Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Upaya Membranding Stigma Negatif Tradisi Nikah Sirri di Desa Kalisat, Rembang, Pasuruan Melalui Pelestarian Tradisi Gebluk Muhammad Khodafi; Hotimah Novitasari
SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 1 No. 2 (2019): September
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.957 KB) | DOI: 10.15642/suluk.2019.1.2.87-93

Abstract

This study aims to (1) Determine the tradition of unregistered marriage and (2) Analyze the positive potential of Gebluk tradition in Kalisat Village as an effort to compare the negative stigma of unregistered marriage. This study uses qualitative research methods based on techniques (1) Literature study, (2) Participant observation and (3) Field studies. This study uses the theory of (1) Historical-Anthropology, (2) Anthony Giddens-Structuration, and (3) Derrida-Deconstruction. The results of this study are that Gebluk tradition is one of the media of Islamization in the village of Kalisat, Rembang, Pasuruan, East Java in the 1960s and is still preserved today. Overall, it can be seen that efforts of branding the negative stigma of the unregistered marriage tradition in Kalisat village are carried out through the preservation of Gebluk tradition through the optimization of the positive potential of both the internal and external pathways.
Kilas-Balik Wabah di Indonesia: Mengurai Kembali Pandemi COVID-19 Melalui Peristiwa Flu Spanyol 1918-1920 Muhammad Khodafi; Wildayati Wildayati; Rizki Endi Septiyani
SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 2 No. 2 (2020): September (Special Theme)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.926 KB) | DOI: 10.15642/suluk.2020.2.2.91-106

Abstract

This paper aims to determine (1) the events of the Spanish Influenza 1918-1920 pandemic in Indonesia, (2) the COVID-19 pandemic in Indonesia, and (3) a map of the COVID-19 pandemic through the Spanish Influenza1918-1920 in Indonesia. This research uses qualitative methods through literature study techniques. The data obtained were analyzed using the phenomenological theory of Alfert Schurtz. The results of this study indicate if (1) the Spanish Influenza1918 in Indonesia can be categorized through the history, impact, and efforts to overcome the pandemic in Indonesia, (2) the COVID-19 pandemic in Indonesia can be mapped into three parts (discussion) similar to the Spanish Influenza 1918 in Indonesia, and (3) a map of the COVID-19 pandemic through the Spanish Influenza 1918 in Indonesia. Overall these two pandemic events can be correlated as historical repetitions, that is, between the past and the present. This research is expected to find continuity as a historical fact as well as learning material in the future.
Jugun Ianfu dan Hegemoni Jepang di Indonesia: Sejarah Perbudakan Seks dalam Narasi Sastra Laila Wargiati; Indah Nur Fadilah; Biancha Viska Putri Dwi Setyawati; Taqiyuddin Jamilus Shiyam; Muhammad Khodafi
SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 3 No. 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.028 KB) | DOI: 10.15642/suluk.2021.3.2.150-160

Abstract

Kedatangan Jepang menjadi sebuah mimpi buruk bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Pendudukan Jepang disertai bukti kekejaman seperti dalam peristiwa jugun ianfu yang menorehkan bekas luka bagi korbannya. Dari persoalan tersebut terdapat tiga rumusan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini, bagaimana perkembangan jugun ianfu di Indonesia? Bagaimana pengaruh praktik jugun ianfu di Indonesia? Bagaimana nilai-nilai sejarah dalam peristiwa jugun ianfu? Kajian ini menempatkan Jugun Ianfu Jangan Panggil Aku Miyako sebagai objek kajian dan bertujuan memaparkan sejarah jugun ianfu sebagai simbol hegemoni Jepang atas perempuan. Metode kajian ini menggunakan deskriptif-kualitatif dengan mengumpulkan data literatur dan dokumentasi. Hasil kajian menunjukkan tiga hal, yaitu: perkembangan jugun ianfu di Indonesia berlangsung tragis, praktik jugun ianfu sangat mempengaruhi kondisi fisik dan psikis korbannya, dan tragedi jugun ianfu mengandung nilai-nilai sejarah yang dapat dijadikan ibrah.
Perlawanan Tak Kunjung Padam: Adat, Agama, dan Resistensi Terhadap Kolonial dalam Sitti Nurbaya Fatimatuz Zuhroh; Annisa Qurrotun Nada; Firda Ulfi Taufiqoh; Siti Khumairotul Lutfiyah; Siti Asmaul Husna; Muhammad Khodafi
SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 4 No. 2 (2022): September
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/suluk.2022.4.2.80-93

