Muhsin Muhsin
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN SEL GRANULOSIT PADA PENYAKIT FILARIASIS Muhsin Muhsin
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 17, No 1 (2017): Volume 17 Nomor 1 April 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Infestasi cacing nematoda terutama Filariasis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Filariasis adalah penyakit infeksi tropis kronis yang menyerang pembuluh dan kelenjar getah bening (limfe) terutama pada daerah ekstremitas. Peran imunitas tubuh manusia dalam mengurangi inflamasi, jumlah cacing dewasa dalam pembuluh limfe dan mikrofilaria dalam sirkulasi darah serta dalam mencegah kecacatan masih menyisakan tanda tanya besar dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Kedua jenis respon imun baik bawaan maupun adaptif diyakini berperan penting dalam mengendalikan atau bahkan memperburuk penyakit. Inflamasi lokal dan sistemik yang melibatkan berbagai jenis sel terutama granulosit telah lama diketahui terjadi pada pasien Filariasis serta menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Studi literatur ini memberikan gambaran tentang peran granulosit pada perkembangan penyakit Filariasis, baik pada fase akut maupun kronis. Review ini membahas berbagai studi yang meneliti fungsi netrofil, eosinofil dan basofil pada infeksi akibat spesies nematoda patogen bagi manusia seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori, maupun nematoda patogen pada mencit seperti Litomosoides sigmodontis dan Brugia pahangi. Selain itu, sel mast serta beberapa protein yang dihasilkan oleh granulosit yang berperan dalam pertahanan tubuh manusia terhadap infestasi cacing filaria juga akan dibahas dalam studi literatur ini, sehingga akan memberikan gambaran yang utuh terhadap peran granulosit pada penyakit Filariasis. Kata Kunci: Filariasis, Granulosit, Respon Imun Abstract. Nematode infections, including that caused by filarial worms, are still a public health problem worldwide, especially in Indonesia. Lymphatic filariasis (LF) is a chronic neglected tropical disease that attacks lymph vessels and lymph nodes mainly in the extremities. Role of human immunity in reducing inflammation, number of adult worms in lymph vessels and microfilariae in the circulation as well as in preventing disability still leaves questions and requires further research. Both innate and adaptive immune responses are believed to play an important role in controlling or even worsening the disease. Local and systemic inflammations which involve various types of immune cells such as granulocytes have long been known to occur in filariasis patients and being an interesting topic to discuss. This review provides an overview of the role of granulocytes in the development of filariasis; both in acute and chronic phases. The review discusses studies that examined the function of neutrophils, eosinophils and basophils in filarial infection, both caused by human filarial worms Wuchereria bancrofti, Brugia malayi and Brugia timori and rodent filarial nematode like Litomosoides sigmodontis and Brugia pahangi. Moreover, mast cells and proteins produced by granulocytes that play important role in protection against filarial worm are also discussed, thereby providing a complete picture of role of granulocytes in filariasis. Keywords: Filariasis, Granulocytes, Immune Response
PUASA RAMADHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROGRESIFITAS PENYAKIT GINJAL KRONIK Abdullah Abdullah; Desi Salwani; Muhsin Muhsin; Andri Baftahul Khairi; Maimun Syukri
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 21, No 3 (2021): Volume 21 Nomor 3 Desember 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v21i3.23754

Abstract

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci umat Islam dimana pada bulan ini seluruh umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh, mulai dari terbit fajar hingga tenggelam matahari. Pengaruh puasa Ramadhan terhadap fisiologis dan biokimia tubuh telah banyak dipelajari dengan hasil yang berbeda-beda. Banyak penelitian menunjukkan puasa Ramadhan dapat ditoleransi dengan aman pada orang sehat dan memberikan efek yang menguntungkan dalam hal regulasi tekanan darah, kadar lipid darah, stres oksidatif, sensitivitas insulin, dan penyakit jantung kronis jika dilakukan dengan benar. Ada banyak kontroversi mengenai puasa Ramadhan untuk penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK) terutama apakah puasa tersebut memperbaiki indikator fungsi ginjal atau malah sebaliknya. Terdapat juga banyak kekhawatiran tentang dampak dehidrasi dan efek hipoperfusi ginjal selama puasa Ramadhan terhadap penderita PGK. Tinjauan kepustakaan ini memberikan bukti-bukti terbaru tentang pengaruh puasa Ramadhan terhadap progresifitas PGK, baik pada penderita predialisis, yang sedang menjalani dialisis, maupun yang telah menjalani transplantasi ginjal.
Hemoglobin dan Adekuasi Berkorelasi dengan Kualitas Hidup dan Kinerja Jantung Pada Pasien Hemodialisis Hardi Yanis; Abdullah Abdullah; Desi Salwani; Muhammad Diah; Muhsin Muhsin; Maimun Syukri
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 22, No 1 (2022): Volume 22 Nomor 1 Maret 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v22i1.24769

Abstract

Pendahuluan. Penyait Ginjal Stadium Akhir (end stage renal disease, ESRD) merupakan stadium Penyakit Ginjal Kronis (PGK) yang memerlukan terapi pengganti ginjal termasuk hemodialisis (HD). Indikator keberhasilan HD termasuk kinerja jantung dan kualitas hidup pasien diyakini tergantung pada indikator proses yang meliputi kecukupan (adekuasi) HD, kejadian anemia serta malfungsi akses vaskular dan infeksi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara indikator proses dan indikator hasil pasien HD. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort yang melibatkan 350 pasien dari 5 unit HD di Provinsi Aceh. Data diperoleh dari rekam medis pasien, sedangkan kualitas hidup pasien HD dinilai dengan kuesioner Kidney Disease Quality of Life (KDQoL). Kinerja jantung dinilai dengan menggunakan ekokardiografi. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara hemoglobin (Hb) dan adekuasi HD dengan fraksi ejeksi pasien yang menjalani HD. Selain itu, penelitian ini juga menemukan hubungan positif yang signifikan antara Hb dan adekuasi dengan kualitas hidup pasien HD, terutama fungsi fisik dan kesejahteraan emosional. Kesimpulan. Adanya korelasi positif antara Hb dan adekuasi HD dengan kinerja jantung dan kualitas hidup menunjukkan pentingnya indikator proses dalam meningkatkan kualitas pelayanan HD serta pasien HD.