk asal/dasar; bertindak dalam hubungan yang tersebut bentuk asal/dasar; memakai, menggunakan; menyatakan ter- atau pekerjaan dalam keadaan sebagai yang tersebut dalam bentuk asal/dasar; mempunyai seperti yang tersebut dalam bentuk asal/dasar; suatu kedudukan, jabatan; kemampuan; menyatakan suatu hal; melakukan perbuatan dengan alat yang disebut bentuk asal atau dasar; melakukan perbuatan untuk menghasilkan yang disebut bentuk asal/dasar; pekerjaan seperti yang disebut bentuk asal/dasar dengan mengutamakan perbuatan dan pelakunya; dalam keadaan; kerja tanggap untuk orang ketiga; mempertegas bentuk asal/dasar; menyebabkan seseorang atau tindakan seperti bentuk asal/dasar; perbandingan; menyatakan arah, waktu, tempat; menyatakan benda tersebut pada bentuk asal/dasar sudah tentu; menyatakan milik orang ketiga; menyatakan hubungan milik dalam arti yang seluas-luasnya; menyatakan alat; bagian; sedangkan makna reduplikasi bahasa Balinya adalah menunjukkan banyak atau jamak, bermacam-macam (kuantitas), sangat, mengeraskan pengertian (kualitas), dan berulang-ulang (frekuensi).
Pengajaran Keterampilan Menyimak di Sekolah Dasar I Wayan Jatiyasa
LAMPUHYANG Vol 3 No 2 (2012)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v3i2.132

Abstract

Pengajaran bahasa adalah mengajarkan untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, pengajaran bahasa yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis. Agar siswa dapat memahami bahasa lisan dengan baik, diperlukan latihan menyimak yang berkelanjutan mengingat menyimak merupakan salah suatu keterampilan berbahasa yang tidak kalah penting dengan keterampilan yang lain. Namun, cenderung guru belum memahami hakikat dan belum menemukan teknik yang variatif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran dirasakan siswa tidak menarik. Oleh karena itu, artikel sederhana ini bertujuan untuk memaparkan hakikat dan mendeskripsikan teknik guru dalam mengajarkan keterampilan menyimak di Sekolah Dasar. Menyimak pada hakikatnya merupakan proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi dan evaluasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran. Untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran di Sekolah Dasar, maka dapat digunakan beberapa cara/teknik yaitu sebagai berikut; (1) teknik ulang-ucap (menirukan), (2) teknik informasi beranting, (3) teknik satu mulut satu kelas, (4) teknik satu rekaman satu kelas, (5) teknik group cloze, (6) teknik parafrase, (7) teknik simak libat cakap, dan (8) teknik simak bebas libat cakap.
Eksistensi Folklor di Bali I Wayan Jatiyasa
LAMPUHYANG Vol 5 No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v5i1.158

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) variasi folklor yang berkembang di Bali, (2) eksistensi folklor di Bali, dan (3) faktor yang mempengaruhi eksistensi folklor di Bali. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi (pengamatan di lapangan), dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif ditambah dengan teknik interpretasi dan argumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa folklor di Bali berkembang dalam tiga klasifikasi dengan berbagai variasi, yaitu folklor lisan (bahasa rakyat, paribasa Bali, pertanyaan tradisional, puisi rakyat, cerita prosa rakyat, saa, sesapan, japa mantra, nyanyian rakyat, dan pembicaraan adat); folklor sebagian lisan (kepercayaan rakyat, permainan rakyat, teater rakyat, tarian rakyat, adat-istiadat, upacara keagamaan, dan pesta rakyat); dan folklor tidak lisan, terdiri atas material (arsitektur Bali, kerajinan tangan, pakaian adat Bali, makanan khas Bali, minuman khas Bali, obat-obatan tradisional, alat musik rakyat tradisional, dan mainan tradisional) dan bukan material (bunyi kentongan/kulkul dan musik rakyat). Folklor Bali masih eksis, tetapi beberapa variasi mengalami degredasi karena tergeser perkembangan zaman. Faktor yang mempengaruhi eksistensi folklor Bali, yaitu faktor internal dan eksternal.
Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Bali (Permulaan) melalui Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) pada Siswa Kelas III SDN 3 Tiyingtali Tahun pelajaran 2019/2020 I Wayan Jatiyasa
Lampuhyang Vol 11 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v11i2.191