Abstract

Kebijakan belasting di luar Jawa muncul sebagai akibat tidak langsung penghentian praktik culturstelsel yang memberikan banyak keuntungan pada pihak pemerintah kolonial. Dalam konteks Minangkabau kewajiban pajak perorangan itu bertentangan dengan isi perjanjian Plakat Pajang yang mengikat antara pihak Belanda dengan masyarakat Minangkabau. Tak ayal kebijakan itu memicu gelombang perlawanan rakyat Minangkabau. Resistensi masyarakat setempat lantas memuncak pada sebuah peristiwa akbar yang dalam sejarah sosial dikenal sebagai Perang Kamang (1908). Kronik tentang penolakan pajak tersebut tidak hanya terekam dalam dokumen sejarah formal, dalam roman Sitti Nurbaya (1922) Marah Roesli menjadikan heroisme masyarakat Minangkabau sebagai latar melodrama yang melibatkan Samsul Bahri dan Datuk Meringgih dalam sebuah pertikaian. Artikel ini membahas genealogi radikalisme masyarakat Minangkabau sejak abad XIX hingga awal abad XX, muasal resistensi sebagaimana digambarkan dalam narasi roman Sitti Nurbaya, serta bentuk resistensi masyarakat setempat menghadapi kebijakan pemerintah kolonial Belanda. Dalam tulisan roman gubahan Marah Roesli ditempatkan sebagai objek telaah dengan maksud hendak mendeskripsikan kondisi masyarakat Melayu kala itu serta resistensi rakyat Minangkabau terhadap kolonial Belanda. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan pendekatan New Historism. Hasil kajian ini mencakup tiga hal, yakni munculnya radikalisme masyarakat Minangkabau (gerakan Paderi) merupakan imbas dikenalnya Minangkabau sebagai poros pembaharuan Islam yang melahirkan tokoh-tokoh ulama terkemuka; penyebab resistensi masyarakat Minangkabau dalam Sitti Nurbaya yang berkenaan dengan perjanjian Plakat Pajang pasca tumbangnya pertahanan Paderi; dan resistensi masyarakat Minangkabau terhadap pemerintah kolonial ditemukan dalam bentuk resistensi senjata dan nonsenjata (verbal) sebagai bentuk pertahanan identitas budaya dan bangsa mereka.
Islamic Civilization in the Digital Era: The Diversity of Muslim Religious Expression in Social Media Muhammad Khodafi; Iin Nur Zulaili; Juma' Juma'; Sufi Ikrima Sa'adah
JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/juspi.v8i1.19137

Abstract

This article studied the development of Islamic civilization in the digital sphere. The discussion aims to portray the diversity of religious expressions in social media. The researchers employed Bourdieu’s concept of religion as a symbol system, this study tried to reveal the historical background and the patterns of religious expression. This research aims to study and understand the phenomenon of Muslim religious expression in internet-based social media The discussion resulted in the findings that Muslim religious expression in social media develops from traditional, modern, liberal, radical, and recently becomes moderate religious expression. This research is quasi-qualitative research using an ethnographic approach. The basis of the analysis is interpretive on the phenomenon of the diversity of religious expressions of the ummah on social media. The result of this research shows that the emergence of religious websites mostly represents these various expressions. These religious websites and the existence of celebrity preachers then lead to the shifting in the pattern from the traditional to the moderate one.