Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFIKASI FORMULA FUNGISIDA NABATI TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN JAHE Phyllosticta sp. Hartati, Sri Yuni
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Balittro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenyakit bercak daun, yang disebabkan oleh Phyllosticta sp., merupakan salah satu penyakit yang sangat merugikan pada tanaman jahe. Salah satu alternatif cara pengendalian yang ramah terhadap lingkungan adalah menggunakan pestisida nabati. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji stabilitas, efektivitas, dan fitotoksisitas pestisida nabati berbahan aktif minyak atsiri cengkeh dan serai wangi untuk mengendalikan penyakit bercak daun pada jahe. Pembuatan formula pestisida, pengujian stabilitas, dan uji efektivitasnya secara in vitro dilakukan di laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat di Bogor. Pengujian fitotoksisitas dilakukan di rumah kaca, sedangkan uji efektivitas dilakukan di Kebun Percobaan Cicurug, Jawa Barat. Pada penelitian ini telah dibuat formula pestisida berbahan aktif minyak cengkeh dan serai wangi dalam bentuk EC (Emulsified Concentrate). Selanjutnya, formula EC tersebut diuji stabilitas, efektivitas, dan fitotoksisitasnya terhadap penyakit bercak daun jahe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula EC masih stabil selama 10 bulan dalam penyimpanan pada suhu kamar. Formula EC terbukti tidak fitotoksik pada tanaman jahe apabila disemprotkan pada konsentrasi kurang dari dua persen. Hasil pengujian efektivitas secara in vitro menunjukkan bahwa formula EC pada konsentrasi 0,025% dapat menghambat 100% pertumbuhan jamur Rhizoctonia sp. Formula EC (0,2%) yang disemprotkan pada tanaman jahe setiap minggu selama empat bulan berturut-turut dapat mengendalikan penyakit bercak daun sampai pada tingkat serangan di bawah 10%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pestisida nabati yang mengandung minyak cengkeh dan serai wangi cukup stabil dan efektif untuk mengendalikan penyakit bercak daun pada tanaman jahe.Kata kunci: jahe, bercak daun, Phyllosticta sp., pestisida nabati
UJI KETAHANAN NILAM TERHADAP Synchytrium pogostemonis PENYEBAB PENYAKIT BUDOK DAN POTENSI PENGENDALIANNYA DENGAN PESTISIDA NABATI Yuliyanti, Tri; Hartati, Sri Yuni; Indrayanti, Reni
Bioma Vol. 13 No. 2 (2017): Bioma
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.166 KB) | DOI: 10.21009/Bioma13(2).5

Abstract

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan tanaman semak penghasil minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Budidaya tanaman nilam memiliki kendala yaitu adanya serangan kapang Synchytrium pogostemonis penyebab penyakit budok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan 3 varietas nilam terhadap penyakit budok, dan mengetahui efektivitas dari formula tunggal dan campuran minyak mimba dan seraiwangi terhadap kejadian penyakit budok dan pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan: 1) Efektivitas metode infeksi dan uji ketahanan tiga varietas nilam terhadap penyakit budok di rumah kaca, dan 2) Uji efektivitas minyak atsiri formula tunggal maupun campuran mimba dan seraiwangi sebagai pestisida nabati terhadap penyakit budok. Hasil percobaan efektivitas metode infeksi menujukkan bahwa metode perendaman akar tanaman dalam inokulum budok selama satu jam lebih efektif menginfeksi penyakit budok dibandingkan dengan metode penyiraman ke media tanam. Hasil uji ketahanan nilam varietas Sidikalang, Patchoulina 1 dan Patchoulina 2 menunjukkan bahwa varietas Patchoulina 1 lebih rentan terhadap penyakit budok karena menimbulkan keterjadian penyakit (KeP) dan keparahan penyakit (KP) hingga 20%, dengan karekter pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih rendah dibandingkan varietas lain yang diuji. Sedangkan diantara minyak atsiri yang diujikan, formula minyak atsiri campuran (mimba dan seraiwangi) konsentrasi 0.5% lebih efektif dalam mengurangi penyakit budok, namun efektivitasnya masih lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan fungisida benomil 0,3% dan bubur bordo 0,1%. Aplikasi formula minyak atsiri secara signifikan tidak berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan nilam, sehingga formula campuran (mimba dan seraiwangi) 0,5% dapat digunakan untuk mengontrol penyakit budok pada tanaman nilam.