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis aksara Bali (permulaan) melalui model pembelajaran Course Review Horay (CRH) pada siswa kelas III SDN 3 Tiyingtali tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan rancangan PTK dengan 2 (dua) siklus. Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) dapat meningkatkan keterampilan menulis aksara Bali (permulaan) siswa kelas III SDN 3 Tiyingtali tahun pelajaran 2019/2020, karena sesuai dengan hasil yang didapatkan sebelumnya pada prasiklus dari 20 orang siswa hanya 9 (45%) orang berkategori Baik, 7 (35%) orang berkategori Kurang, dan 4 (20%) orang berkategori Sangat Kurang dengan rata-rata 53,55 (Kurang). Sedangkan pada siklus I terjadi peningkatan yaitu dari 20 orang jumlah siswa, 14 (70%) orang berkategori Baik dan 6 (30%) orang berkategori Cukup dengan rata-rata 71,7 (Baik). Selanjutnya pada siklus II keterampilan siswa meningkat jauh lebih baik yaitu dengan nilai siswa yang mendapat nilai Baik Sekali 1 (5%) orang, siswa yang mendapat nilai Baik yaitu 19 (95%) orang dengan rata-rata 75,55 (Baik).
Upacara Ngelungah di Desa Pakraman Tanah Aji Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem Sang Ayu Komang Suwetri; I Nyoman Subadra; I Wayan Jatiyasa
LAMPUHYANG Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan tujuan dalamUpacara Ngelungah di Desa Pakraman Tanah Aji, Kecamatan Abang, KabupatenKarangasem. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penentuansubjek penelitian menggunakan purposive sampling dengan pendekatan empiris. Datadikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan pencatatan dokumen. Metodepengolahan data yang digunakan, yaitu analisis deskriptif dengan teknik induksi danargumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 1) bentuk Upacara Ngelungahterdiri atas: a) sarana (jenis upakara yang dipakai yaitu banten pengulap pengambean,banten caru dan pejati asoroh, b) waktu pelaksanaannya tidak memakai hari baik, c)tahapan pelaksanaan upacaranya terdiri atas lima tahapan yaitu: Ngaturang piuning kePura Dalem, Ngaturang piuning ke Mrajapati, Mempermaklumkan ke Sedahan Setra,Upacara Ayaban Sawa, Pemercikan Tirtha Pengerapuh, pemimpin upacaranyapemangku dadia, tujuan upacara ngelungah secara umum yaitu: agar attman dapatbereinkarnasi kembali, dan untuk mengembalikan unsur-unsur Panca Maha Bhuta.
PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN HINDU I Wayan Jatiyasa
LAMPUHYANG Vol 13 No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penjaminan Mutu STKIP Agama Hindu Amlapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47730/jurnallampuhyang.v13i1.281

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, kendala, dan upaya mengatasi kendala Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada masa pandemi Covid-19 di perguruan tinggi keagamaan Hindu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis survey. Penentuan subjek penelitian menggunakan nonprobability sampling jenis purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner (paperless melalui Google Form) yang disebarkan secara online melalui WhatsApp dan pencatatan dokumen. Metode analisis data menggunakan statistik jenis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa: 1) bentuk PJJ pada masa pandemi Covid-19 di perguruan tinggi keagamaan Hindu dominan menggunakan chat, konferensi video, dan asinkron; 2) kendala yang dihadapi dalam penerapan PJJ pada masa pandemi Covid-19 di perguruan tinggi keagamaan Hindu dominan karena masalah jaringan internet, tidak paham materi kuliah, tidak konsentrasi belajar, dan tidak dapat bertanya langsung dengan dosen; dan 3) upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala penerapan PJJ pada masa pandemi Covid-19 di perguruan tinggi keagamaan Hindu, yaitu mengkondisikan tempat, perangkat digital, waktu, dan pikiran yang baik dalam mengikuti PJJ di perguruan tinggi.
Komunikasi Bahasa Bali dalam Paruman Adat di Desa Bunutan Karangasem (Perspektif Sosiolinguistik) I Wayan Jatiyasa
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is a qualitative research that aims to describe: (1) the form of communication in the Balinese language in the paruman adat in Bunutan Karangasem Village; (2) the obstacles faced when communicating Balinese in the paruman adat in Bunutan Karangasem Village; and (3) a strategy to overcome the obstacles of communicating Balinese language in the paruman adat in Bunutan Karangasem Village. Data collection methods use the look and interview method. The referral method is done with basic techniques and advanced techniques. The basic technique, namely tapping technology assisted with recording instruments, while the follow-up technique, which is using competent involvement-free listening techniques and note taking techniques are assisted with notebook instruments. The interview method uses a standardized interview. Based on the results and discussion, it can be concluded that: (1) the form of communication in the Balinese language in the paruman adat in the village of Bunutan Karangasem, namely using Balinese Madia language and pointing at the dialect of Bunutan Karangasem Village; (2) constraints when communicating Balinese language in paruman adat in Bunutan Karangasem Village are influenced, namely: directly (lack of knowledge about anggah-ungguhing basa Bali, no Balinese education, Indonesian/English language use is cooler, spontaneity due to forgetfulness, and habits) and indirectly (the impact of tourism, economic demands, and population heterogeneity); (3) a strategy undertaken to overcome the constraints of communicating Balinese language in the paruman adat in Bunutan Karangasem Village, namely: empowerment of Bali Provincial Bali Language Instructor; giving dharma discourse or counseling of Hinduism; free tutoring at the Indonesian Children's Foundation in Lean; and further study to college.