Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perpindahan Panas Dan Massa Penguapan Falling Film Campuran Uap-Gas Methanol-Air Arah Berlawanan K. Budhikarjono; Susianto Susianto; N. Soewarno
Reaktor Volume 09 No. 02 Desember 2005
Publisher : Dept. of Chemical Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5461.378 KB) | DOI: 10.14710/reaktor.9.2.86-93

Abstract

Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh adanya aliran gas/udara terhadap koefisien perpindahan panas dan massa dalam falling film evaporator untuk sistem larutan campuran biner, dan memperoleh persamaan empiris koefisien perpindahan panas dan massa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kolom tegak  sepanjang 2 meter dan diameter 2,8 cm. larutan methanol-air dan udara panas dialirkan pada kolom dengan aliran berlawanan arah. Laju alir cairan 20-160 l/jam, konsentrasi umpan sebesar 10-50% methanol dan laju alir gas 0- 2,16 standar m3/jam. Harga yang diperoleh menunjukkan bahwa koefisien perpindahan panas dipengaruhi oleh laju alir umpan dan konsentrasi larutan. Semakin esar laju alir umpan, semkin besar koefisien perpindahan panas, semakin besar konsentrasi larutan, semakin kecil koefisien perpindahan massa. Koefisien perpindahan massa yang dihasilkan berkisar antara 5,6 – 9 Kw/ m2.K dan koefisien perpindahan massa yang dihasilkan berkisar antara 1,06- 2,73 . 10-4 m/detik untuk kisaran NRE,l 1800-6000 dab NRE,g 0-2000.Kata kunci : falling film evaporator, koefisien perpindahan panas, koefisien perpindahan massa
EFEK FORTIFIKASI VITAMIN B12 TERHADAP KADAR VITAMIN B12 SERUM DAN HOMOSISTEIN SERUM PADA VEGETARIAN Susianto Susianto
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v11i1.150

Abstract

Introduction: Vegetarians consume plant-based foods with or without eggs and milk. Vegetarians are at risk of vitamin B12 deficiency, as natural sources of vitamin B12 are limited to animal-based foods. Vitamin B12 deficiency can lead to megaloblastic anemia, nerve damage and increase homocysteine level. Higher homocysteine level can increase the risk of coronary heart disease and stroke. The objective of this study was to investigate the effect of vitamin B12 fortification on the level of serum vitamin B12 and homocysteine in vegetarian. Method: The research design was an experimental study, community trial. The samples were 42 vegetarians with vitamin B12 deficiency (< 156 pmol/L) selected from 118 vegetarians as members of Indonesia Vegetarian Society (IVS) Pekanbaru, treated by vitamin B12 fortified oatmeal for three months from March to June 2010. Serum vitamin B12 and homocysteine were measured by electrochemiluminescent immunoassay and microparticle enzyme immunoassay method respectively. Result: Prevalence of vitamin B12 deficiency in vegetarian was 35.6%. Statistical analysis showed a significant increase of serum vitamin B12 from 124.6 to 284.6 pmol/L (p=0.001) and significant decrease of serum homocysteine from 20.1 to 15.1 µmol/L (p=0.001). Conclusion: Consumption of vitamin B12 fortified oatmeal increases the level of serum vitamin B12 and decreases the level of serum homocysteine significantly in vegetarian with vitamin B12 deficiency.
KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN KESEHATAN TERDUGA TBC KE FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI JAWA BARAT Fitri Kurnia Rahim; Bibit Nasrokhatun Diniah; Lely Wahyuniar; Susianto Susianto; Aditiya Puspanegara; Hamdan Hamdan; Cecep Heriana
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v11i2.204

Abstract

Indonesia memiliki kasus terbanyak ke-2 didunia. Sebanyak 32% kasus TBC tercatat sebagai un-reach atau detected but un-notified. Berdasarkan kegiatan pemberdayaan investigasi kontak masih ada sekitar 54% terduga TBC yang tidak melakukan pemeriksaan TBC di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) setelah dirujuk. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pemeriksaan ke fasyankes adalah karakteristik individu terduga TBC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan karakteristik individu yang mempengaruhi perilaku pemeriksaan ke fasyankes pada terduga TBC. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 426 responden. Sampel dalam penelitian ini bersifat probability sampling. Dengan teknik pengambilan sampel proportional random sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner online dengan google form Analisis yang digunakan adalah analisis chi-square dan multiple logistik berganda dengan nilai siginifikansi 95 %. Hasil penelitian menunjukan terdapat 56,6 % terduga TBC yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan (fasyankes). Sebagian besar terduga yang tidak melakukan pemeriksaan yaitu memiliki latar belakang pendidikan SMP (30,3 %) dan tidak bekerja (47,7%). Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku pemeriksaan TBC ke fasyankes adalah pendidikan (OR: 1,981; 95 % CI: 1,181-3,325; p 0,010), pekerjaan (OR: 1,738; 95 % CI: 1,1140-2,681; p 0,010), dan suku (OR: 0,382; 95 % CI: 0,159-0,916; p 0,031). Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku pemeriksaan pada terduga TBC adalah pendidikan, pekerjaan dan suku. Oleh karena itu, dalam program penemuan kasus perlu difokuskan pada masyarakat yang berlatar belakang pendidikan rendah, masyarakat yang tidak bekerja dan masyarakat yang berasal dari suku jawa.